Anda di halaman 1dari 26

ASAM BASAH

KELOMPOK 4

 APRIANTO WOLINELO
 FIRGIAWAN ANWAR
 IFANDER ISCHAK
 GEBY NUR PRATIWI DAHLAN
 FITRI H. ABDULLAH
 ISNAWARTI PAKAYA
DEFINISI

Asam didefinisikan sebagai zat yang


dapat memberikan ion H+ ke zat lain
(disebut sebagai donor proton),
sedangkan basa adalah zat yang dapat
menerima ion H+ dari zat lain (disebut
sebagai akseptor proton
LANJUTAN..

Keseimbangan asam basa adalah suatu


keadaan dimana konsentrasi ion hydrogen
yang diproduksi setara dengan konsentrasi
ion hydrogen yang dikeluarkan oleh sel.
Pengaturan keseimbangan ion hidrogen
dalam beberapa hal sama dengan
pengaturan ion-ion lain dalam tubuh.
Sebagai contoh, untuk mencapai
homeostatis
Faktor yang Mempengaruhi
Keseimbangan Asam dan Basa Yaitu :

1) Sistem Buffer
2) Sistem Paru
3) Sistem Ginjal
Jenis Gangguan Keseimbangan
Asam dan Basa

- ASIDOSIS RESPIRATORIK

Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang


berlebihan karena penumpukan karbondioksida
dalam darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru
yang buruk atau pernafasan yang lambat.
Kecepatan dan kedalaman pernafasan
mengendalikan jumlah karbondioksida dalam
darah.
LANJUTAN

- Penyebab

Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat


mengeluarkan karbondioksida secara adekuat. Hal ini
dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang
mempengaruhi paru-paru, seperti:
1) Emfisema
2) Bronkitis kronis
3) Pneumonia berat
4) Edema pulmoner
5) Asma.
- Gejala

Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk

- Diagnosa

Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil


pemeriksaan pH darah dan pengukuran karbondioksida dari
darah arteri.

- Pengobatan

Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk


meningkatkan fungsi dari paru-paru. Obat-obatan untuk
memperbaiki pernafasan bisa diberikan kepada penderita
penyakit paru-paru seperti asma dan emfisema
ASIDOSIS METABOLIK

- Pengertiam

Asidosis Metabolik adalah


keasaman darah yang berlebihan,
yang ditandai dengan rendahnya
kadar bikarbonat dalam darah. Bila
peningkatan keasaman melampaui
sistem penyangga pH, darah akan
benar-benar menjadi asam
- Penyebab

1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat


jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu
bahan yang diubah menjadi asam

2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih


banyak melalui metabolisme

3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak


mampu untuk membuang asam dalam jumlah
yang semestinya
- Gejala

Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala,


namun biasanya penderita merasakan mual, muntah dan
kelelahan.

- Diagnosis

- Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan


hasil pengukuran pH darah yang diambil dari darah arteri
(arteri radialis di pergelangan tangan).

- Pengobatan

- Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada


penyebabnya.
Sebagai contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin
atau keracunan diatasi dengan membuang bahan racun
tersebut dari dalam darah.
- Pengertian

Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah


menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam,
sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah
menjadi rendah

- Penyebab

Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi,


yang menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida
yang dikeluarkan dari aliran darah. Adapun penyebab lain
dari alkalosis respiratorik

1. rasa nyeri
2. sirosis hati
3. kadar oksigen darah yang rendah
4. demam
5. overdosis aspirin.
- Gejala

Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa


cemas dan dapat menyebabkan rasa gatal disekitar bibir
dan wajah

- Diagnosis

- Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran


kadar karbondioksida dalam darah arteri. pH darah juga
sering meningkat.

- Pengobatan

- Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan


adalah memperlambat pernafasan. Jika penyebabnya
adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa
meredakan penyakit ini.
- ALKALOSIS METABOLIK

- Pengertian

Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah


dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.

- Penyebab

Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu


banyak asam

- Gejala

Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah


tersinggung), otot berkedut dan kejang otot; atau tanpa
gejala sama sekali
- Diagnosa

Dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk


menunjukkan darah dalam keadaan basa.

- Pengobatan

Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan


pemberian cairan dan elektrolit (natrium dan
kalium). Pada kasus yang berat, diberikan
amonium klorida secara intravena.
Analisa Gas Darah

Rentang nilai normal dan interpretasi dari tiap


komponen:
1. pH
Rentang nilai normal : 7,35 – 7,45
Asidosis : <7,35
Alkalosis : >7,45

2. PaO2
Rentang nilai normal : 80 – 100 mmHg
Hipoksemia ringan : 70 – 80 mmHg
Hipoksemia sedang : 60 – 70 mmHg
Hipoksemia berat : <60 mmHg
3. SaO2
Rentang nilai normal : 93% – 98%
Bila nilai SaO2 >80% sudah dapat dipastikan
bahwa darah diambil dari arteri, kecuali pada
gagal napas.

4. PaCO2
Rentang nilai normal : 35 – 45 mmHg
Asidosis respiratorik: >45 mmHg (pH turun)
Alkalosis respiratorik : <35 mmHg (pH naik)
5. HCO3
Rentang nilai normal : 22 – 26 mEq/L
Asidosis metabolik : <22 mEq/L (pH turun)
Alkalosis metabolik : >26 mEq/L (pH naik)

6. BE
Rentang nilai normal : -2 s/d +2 mEq/L
Nilai – (negative) : asidosis
Nilai + (positif) : alkalosis
BE dilihat saat pH normal.
Definisi

Pengukuran gas darah arteri sangat penting dalam menilai


pertukaran gas di dalam paru. Pengukuran ini untuk
mengukur keasaman darah dan kadar bikarbonat.
Pemeriksaan dapat dilakukan melalui pengambilan darah
astrup dari arteri radialis, brakhialis, atau formalis. Analisa
gas darah (AGD) dilakukan untuk mengevaluasi status
oksigen dan karbondioksida di dalam darah arteri dan
mengukur pH-nya
Indikasi dilakukannya pemeriksaan
Analisa Gas Darah (AGD) yaitu :

1. Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik


2. Pasien dengan edema pulmo
3. Pasien akut respiratori distress sindrom
(ARDS)
4. Infark miokard
5. Pneumonia
6. Pasien syok
7. Post pembedahan coronary arteri baypass
8. Resusitasi cardiac arrest
Kontra Indikasi Analisa Gas Darah Yaitu :

1) Denyut arteri tidak terasa, pada pasien yang


mengalami koma.
2) Modifikasi Allen tes negatif , apabila test Allen negative
tetapi tetap dipaksa untuk dilakukan pengambilan darah
arteri lewat arteri radialis, maka akan terjadi thrombosis
dan beresiko mengganggu viabilitas tangan.
3) Selulitis atau adanya infeksi terbuka atau penyakit
pembuluh darah perifer pada tempat yang akan
diperiksa
4) Adanya koagulopati (gangguan pembekuan) atau
pengobatan denganantikoagulan dosis sedang dan
tinggi merupakan kontraindikasi relatif
ASUHAN KEPERAWATAN ( ASKEP)

Pengkajian

1.. Riwayat keperawatan


2.. Faktor yang
berhubungan
3.. Pengkajian fisik
Diagnosa keperawatan

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan:


Penurunan mekanisme regulator akibat kelainan
ginjal.
Penurunan curah jantung akibat penyakit jantung.
Gangguan aliran balik vena akibat penyakit vaskular
perifer atau trombus.
Retensi natrium dan air akibat terapi kortikosteroid.
Tekanan osmotik koloid yang rendah.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan
dengan:
Pengeluaran urine secara berlebihan akibat
penyakit diabetes mellitus atau lainnya.
Peningkatan permeabilitas kapiler dan
hilangnya evaporasi pada pasien luka bakar
atau meningkatnya kecepatan metabolisme.
Pengeluaran cairan secara berlebihan.
Asupan cairan yang tidak adekuat.
Pendarahan.
Rencana keperawatan

Tujuan: Mempertahankan volume cairan dalam keadaan seimbang


Rencana tindakan:
Monitor jumlah asupan dan pengeluaran cairan serta perubahan status
keseimbangan cairan.
Pertahankan keseimbangan cairan.
Lakukan mobilisasi melalui pengaturan posisi.
Anjuran cara mempertahankan keseimbangan cairan.
Tindakan keperawatan
Pemberian cairan melalui infus.

-Tindakan keperawatan
Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan dengan cara memasukkan cairan melalui intravena dengan
bantuan infus set,
Evaluasi

         
   Evaluasi terhadap gangguan kebutuhan cairan dan
elektrolit secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam memertahankan keseimbangan
cairan dan elektrolit dengan ditunjukkan oleh adanya
keseimbangan antara jumlah asupan dan
pengeluaran, nilai elektrolit dalam batas normal, berat
badan sesuai dengan tinggi badan atau tidak ada
penurunan, turgor kulit baik, tidak terjadi edema, dan
lain sebagainya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai