CARE)
SOP
A. Alat
Leanec
Doopler / Spekulum Corong
Meteran Kain Pengukur Tinggi Fundus Uteri
Meteran Pengukur LILA
Selimut
Refleks Hammer
Jarum Suntik disposibel 2,5 ml
Air hangat
Timbangan berat badan dewasa
Tensimeter air raksa
Stetoscope
Bed obstetri
Spekulum gynec
Lampu halogen / senter
Kalender kehamilan
B. Bahan
Sarung tangan
Kapas steril
PELAYANAN ANC (ANTE NATAL
CARE)
SOP
Sudibyo, SKM
Halaman : 2/6 NIP.19620518 198502 1
002
F. Prosedur Bagan Alir
1. Persiapan
Persiapkan alat Kosongkan
Mempersiapkan alat dan bahan medis dan bahan yang kandung kemih
yang diperlukan. diperlukan bumil
Mempersiapkan bumil mengosongkan
kandung kemih.
Petugas mencuci tangan dengan sabun
antiseptik dan bilas dengan air mengalir Lakukan Petugas
dan keringkan. Anamnesa mencuci
tangan
2. Pelaksanaan
Anamnesa :
Riwayat perkawinan Kemudian lakukan Lakukan
Riwayat penyakit ibu dan keluarga. pemeriksaan pemeriksaan
Status riwayat Haid, HPHT. umum khusus
Riwayat imunisasi ibu saat ini.
Kebiasaan ibu.
Riwayat persalinan terdahulu. Auskultasi Inspeksi
palpasi
Dari anamnesa haid tersebut, tentukan usia
kehamilan dan buat taksiran persalinan.
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan umum Pemeriksaan Lakukan Lihat
Keadaan umum bumil. bunyi dan leopold keadaan
frekuensi perut
jantung janin Ukur
TFU
Pemeriksaan tambahan
PELAYANAN ANC (ANTE NATAL
CARE)
SOP
Sudibyo, SKM
Halaman : 3/6
NIP.19620518 198502 1 002
c. Auskultasi
Umur Kehamilan > 20 mgg :
a. Inspeksi
1. Tinggi fundus uteri
2. Hyperpigmentasi dan striae
3. Keadaan dinding perut
b. Tinggi fundus uteri
1. Hyperpigmentasi dan striae
2. keadaan dinding perut
a. Palpasi. (Presentasi Janin dan
Auskultasi, T6)
Lakukan pemeriksaan Leopold dan
instruksi kerjanya sebagai berikut :
1. Leopold 1
PELAYANAN ANC (ANTE NATAL
CARE)
SOP
SOP
SOP
b. Auskultasi
Pemeriksaan bunyi dan frekuensi
jantung janin.
Tablet FE (T6)
Imunisasi TT (T7)
c. Pemeriksaan Tambahan
Tes Laboratorium (T8) rutin : Hb,
golongan darah, reduksi urin dan
protein urine.
USG.
3. Akhir Pemeriksaan
Buat kesimpulan hasil pemeriksaan.
Buat prognosa dan rencana Tata
Laksana Kasus (T9)
Catat hasil pemeriksaan pada buku
KIA dan status pasien.
Temu Wicara (T10) yang meliputi :
PELAYANAN ANC (ANTE NATAL
CARE)
SOP
J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
MTBS (Manajemen Terpadu
Balita Sakit)
MTBM (Manajemen Terpadu
Bayi Muda)
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
SOP Karang Anyar
UKP :
No. Revisi
Sudibyo, SKM
Halaman : 1/3 NIP.19620518 198502 1
002
A. Pengertian : MTBS/MTBM adalah pendekatan keterpaduan dalam tata laksana
balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan
kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit
pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga dan upaya
promotif, preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A
dankonseling pemberian makan yang bertujuan menurunkan angka
kematian bayi dan balita (Pedoman Penerapan MTBS di Puskesmas
Modul 7 2004)
B. Tujuan : Sebagai Pedoman Kerja bagi Petugas / Paramedis dalam
pelayanan / pemeriksaan Balita Sakit.
C. Kebijakan : Bidan, Perawat dan Dokter dapat melakukan pelayanan MTBS di
Puskesmas.
D. Referensi :
E. Alat dan Bahan 1. Termometer
2. Sound Timer
3. Senter
4. Formulir MTBS dan MTBM
5. Bagan MTBS dan MTBM
6. Alat Tulis
7. Buku Register Bayi Balita
8. KMS
F. Prosedur Bagan Alir
1. Anamnesa :
Wawancara terhadap orang tua bayi dan
balita mengenai keluhan utama, keluhan
tambahan, keluhan lamanya sakit,
pengobatan yang telah diberikan, riwayat
penyakit lainnya.
2. Pemeriksaan
MTBS (Manajemen Terpadu
Balita Sakit)
MTBM (Manajemen Terpadu
Bayi Muda)
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar
Sudibyo, SKM
Halaman : 3/3
NIP.19620518 198502 1 002
5. Petugas menulis hasil anamnesa dan
pemeriksaan serta mengklasifikasi dalam
form klasifikasi dan memberikan
penyuluhan.
6. Petugas memberikan pengobatan sesuai
Buku Pedoman MTBS, bila perlu dirujuk
ke ruang pengobatan untuk konsultasi
dokter.
J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
MTBS (Manajemen Terpadu
Balita Sakit)
MTBM (Manajemen Terpadu
Bayi Muda)
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar
UKP :
No. Revisi
Sudibyo, SKM
Halaman : 1/3
NIP.19620518 198502 1 002
A. Pengertian : Karakteristik atau kondisi pada seseorang atau sekelompok ibu
hamil yang dapat menyebabkan peluang atau kemungkinan
terjadinya kesakitan atau kematian pada ibu dan bayinya.
B. Tujuan : Sebagai acuan dalam menentukan faktor resiko dan resiko tinggi
pada ibu hamil.
C. Kebijakan : Dokter dan balita.
D. Referensi : Buku Kesehatan Ibu dan Anak, 2007
E. Alat dan Bahan 1. Timbangan berat badan
2. Pita pengukur lingkar lengan atas
3. Pengukur tinggi badan
4. Tensi meter
5. Buku KIA (Sore Poedji Rochjati)
F. Prosedur Bagan Alir
Faktor Resiko Ibu Hamil diantaranya
1. Primi muda, hamil ke-1 umur kurang dari FAKTOR RESIKO IBU HAMIL
16 tahun.
2. Primi tua, hamil ke-1 umur lebih dari 35
tahun, atau terlalu lambat hamil ke-1
Primi Muda, hamil ke 1 umur <16 tahun
kawin lebih dari 4 tahun. Primi Tua, hamil ke 1 umur > 35 tahun
3. Terlalu lama hamil lagi, lebih dari 10 Terlalu lambat hamil ke 1 > 4 tahun
tahun. Terlalu lama hamil lagi > 10 tahun
4. Terlalu cepat hamil lagi, kurang dari 2 Terlalu cepat hamil lagi < 2tahun
tahun. Terlalu banyak anak > 4
5. Terlalu banyak anak, anak lebih dari 4. Terlalu tua umur > 35 tahun
Tinggi badan < 145 cm
6. Terlalu tua, umur lebih dari 35 tahun.
Pernah gagal kehamilan
7. Tinggi badan kurang dari 145 cm. Riwayat melahirkan dengan vakum
8. Pernah gagal kehamilan. Riwayat melahirkan dengan ari-ari dirogoh
9. Pernah melahirkan dengan tarikan tang / Riwayat melahirkan diberi infuse/tranfusi
vakum. Riwayat operasi seksio
10. Pernah melahirkan dengan Uri dirogoh. Adanya penyakit pp ibu hamil
11. Pernah melahirkan dengan diberi Adanya bengkaka pp muka/tungkai dan
infuse/transfusi. tekanan darah tinggi
Hamil kembar
Hamil kembar air
Bayi mati dalam kandungan
Kehamilan lebih bulan
Hamil Letsu
Hamil Letli
FAKTOR RESIKO IBU
HAMIL
Sudibyo, SKM
Halaman : 3/3
NIP.19620518 198502 1 002
3. Jumlah skor lebih dari 12, termasuk
kelompok Resiko Sangat Tinggi (KRST),
pemeriksaan kehamilan harus oleh dokter,
penolong harus dokter.
J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
MANAJEMEN
MASALAH PEMBERIAN
MINUM PADA BALITA
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
SOP Karang Anyar
UKP :
No. Revisi
Sudibyo, SKM
Halaman : 1/5
NIP.19620518 198502 1 002
A. Pengertian : Massalah yang sering terjadi pada BBL sehubungan dengan
pemberian minum (ASI) yang tidak efektif oleh ibu dan karena
faktor dari BBL itu sendiri.
B. Tujuan : Agar BBL mendapatkan ASI yang cukup, sehingga mengurangi
resiko terjadinya penyakit juga untuk memenuhi tumbuh kembang
bayi.
C. Kebijakan : Tenaga pelaksana adalah semua bidan yang ada di puskesmas.
D. Referensi :
E. Alat dan Bahan Persiapan :
Ibu dan keluarga
F. Prosedur Bagan Alir
Pada ibu yang tidak dapat menyusui dan tidak
berhasil menyusui, lakukan manajemen
sebagai berikut :
1. Kecemasan pada ibu
a. Memberikan pengertian dan cara
pemberian ASI yang tepat.
b. Perhatikan dan catat berat bayi setiap
hari.
c. Menjelaskan dan bekerja sama dengan
ibu mengenai teknik menyusui selama
3 hari.
i. Yakinkan ibu bila cara ibu benar.
ii. Bila cara ibu belum benar, nasihati
ibu cara yang sesuai.
iii. Bila berat bayi meningkat lebih
dari 60 gram dalam 3 hari,
yakinkan ibu bahwa ASInya
cukup.
iv. Bila peningkatan berat bayi tidak
mencapai minimal 60 gram selama
3 hari, kelola sebagai persangkaan
MANAJEMEN
MASALAH PEMBERIAN
MINUM PADA BALITA
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar
Sudibyo, SKM
Halaman : 5/5
NIP.19620518 198502 1 002
i. Bila suplai ASI cukup (minum 6
kali atau lebih dalam 24 jam) tetapi
berat bayi tidak naik dengan
adekuat (kurang 60 gram selama 3
hari) ibu hendaknya memeras ASI
dalam 2 cangkir yang berbeda,
hendaknya ibu memberikan
pertama kali kepada bayinya ASI
peras dalam cangkir kedua yang
mengandung lebih kaya lemak,
kemudian baru ASI yang ada
dalam cangkir pertama bila bayi
masih memerlukan.
MANAJEMEN
MASALAH PEMBERIAN
MINUM PADA BALITA
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar
J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
TATALAKSANA
PEMBERIAN KB SUNTIK
UKP :
No. Revisi
Sudibyo, SKM
Halaman : 1/1
NIP.19620518 198502 1 002
A. Pengertian : KB suntik kombinasi adalah 25 mg deponaroxi progesteron acetat
dan 1 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi 1 M sebulan
sekali (cyclofem). (Saifuddin, 2003).
B. Tujuan : Dapat melakukan asuhan kebidanan pada klien akseptor KB suntik
kombinasi sesuai standar.
C. Kebijakan : Bidan puskesmas dapat melakukan suntik KB kombinasi.
D. Referensi :
E. Alat dan Bahan 1. Spuit 5 cc
2. Kapas alkohol
3. Safety box
4. Kartu KB
F. Prosedur Bagan Alir
1. Siapkan alat (spuit, kontrasepsi suntik
kombinasi, jarum suntik, kapas alkohol).
2. Siapkan klien (anjurkan klien tidur
miring).
3. Siapkan petugas (cuci tangan)
4. Berikan injeksi pada daerah gluteal secara
IM dalam yang sebelumnya dibersihkan
dengan kapas alkohol 70%.
5. Anjurkan pada klien untuk tidak memijat
daerah yang disuntik.
6. Buang jarum dan spuit dalam safety box.
7. Anjurkan pada klien untuk
datang/kunjungan ulang 1 bulan lagi.
8. Cuci tangan setelah melakukan injeksi.
9. Berikan konseling tentang
masalah/keluhan klien.
G. Hal-hal yang perlu :
diperhatikan.
H. Unit Terkait : BP
I. Dokumen Terkait :
TATALAKSANA
PEMBERIAN KB SUNTIK
J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
PEMBERIAN
KONTRASEPSI PIL
KOMBINASI
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
SOP Karang Anyar
UKP :
No. Revisi
Sudibyo, SKM
Halaman : 1/2
NIP.19620518 198502 1 002
A. Pengertian : Alat kontrasepsi yang berbentuk pil yang mengandung hormon aktif
estrogen dan Protestan, yang fungsi utamanya menekan ovulasi dan
mengentalkan lendir servic sehingga sulit dilalui oleh sperma.
(Buku panduan pelayanan praktis kontrasepsi).
B. Tujuan : Untuk mengatur jarak kehamilan dan membatasi jumlah kelahiran.
C. Kebijakan : Tenaga pelaksana adalah semua bidan yang ada di puskesmas.
D. Referensi :
E. Alat dan Bahan Persiapan klien dan persiapan pil KB.
J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
PEMBERIAN
KONTRASEPSI PIL
KOMBINASI
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar
UKP :
No. Revisi
Sudibyo, SKM
Halaman :¼
NIP.19620518 198502 1 002
A. Pengertian : Melakukan pemasangan alat kontrasepsi hormonal jangka panjang
yang dipasang dibawah kulit untuk mencegah kehamilan.
B. Tujuan : Agar dapat melakukan pemasangan AKBK sesuai dengan standar
dan tidak terjadi komplikasi.
C. Kebijakan : Bidan yang sudah terlatih dapat melakukan pemasangan AKBK.
D. Referensi :
E. Alat dan Bahan 1. Persiapan alat :
a. Tensi
b. Stetchoscope
c. Tempat tidur periksa
d. Alat penyangga lengan (tambahan)
e. Perlak dan pengalas
f. Bak instrumen yang berisi
- 1 pasang hand schoen steril
- Kasa steril / doek
- Kom steril
g. Batang norplant (6 buah) dalam kantong
h. Kom berizi cairan bethadine
i. Anestesi lokal konsentrasi 1%
j. Epinefrin untuk rekatan anafilaktik
k. Semprit 5 cc dan jarum no 22
l. Trokart No. 10
m. Skapel no 11/15
n. Plaster/band aid
o. Klem penjepit
p. Pingset
q. Bengkok
r. Larutan Chlorine 0,5%
s. Sabun dan handuk tangan
2. Persiapan pasien
a. Pastikan klien benar-benar memilih metode kontrasepsi
implant sebagai pilihannya (Inform consent)
b. Jelaskan pada klien prosedur yang akan dilakukan.
PEMASANGAN AKBK
Sudibyo, SKM
Halaman : 2/4
NIP.19620518 198502 1 002
F. Prosedur Bagan Alir
1. Mekanisme Kerja
a. Memberi salam kepada klien dan sapa
dengan ramah dan hangat.
b. Dekatkan alat-alat dekat pasien.
- Alat-alat untuk pemeriksaan fisik dan
pemasangan implant.
- Siapkan ruangan dengan cahaya yang
cukup.
c. Pasang sampiran
d. Cuci tangan, dibawah air mengalir dengan
sabun dan keringkan dengan handuk.
e. Timbang berat badan klien.
f. Ukur tekanan darah.
g. Lakukan pemeriksaan payudara, ajari klien
cara memeriksa payudara sendiri.
i. Letakkan perlak dan alas perlak pada
bagian bawah lengan.
j. Tentukan tempat pemasangan yang
optimal.
- 8 cm dari atas lipatan siku
- Gunakan pola dan spidol untuk
menandai tempat insisi.
k. Siapkan batang implant.
- Buka bungkus steril tanpa
menyentuhnya.
PEMASANGAN AKBK
Sudibyo, SKM
Halaman : 4/4
NIP.19620518 198502 1 002
3. Tindakan Pasca Pemasangan
a. Buang bahan-bahan habis pakai yang
terkontaminasi
b. Rendam seluruh peralatan yang sudah
terpakai dengan larutan chlorine 0,5%
10 mnt.
c. Cuci tangan dengan larutan chlorine
0,5% kemudian lepaskan sarung tangan
dalam posisi terbalik.
J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
PENCABUTAN AKBK
UKP :
No. Revisi
Sudibyo, SKM
Halaman : 1/4
NIP.19620518 198502 1 002
A. Pengertian : Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit.
B. Tujuan : Agar petugas dapat melakukan pencabutan AKBK sesuai dengan
prosedur dan mencegah komplikasi.
C. Kebijakan : Bidan yang sudah terlatih dapat melakukan pencabutan AKBK.
D. Referensi :
E. Alat dan Bahan 1. Persiapan Alat
a. Meja periksa untuk tempat tidur klien.
b. Penyangga lengan atau meja samping.
c. Sabun untuk mencuci tangan.
d. Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering.
e. Tiga mangkok steril atau DTT.
f. Sepasang sarung tangan steril/DTT.
g. Larutan antiseptik.
h. Anestesi lokal.
i. Tabung suntik (5 atau 10 ml) dan jarum suntik dengan
panjang 2,5-4 cm (nomor 22).
j. Skalpel No. 11
k. Klem lengkung dan lurus (mosquito dan Cile)
l. Band aid atau kasa steril dengan plester
m. Kassa pembalut.
n. Epinefrin untuk syok anafilaktik (harus tersedia untuk
keadaan darurat).
2. Persiapan klien
a. Persilahkan klien untuk mencuci seluruh lengan dan tangan
dengan sabun dan air yang mengalir.
b. Tutup tempat tidur klien dengan kain bersih yang kering.
c. Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang
digunakan (lengan yang terpasang implant).
d. Raba kapsul untuk menentukan lokasinya.
e. Pastikan posisi dari setiap kapsul dengan membuat tanda
pada kedua ujung setiap kapsul dengan menggunakan spidol.
f. Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa
menyentuh alat-alat di dalamnya.
PENCABUTAN AKBK
Sudibyo, SKM
Halaman : 2/4
NIP.19620518 198502 1 002
c. Atur alat dan bahan-bahan sehingga
mudah dicapai.
d. Usap tempat pencabutan dengan kasa
berantiseptik, gunakan klem steril atau
DTT untuk memegang kasa tersebut.
e. Gunakan doek bolong untuk menutupi
lengan.
f. Sekali lagi raba seluruh kapsul untuk
menentukan lokasinya.
g. Setelah memastikan klien tidak alergi
terhadap obat anestesi, isi alat suntik
dengan 3 ml obat anestesi.
J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
PENCABUTAN ALAT
KONTRASEPSI DALAM
RAHIM
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
SOP Karang Anyar
UKP :
No. Revisi
Sudibyo, SKM
Halaman : 1/3
NIP.19620518 198502 1 002
A. Pengertian : Mengeluarkan AKDR dari rahim seorang akseptor AKDR.
B. Tujuan : Agar klien bisa kembali hamil atau ingin mengganti metode
kontrasepsi yang lain.
C. Kebijakan : Semua bidan yang ada di puskesmas yang sudah terlatih tentang
pencabutan AKDR.
D. Referensi :
E. Alat dan Bahan Persiapan klien dan alat (1 pasang sarung tangan DTT, spekulum
vagina, gunting,benang, kasa DTT, air DTT, alat-alat PI, penjepit
benang IUD, betadine, tempat sampah medis)
F. Prosedur Bagan Alir
1. Konselinbg pra pencabutan
a. Sapa klien dengan ramah dan
perkenalkan diri anda.
b. Tanyakan tujuan kunjungannya.
c. Tanyakan apa alasan mencabut AKDR
tersebut dan jawab pertanyaannya.
d. Tanyakan tujuan reproduksi (KB)
selanjutnya (apakah ingin mengatur
jarak kehamilan atau membatasi
jumlah anaknya)
e. Jelaskan proses pencabutan AKDR dan
apa yang akan klien rasakan pada saat
proses pencabutan dan setelah
pencabutan.
3. Prosedur Pencabutan
a. Lakukan pemeriskaan bimanual.
b. Pasang spekulum vagina untuk melihat
Sudibyo, SKM
Halaman : 2/3
NIP.19620518 198502 1 002
servic, usap servic, dan vagina dengan
air DDT.
c. Jepit benang yang dekat servic dengan
klem.
d. Tarik keluar benang secara mantap
tetapi hati-hati untuk mengeluarkan
AKDR.
e. Tunjukkan AKDR tersebut pada klien,
kemudian rendam dalam larutan
chlorin 0,5%.
f. Keluarkan spekulum dengan hati-hati
Sudibyo, SKM
Halaman : 3/3
NIP.19620518 198502 1 002
e. Bantu klien untuk menentukan alat
kontrasepsi sementara sampai klien
memutuskan alat kontrasepsi baru yang
akan dipakai.
f. Buat rekam medik tentang pencabutan
AKDR.
J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
PENCABUTAN ALAT
KONTRASEPSI DALAM
RAHIM
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar