PENDAHULUAN
1
4. Prevalensi penyalahgunaan obat dan alkohol belum ada dengan pasti, namun
diperkirakan jumlah pasien penyalahgunaan obat dan alkohol terdapat dalam
masyarakat kurang lebih 100.000 orang
5. Prevalensi epilepsi adalah 0,26 per 1000 penduduk, sedang angka menurut WHO
adalah 8-10 per 1000 penduduk.
Angka tersebutdiatas menggambarkan bahwa kesehatan jiwa merupakan masalah
masyarakat. Dengan menggunakan azas-azas kesehatan jiwa dalam pelayanan kesehatan
jiwa di Puskesmas maka tujuan pelayanan kesehatan paripurna akan tercapai karena
pelayanan yang diberikan adalah sebagai manusia seutuhnya.
Upaya ini dapat berhasil bila mendapat dukungan dan peran serta masyarakat
melalui kerjasama dengan Puskesmas dimana unsur masyarakat merupakan hal yang
sangat penting dan menentukan keberhasilan upaya kesehatan jiwa.
Saat ini Puskesmas Bandar Jaya Lahat sudah melakukan kunjungan rumah ke
penduduk yang memiliki atau dicurigai memiliki gangguan jiwa melalui laporan dari
penduduk sekitar dan pasien jiwa yang berobat di Puskesmas Bandar Jaya.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum : Terwujudnya derajat kesehatan jiwa yang
optimal bagi seluruh masyarakat.
2
1.3 VISI, MISI DAN TATA NILAI PROGRAM UPAYA KESEHATAN JIWA
1.3.1 VISI PROGRAM UPAYA KESEHATAN JIWA
Mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi setiap individu,
keluarga,dan masyarakat dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitattif yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan.
1.3.2 MISI PROGRAM UPAYA KESEHATAN JIWA
1. Menjamin setiap orang dapat mencapai kualitas hidup yang baik, menikmati
kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan, dan gangguan
lain yang dapat mengganggu Kesehatan Jiwa;
2. Menjamin setiap orang dapat mengembangkan berbagai potensi kecerdasan;
3. Memberikan pelindungan dan menjamin pelayanan Kesehatan Jiwa bagi ODGJ
berdasarkan hak asasi manusia;
4. Memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif, dan
berkesinambungan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
bagi ODGJ;
5. Menjamin ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya dalam Upaya
Kesehatan Jiwa;
6. Meningkatkan mutu Upaya Kesehatan Jiwa sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
7. Memberikan kesempatan kepada ODMK dan ODGJ untuk dapat memperoleh
haknya sebagai Warga Negara Indonesia.
1.3.2 TATA NILAI
Keadilan
Perikemanusiaan
Manfaat
Transparansi
Akuntabilitas
Komprehensif
Perlindungan, dan
nondiskriminasi
3
BAB 2
ANALISIS SITUASI
2.1 Data Umum
2.1.1 GAMBARAN UMUM PUSKESMAS BANDAR JAYA
Puskesmas Bandar Jaya berdiri pada tahun 1978 yang awalnya terletak di Jalan Kolonel
Burlian (Sekarang kantor PT.ASKES Lahat).Dan pada tahun 1980, Puskesmas Bandar Jaya
pindah ke Jalan Akasia.Setelah itu Puskesmas Bandar Jaya berubah menjadi salah satu
puskesmas perkotaan diwilayah Kecamatan Kota Lahat yang membawahi 6 Kelurahan dan 2
Desa. Letak Puskesmas Bandar Jaya Lahat sangat strategis, ditengah-tengah padat penduduk dan
perkantoran yang terletak di Jalan Kapten Zen Ali, Kelurahan Bandar Agung, Kecamatan Lahat,
Kabupaten Lahat.
Peran Puskesmas dimasa depan, seiring dengan perubahan paradigma dan perubahan
ketatanegaraan dituntut untuk semakin meningkatkan kinerja dan kepekaan dalam menganalisa
masalah kesehatan diwilayah kerjanya.
Pengertian paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir atau model pembangunan
kesehatan yang bersifat holistic, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor
yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan
perlindungan kesehatan bukan hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan.
4
Selain masing-masing Puskesmas mempunyai kemampuan dan potensi yang berbeda
dalam melaksanakan beberapa jenis pelayanan tertentu kurang diminati dan belum merupakan
kebutuhan masyarakat setempat.
Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Bandar Jaya Lahat adalah sebagai berikut:
Wilayah kerja Puskesmas Bandar Jaya Lahat terdiri dari dataran tinggi dengan temperatur
rata-rata 250-310.Disamping itu terdapat dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.
f.Jumlah Sekolah :
PAUD : 10 Buah
TK : 16 Buah
SD : 15 Buah
5
MIN : 1 Buah
MAN : 1 Buah
Masjid : 42 Buah
Musholah : 2 Buah
Gereja : 2 Buah
Vihara : 1 Buah
Kafe :-
Restoran : 10 Buah
6
Klinik : 1 Buah
Apotik : 6 Buah
Berdasarkan keadaan sosial ekonominya, mata pencaharian pada Enam Kelurahan dan
Dua desa hampir sama, yaitu diantaranya :
Buruh Kasar
Pegawai Negeri
Pedagang
Pensiunan
Petani
7
12. Kesehatan Usila.
Pelayanan Kesehatan Perorangan Meliputi :
1. P2M / P2TM
2. KIA
3. KB
4 Perbaikan Gizi masyarakat
5 Pengobatan
6 Kesehatan Mata
7 Gizi dan Mulut
8 Kesehatan jiwa
9 Kesehatan Usila
Seluruh program kegiatan tersebut di dalam gedung di fasilitasi dengan adanya ruang dan
peralatan yang memadai, program kerja, sumber daya manusia yang selalu ditingkatkan
kemampuannya dan protap-protap sebagai standar pelayanannya.
8
1. Cakupan deteksi dan penanganan kasus jiwa ( gangguan perilaku, gangguan
jiwa,gangguan psikosomatik, masalah Napza dll ) yang datang berobat di Puskesmas
dari target 75 % yang harus dicapai tetapi hanya tercapai 55 %
2. Terdata 2 ODGJ yang di pasung di wilayah Puskesmas Bandar Jaya
2.5 KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH
Beberapa kemungkinan yang dapat menyebabkan terjadinya masalah diatas terjadi
diantaranya adalah:
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai masalah kesehatan jiwa
Masih mendiskrimanasikan ODGJ, apabila sudah meresahkan lingkungan,
pasien ODGJ dipasung
Belum adanya dokter Spesialis Jiwa
Keterbatasan biaya keluarga untuk merujuk ODGJ ke pelayanan rujukan
Keterbatasan Obat Jiwa
Belum adanya kerjasama lintas sektor dan lintas program mengenai Upaya
Kesehatan Jiwa
9
Tabel 3.2. Penetapan Prioritas Masalah
80 125
UxSxG
II I
Pada tabel 3.2 dapat dilihat bahwa dari kedua masalah yang ada diprioritaskan
sesuai dengan urutan ranking, yaitu :
Upaya pencarian akar penyebab masalah dengan menelusuri faktor penyebab yang
berpengaruh terhadap masalah tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan menggunakan alat analisis Ishikawa atau diagram tulang ikan (Fish Bone
Diagram). Beberapa akar penyebab masalah tersebut dikelompokkan dalam faktor Man
10
(manusia), Money (dana), Material (bahan), Methode (metode), Equipment (alat) dan
Environment (lingkungan) yang dapat dilihat dalam diagram berikut
11
Dana Bahan Manusia
Kurangnya
pengetahuan
Kurang koordinasi masyarakat
linsek dan linpro
Ketakutan
masyarakat
Kurangnya dukungan dengan ODGJ Terdata 2 ODGJ
keluarga yang di pasung di
wilayah
Puskesmas
Belum adanya
Belum tersedianya Bandar Jaya
Orientasi Bebas
Pasung leaflet/brosur tentang Jiwa
12
Dana Bahan Manusia
13
3.5 Menentukan Prioritas Penyebab Masalah
1. Kurangnya koordinasi
lintas sektor dan lintas 5 4 3 4 240 2
program
2. Kurangnya
pengetahuan 3 3 4 3 108 3
masyarakat
3. Kurangnya dukungan
3 3 2 2 36 5
keluarga
4. Ketakutan
Masyarakat dengan 3 3 3 2 54 4
ODGJ
5. Belum adanya
Orientasi bebas 6 6 5 6 1.080 1
Pasung
6. Belum adanya
leaflet/brosur tentang 2 3 3 2 36 6
Jiwa
14
Pada tabel 3.5.1, terpilih 2 prioritas penyebab masalah diantaranya
karena belum adanya orientasi bebas pasung, kurangnya koordinasi linsek dan lintas
program.
1. Kurangnya
koordinasi lintas
3 4 3 4 144 3
sektor dan lintas
program
2. Adanya stigma
masyarakat tentang
jiwa sehingga 3 3 4 3 108 5
menghindari dan
enggan berobat
3. Keterbatasan
persediaan Obat 3 5 4 4 240 3
Jiwa di Puskesmas
4. Belum adanya
pendampingan
5 4 4 5 400 2
penderita gangguan
jiwa dan Napza
5. Belum adanya
pendataan masalah 5 6 4 5 600 1
keswa dan napza
Pada tabel 3.5.2, terpilih 3 prioritas penyebab masalah diantaranya karena belum adanya
pendataan masalah keswa dan napza, belum adanya pendampingan penderita gangguan
jiwa dan Napza, Keterbatasan persediaan obat jiwa di puskesmas.
15
3.6 Analisis Pemecahan Masalah
16
Tabel 3.6.2 Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah 2
1. Pendataan masalah
2 2 2 2 16 1
keswa dan napza
2. Pendampingan penderita
gangguan jiwa dan 2 2 2 1 8 2
Napza
3. Keterbatasan persediaan
1 1 1 1 1 3
Obat Jiwa di Puskesmas
17
CARA PEMECAHAN MASALAH
1 Terdata 2 ODGJ yang di 1.Belum adanya Orientasi bebas 1. Orientasi bebas pasung 1. Orientasi bebas pasung
pasung di wilayah Puskesmas pasung 2. Mengadakan kerjasama lintas 2. Mengadakan kerjasama lintas
Bandar Jaya sektor dan lintas program sektor dan lintas program
2.Belum adanya kerjasama
lintas sektor dan lintas
program
2 2.Cakupan deteksi dan 1.Belum adanya Pendataan 1. Pendataan masalah keswa dan 1. Pendataan masalah keswa
penanganan kasus jiwa masalah keswa dan napza napza dan napza
(gangguan perilaku, gangguan 2. Pendampingan penderita 2. Pendampingan penderita
2. Belum adanya pendampingan gangguan Jiwa dan Napza gangguan Jiwa dan Napza
jiwa,gangguan psikosomatik, penderita gangguan jiwa dan 3. Koordinasi dengan Pengelola 3. Koordinasi dengan Pengelola
masalah Napza dll ) yang Napza Program Kesehatan Khusus di Program Kesehatan Khusus
datang berobat di Puskesmas Dinas Kesehatan Kab. Lahat di Dinas Kesehatan Kab.
3. Keterbatasan persediaan Obat
dari target 75 % yang harus dan Gudang Farmasi Dinas Lahat dan Gudang Farmasi
Jiwa di Puskesmas
dicapai tetapi hanya tercapai 55 Kesehatan Kab.Lahat Dinas Kesehatan Kab.Lahat
%
18
RINCIAN BELANJA PER KEGIATAN
DANA BOK PUSKESMAS BANDAR JAYA 2019
Pendampi Transport
4 org x 1 pkm 40.000 2.240.000 320.000 320.000 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000 160.000
ngan petugas:
penderita x 14 kl
gangguan
jiwa dan
Napza
TOTAL 2.240.000
2 Pendataan Transport 4 org x 8 ds x 40.000 1.280.000
Masalah Petugas 1 kl
keswa dan
napza TOTAL 1.280.000
Orientasi Snack
2 Bebas petugas 36 or x 1 pkm
15.000 540.000 540.000
Pasung dan x 1 kl
peserta
Transport
Ns dan 6 or x 1 pkm
40.000 240.000 240.000
panitia x 1 kl
Tansport
30 or x 1 pkm 15.000 450.000 450.000
Peserta
x 1 kl
TOTAL 1.230.000
19
BAB 4
20
TABEL 4.1.1
NO UPAYA KEGIATAN TUJUAN SASARA TARGET KEBUTUHAN SUMBER DAYA INDIKATOR SUMBER
KESEHATAN N DANA ALAT TENAGA KEBERHASILAN PEMBIAYAAN
Jiwa Orientasi ODGJ bebas ODGJ 100 % Rp 1.230.000 - Dokter ODGJ bebas BOK
1 Bebas Pasung pasung yang di Promkes pasung
pasung Survailen
Prog napza
Prog Jiwa
Lintas sektor
1. Pendataan Meningkatkan OMKJ 100 % Rp 2.240.000 - Dokter Ada peningkatan BOK
2 Jiwa Masalah keswa Cakupan dan ODGJ Prog Jiwa cakupan
dan napza deteksi dan Promkes
penanganan Prog napza
kasus jiwa
2.Pendamping (gangguan 75 % Rp.1.280.000 Dokter Ada peningkatan BOK
an penderita perilaku, Prog Jiwa cakupan
gangguan jiwa gangguan Promkes
dan Napza jiwa,ganggun Prog napza
psikosomatik,
masalah Napza
dll ) yang
datang berobat
di Puskesmas
21
TABEL 4.1.2
NO UPAYA KEGIATAN SASARAN TARGET VOL RINCIAN LOKASI TENAGA JADWAL BIAYA
KESEHATAN KEGIATAN PELAKSANAAN PELAKSANAAN PELAKSANA
Orientasi ODGJ 100 % 1 kali Snack petugas dan Puskesmas Dokter Mei 1.230.000
1 Jiwa Bebas Pasung yang di peserta : 36 or x 1 Bandar Jaya Promkes
pasung pkm x 1 kl x 15.000 Survailen
Transport Ns dan Prog napza
panitia : 6 or x 1 Prog Jiwa
pkm x 1 kl x 40.000 Lintas sektor
Transport Peserta :
30 or x 1 pkm x 1 kl
x 15.000
2 Jiwa Pendataan OMKJ dan 100% 1 kali 4 org x 8 ds x 1 kl x Wilayah Dokter Januari 1.280.000
masalah kesa ODGJ Rp. 40.000 Puskesmas Prog Jiwa
dan napza Bandar Jaya Promkes
Prog Napza
3 Jiwa Pendampingan OMKJ dan 75 % 14 kali 4 org x 1 pkm x 14 kl Wilayah Dokter Januari- 2.240.000
penderita ODGJ x Rp.40.000 Puskesmas Prog Jiwa Desember
gangguan Jiwa Bandar Jaya Promkes
dan Napza Prog napza
22
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
1. Setiap kegiatan harus ada jadwal yang sudah pasti
2. Setiap kegiatan harus sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan
3. Keberhasilan sebuah kegiatan selalu di dukung oleh kekompakan tim ( lintas sektor dan lintas
program)
5.2 SARAN
Peran lintas sektor dan lintas program perlu ditingkatkan guna tercapaianya tujuan program yang
sudah ditetapkan dan disepakati bersama
23
BAB 6
PENUTUP
Pembuatan PLANNING Of Action ( POA ) dilakukan dengan dasar pencapaian program 2018 .Upaya
kegiatan promosi kesehatan yang sudah dilakukan di Puskesmas Mangaran dengan bersumber daya masyarakat.
Program Promosi Kesehatan ini merupakan pedoman pelaksanaan dari berbagai program di dalam kegiatan
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat, terutama di wilayah Puskesmas Pembantu (Pustu), Polindes ,
Ponkesdes dalam berbagai Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat ( UKBM ) dan dalam melakukan
pembinaan program promosi kesehatan. Oleh karena itu dalam pembentukan maupun pengembangan UKBM
yang dilaksanakan oleh masyarakat sebagai bentuk partisipasinya , hendaknya selalu mendapat bimbingan/
pembinaan dari petugas kesehatan baik dari petugas kesehatan desa/ kelurahan setempat maupun dari
Puskesmas serta dari Dinas Kesehatan.
Rencana Kegiatan Operasional ini bersifat dinamis, artinya dapat disempurnakan kembali bila ada
masukan untuk penyempurnaan.
Demikian yang dapat disampaikan dalam penyusunan POA tahun 2019 dengan satu harapan bahwa
dalam pelaksanaan kegiatan / pelayanan kesehatan dapat berhasil guna dan berdaya guna.
24