Anda di halaman 1dari 4

BAB II

ANALISIS SWOT
A. Gambaran Umum Puskesmas Wonosari I
1. Wilayah
Puskesmas Wonosari I adalah salah satu puskesmas dari 30 puskesmas di
Kabupaten Gunung Kidul, dan dari 2 puskesmas di Kecamatan Wonosari. Terletak
di Jl. Baron Km 2, Karangrejek, Wonosari, Gunungkidul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Puskesmas Wonosari I terletak di tengah kabupaten Gunung Kidul,
dengan karakteristik berupa pinggiran kota kabupaten.

Data Geografis
Puskesmas Wonosari I Tahun 2015
Variabel Geografis Data
Luas Wilayah 42.41 km2, setengah wilayah kerja
Jumlah Puskesmas Pembantu 6
Jumlah Desa 7
Jumlah Dusun 42
Jumlah Posyandu 45
Jumlah Musim 2
Curah Hujan 3.024 mm
Jumlah hari hujan 122 hari
Suhu rata-rata 22o-34o C
Kelembaban rata-rata Tinggi
Jenis Tanah Kapaur dan tanah liat/ tanah merah
Ketinggian 150 200 mdpl
Jarak ke ibu kota kecamatan 3 km, akses mudah
Jarak ke ibu kota kabupaten 3 km, akses mudah
Jarak ke ibu kota provinsi 40 km, akses mudah
Jarak ke Dinas Kesehatan Kabupaten 3 km, akses mudah
Jarak ke RSUD 3,2 km, akses mudah
Jarak ke Koramil 3,2 km, akses mudah
Jarak ke Polsek 2 km, akses mudah

2. Demografi
Jumlah penduduk Puskesmas Wonosari I tahun 2015 sebanyak 30.283 jiwa.
Kepadatan penduduk 726/km2. Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki
dengan perempuan (sex ratio) sebesar 99,2 %. Jumlah keluarga 9.089 KK. Rata-
rata penduduk per keluarga (family ratio) adalah 3.33 jiwa.
3. SDM
Berdasarkan jenis dan jumlahnya, SDM yang ada di Puseksmas Wonosari I pada
tahun 2015 sebagai berikut:

Jenis dan jumlah SDM Puskesmas Wonosari I Tahun 2015


Jenis SDM Jumlah
Kepala Puskesmas 1
Kasubag. TU 1
Dokter umum 2
Dokter gigi 1
Kesehatan Masyarakat 2
Sanitarian 1
Petugas Gizi 1
Bidan 9
Perawat umum 8
Perawat gigi 2
Asisten apoteker 1
Analisis kesehatan 2
TU/ administrasi 7
Jaga malam kebersihan 1
Jaga kantor 1
Jumlah 41
Sumber data : Kepegawaian Puskesmas Wonosai I

SDM yang tersedia telah cukup menunjang pelaksanaan kegiatan puskesmas


dengan baik. Untuk meningkatkan kualitas SDM, ada beberapa pendidikan dan
pelatihan yang diikuti karyawan, antara lain : PPGD, PPGD Kebidanan, ACLS,
ATLS, Diklat komputer, Diklat keuangan, Diklat kearsipanm Pendidikan D3
keperawatan, Pendidikan S2 kedokteran keluarga, dan lain-lain.

4. Jumlah Puskesmas dan Jaringannya


Puskesmas dan jaringannya meliputi :
Puskesmas non rawat inap : 1
Puskesmas Pembantu :6
Puskesmas keliling :1

5. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Kepemilikan atau Pengelola


Puskesmas non perawatan (Pemkab/ kota) 1
Puskesmas keliling (Pemkab/ kota 1
Puskesmas pembantu (Pemkab/ kota) 6
Balai pengobatan/ klinik (Swasta) 6
Praktik pengobatan tradisional (Swasta) 1
POSKOKESDES (Masyarakat) 7
POSYANDU (Masyarakat) 45
B. Analisis SWOT
1. Kekuatan
Puskesmas terletak di lokasi yang strategis dan cukup mudah dijangkau.
Pelayanan kesehatan dilakukan di 1 puskesmas utama dan 6 puskesmas
pembantu.
Terdapat 2 dokter umum yang menangani pasien.
Puskesmas mempunyai prosedur tetap pelayanan jiwa.
2. Kelemahan
Dokter membutuhkan waktu saat anamnesis.
Dokter hanya fokus pada keluhan fisik.
Dokter jarang memberikan materi pada saat penyuluhan.
Keterbatasan obat-obatan untuk gangguan jiwa di puskesmas.
Masih terdapat stigma di petugas puskesmas.
Fasilitas masih mini.
Kurangnya cakupan pelayanan kesehatan jiwa di puskesmas.
3. Opportunity
Terdapat kader kesehatan di setiap dusun
Ada kegiatan pusling setiap satu minggu
4. Treats
Semakin meningkatnya harapan pelayanan yang profesional
Bertambahnya gangguan jiwa yang tidak terdeteksi
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gangguan jiwa
C. Matriks SWOT
Berdasarkan analisis SWOT diatas, maka strategi yang bisa dilakukan adalah
Strength Opportunity Strategy :
Pelayanan kesehatan jiwa di masyarakat dapat ditingkatkan dengan
memberdayakan dokter muda yang sedang belajar mengenai jiwa untuk
memetakan pasien dengan gangguan jiwa atau tidak, memberikan konseling pada
pasien, memberikan usulan terapi kepada dokter yang bertugas serta
mencantumkan diagnosis gangguan jiwa pada rekam medis
Berdasarkan kader posyandu lansia dan balita yang cukup aktif serta wilayah kerja
puskesmas Wonosari 1 yang cukup mudah dijangkau, maka dapat dilakukan
kerjasama dengan kader untuk memantau atau menjadi partner warga yang
memiliki keluarga dengan gangguan jiwa terutama skizofrenia untuk melaporkan
keadaan pasien tersebut kepada petugas puskesmas serta menyarankan kepada
keluarga untuk rutin kontrol ke puskesmas. Selain itu dapat juga dilihat apakah di
wilayahnya ada yang melakukan pemasungan atau tidak.

Strength Threats Strategy :


Secara rutin atau berkala dapat dilakukan home visit (kunjungan rumah) untuk
memberikan konseling khusus kepada warga yang memiliki keluarga dengan
gangguan jiwa dan tinggal serumah sehingga dapat memfasilitasi keluarga untuk
bertanya tentang kebingungan yang dihadapi, cara merawat, dan cara memberikan
obat apabila pasien tidak mau meminum obat serta pentingnya kepatuhan dalam
minum obat.
Dapat dilakukan penyuluhan atau edukasi berkaitan dengan gangguan jiwa yang
sering terjadi di masyarakat dan dapat memiliki kesadaran sendiri untuk
memeriksakan diri ke dokter dan terbuka dengan masalah yang dialami. Sehingga
harapannya adalah dapat memperbaiki stigma di masyarakat tentang gangguan
jiwa yang hanya gila atau dengan gejala psikotik yang dianggap kesurupan.

WO & WT Strategy:
Melakukan pelatihan atau seminar tentang pemetaan diagnosis gangguan jiwa,
penanganan dan terapi gangguan jiwa kepada SDM puskesmas. Trainer dapat
didatangkan dari psikiater yang bekerjasama dengan Puskesmas Wonosari 1.
Membuat tim kesehatan jiwa yang nantinya bertugas ke lapangan untuk edukasi
masyarakat tentang gangguan jiwa dan pemantauan pasien dengan gangguan jiwa

Anda mungkin juga menyukai