Anda di halaman 1dari 22

DASAR DAN PRINSIP ONKOLOGI

Ribka Theodora
AdITYA F BAHAGIANTO
DEFINISI
ONKOLOGI
•Cabang ilmu (logos) kedokteran yang mempelajari penyakit akibat tumor (oncos).
•Dalam arti luas tumor berarti setiap benjolan abnormal pada tubuh tanpa melihat penyebabnya, misalnya
benjolan pada dahi akibat terbentur benda keras atau pembengkakan akibat infeksi.
•Tumor dalam arti sempit disebut juga neoplasma

NEOPLASMA
•Neo = baru + plasma = yang dibentuk
• Willis : massa abnormal jaringan yg pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasikan dengan
pertumbuhan jaringan normal serta terus demikian walau rangsangan yang memicu perubahan tersebut
telah berhenti
•Pembentukan sel baru dan abnormal terus tumbuh secara progresif yang tidak pernah mencapai
maturitas dan mampu melakukan metastasis
INSIDENSI KANKER
FAKTOR RESIKO TERJADINYA KANKER

1. FAKTOR LINGKUNGAN :
• Karsinogen fisik
• Karsinogen kimiawi
• Infeksi virus

2. FAKTOR GENETIK :
Onkogen yang aktif; mutasi pada
tumor supresor gen
KARSINOGENESIS
Diferensiasi
Sel Normal Sel Kanker INISIASI
terpaparnya sel oleh agen karsinogenik  kerusakan DNA
permanen (mutasi)
Kimia Onkogen
Sinar UV
Virus Transformasi gen
Hormon
PROMOSI
Iritasi kronis
induksi tumor dari sel yang sebelumnya telah terinisiasi
Proto onkogen

Proses : - Inisiasi ( sel normal-premaligna) PROGRESI


- Promosi (Menaikan reaksi karsinogen)
- Progresi (AKTIVASI) perubahan masa jaringan monoklonal menjadi heterogen,
invasif sampai terbentuk metastase jauh
SIKLUS SEL NORMAL

Gen pengatur pertumbuhan normal :


• Protoonkogen
• Gen selular yang normal berasal dari sel tubuh
sendiri  proses inisiasi, mengakibatkan
terjadinya proses transformasi keganasan
• Tumor supresor gen
• Gen yang berlawanan dengan kerja proto
onkogen yang berfungsi untuk menghambat
pembentukan tumor

Gen yang mengatur kematian sel


terprogram/ apoptosis
MASSA TUMOR

PROLIFERASI SEL
MENINGKAT

KEMATIAN SEL
MENURUN

ONKOGENES ↑ APOPTOSIS GENES ↓


SUPPRESSOR GENES ↓ ANTI APOPTOSIS GENES ↑
PROSES METASTASIS
Akses ke sirkulasi Sel tumor survive

Ekstravasasi ke Inisiasi
jaringan baru pertumbuhan

Membangun
vaskularisasi

Pertumbuhan kanker dibagi atas dua bagian:


1. Pertumbuhan lokal yang terdiri dari :
 Lokal in situ & Lokal invasive
2. Pertumbuhan / penyebaran ke organ lain / metastasis
 Ke kelenjar limfe regional & Ke organ jauh
Skema METASTASIS Hematogen
Transformasi sel normal menjadi sel tumor

Vaskularisasi meningkat dengan sekresi dari faktor faktor angiogenesis

Invasi lokal dari sel-sel tumor


•diprogram secara genetik untuk masuk ke dalam saluran limfatik atau saluran pembuluh darah

Pelepasan dan embolisasi sel tumor yang tunggal atau multipel ke dalam sirkulasi

Sel tumor akan bertahan hidup di dalam sirkulasi

Sel tumor mencapai dasar kapiler dari organ jauh dengan cara menempel pada epitel
kapiler

Invasi ke dalam organ jauh tersebut

Proliferasi dari sel tumor di dalam organ jauh tersebut sebagai hasil metastasisnya
CARA PENYEBARAN SEL KANKER SECARA UMUM

Perkontinuitatum • Pertumbuhan ke sekitarnya

Limfogen • Sel-sel menginfiltrasi saluran limfe ® ke kelenjar limfe regional

Hematogen • Sel-sel menginfiltrasi kapiler pembuluh darah : ikuti aliran darah

Transluminal • Dalam dinding saluran nafas, saluran cerna, saluran urine

Transerosa / trancoelum • Dalam Cav. Thoracis, Cav. Abdominis, Cav. Pelvis

Iatrogen • Oleh tindakan kita, misalnya masage, operasi dan lain-lain


PERBANDINGAN TUMOR JINAK DAN GANAS
• Tumor jinak : Tumor ganas :
• Diberikan sufiks –oma dari nama sel asal Sarkoma: jaringan mesenkim
Karsinoma: sel epitel
Adenokarsinoma: jaringan glandular

Karakterisitik Jinak Ganas


Diferensiasi/anaplasia Diferensiasi baik; struktur mungkin khas Tidak memperlihatkan diferensiasi
jaringan asal disertai anaplasia; struktur sering tidak
khas
Laju pertumbuhan Progresif dan lambat; mungkin Tidak terduga dan mungkin cepat atau
berhenti tumbuh; gambaran mitotik lambat; gambaran mitotik mungkin
jarang dan normal banyak dan abnormal
Invasi lokal Kohesif dan ekspansif; batas tegas Invasi lokal; infiltrasi jaringan normal
tidak menginvasi atau infiltrasi jaringan sekitar
normal
Metastasis Tidak ada Sering ditemukan
NOMENCLATURE NEOPLASIA
STAGING

Ukuran lesi TNM


T1, T2, T3, & T4
primer AJC
2009 N0, N1, N2, & N3
Penyebaran
KGB M0 and M1
regional
Staging

Staging
Ada / tdk
ada
metastasis
Stadium 0 - IV
KLASIFIKASI TNM

Dibuat untuk keseragaman


persepsi, mempermudah klinisi :
• Menentukan rencana terapi
• Prognosis
• Evaluasi terapi
• Bertukar informasi mengenai kasus yang
sama dengan center lain
• Penelitian mengenai kanker
GRADING
Tingkat keganasan berdasarkan diferensiasi sel tumor dan jumlah mitosis di
dalam tumor
Diklasifikasikan grade I, II, III, atau IV  meningkatnya anaplasia
Petunjuk untuk mengelompokkan tumor menurut The American Joint Committee
on Cancer
Grade
GX Grade cannot be assessed (Undetermined grade)
G1 Well-differentiated (Low grade)
G2 Moderately differentiated (Intermediate grade)
G3 Poorly differentiated (High grade)
G4 Undifferentiated (High grade)

Kumar, Abbas, Fausto, Mitchell. Robbins Basic Pathology. 8th Ed. 2006. Wb Saunders Elsevier Inc.
EFEK TUMOR TERHADAP PENJAMU

Kaheksia kanker

• penyusutan lemak tubuh dan massa tubuh non lemak dengan kelemahan dan anoreksia
dan anemia

Sindrom paraneoplastik

• Efek sistemik non-metastatik


• 10-15% kasus keganasan dan dapat sebagai keluhan utama
• Akibat substansi yang dilepaskan oleh sel tumor
• Patofisiologi belum pasti dan dapat mematikan
• Sindrom tersering
• hiperkalsemia, endokarditis trombotik nonbakterialis
• Neoplasma tersering
• kanker bronkogenik dan payudara serta keganasan darah
PRINSIP-PRINSIP ONKOLOGI
1. Jangan memakai anestesi infiltrasi
2. Jangan menekan massa tumor
3. Jangan menarik - narik preparat
4. Melakukan preparasi tumor harus selalu dengan sayatan tajam
5. Daerah kelenjar diangkat dalam satu preparasi dengan tumor primernya (en bloc)
6. Bekas biopsi atau bekas operasi sebelumnya jangan dibuka kembali
7. Permukaan tumor yang berulkus, tempat tumor yang telah mencapai permukaan harus
ditutup atau dikoagulasi agar daerah operasi tidak terkontaminasi
8. Permukaan lumen usus setelah direseksi dibilas dengan cairan pembunuh sel melalui lumen
distal sebelum dianastomosis. ( sublimat 1 : 500, cetrimide 1%)
9. Rongga besar seperti peritoneal atau pleura tidak boleh dibilas dengan cairan pembunuh sel
10. Penyinaran pra dan pasca bedah

LUKITTO, P., BEBERAPA PETUNJUK ONKOLOGI DALAM ILMU BEDAH, BAGIAN BEDAH FK UNPAD/RSHS ; BANDUNG 1982.
PRINSIP TERAPI BEDAH ONKOLOGI

Pencegahan

Diagnosa dini dan staging tumor

Penyembuhan, pengurangan massa tumor

Mengurangi gejala dan rehabilitasi pasien


DETEKSI DINI

Deteksi dini: mendeteksi kanker pada stadium dini


sehingga dapat diberikan terapi yang tepat

Deteksi dini → menurunkan angka mortalitas dan morbiditas

Schwartz's Principles of Surgery, 9th ed. 2010. The McGraw-Hill Companies, Inc.
Lokasi kanker Populasi Tes atau prosedur Frekuensi
Payudara Wanita, umur 20+ Pemeriksaan payudara sendiri Sebulan sekali, dimulai pada usia 20
Pemeriksaan klinik payudara Setiap tahun, dimulai pada usia 40
Mamografi Setiap tahun, dimulai pada usia 40

Kolorektal Pria dan wanita, umur 50+ Tes darah samar feses atau Setiap tahun, dimulai pada usia 20
Sigmoidoskopi Tiap 5 tahun, dimulai pada usia 50
atau
Tes darah samar dan sigmoidoskopi Tiap 5 tahun, dimulai pada usia 50
atau
Barium enema double contrast Tiap 5 tahun, dimulai pada usia 50
atau
kolonoskopi Tiap 10 tahun, dimulai pada usia 50

Prostat Pria, umur 50+ Pemeriksaan colok dubur dan PSA PSA dan RT tiap tahun, dimulai pada usia 50
tahun

Serviks Wanita Tes Pap 3 tahun setelah intercourse vagina pertama, tidak
lebih dari usia 21 tahun; skrining tiap tahun
dengan tes Pap;
pada atau setelah usia 30 tahun, wanita dengan
hasil tes Pap yang normal >3x dan tidak
terdapat tes Pap yang abnormal dalam 10
tahun, wanita yang pernah histerektomi, dapat
menghentikan tes Pap
Check up yang Pria dan wanita, umur 20+ Pemeriksaan tiroid, testis, ovarium, KGB, rongga mulut, kulit, konseling rokok, paparan sinar
berhubungan dengan matahari, nutrisi dan diet, faktor risiko, praktik seksual, paparan lingkungan dan kerja
kanker
The 2003 American Cancer Society guidelines untuk deteksi dini kanker
TUMOR MARKER
Tumor marker dapat berupa
• tumor antigen atau enzim/hormon yang dihasilkan oleh sel – sel tumor

Tumor marker juga dapat dipakai untuk


• monitoring response terhadap terapi
• mendeteksi tumor yang rekuren

Marker Tumors Condition causing false positive


Carcinoembryonic Antigen Colorectal, Pancreas, Breast, Lung, Gastric, Hepatitis, cirrhosis, jaundice, COPD, ulcer, renal failure
Medullary Thyroid
α - Fetoprotein Hepatoma, Testicular Hepatitis, cirrhosis, pregnancies
β - HCG Testicular, Trophoblastic gestational tumor Pregnancies
Prostate Specific Antigen (PSA) Prostate Benign Prostate Hypertrophy (BPH)

CA-15-3 Breast Hepatitis, Cirrhosis, Benign breast disease


CA-19-9 Colorectal, Biliary, Pancreas, Gastric Hepatitis, Cirrhosis, Cholangitis, Cholestasis
CA-50 Colorectal, Pancreas, Gastric Hepatitis, Cirrhosis, Cholangitis,
CA-242 Colorectal, Pancreas, Gastric Hepatitis, Cirrhosis, Cholangitis,
CA-125 Ovarian Pregnancies, endometriosis, PID, renal failure, menstruation
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai