Anda di halaman 1dari 84

Ruang 11

SKENARIO 2
Gangguan Gastrointestinal,
Hepatobilier & Pankreas

Prof.Dr.dr.Freddy W. Wagey, Sp.OG(K)


Anggota Kelompok
WAHYU KUSUMA AJHIE 210111010102
YOHANA DENMEI ESTER PURBA 210111010103
BENEDICT CHRISTIAN SITANGGANG 210111010104
CHRISTIAN HAMONANGAN SILALAHI 210111010105
EVANGELIN CHRISANTY KURNIAWAN 210111010106
FRALKY GABRIEL MARSELINO MARAMIS 210111010107
GABRIELA CHRISTINA 210111010108
GEMI NASTITI 210111010109
GENIA ABIGAIL MANUELA PAAT 210111010110
HENDRO HASEA PANGGABEAN 210111010111

SKENARIO
Seorang laki-laki usia 55 tahun datang ke RS dengan keluhan
utama buang air besar berwarna hitam sejak 3 hari sebelum
masuk RS. Sebelumnya pasien sering mengeluh mual, muntah, dan
nyeri ulu hati yang hilang timbul dan bertambah hebat setelah
pasien mengkonsumsi makanan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 88x/menit,
Respirasi 18x/menit dan suhu badan 36,7°C. Pasien mempunyai
riwayat asam urat dan jarang kontrol ke puskesmas dan sering
konsumsi obat warung untuk mengatasi nyerinya.
DAFTAR PERTANYAAN
1. Bagaimana anamnesis pada kasus ini? Apa
saja yang perlu ditanyakan?
2. Pemeriksaan fisik apa yang diperlukan?
3. Pemeriksaan Penunjang apa yang diperlukan?
4. Apa diagnosis dan diagnosis banding pada
kasus?
5. Bagaimana penatalaksanaaan pasien pada
kasus?
LEARNING OBJECTIVES
1. Mahasiswa dapat menjelaskan anamnesis dari kasus ini.
2. Mahasiswa dapat menguraikan pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan.
3. Mahasiswa dapat menguraikan pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan.
4. Mahasiswa dapat mendiskusikan diagnosis dan diagnosis banding
5. Mahasiswa dapat merincikan etiologi dan faktor resiko pada kasus.
6. Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi pada kasus.
7. Mahasiswa dapat menjelaskan tatalaksana/terapi pada kasus.
8. Mahasiswa dapat memperkirakan komplikasi dan prognosis pada kasus.
9. Mahasiswa dapat menjelaskan epidemiologi pada kasus.
10. Mahasiswa dapat menjelaskan edukasi dan pencegahan pada kasus.
1
Mahasiswa mampu menjelaskan
anamnesis pada kasus
Identitas Pasien

Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)

Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)

Riwayat Kesehatan Keluarga

Riwayat Sosial dan Ekonomi

Referensi:
Komunikasi dan Pemeriksaan Fisik Umum. Manado: Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi; 2022.
Usia: 55 tahun
Jenis kelamin: Laki-laki

?
Nama pasien
Identitas Pasien Alamat
Ras
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Agama
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) Pekerjaan
Status
Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluhan Utama :
Riwayat Sosial dan Ekonomi
BAB Hitam
Keluhan tambahan:
Mual, muntah, nyeri ulu hati
Hilang timbul, bertambah hebat
setelah makan
Keluhan Utama: BAB Hitam
Sejak Kapan Keluhan BAB Hitam dirasakan?
Apakah ada terasa nyeri ketika BAB?
Onset/Kronologis
Seberapa sering? Kapan terakhir kali? apakah
Identitas Pasien terasa lancar atau ada konstipasi?

Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)


Apa warna feses? (hitam)
Bagaimana konsistensi feses? (padat/cair)
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) Kualitas Apakah feses disertai lendir/darah segar?
Bagaimana Bau dari feses? (amis/busuk/asam)
Riwayat Kesehatan Keluarga Apa ada gangguan BAK?

Riwayat Sosial dan Ekonomi

Kuantitas Seberapa banyak feses ketika BAB?


Keluhan Utama:BAB Hitam

Apakah ada faktor-faktor yang memperberat


Identitas Pasien Faktor Pemberat
keluhan?

Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)

Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)


Apakah ada faktor-faktor yang memperingan
Faktor Peringan keluhan?
Riwayat Kesehatan Keluarga
Apa dampak dari tindakan tersebut?

Riwayat Sosial dan Ekonomi

Keluhan yang Ada keluhan tambahan? (mual,muntah,nyeri ulu


menyertai hati)
Keluhan Lainnya: Sejak kapan keluhan dirasakan? Seberapa
Mual, Muntah, Nyeri Ulu Hati Sering?
Apakah mual dan muntah dirasakan sesudah
atau sebelum makan?
Mual dan Muntah Apa warna muntah?
Bagaimana konsistensi dan bau muntahan?
Seberapa banyak muntahan?
Apakah muntahan disertai makanan atau cuma
Identitas Pasien berupa cairan?

Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)


Sejak kapan keluhan dirasakan? Seberapa
sering?
Bagaimana nyeri terasa apakah hilang timbul
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
atau menetap? (hilang timbul)
Apa Nyeri dirasakansetelah atau sebelum
Riwayat Kesehatan Keluarga Nyeri Ulu Hati
makan?
Bagaimana sensasi nyeri? Dari skala 1-10 berapa
Riwayat Sosial dan Ekonomi
intensitas nyeri?
Apakah nyeri terasa menjalar?Jika ya, kearah
mana penjalarannya?

Apakah ada penurunan berat badan?


Lainnya
Apakah nafsu makan lancar?
Apakah bapak pernah memiliki keluhan seperti
ini sebelumnya?
Identitas Pasien Apakah pernah atau saat ini sedang menderita
suatu penyakit? (pasien saat ini menderita
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
asam urat)
Apakah bapak pernah atau sekarang sedang
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
mengonsumsi obat tertentu?
Riwayat Kesehatan Keluarga
Jika sedang mengonsumsi obat, obat apa, dan
seberapa sering? (konsumsi obat warung,
Riwayat Sosial dan Ekonomi curiga obat pereda nyeri/NSAID)
Apakah ada riwayat pembedahan?
Apakah ada riwayat alergi?
Identitas Pasien

Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)


Apakah ada anggota keluarga yang
memiliki keluhan serupa?
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) Apakah dalam keluarga ada yang
mengidap suatu penyakit tertentu
Riwayat Kesehatan Keluarga
(penyakit genetik)?

Riwayat Sosial dan Ekonomi


Apa pendidikan terakhir bapak?
Ekonomi Apa pekerjaan bapak?
Apakah bapak sudah berkeluarga?

Bagaimana kondisi lingkungan tempat tinggal


Identitas Pasien
bapak?
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) Bagaimana sanitasi dan kebersihan dari
Lingkungan Tempat

lingkungan tempat tinggal?


Tinggal
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) Darimana sumber air di rumah?
Bagaimana cara persiapan makanan?
Riwayat Kesehatan Keluarga
Bagaimana pengolahan sampah di rumah?

Riwayat Sosial dan Ekonomi


Bagaimana asupan makanan bapak sehari-hari?
Bagaimana kebiasaan makan dan minum bapak?
Apakah bapak merokok atau mengonsumsi
Lain-lain alkohol?
Apakah akhir-akhir ini beristirahat cukup?
Apakah memiliki riwayat bepergian ke suatu
tempat?
2
Mahasiswa mampu menjelaskan
pemeriksaan fisik pada kasus
1. Pemeriksaan Kondisi Umum
Pasien datang dengan keluhan BAB hitam dan keluhan
penyerta yaitu sering mual, muntah, dan nyeri ulu hati
yang hilang timbul.

2. Pemeriksaan Tanda Vital


Pada Skenario

Tanda Vital Hasil Keterangan

Suhu 36.7 C Normal

Tekanan Darah 110/70 mmHg Normal

Nadi 88x/menit Normal

Respirasi 18x/menit Normal

Takikardi dan Hipotensi dapat terjadi


Referensi :
Cleveland Clinic : Peptic Ulcer Disease. 2020.
C.Michael Gibson, M.D. Peptic Ulcer Physical Examination.
Elsevier Point Of Care. Clinical Overview : Peptic Ulcer Disease. 2022.
3. Pemeriksaan Head To Toe
Regio Kepala
Mata
(+) Konjungtiva Anemis
Telinga, Hidung, Mulut.

Regio Servikal
KGB, Tekanan Vena Jugularis, Kelenjar Tiroid, Pergerakan Leher.

Regio Thorax
Inspeksi Perkusi
(-) Asimetris Sonor
(-) Hematom Auskultasi
Palpasi Bunyi Pernapasan: Vesikuler
(-) Massa tumor (-) Wheezing
(-) Nyeri tekan (-) Ronkhi
Vocal fremitus (ka=ki)
Referensi :
Cleveland Clinic : Peptic Ulcer Disease. 2020.
C.Michael Gibson, M.D. Peptic Ulcer Physical Examination.
Elsevier Point Of Care. Clinical Overview : Peptic Ulcer Disease. 2022.
Regio Abdomen
1. Inspeksi 2. Auskultasi
(-) Asimetris Penurunan bising usus
Peningkatan Lingkar Perut
4. Perkusi
3. Palpasi (+) Nyeri pada regio hipokondrium
(+) Nyeri tekan pada regio hipokondrium kiri dan epigastrium
kiri dan epigastrium

Referensi :
Cleveland Clinic : Peptic Ulcer Disease. 2020.
C.Michael Gibson, M.D. Peptic Ulcer Physical Examination.
Elsevier Point Of Care. Clinical Overview : Peptic Ulcer Disease. 2022.
Pemeriksaan Ekstremitas
Kulit
Turgor kulit baik
(-) Edema
(-) Pucat

4. Status Gizi
Kehilangan selera makan
Penurunan berat badan
IMT

Referensi :
Cleveland Clinic : Peptic Ulcer Disease. 2020.
C.Michael Gibson, M.D. Peptic Ulcer Physical Examination.
Elsevier Point Of Care. Clinical Overview : Peptic Ulcer Disease. 2022.
3
Mahasiswa mampu menjelaskan
pemeriksaan penunjang pada kasus
Pemeriksaan Darah Lengkap
Hasil
Pemeriksaan Normal Keterangan
Pemeriksaan

Hemoglobin (Hb) 12 - 14 g/dL 12,2 g/dL Normal

Leukosit 5.000 - 14.000 /mm^3 9.500 /mm^3 Normal

Eritrosit 4 - 5 (10^6)/mm^3 4.300.000 /mm^3 Normal

Trombosit 150.000 - 400.000 /mm^3 330.000 /mm^3 Normal

Hematokrit 40 - 50 % 45 % Normal

Kesan : Normal
Pemeriksaan Feses
Hasil Pemeriksaan:
feses berwarna hitam.

Kesan: (+) luka pada saluran pencernaan.


Pemeriksaan Endoskopi
Prosedur non-bedah yang digunakan untuk
memeriksa saluran pencernaan.
Hasil Pemeriksaan:
Terdapat Ulkus pada Lambung dengan ukuran 0,4 cm

Pembengkakan
Ulkus

Kesan : (+) Ulcus Gastric


Pemeriksaan Biopsi
Prosedur medis yang melibatkan
pengambilan sampel kecil jaringan .

Rapid Urease PCR


Rapid Urease Test
Inkubasi biopsi lambung dalam larutan urea yang mengandung
indikator pH fenol merah.

Hasil Pemeriksaan:
(-) Perubahan warna pada larutan.
Kesan: (-) Bakteri Helicobacteri Pylori
PCR
Teknik amplifikasi DNA yang menggunakan produksi yang sangat cepat dari kode
multipel dari urutan dna target untuk mengidentifikasi H. pylori.

Positif

Negatif

Hasil Pemeriksaan:
Hanya garis merah pada control tes PCR.
Kesan: (-) Bakteri Helicobacter Pilory
Urea Breath Test
Uji Napas Urea Untuk Deteksi Helicobacter pylori.

Hasil Pemeriksaan: (-)


Kesan: (-) Bakteri Helicobacter Pylori
Radiologi: Rontgen
Metode menghasilkan gambaran jaringan internal, tulang, dan organ
menggunakan radiasi gelombang elektromagnetik.
Hasil Pemeriksaan:
Terdapat Ulkus pada Lambung

Kesan: (+) Ulcus Gastric


Radiologi: USG
Metode pencitraan yang menggunakan gelombang suara untuk
menghasilkan gambar struktur di dalam tubuh Anda.
Hasil Pemeriksaan:
Terdapat penebalan hypoechonic dengan penekanan mukosa lambung

Kesan: (+) Ulcus Gastric


4
Mahasiswa Mampu Menjelaskan Diagnosis
dan Diagnosis Banding pada Kasus
Anamnesis
Buang air besar bewarna hitam (Melena)
Mual
Muntah
Nyeri ulu hati yang hilang timbul
Nyeri bertambah hebat setelah makan
Konsumsi obat warung untuk mengatasi

nyerinya(curiga obat NSAID)


Temuan Klinis
Pemeriksaan Fisik

TD: 110/70 mmHg (normal)


RR: 18x/menit (normal)
Nadi: 88x/menit (normal)
Suhu: 36.7 C (normal)
Nyeri tekan regio hipokondrium kiri dan
epigastrium
Temuan Klinis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah Lengkap
Normal
Pemeriksaan Feses
Feses Hitam
Pemeriksaan Esophagogastroduodenoscopy
(+) ulkus pada lambung
Pemeriksaan PCR
(-) DNA Helicobacter Pylori
Pemeriksaan Urease
(-) Perubahan Warna
Pemeriksaan Urea Breath Test
(-) Peningkatan Kadar CO2
DIAGNOSIS UTAMA

Ulkus Gastric e.c NSAID


Ulkus gaster dapat terjadi akibat modifikasi antara unsur agresif dan unsur
defensif. Penurunan unsur defensif dapat menyebabkan lesi pada mukosa
gaster karena tidak adanya unsur yang melindungi mukosa gaster dari unsur
agresif. Penggunaan NSAID dalam jangka panjang merupakan salah satu
faktor agresif yang dapat menyebabkan ulkus gaster
DIAGNOSIS BANDING
Penyakit Keterangan

Fitur termasuk kepenuhan postprandial, cepat


Dispepsia kenyang, dan nyeri epigastrium dan terbakar
fungsional / Dibedakan dari penyakit ulkus peptikum berdasarkan
Gastritis anamnesis dan temuan endoskopik
Komplikasi : perdarahan GI, perforasi

Penyakit refluks Endoskopi dapat menentukan ada atau tidaknya


esofagitis, esofagus Barrett, neoplasia, dan striktur
gastroesofageal
esofagus
(GERD) di
Dibedakan dari penyakit ulkus peptikum
orang dewasa berdasarkan anamnesis dan temuan endoskopik
5
Mahasiswa mampu menjelaskan
Etiologi dan Faktor Risiko pada kasus
Etiologi

Infeksi Non-steroidal
Helicobacter anti-inflammatory
pylory drugs (NSAID)

Referensi:
Kempenich, J. W., & Sirinek, K. R. (2018). Acid Peptic Disease. The Surgical clinics of North America, 98(5), 933–9443
Lau, J. Y., Sung, J., Hill, C., Henderson, C., Howden, C. W., & Metz, D. C. (2011). Systematic review of the epidemiology of complicated peptic ulcer disease: incidence, recurrence, risk
factors and mortality. Digestion, 84(2), 102–1138
Faktor Resiko

Faktor yg mempertahankan Kokain dan kondisi


mukosa gastroduodenal methamphetamine HIpersekresi Asam

Stress Usia &Jenis Kelamin Rokok & Alkohol

Referensi:
Ferri, Fred F., MD. Updated January 1, 2022. © 2022.
6
Mahasiswa mampu menjelaskan
patofisiologi pada kasus
Patofisiologi
Ulkus Gaster -- NSAID
Obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID)
--> Menghambat enzim siklooksigenase (COX)
--> Sintesis Prostaglandin
--> Inflamasi
Mukosa lambung mudah rusak
Melalui 4 tahap, yaitu :
1. Menurunnya sekresi mukus dan bikarbona
2. Terganggunya sekresi asam dan proliferasi sel-sel
mukosa
3. Berkurangnya aliran darah mukosa
4. Kerusakan mikrovaskuler yang di perberat oleh
kerjasama trombosit dan mekanisme koagulasi

Referensi:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid I,II,II edisi VI. Jakarta : Interna Publishing; 2014.
Patofisiologi
Ulkus Gaster -- NSAID
Lubang kecil di mukosa
---> Dasarnya bersih
Jaringan luka / parut
Tukak --> Nyeri ulu hati (epigastrium)
--> >> Setelah mengkonsumsi makanan
--> Penurunan berat badan

Referensi:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid I,II,II edisi VI. Jakarta : Interna Publishing; 2014.
Patofisiologi

Terjadi perdarahan pada tukak


--> Feses berwarna hitam (melena)

Referensi
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid I,II,II edisi VI. Jakarta : Interna Publishing; 2014.:
Patofisiologi

Mual dan Muntah

Referensi:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid I,II,II edisi VI. Jakarta : Interna Publishing; 2014.
7
Mahasiswa mampu menjelaskan
tatalaksana/terapi pada kasus
Tujuan
Menghilangkan keluhan/symptoms

Menyembuhkan/memperbaiki tukak

Mencegah kekambuhan/rekurensi

Mencegah komplikasi

Menyingkirkan keganasan

Referensi:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. InternaPublishing: Jakarta Pusat; 2014.
MEDIKAMENTOSA NON-
MEDIKAMENTOSA
Antasida Istirahat
Sukralfat Menghindari merokok
Antagonis Reseptor H2 Diet
Proton Pump Inhibitors
(PPI)

Referensi:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. InternaPublishing: Jakarta Pusat; 2014.
MEDIKAMENTOSA
Antasida
Mekanisme: Tujuan:
Menghilangkan keluhan dispepsia
dengan menetralisir asam
Dosis:
3x1 tablet (3 jam setelah makan)

PROMAG DEXANTA
CaCO3 800 mg Al(OH)3 200 mg

Mg(OH)2 165 mg Mg(OH)2 200 mg

Referensi:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. InternaPublishing: Jakarta Pusat; 2014.
MEDIKAMENTOSA
Sukralfat
Tujuan: Efek Samping:
Menambah sekresi bikarbonat dan mucus Konstipasi
(agen protektif) sehingga mengurangi rasa Dosis:
sakit pasien 4x1 gr/hr
Mekanisme:
INPEPSA MUCOGARD ULSICRAL
Pelepasan kutub aluminium hidroksida Susp 500 mg Susp 500 mg

Berikatan dengan kutub positif molekul Botol 100 ml Tab 500 mg


Botol 200 ml Botol susp


protein 500 mg/mL

Membentuk fisikokemikal pada dasar


tukak yang melindungi tukak dari pengaruh
asam dan pepsin

Referensi:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. InternaPublishing: Jakarta Pusat; 2014.
MEDIKAMENTOSA
Proton Pump Inhibitors (PPI)
Tujuan:
Mencegah pengeluaran HCl dan rasa sakit
pada pasien
Efek Samping:
Tumor karsinoid (penggunaan jangka
panjang)
Kenaikan gastrin darah

OMEPRAZOLE LANSOPRAZOLE PANTOPRAZOLE


Dosis: 2x20 mg/hr
dS

Dosis: 2x40 mg/hr Dosis: 2x40 mg/hr


Sediaan: Kaps 20 mg, Sediaan: Kaps 15-30 Sediaan: Tab 20-40
Vial 40 mg mg, Injeksi 40 mg mg, Vial 40 mg

Referensi:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. InternaPublishing: Jakarta Pusat; 2014.
MEDIKAMENTOSA
Antagonis Reseptor H2
Tujuan:
Mencegah pengeluaran HCl dan rasa sakit pada pasien
Efek Samping: (sangat kecil)
Agranulositosis
Pansitopenia
Neutropenia
Anemia
Trombositopenia

CIMETIDINE RANITIDINE

Dosis: 2x400 mg
dS

Dosis: 1x300 mg/2x150 mg


Sediaan: Sediaan:
Tab 200 mg dan 400 mg Tab 150 mg

Referensi:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. InternaPublishing: Jakarta Pusat; 2014.
NON-MEDIKAMENTOSA

Hindari Istirahat
Diet merokok
Hindari makan asam: Secara umum, pengobatan
Agar proses
cabai, alkohol, jeruk, rawat jalan kecuali terdapat
penyembuhan tukak
soda, kopi, dan OAINS. komplikasi
cepat
Makan makanan lunak.

Referensi:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. InternaPublishing: Jakarta Pusat; 2014.
8
Mahasiswa mampu memperkirakan
komplikasi & prognosis pada kasus
Komplikasi
Pendarahan Gastorintestinal
Dapat bermanifestasi dengan anemia, sinkop, hematemesis (muntah darah
atau emesis bubuk kopi) dan/atau melena atau hematochezia.
Perdarahan gastrointestinal adalah komplikasi yang paling umum dari penyakit
ulkus peptikum; terjadi pada hingga 20% pasien; tingkat kematian kasus adalah
5% hingga 10%
Pasien harus distabilkan, diresusitasi cairan, dimulai dengan penghambat
pompa proton intravena, dan dievaluasi untuk kebutuhan transfusi darah
Konsultasi gastroenterologi segera diindikasikan, dengan evaluasi endoskopi
direkomendasikan dalam waktu 24 jam setelah presentasi

Referensi:
Elizabeth M. Alderman, MDCLINICAL OVERVIEW Peptic Ulcer Disease ;Elsevier Point of Care.2022
Komplikasi
Perforated ulcer (ulkus berlubang)

Menyebabkan nyeri dan kekakuan perut yang tiba-tiba; berkembang menjadi


peritonitis dan sepsis. Antara 2% dan 14% ulkus peptik mengalami perforasi;
Resiko seumur hidup perforasi pada pasien dengan penyakit ulkus peptikum
adalah sekitar 5%
Pasien-pasien ini sering hadir dalam keadaan ekstrem dengan demam,
takikardia, dehidrasi, dan temuan perut kaku dan rebound karena peritonitis
kimiawi.
Pada pasien dengan karakteristik perut akut dari ulkus perforasi, dapatkan CT
scan sebagai studi awal; jika CT tidak segera tersedia, dapatkan radiografi
dada dan perut untuk mengevaluasi rongga udara perut

Referensi:
Elizabeth M. Alderman, MDCLINICAL OVERVIEW Peptic Ulcer Disease ;Elsevier Point of Care.2022
Komplikasi
Perforated ulcer (ulkus berlubang)

Sensitivitas CT scan untuk ulkus perforasi dilaporkan lebih dari 98%;


sensitivitas film biasa adalah 75%
Tukak peptik berlubang adalah keadaan darurat bedah; pasien harus
distabilkan dan diresusitasi, segera dimulai dengan antibiotik intravena
spektrum luas dan penghambat pompa proton, dan segera dievaluasi oleh
ahli bedah
Terkait dengan kematian hingga 30% dalam 90 hari; menyumbang lebih dari
sepertiga dari semua kematian dan merupakan penyebab utama kematian
yang terkait dengan penyakit tukak lambung

Referensi:
Elizabeth M. Alderman, MDCLINICAL OVERVIEW Peptic Ulcer Disease ;Elsevier Point of Care.2022
Gastritis and Peptic Ulcer Disease ;Kyle Vincent MD; Conn's Current Therapy 2022
Komplikasi
Gastric outlet obstruction (Obstruksi saluran keluar lambung)

Menyebabkan cepat kenyang, kembung, anoreksia, perut kembung, mual,


muntah, sakit perut, dan penurunan berat badan
Terkait dengan 5% hingga 8% komplikasi terkait penyakit tukak lambung di
negara maju
Sebagian besar obstruksi saluran lambung berhubungan dengan keganasan;
penyakit ulkus peptikum menyumbang 5% dari kasus

CT scan dapat memastikan diagnosis


Pasien harus diresusitasi cairan dan didekompresi melalui selang nasogastrik
konsultasi bedah mungkin diperlukan jika obstruksi berlanjut

Referensi:
Elizabeth M. Alderman, MDCLINICAL OVERVIEW Peptic Ulcer Disease ;Elsevier Point of Care.2022
Komplikasi
Gastric malignancy (terkait dengan kanker lambung)

Dapat hadir dengan dispepsia dengan disertai penurunan berat badan yang
tidak diinginkan, disfagia, muntah terus-menerus, massa perut, limfadenopati,
atau bukti perdarahan / anemia, disarankan oleh pencitraan perut, atau
bermanifestasi dengan komplikasi terkait seperti obstruksi lambung
Endoskopi dengan visualisasi dan biopsi lesi memastikan diagnosis
Infeksi Helicobacter pylori telah diidentifikasi sebagai faktor risiko utama
untuk kanker lambung, terlibat dalam setidaknya 75% sampai 90% kasus
Kanker lambung berkembang pada sekitar 5% pasien yang terinfeksi
Helicobacter pylori selama 10 tahun

Referensi:
Referensi:

Elizabeth M. Alderman, MDCLINICAL OVERVIEW Peptic Ulcer Disease ;Elsevier Point of Care.2022
Komplikasi

Gastric malignancy (terkait dengan kanker lambung)

Pemberantasan Helicobacter pylori dikaitkan dengan


pengurangan risiko kanker lambung, diperkirakan sekitar 34% dan
mungkin jauh lebih tinggi jika diobati dini
Mekanisme onkogenesis yang tepat tidak jelas tetapi diyakini
karena interaksi yang kompleks antara faktor bakteri, inang, dan
lingkungan

Referensi:
Elizabeth M. Alderman, MDCLINICAL OVERVIEW Peptic Ulcer Disease ;Elsevier Point of Care.2022
Prognosis

Setelah perawatan yang memadai, hasilnya biasanya sangat baik.


Kematian terkait penyakit tergantung pada kondisi umum pasien, komorbiditas medis utama,
Kekambuhan
dan luasnya ulkus
komplikasi dapat
terkait dicegah
penyakit dengan
seperti menjaga
perdarahan, kebersihan
perforasi, yang baik dan
dan keganasan.
menghindari alkohol, merokok, dan NSAID. Sayangnya, kekambuhan sering terjadi
dengan angka melebihi 60% pada beberaps kasus. Perforasi lambung yang
Tingkat mortalitas
diinduksi yangterjadi
NSAID terkaitpada
dengan perdarahan
tingkat ulkus
0,3% per peptikper
pasien umumnya
tahun. rendah
Namun,(kurang
tidak dari
5%) dalamdiseri
seperti kasus
masa besar
lalu, terbaru,
angka kemungkinan
kematian lebih ditingkatkan
akibat penyakit dalamtelah
tukak lambung beberapa tahun
menurun
terakhir dengan kemajuan dalam pengobatan.
secara signifikan.

Referensi:
Elizabeth M. Alderman, MDCLINICAL OVERVIEW Peptic Ulcer Disease ;Elsevier Point of Care.2022
Peptic Ulcer Disease;Malik TF, Gnanapandithan K, Singh K.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534792/
Perforasi ulkus peptik dikaitkan dengan angka kematian 10% sampai 30%
tergantung pada faktor pasien, lokasi ulkus, dan penyakit penyerta lainnya

Regimen pengobatan lini pertama Helicobacter pylori memiliki tingkat pemberantasan 80%
Kematian terkait penyakit tergantung pada kondisi umum pasien, komorbiditas
sampai 90% atau lebih, dengan penyembuhan ulkus yang dihasilkan pada penyakit ulkus terkait
medis utama, dan luasnya komplikasi terkait penyakit seperti perdarahan,
Helicobacter pylori, sementara penghentian NSAID dan terapi inhibitor pompa proton
perforasi, dan keganasan.
menyebabkan penyembuhan ulkus pada 85% dari NSAID terkait
Tingkat mortalitas yang terkait dengan perdarahan ulkus peptik umumnya rendah
(kurang dari 5%) dalam seri kasus besar terbaru, kemungkinan lebih ditingkatkan
dalam beberapa tahun terakhir dengan kemajuan dalam pengobatan.

Referensi:
Elizabeth M. Alderman, MDCLINICAL OVERVIEW Peptic Ulcer Disease ;Elsevier Point of Care.2022
9
Mahasiswa mampu menjelaskan
epidemiologi pada kasus
Global
Ulkus gaster tersebar di seluruh dunia dengan prevalensi berbeda tergantung
pada sosial ekonomi, demografi, dijumpai lebih banyak pada pria meningkat
pada usia lanjut dan kelompok sosial ekonomi rendah dengan puncak pada
dekade keenam.
Prevalensi ulkus peptikum di Iran yaitu 8,2% (ulkus gaster: 3,26% dan ulkus
duodenum: 4,94%)
Prevalensi ulkus peptikum di Eropa sebesar 4,1% (ulkus gaster: 2,0%; ulkus
duodenum: 2,1%), hingga 6,2% (ulkus gaster: 2,3%; ulkus duodenum: 3,9%)
Proporsi pasien dengan diagnosis ulkus peptikum di Korea Selatan 5,4%.
Sementara data dari Cina, India, dan Malaysia, tiga negara berkembang di
kawasan Asia, menunjukkan proporsi ulkus gaster: 6,1% dan ulkus duodenum:
13,3%; 8,8%; dan 9,5% secara berturut-turut.

Referensi:
Rahma LAN. Proporsi penderita tukak peptic di Rumah Sakit Haji Jakarta tahun 2015-2018. Fakultas Kedokteran Uin Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2018.
Barazandeh F. Epidemiology of peptic ulcer disease: endoscopic results of a systematic investigation in iran. Middle East J Dig Dis, 2012.
Indonesia

Prevalensi ulkus peptikum di Indonesia pada beberapa penelitian


ditemukan antara 6-15% terutama pada usia 20-50 tahun
Menurut data terakhir WHO yang dipublikasikan Mei 2014, kematian
akibat penyakit ulkus peptikum di Indonesia mencapai 1.081 atau
0,08% dari total kematian
Pada tahun 2005 sampai 2008, penyakit ulkus gaster menduduki
peringkat ke-10 dalam kategori kematian pada kelompok umur 45-
54 tahun pada laki-laki menurut BPPK Depkes pada tahun 2008

Referensi:
Rahma LAN. Proporsi penderita tukak peptic di Rumah Sakit Haji Jakarta tahun 2015-2018. Fakultas Kedokteran Uin Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2018.
Raehana NS. Efek gastroprotektif pemberian rimpang kunyit dari ulkus lambung yang diinduksi oleh NSAID. Jurnal Medika Hutama 2021;2(4).
Indonesia
Berdasarkan hasil pemeriksaan di RS Pendidikan di Makassar, prevalensi ulkus
duodenum sebanyak 14%, ulkus duodenum dan ulkus lambung 5%. Usia
terbanyak antara 45-65 tahun dan perbandingan antara laki-laki dan perempuan
2:1
Berdasarkan penelitian di RS Haji Jakarta selama periode Januari 2015 s.d. April
2018,
Proporsi ulkus peptikum adalah 16 dari 112 subjek (14,3%)
Lebih banyak pada laki-laki dengan persentase 75%
Paling banyak pada kelompok usia 46 tahun ke atas (68,75%)
81,3% subjek dengan ulkus peptikum memiliki riwayat mengonsumsi OAINS
Asam mefenamat menjadi jenis OAINS yang paling banyak digunakan dengan
persentase 41,2%

Referensi:
Rahma LAN. Proporsi penderita tukak peptic di Rumah Sakit Haji Jakarta tahun 2015-2018. Fakultas Kedokteran Uin Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2018.
Manado

Berdasarkan hasil penelitian di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado


periode Juni 2013-Juni 2015 didapatkan kesimpulan bahwa pada
kasus perdarahan SCBA, ulkus peptikum merupakan penyebab
terbanyak, tersering pada kelompok usia 56-65 tahun dan jenis
kelamin laki-laki

Referensi:
Effendi J, Waleleng BJ, Sugeng C. Profil pasien perdarahan saluran cerna bagian atas yang dirawat di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado periode 2013-2015. Jurnal e-Clinic (eCl) 2016;4(2).
Manado

Referensi:
Effendi J, Waleleng BJ, Sugeng C. Profil pasien perdarahan saluran cerna bagian atas yang dirawat di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado periode 2013-2015. Jurnal e-Clinic (eCl) 2016;4(2).
Manado

Referensi:
Effendi J, Waleleng BJ, Sugeng C. Profil pasien perdarahan saluran cerna bagian atas yang dirawat di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado periode 2013-2015. Jurnal e-Clinic (eCl) 2016;4(2).
10
Mahasiswa mampu menjelaskan edukasi
dan pencegahan pada kasus
Edukasi

Edukasi yang dapat dilakukan untuk mencegah


ulkus gaster di antaranya adalah edukasi diet,
manajemen stres, dan modifikasi gaya hidup.
Edukasi
Berdasarkan etiologi, ulkus gaster dapat
disebabkan oleh infeksi H.pylori atau
penggunaan obat NSAID dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, penting untuk mengedukasi
pasien tentang pencegahan infeksi dan juga
kontrol serta modifikasi gaya hidup.
Edukasi
Batasi Konsumsi NSAID
Jika memerlukan bantuan pereda nyeri dan perlu mengkonsumsi anti-
inflamasi aspirin atau NSAID, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

Konsultasikan dengan dokter tentang keluhan yang dialami dan obat


yang akan dikonsumsi
Coba NSAID yang berbeda, yang lebih mudah diterima oleh lambung,
hal ini dapat dikonsultasikan dengan dokter
Kurangi dosis dari minum obat
Ganti obat lain
Edukasi

Modifikasi gaya hidup


Modifikasi gaya hidup seperti stop merokok dan stop konsumsi

alhokol.Kebiasaan merokok dapat memperlambat penyembuhan

ulkus.
Edukasi

Kelola Stres dengan Baik


Salah satu faktor risiko ulkus adalah terlalu stres atau merasa
tertekan. Maka dari itu penting untuk selalu mengelola stres dengan
baik agar tehindar dari penyakit ini. Biasakan juga untuk melakukan
aktivitas fisik secukupnya agar terhindar dari stres.
Pencegahan

Pola Makan
Hindari juga kosumsi makanan yag terlalu pedas, makanan asam,
serta makanan berlemak. Penting untuk diingatkan makan tepat waktu
minimal 3 kali sehari. Pola makan yang teratur membentuk pola
produksi asam lambung yang lebih teratur. Hal ini dapat mencegah
terjadinya ulkus. Asupan nutrisi dari makanan juga perlu diperhatikan.
Pencegahan

Pencegahan Infeksi
Upaya pencegahan infeksi H.pylori dapat dilakukan dengan menjaga
kebersihan tubuh, mencegah penularan dengan penggunaan alat
makan bersama, dan cuci tangan yang bersih. Kebersihan merupakan
faktor penting dalam transmisi H.pylori.
HANK YOU
T !
List Pertanyaan

1. Apakah penggunaan NSAID dilanjutkan, dikurangi, ataukah diganti?


2. Mengapa diberikan PPI dibandingkan antagonis reseptor H2?
3. Apakah pada pemeriksaan penunjang dapat memberikan hasil
negatif palsu, mengapa?
Pertanyaan 1
1. Apakah penggunaan NSAID dilanjutkan, dikurangi, ataukah diganti?
OAINS menghambat enzim siklooksigenase, meningkatkan sekresi HCL
dan membentuk ulkus.
Bisa diganti obat lainnya.
Pertanyaan 2
2.
Pertanyaan 3
3.
Pertanyaan 4
4.
Pertanyaan 5
5.

Anda mungkin juga menyukai