SKENARIO 2
Gangguan Gastrointestinal,
Hepatobilier & Pankreas
SKENARIO
Seorang laki-laki usia 55 tahun datang ke RS dengan keluhan
utama buang air besar berwarna hitam sejak 3 hari sebelum
masuk RS. Sebelumnya pasien sering mengeluh mual, muntah, dan
nyeri ulu hati yang hilang timbul dan bertambah hebat setelah
pasien mengkonsumsi makanan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 88x/menit,
Respirasi 18x/menit dan suhu badan 36,7°C. Pasien mempunyai
riwayat asam urat dan jarang kontrol ke puskesmas dan sering
konsumsi obat warung untuk mengatasi nyerinya.
DAFTAR PERTANYAAN
1. Bagaimana anamnesis pada kasus ini? Apa
saja yang perlu ditanyakan?
2. Pemeriksaan fisik apa yang diperlukan?
3. Pemeriksaan Penunjang apa yang diperlukan?
4. Apa diagnosis dan diagnosis banding pada
kasus?
5. Bagaimana penatalaksanaaan pasien pada
kasus?
LEARNING OBJECTIVES
1. Mahasiswa dapat menjelaskan anamnesis dari kasus ini.
2. Mahasiswa dapat menguraikan pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan.
3. Mahasiswa dapat menguraikan pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan.
4. Mahasiswa dapat mendiskusikan diagnosis dan diagnosis banding
5. Mahasiswa dapat merincikan etiologi dan faktor resiko pada kasus.
6. Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi pada kasus.
7. Mahasiswa dapat menjelaskan tatalaksana/terapi pada kasus.
8. Mahasiswa dapat memperkirakan komplikasi dan prognosis pada kasus.
9. Mahasiswa dapat menjelaskan epidemiologi pada kasus.
10. Mahasiswa dapat menjelaskan edukasi dan pencegahan pada kasus.
1
Mahasiswa mampu menjelaskan
anamnesis pada kasus
Identitas Pasien
Referensi:
Komunikasi dan Pemeriksaan Fisik Umum. Manado: Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi; 2022.
Usia: 55 tahun
Jenis kelamin: Laki-laki
?
Nama pasien
Identitas Pasien Alamat
Ras
Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Agama
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) Pekerjaan
Status
Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluhan Utama :
Riwayat Sosial dan Ekonomi
BAB Hitam
Keluhan tambahan:
Mual, muntah, nyeri ulu hati
Hilang timbul, bertambah hebat
setelah makan
Keluhan Utama: BAB Hitam
Sejak Kapan Keluhan BAB Hitam dirasakan?
Apakah ada terasa nyeri ketika BAB?
Onset/Kronologis
Seberapa sering? Kapan terakhir kali? apakah
Identitas Pasien terasa lancar atau ada konstipasi?
Regio Servikal
KGB, Tekanan Vena Jugularis, Kelenjar Tiroid, Pergerakan Leher.
Regio Thorax
Inspeksi Perkusi
(-) Asimetris Sonor
(-) Hematom Auskultasi
Palpasi Bunyi Pernapasan: Vesikuler
(-) Massa tumor (-) Wheezing
(-) Nyeri tekan (-) Ronkhi
Vocal fremitus (ka=ki)
Referensi :
Cleveland Clinic : Peptic Ulcer Disease. 2020.
C.Michael Gibson, M.D. Peptic Ulcer Physical Examination.
Elsevier Point Of Care. Clinical Overview : Peptic Ulcer Disease. 2022.
Regio Abdomen
1. Inspeksi 2. Auskultasi
(-) Asimetris Penurunan bising usus
Peningkatan Lingkar Perut
4. Perkusi
3. Palpasi (+) Nyeri pada regio hipokondrium
(+) Nyeri tekan pada regio hipokondrium kiri dan epigastrium
kiri dan epigastrium
Referensi :
Cleveland Clinic : Peptic Ulcer Disease. 2020.
C.Michael Gibson, M.D. Peptic Ulcer Physical Examination.
Elsevier Point Of Care. Clinical Overview : Peptic Ulcer Disease. 2022.
Pemeriksaan Ekstremitas
Kulit
Turgor kulit baik
(-) Edema
(-) Pucat
4. Status Gizi
Kehilangan selera makan
Penurunan berat badan
IMT
Referensi :
Cleveland Clinic : Peptic Ulcer Disease. 2020.
C.Michael Gibson, M.D. Peptic Ulcer Physical Examination.
Elsevier Point Of Care. Clinical Overview : Peptic Ulcer Disease. 2022.
3
Mahasiswa mampu menjelaskan
pemeriksaan penunjang pada kasus
Pemeriksaan Darah Lengkap
Hasil
Pemeriksaan Normal Keterangan
Pemeriksaan
Hematokrit 40 - 50 % 45 % Normal
Kesan : Normal
Pemeriksaan Feses
Hasil Pemeriksaan:
feses berwarna hitam.
Pembengkakan
Ulkus
Hasil Pemeriksaan:
(-) Perubahan warna pada larutan.
Kesan: (-) Bakteri Helicobacteri Pylori
PCR
Teknik amplifikasi DNA yang menggunakan produksi yang sangat cepat dari kode
multipel dari urutan dna target untuk mengidentifikasi H. pylori.
Positif
Negatif
Hasil Pemeriksaan:
Hanya garis merah pada control tes PCR.
Kesan: (-) Bakteri Helicobacter Pilory
Urea Breath Test
Uji Napas Urea Untuk Deteksi Helicobacter pylori.
Infeksi Non-steroidal
Helicobacter anti-inflammatory
pylory drugs (NSAID)
Referensi:
Kempenich, J. W., & Sirinek, K. R. (2018). Acid Peptic Disease. The Surgical clinics of North America, 98(5), 933–9443
Lau, J. Y., Sung, J., Hill, C., Henderson, C., Howden, C. W., & Metz, D. C. (2011). Systematic review of the epidemiology of complicated peptic ulcer disease: incidence, recurrence, risk
factors and mortality. Digestion, 84(2), 102–1138
Faktor Resiko
Referensi:
Ferri, Fred F., MD. Updated January 1, 2022. © 2022.
6
Mahasiswa mampu menjelaskan
patofisiologi pada kasus
Patofisiologi
Ulkus Gaster -- NSAID
Obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID)
--> Menghambat enzim siklooksigenase (COX)
--> Sintesis Prostaglandin
--> Inflamasi
Mukosa lambung mudah rusak
Melalui 4 tahap, yaitu :
1. Menurunnya sekresi mukus dan bikarbona
2. Terganggunya sekresi asam dan proliferasi sel-sel
mukosa
3. Berkurangnya aliran darah mukosa
4. Kerusakan mikrovaskuler yang di perberat oleh
kerjasama trombosit dan mekanisme koagulasi
Referensi:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid I,II,II edisi VI. Jakarta : Interna Publishing; 2014.
Patofisiologi
Ulkus Gaster -- NSAID
Lubang kecil di mukosa
---> Dasarnya bersih
Jaringan luka / parut
Tukak --> Nyeri ulu hati (epigastrium)
--> >> Setelah mengkonsumsi makanan
--> Penurunan berat badan
Referensi:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid I,II,II edisi VI. Jakarta : Interna Publishing; 2014.
Patofisiologi
Referensi
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid I,II,II edisi VI. Jakarta : Interna Publishing; 2014.:
Patofisiologi
Referensi:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid I,II,II edisi VI. Jakarta : Interna Publishing; 2014.
7
Mahasiswa mampu menjelaskan
tatalaksana/terapi pada kasus
Tujuan
Menghilangkan keluhan/symptoms
Menyembuhkan/memperbaiki tukak
Mencegah kekambuhan/rekurensi
Mencegah komplikasi
Menyingkirkan keganasan
Referensi:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. InternaPublishing: Jakarta Pusat; 2014.
MEDIKAMENTOSA NON-
MEDIKAMENTOSA
Antasida Istirahat
Sukralfat Menghindari merokok
Antagonis Reseptor H2 Diet
Proton Pump Inhibitors
(PPI)
Referensi:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. InternaPublishing: Jakarta Pusat; 2014.
MEDIKAMENTOSA
Antasida
Mekanisme: Tujuan:
Menghilangkan keluhan dispepsia
dengan menetralisir asam
Dosis:
3x1 tablet (3 jam setelah makan)
PROMAG DEXANTA
CaCO3 800 mg Al(OH)3 200 mg
Referensi:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. InternaPublishing: Jakarta Pusat; 2014.
MEDIKAMENTOSA
Sukralfat
Tujuan: Efek Samping:
Menambah sekresi bikarbonat dan mucus Konstipasi
(agen protektif) sehingga mengurangi rasa Dosis:
sakit pasien 4x1 gr/hr
Mekanisme:
INPEPSA MUCOGARD ULSICRAL
Pelepasan kutub aluminium hidroksida Susp 500 mg Susp 500 mg
Referensi:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. InternaPublishing: Jakarta Pusat; 2014.
MEDIKAMENTOSA
Proton Pump Inhibitors (PPI)
Tujuan:
Mencegah pengeluaran HCl dan rasa sakit
pada pasien
Efek Samping:
Tumor karsinoid (penggunaan jangka
panjang)
Kenaikan gastrin darah
Referensi:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. InternaPublishing: Jakarta Pusat; 2014.
MEDIKAMENTOSA
Antagonis Reseptor H2
Tujuan:
Mencegah pengeluaran HCl dan rasa sakit pada pasien
Efek Samping: (sangat kecil)
Agranulositosis
Pansitopenia
Neutropenia
Anemia
Trombositopenia
CIMETIDINE RANITIDINE
Dosis: 2x400 mg
dS
Referensi:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. InternaPublishing: Jakarta Pusat; 2014.
NON-MEDIKAMENTOSA
Hindari Istirahat
Diet merokok
Hindari makan asam: Secara umum, pengobatan
Agar proses
cabai, alkohol, jeruk, rawat jalan kecuali terdapat
penyembuhan tukak
soda, kopi, dan OAINS. komplikasi
cepat
Makan makanan lunak.
Referensi:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. InternaPublishing: Jakarta Pusat; 2014.
8
Mahasiswa mampu memperkirakan
komplikasi & prognosis pada kasus
Komplikasi
Pendarahan Gastorintestinal
Dapat bermanifestasi dengan anemia, sinkop, hematemesis (muntah darah
atau emesis bubuk kopi) dan/atau melena atau hematochezia.
Perdarahan gastrointestinal adalah komplikasi yang paling umum dari penyakit
ulkus peptikum; terjadi pada hingga 20% pasien; tingkat kematian kasus adalah
5% hingga 10%
Pasien harus distabilkan, diresusitasi cairan, dimulai dengan penghambat
pompa proton intravena, dan dievaluasi untuk kebutuhan transfusi darah
Konsultasi gastroenterologi segera diindikasikan, dengan evaluasi endoskopi
direkomendasikan dalam waktu 24 jam setelah presentasi
Referensi:
Elizabeth M. Alderman, MDCLINICAL OVERVIEW Peptic Ulcer Disease ;Elsevier Point of Care.2022
Komplikasi
Perforated ulcer (ulkus berlubang)
Referensi:
Elizabeth M. Alderman, MDCLINICAL OVERVIEW Peptic Ulcer Disease ;Elsevier Point of Care.2022
Komplikasi
Perforated ulcer (ulkus berlubang)
Referensi:
Elizabeth M. Alderman, MDCLINICAL OVERVIEW Peptic Ulcer Disease ;Elsevier Point of Care.2022
Gastritis and Peptic Ulcer Disease ;Kyle Vincent MD; Conn's Current Therapy 2022
Komplikasi
Gastric outlet obstruction (Obstruksi saluran keluar lambung)
Referensi:
Elizabeth M. Alderman, MDCLINICAL OVERVIEW Peptic Ulcer Disease ;Elsevier Point of Care.2022
Komplikasi
Gastric malignancy (terkait dengan kanker lambung)
Dapat hadir dengan dispepsia dengan disertai penurunan berat badan yang
tidak diinginkan, disfagia, muntah terus-menerus, massa perut, limfadenopati,
atau bukti perdarahan / anemia, disarankan oleh pencitraan perut, atau
bermanifestasi dengan komplikasi terkait seperti obstruksi lambung
Endoskopi dengan visualisasi dan biopsi lesi memastikan diagnosis
Infeksi Helicobacter pylori telah diidentifikasi sebagai faktor risiko utama
untuk kanker lambung, terlibat dalam setidaknya 75% sampai 90% kasus
Kanker lambung berkembang pada sekitar 5% pasien yang terinfeksi
Helicobacter pylori selama 10 tahun
Referensi:
Referensi:
Elizabeth M. Alderman, MDCLINICAL OVERVIEW Peptic Ulcer Disease ;Elsevier Point of Care.2022
Komplikasi
Referensi:
Elizabeth M. Alderman, MDCLINICAL OVERVIEW Peptic Ulcer Disease ;Elsevier Point of Care.2022
Prognosis
Referensi:
Elizabeth M. Alderman, MDCLINICAL OVERVIEW Peptic Ulcer Disease ;Elsevier Point of Care.2022
Peptic Ulcer Disease;Malik TF, Gnanapandithan K, Singh K.https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534792/
Perforasi ulkus peptik dikaitkan dengan angka kematian 10% sampai 30%
tergantung pada faktor pasien, lokasi ulkus, dan penyakit penyerta lainnya
Regimen pengobatan lini pertama Helicobacter pylori memiliki tingkat pemberantasan 80%
Kematian terkait penyakit tergantung pada kondisi umum pasien, komorbiditas
sampai 90% atau lebih, dengan penyembuhan ulkus yang dihasilkan pada penyakit ulkus terkait
medis utama, dan luasnya komplikasi terkait penyakit seperti perdarahan,
Helicobacter pylori, sementara penghentian NSAID dan terapi inhibitor pompa proton
perforasi, dan keganasan.
menyebabkan penyembuhan ulkus pada 85% dari NSAID terkait
Tingkat mortalitas yang terkait dengan perdarahan ulkus peptik umumnya rendah
(kurang dari 5%) dalam seri kasus besar terbaru, kemungkinan lebih ditingkatkan
dalam beberapa tahun terakhir dengan kemajuan dalam pengobatan.
Referensi:
Elizabeth M. Alderman, MDCLINICAL OVERVIEW Peptic Ulcer Disease ;Elsevier Point of Care.2022
9
Mahasiswa mampu menjelaskan
epidemiologi pada kasus
Global
Ulkus gaster tersebar di seluruh dunia dengan prevalensi berbeda tergantung
pada sosial ekonomi, demografi, dijumpai lebih banyak pada pria meningkat
pada usia lanjut dan kelompok sosial ekonomi rendah dengan puncak pada
dekade keenam.
Prevalensi ulkus peptikum di Iran yaitu 8,2% (ulkus gaster: 3,26% dan ulkus
duodenum: 4,94%)
Prevalensi ulkus peptikum di Eropa sebesar 4,1% (ulkus gaster: 2,0%; ulkus
duodenum: 2,1%), hingga 6,2% (ulkus gaster: 2,3%; ulkus duodenum: 3,9%)
Proporsi pasien dengan diagnosis ulkus peptikum di Korea Selatan 5,4%.
Sementara data dari Cina, India, dan Malaysia, tiga negara berkembang di
kawasan Asia, menunjukkan proporsi ulkus gaster: 6,1% dan ulkus duodenum:
13,3%; 8,8%; dan 9,5% secara berturut-turut.
Referensi:
Rahma LAN. Proporsi penderita tukak peptic di Rumah Sakit Haji Jakarta tahun 2015-2018. Fakultas Kedokteran Uin Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2018.
Barazandeh F. Epidemiology of peptic ulcer disease: endoscopic results of a systematic investigation in iran. Middle East J Dig Dis, 2012.
Indonesia
Referensi:
Rahma LAN. Proporsi penderita tukak peptic di Rumah Sakit Haji Jakarta tahun 2015-2018. Fakultas Kedokteran Uin Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2018.
Raehana NS. Efek gastroprotektif pemberian rimpang kunyit dari ulkus lambung yang diinduksi oleh NSAID. Jurnal Medika Hutama 2021;2(4).
Indonesia
Berdasarkan hasil pemeriksaan di RS Pendidikan di Makassar, prevalensi ulkus
duodenum sebanyak 14%, ulkus duodenum dan ulkus lambung 5%. Usia
terbanyak antara 45-65 tahun dan perbandingan antara laki-laki dan perempuan
2:1
Berdasarkan penelitian di RS Haji Jakarta selama periode Januari 2015 s.d. April
2018,
Proporsi ulkus peptikum adalah 16 dari 112 subjek (14,3%)
Lebih banyak pada laki-laki dengan persentase 75%
Paling banyak pada kelompok usia 46 tahun ke atas (68,75%)
81,3% subjek dengan ulkus peptikum memiliki riwayat mengonsumsi OAINS
Asam mefenamat menjadi jenis OAINS yang paling banyak digunakan dengan
persentase 41,2%
Referensi:
Rahma LAN. Proporsi penderita tukak peptic di Rumah Sakit Haji Jakarta tahun 2015-2018. Fakultas Kedokteran Uin Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2018.
Manado
Referensi:
Effendi J, Waleleng BJ, Sugeng C. Profil pasien perdarahan saluran cerna bagian atas yang dirawat di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado periode 2013-2015. Jurnal e-Clinic (eCl) 2016;4(2).
Manado
Referensi:
Effendi J, Waleleng BJ, Sugeng C. Profil pasien perdarahan saluran cerna bagian atas yang dirawat di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado periode 2013-2015. Jurnal e-Clinic (eCl) 2016;4(2).
Manado
Referensi:
Effendi J, Waleleng BJ, Sugeng C. Profil pasien perdarahan saluran cerna bagian atas yang dirawat di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado periode 2013-2015. Jurnal e-Clinic (eCl) 2016;4(2).
10
Mahasiswa mampu menjelaskan edukasi
dan pencegahan pada kasus
Edukasi
ulkus.
Edukasi
Pola Makan
Hindari juga kosumsi makanan yag terlalu pedas, makanan asam,
serta makanan berlemak. Penting untuk diingatkan makan tepat waktu
minimal 3 kali sehari. Pola makan yang teratur membentuk pola
produksi asam lambung yang lebih teratur. Hal ini dapat mencegah
terjadinya ulkus. Asupan nutrisi dari makanan juga perlu diperhatikan.
Pencegahan
Pencegahan Infeksi
Upaya pencegahan infeksi H.pylori dapat dilakukan dengan menjaga
kebersihan tubuh, mencegah penularan dengan penggunaan alat
makan bersama, dan cuci tangan yang bersih. Kebersihan merupakan
faktor penting dalam transmisi H.pylori.
HANK YOU
T !
List Pertanyaan