Anda di halaman 1dari 45

BIOPSI

ISKANDAR SIMBALA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO


Definisi

Bahasa latin
Opsi =
Bios = Hidup Tampilan

Biopsi adalah pengambilan


sejumlah kecil jaringan dari
tubuh manusia untuk
pemeriksaan patologis
mikroskopik.
Syarat Biopsi

1. Tidak boleh membuat flap


2. Dilakukan secara tajam
3. Tidak boleh memasang drain
4. Letaknya dibagian tumor yang dicurigai
5. Garis insisi harus memperhatikan rencana terapi
definitif (diletakkan dibagian yang akan
diangkat saat operasi definitif)
Tujuan Biopsi

 Diagnosis pasti lesi yang dicurigai (Morfologi


Tumor)
 Merencanakan terapi : lokal, radikal, surgery
atau radiasi
 Faktor prognosis
 Evaluasi kemajuan dan efektivitas pengobatan
 Mengetahui ekstensi penyakit
 Evaluasi akhir terapi : apakah sudah tidak ada
sisa penyakit atau kekambuhan.
 Mencocokan jaringan organ sebelum dilakukan
transplantasi organ
Indikasi Biopsi
Neoplasma yang ganas atau dicurigai
ganas
 Ulkus yang tidak membaik setelah terapi >3 minggu
 Benjolan >3 minggu
 Lesi yang mengganggu fungsi organ
 Lesi curiga pre-malignan
 Adanya daerah pada intra-oseus yang menghasilkan rarefaction
dan menyebabkan ekspansi cortical plates
 Pada lesi kecil, eksisi selain sebagai sarana diagnostik juga bersifat
kuratif
Kontra Indikasi
Infeksi pada
lokasi yang
akan
dibiopsi
(relatif)
Biopsi diluar Gangguan
daerah yang faal
direncanakan hemostasis
akan dieksisi berat
saat operasi (relatif)

• Tidak ada kontraindikasi absolut


• Keadaan yang perlu menjadi pertimbangan :
Keadaan umum jelek
Infeksi akut yang mengancam jiwa
PERTIMBANGAN PRE-BIOPSI

 Kondisi umum pasien


 Penyakit komorbiditas
 Lokasi tumor
 Ukuran tumor
 Jenis anestesi
 Lokal
 Regional
 GA
 Komplikasi
 Kompetensi klinisi dalam melakukan biopsi
Jenis- jenis Biopsi

FNAB (fine needle


Biopsi Insisional aspiration biopsy)

Biopsi Eksisional Punch biopsy

Core needle biopsy

Shave biopsy

Curettage biopsy
Biopsi Insisional

 Biopsi Insisional adalah pengambilan sebagian


jaringan yang sakit.
 Biopsi ini dilakukan bila jaringan yang sakit terlalu
besar (ukuran lebih dari 2 cm), sehingga tidak
dapat dilakukan pengangkatan seluruh jaringan
yang sakit tanpa tindakan rekonstruksi untuk
menutup defeknya.
Biopsi Insisional

Biopsi Insisional
Biopsi Eksisional
 Biopsi Eksisional adalah pengangkatan seluruh
jaringan yang sakit sampai tepi yang sehat.
Biopsi ini biasa dilakukan bila jaringan yang
sakit kecil (kurang dari 2 cm), sehingga defek
masih bisa ditutup primer.
 Teknik no touch tumor
 mencegah kontaminasi tumor ke jaringan normal
 Mencegah rekurensi penyakit
 Tidak menyulitkan bila dibutuhkan pembedahan
ulang kembali
Biopsi Eksisional

Biopsi Eksisional
 Bentuk yang paling sederhana dari biopsi adalah
pengambilan sebagian potongan tumor yang viable
seperti pada kulit atau permukaan lain yang mudah
dijangkau dengan tang pemotong yang sesuai.
 Prosedur semacam ini umumnya tidak menimbulkan
rasa sakit dan biasanya dilakukan tanpa pemberian
Novocain selama kanker tidak disuplai oleh saraf.
 Namun, kadang diperlukan biopsi yang melibatkan
jaringan sehat serta yang dicurigai sakit untuk
mendapatkan sel yang hidup. Dalam hal ini , tentu
diperlukan anastesi lokal.
FNAB
(fine needle aspiration biopsy).
 Satu jenis biopsi khusus yang dapat mengetahui sitologi
dari lesi adalah FNAB (fine needle aspiration biopsy).
 Untuk beberapa jenis keganasan, sensitifitas dan
spesifisitas FNAB sama atau lebih baik dari biopsi
konvensional
 Biopsi aspirasi dengan jarum halus (fine needle
aspiration biopsy/FNAB) meliputi aspirasi sel-sel
dan fragmen jaringan melalui jarum yang telah
dipandu ke dalam suspect tissue.
 FNAB mudah, atraumatik, dan relatif aman. Untuk
tumor yang dalam dapat dilakukan dengan
panduan CT atau USG.
 Kekurangan teknik ini antara lain tidak memberikan
informasi mengenai arsitektur jaringan.
Sebagai contoh, FNAB pada massa payudara dapat
mendiagnosis keganasan, tetapi tidak dapat
membedakan antara tumor yang invasif atau tidak
invasif.
FNAB --- sitopatologis yang terlatih untuk interpretasi
spesimen.
FNAB
Core needle biopsy

 Core biopsy seperti aspirasi jarum halus, relatif


aman dan dapat dilakukan dengan palpasi
langsung (contoh, massa payudara atau massa
jaringan lunak) atau dapat dipandu dengan
pencitraan (contoh stereotactic core biopsy of
the breast).
 Core biopsy seperti aspirasi jarum halus, memiliki
kekurangan sampling error. Core needle biopsy
menghasilkan jaringan tipis (kurang lebih 1x10
mm).
 Ukuran sampel yang kecil dapat menyulitkan
patologis untuk mendiagnosis tumor secara
akurat, atau jaringan mungkin tidak representatif
untuk seluruh tumor, menyebabkan kesulitan
dalam gradasi tumor.
 Biopsi ini memakai jarum yang dirancang khusus seperti
True-cut, Core-cut, dan lain-lain.
 Pada sumbu jarum terdapat kait terbalik, setelah sumbu
masuk ke dalam jaringan barulah sarung jarum
dimasukkan, lalu sumbu dan sarung dikeluarkan secara
bersamaan, sehingga diperoleh suatu pita kecil jaringan
untuk pemeriksaan patologi, maka disebut juga biopsi
potong.
 Karena tabung jarum lebih besar, kemungkinan
terjadi implantasi tumor sepanjang jalur jarum
lebih besar dibandingkan aspirasi jarum halus.
Core needle
biopsy

Core needle biopsy


JARUM CORE BIOPSY
Shave biopsy

 Shave biopsy dilakukan pada lesi kulit yang


menonjol seperti BCC nodular, SCC, atau tumor
yang berasal dari folikel.
 Dilakukan tindakan antiseptik, lalu dilakukan
anestesi lokal di bawah lesi.
 Dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari,
kulit diregang agar stabil.Lalu, gunakan ujung
scalpel no. 15 untuk membatasi batas lesi.
 Dengan perut scalpel parallel dengan kulit,
lakukan shave biopsy.
 Gunakan forceps atau ujung jarum untuk
mengambil lesi.Untuk hemostasis dapat dilakukan
kauterisasi elektrik atau kimia.
 Perawatan post operasi mudah. Luka harus dicuci
satu sampai dua kali sehari dengan sabun ringan
dan dibiarkan lembab dengan mengoleskan
petroleum jelly pada balutan sampai
menyembuh.
Shave biopsy

Shave biopsy
Punch biopsy

 Punch biopsy : Sampel pada lesi yang datar dan


lebar, dan efektif untuk meraih sampel subkutan,
dan mendapatkan informasi mengenai
kedalaman invasi tumor.
 Biopsi ini menggunakan anestesi lokal dan
trephine.Operator membuat insisi sirkular sampai
tingkat lemak superfisial, menggunakan trephine
yang berputar.
 Traksi yang dilakukan tegak lurus terhadap garis
kulit yang relaks meminimalisir redundansi saat
penutupan.
 Spesimen diambil dengan forceps atau jarum.
 Hemostasis dilakukan dengan jahitan
nonabsorbable yang dapat diangkat 7-14 hari.
 Luka harus dicuci satu sampai dua kali sehari
denhan sabun ringan dan dibiarkan lembab
dengan mengoleskan petroleum jelly pada
balutan sampai menyembuh.
Punch
biopsy

Punch biopsy
Curettage biopsy
Biopsi dengan “Bantuan
Alat”
 Pada beberapa keadaan, biopsi dari kelenjar
getah bening menentukan staging dari
keganasan.
 Tepi dari specimen (pada biopsi eksisional) juga
diperiksa untuk mengetahui apakah seluruh lesi
sudah terangkat (tepi bebas dari infiltrasi tumor)
Endobronchial Biopsy (EBBX)/Needle Aspiration (EBNA)
 Pada lesi di endobronkial
 Lesi yang lebih dalam atau peribronkial -- transbronchial needle
aspiration (TBNA) untuk biopsi KGB
TIPS & TRICKS BIOPSI 35

 Track jarum atau scars harus diletakkan


sedemikian rupa sehingga tidak menyulitkan
saat pembedahan
 Pilih tempat garis insisi yang tepat
 Hati-hati terjadi kontaminasi tumor ke jaringan
sekitar
 Lakukan hemostasis yang baik untuk
mencegah hematom luas
 Gunakan torniket untuk mengurangi
perdarahan
 Hindari penggunaan klem berlebihan pada
jaringan yang dibiopsi
TIPS & TRICKS BIOPSI 36

 Gunakan elektrokauter setelah spesimen diperoleh


 Jaringan untuk sampel harus adekuat
 Fiksasi jaringan sampel dengan formalin 10%
 Pemberian marker pada bahan biopsi sebagai
orientasi letak tumor pada organ

Formalin 10% untuk


fiksasi jaringan
TIPS & TRICKS BIOPSI 37

Pemberian marker pada


bahan biopsi

Container larutan Michael sebagai


transporter jaringan
untuk pemeriksaan IHK
Langkah setelah Biopsi

Pemeriksa
Jaringa an PA Terapi
n Hasil Fiksasi atau Definitif
Imunohisto Lanjutan
Biopsi kimia

Tujuan pemeriksaan patologi ini adalah untuk menentukan


apakah lesi tersebut ganas atau jinak, dan membedakan jenis
histologisnya.

Spesimen yang diperoleh difiksasi dalam larutan formalin 10%


dengan perbandingan volume minimal 1:5, dan semua bagian
spesimen harus terendam dalam larutan formalin
 Kondisi ideal : (pathologist ada pada setiap rumah sakit :
macroscopic evaluation in fresh (unfixed) tissue.

 Pemeriksaan spesimen segar sebaiknya < 30 minutes


 Durasi fiksasi: minimum 8 Jam (biopsy tissue), maximum 48 Jam
– 72 Jam (large specimen)
Pemeriksaan Penunjang

 Darah lengkap
 Faal hemostasis
Komplikasi Biopsi

a. Perdarahan
 Bila hemostasis tidak baik, dapat terjadi perdarahan
di daerah operasi.
 Pada insisional biopsi tumor, mudah terjadi
perdarahan. Bila perdarahan merembes dan tidak
dapat dijahit (jaringan rapuh), dilakukan penekanan
dan balut tekan diatas titik perdarahan.

b.Infeksi
 Infeksi dapat muncul bila tehnik aseptik tidak
dilaksanakan dengan tepat, atau sudah ada infeksi
di daerah yang di biopsi
Perawatan Pasca Bedah

 Awasi tanda – tanda perdarahan.


 Perawatan Luka – terutama jika terjadi infeksi.
Follow - Up

 Evaluasi atas hasil pemeriksaan patologi anatomi


DAFTAR PUSTAKA

 Modul Panduan Kolegium Ilmu Bedah Indonesia,KIBI.


2016
 Sjamsuhidajat ; de Jong . Buku Ajar Ilmu Bedah .
Jakarta. EGC. 2010
 Gershenwald Jeffrey E and Ross Merrick I. Sentinel-
Lymph-Node Biopsy for Cutaneous Melanoma. The
New England Journal of Medicine. October. 2016.
 Melempati Suman et all. Bone marrow aspiration
and biopsy. The New England Journal of Medicine.
January. 2015
 Krans Brian and Kim Steven, Biopsy Overview ,
Publisher : December 9, 2015
http://www.healthline.com/health/biopsy#Overview
1
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai