Orthopedi - Tangan
M. Musafaro Mauludi
Title and Content:
Anatomy
Examination
Deformity of the Hand
Contracture Duputren
Trigger Finger
Arthritis Rheumatoid
Osteoarthritis
Acute Infection of the Hand
Infection in Special Place
Open trauma of the Hand
Notes Applied Anatomy
Anatomy
A. Telapak tangan
Anatomy
B. Otot-otot superfisial
tangan
Anatomy
C. Punggung tangan
Examination
Look
kulit tergores, berubah warna, kering atau lembab, berbulu
atau mulus.
pengecilan & deformitas, benjolan
postur saat istirahat
pembengkakkan (subkutan, sarung tendon atau sendi)
kuku (atrofi atau penyakit lain misal psoriasis)
Examination
Feel
suhu, tekstur kulit dan raba nadinya
bila ada nodul, tendon yg mendasari harus digerakkan untuk
melihat apakah nodul tsb melekat atau tidak
pembengkakkan atau penebalan (subkutan, sarung tendon,
sendi ataumsalah satu tulang
nyeri harus di lokalisasi secara tepat
Examination
Move
daya genggam
penilaian neurologik
uji fungsional
a. Ekstensi
b. Fleksi
Examination
Move
B. Deformitas Didapat
. Kontraktur kulit
. Kontraktur pada fasia superfisialis telapak tangan
. Kontraktur otot
. Lesi tendon
. Penyakit sendi
. Lesi tulang
. Penyakit neuromuskuler
Deformitas kongenital
Kegagalan Berkembang
a) Sindrom marfan
b) Akondroplasia
Deformitas Didapat
Kontraktur Kulit
Luka iris & luka bakar pada kulit tangan dapat sembuh disertai
kontraktur
Deformitas Didapat
Kontraktur pada Fasia Superfisialis Telapak Tangan
a) Jari Mallet
b) Jari Terkulai
c) Deformitas Boutonniere
d) Deformitas Leher Angsa
(a) Jari Mallet
() Disebabkan karena cedera pada tendon ekstensor ruas jari distal
() Lesi ini dapat diakibatkan oleh cedera langsung tetapi biasanya terjadi setelah
robekan tendon ketika ujung jari dibengkokkan secara paksa sewaktu ekstensi aktif,
mungkin ketika menyelipkan selimut di bawah kasur atau menangkap bola
() Sendi terminal berada dalam posisi fleksi dan pasien tidak dapat meluruskannya
() Bila mekanisme ekstensor tak seimbang, sendi interfalangeal proksimal dapat
menjadi hiperekstensi
(b) Ibu Jari Mallet
Ekstensor pollisis longus dapat robek berjumpai di tempat ekstensor
itu melewati pergelangan tangan (misal pada fr colles, atau artritis
reumatoid)
Falang distal lumpuh dalam keadaan fleksi, bagian ini dapat
berekstensi secara pasif tetapi tidak dapat secara aktif
(c) Dropped finger
Hilangnya ekstensi jari secara tiba-tiba pada sendi
metakarpofalangeal biasanya adalah akibat pecahnya tendon pada
pergelangan tangan (misal pada artritis reumatoid)
(d) Deformitas Boutonniere
Bahasa prancis disebut le buttonhole, muncul sebagai deformitas fleksi pada sendi
interfalangeal proksimal
Muncul akibat interupsi atau peregangan slip sentral dari tendon ekstensor di tempatnya
berinsersi ke dasar falang
Biasanya disebabkan oleh cedera langsung atau penyakit rheumatoid
Slip2 lateral terpisah dan kepala falang proksimal menembus melalui celah seperti jari
melalui lubang kancing
(e) Deformitas Leher Angsa
Kebalikkan dari deformitas boutonniere
Sendi interfalangeal proksimal hiperekstensi dan sendi interfalangeal distal fleksi
Deformitas dapat dibuat sengaja yg sendinya longgar
Kelainan ini mempunyai banyak penyebab, intinya ketidak seimbangan ekstensor
terhadap kerja fleksor pada sendi interfalangeal proksimal
(f) Penyakit Sendi
Artritis Rheumatoid Deformitas ganda & deviasi ulnar pada jari
Osteoartritis Pada sendi distal dan tengah , biasa terjadi pada wanita pasca menopause
Gout Mengakibatkan tofus yg besar dan deformimtas sendi yg berat
Cedera Mengakibatkan dislokasi & subluksasi, kelainan terkenal jempol Game Keeper
Sendi kaku Terjadi setelah cidera, infeksi atau pembebatan yg tidak tepat
(g) Lesi Tulang
Berbagai jenis lesi tulang (infeksi akut, tuberkulosis, mal-union
fraktur, rakhitis pada bayi, tumor) dapat menyebabkan deformitas
metakarpal atau falangeal.
(h) Lesi Neuromuskular
Cerebral palsy dan stroke dapat menyebabkan paresis spastik disertai
deformitas tangan yang hebat
Penyakit neurologik lain, misal poliomielitis, lepra, siringomelia & atrofi otot
peroneal
Lesi saraf perifer, dapat menyebabkan deformitas yg khas seperti kelumpuhan
pergelangan tangan, dan kelumpuhan jari pada saraf radialis, saraf medianus,
serta tangan cakar pada kelumpuhan saraf ulnaris
(a) jari Mallet, (b) Ibu jari Mallet, (c) Jari terkulai (dropped finger), (d)
Boutonniere, (e) Deformitas leher angsa (swan neck), (f) ibu jari
akibat pecahnya ekstensor policis brevis.
Contracture Dupuytren
Kontrakur Dupuytren adalah suatu hipertrofi nodular dan
konraktur dari fasia telapak tangan superfisial (aponeurosis
palmaris). Keadaan ini sebagai autosomal dominan.
Antibiotik segera setelah terdiagnosis, dimulai dengan kloksasilin dan pada kasus berat
dengan asam fusidat atau luka gigitan dengan metronidazole.
Istirahat dan elevasi. Pada kasus ringan, tangan diistirahatkan dengan kain gendongan.
Pada kasus berat, pasien dirawat di rumah sakit dengan lengan elevasi dalam gulungan
handuk sementara pasien di observasi. Rasa nyeri dengan analgesik.
Terdapat tanda-tanda abses seperti nyeri berdenyut, nyeri tekan dan toksemia abses yang
nyata, nanah harus di drainase. Kulit yang nekrotik perlu di gunting.
Pada akhir operasi, tangan di balut dengan pergelangan tangan sedikit ekstensi, sendi
metakarpofalangeal fleksi 90, sendi interfalangeal fleksi 90, sendi interfalangeal
berekstensi sepenuhnya dan ibu jari adduksi.
Mencegah kekakuan dengan: (1) balut dalam posisi aman, (2) angkat, (3) mulai
digerakkan.
Insisi untuk Infeksi sayatan untuk
bedah drainase:
(a) ruang pulpa (langsung
atas abses);
(b)lipatan-kuku
(c) selubung tendon (dua
sayatan, satu distal dan satu
proksimal);
(d)ruang web;
(e) ruang tenar;
(f) ruang midpalmar.
Infection in Special Place
Lipatan Kuku (paronikia)
Sarung tendon