Anda di halaman 1dari 37

PELAYANAN ANC (ANTE NATAL

CARE)

SOP

Kepala UPT Puskesmas


Karang Anyar
UPT PUSKESMAS Tanda tangan
KARANG
ANYAR Sudibyo, SKM
NIP.19620518 198502 1 002
A. Pengertian : Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil dan selama
kehamilannya.
B. Tujuan : Sebagai acuan dalam melakukan pemeriksaan Ante Natal Care (ANC),
sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik, melahirkan bayi yang
sehat dan memperoleh kesehatan yang optimal pada masa nifas serta
dapat menyusui dengan baik dan benar.
C. Kebijakan : Pelayanan ANC dan diagnosa dapat dilakukan oleh seluruh bidan
puskesmas.
D. Referensi : Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
E. Alat dan Bahan : Persiapan

A. Alat
 Leanec
 Doopler / Spekulum Corong
 Meteran Kain Pengukur Tinggi Fundus Uteri
 Meteran Pengukur LILA
 Selimut
 Refleks Hammer
 Jarum Suntik disposibel 2,5 ml
 Air hangat
 Timbangan berat badan dewasa
 Tensimeter air raksa
 Stetoscope
 Bed obstetri
 Spekulum gynec
 Lampu halogen / senter
 Kalender kehamilan

B. Bahan
 Sarung tangan
 Kapas steril
PELAYANAN ANC (ANTE NATAL
CARE)

SOP

Kepala UPT Puskesmas


Karang Anyar
UPT PUSKESMAS Tanda tangan
KARANG
ANYAR Sudibyo, SKM
NIP.19620518 198502 1 002
 Kassa steril
 Alkohol 70%
 Jelly
 Sabun anti septik
 Wastafel dengan air mengalir
 Vaksin TT

Sudibyo, SKM
Halaman : 2/6 NIP.19620518 198502 1
002
F. Prosedur Bagan Alir
1. Persiapan
Persiapkan alat Kosongkan
 Mempersiapkan alat dan bahan medis dan bahan yang kandung kemih
yang diperlukan. diperlukan bumil
 Mempersiapkan bumil mengosongkan
kandung kemih.
 Petugas mencuci tangan dengan sabun
antiseptik dan bilas dengan air mengalir Lakukan Petugas
dan keringkan. Anamnesa mencuci
tangan
2. Pelaksanaan
 Anamnesa :
 Riwayat perkawinan Kemudian lakukan Lakukan
 Riwayat penyakit ibu dan keluarga. pemeriksaan pemeriksaan
 Status riwayat Haid, HPHT. umum khusus
 Riwayat imunisasi ibu saat ini.
 Kebiasaan ibu.
 Riwayat persalinan terdahulu. Auskultasi Inspeksi
palpasi
Dari anamnesa haid tersebut, tentukan usia
kehamilan dan buat taksiran persalinan.
 Pemeriksaan
1. Pemeriksaan umum Pemeriksaan Lakukan  Lihat
 Keadaan umum bumil. bunyi dan leopold keadaan
frekuensi perut
jantung janin  Ukur
TFU

Pemeriksaan tambahan
PELAYANAN ANC (ANTE NATAL
CARE)

SOP

Kepala UPT Puskesmas


Karang Anyar
UPT PUSKESMAS Tanda tangan
KARANG
ANYAR Sudibyo, SKM
NIP.19620518 198502 1 002
 Ukur Tinggi Badan (T1), Timbang
Berat Badan (T2), Ukur LILA
(T3).
 Tanda vital : Tekanan Darah (T4),
Nadi, RR, T
 Pemeriksaan Fisik menyeluruh (dari
kepala sampai ekstremitas)
2. Pemeriksaan Khusus
 Umur Kehamilan < 20 mgg :
a. Inspeksi
1. Fundus
2. Hyperpigmentasi (pada areola
mammae, Linea nira).
3. Striae.
b. Palpasi
1. Tinggi fundus uteri (T5)
2. Keadaan perut

Sudibyo, SKM
Halaman : 3/6
NIP.19620518 198502 1 002
c. Auskultasi
 Umur Kehamilan > 20 mgg :
a. Inspeksi
1. Tinggi fundus uteri
2. Hyperpigmentasi dan striae
3. Keadaan dinding perut
b. Tinggi fundus uteri
1. Hyperpigmentasi dan striae
2. keadaan dinding perut
a. Palpasi. (Presentasi Janin dan
Auskultasi, T6)
Lakukan pemeriksaan Leopold dan
instruksi kerjanya sebagai berikut :
1. Leopold 1
PELAYANAN ANC (ANTE NATAL
CARE)

SOP

Kepala UPT Puskesmas


Karang Anyar
UPT PUSKESMAS Tanda tangan
KARANG
ANYAR Sudibyo, SKM
NIP.19620518 198502 1 002
 Letakkan sisi lateral telunjuk kiri
pada puncak fundus uteri untuk
menentukan tinggi fundus.
Perhatikan agar jari tersebut tidak
mendorong uterus ke bawah (jika
diperlukan, fiksasi uterus basah
dengan meletakkan ibu jari dan
telunjuk tangan kanan di bagian
lateral depan kanan dan kiri,
setinggi tepi dan simfisis.
 Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-
jari yang memfiksasi uterus bawah)
kemudian atur posisi pemeriksa
sehingga menghadap ke bagian
kepala ibu.
 Letakkan ujung telapak tangan kiri
dan kanan pada fundus uteri dan
rasakan bagian bayi yang ada pada
bagian tersebut dengan jalan
menekan secara lembut dan
menggeser telapak tangan kiri dan
kanan secara bergantian.
2. Leopold 2
 Letakkan telapak tangan kiri pada
dinding perut lateral kanan dan
telapak tangan kanan pada dinding
perut lateral kiri bu sejajar dan pada
ketinggian yang sama.
Sudibyo, SKM
Halaman : 4/6 NIP.19620518 198502 1
002
 Mulai ke bagian atas, tekan secara
bergantian atau bersamaan telapak
tangan kiri dan kanan kemudian
PELAYANAN ANC (ANTE NATAL
CARE)

SOP

Kepala UPT Puskesmas


Karang Anyar
UPT PUSKESMAS Tanda tangan
KARANG
ANYAR Sudibyo, SKM
NIP.19620518 198502 1 002
geser ke arah bawah dan rasakan
adanya bagian yang rata dan
memanjang (punggung) atau bagian
yang kecil (ekstremitas).
3. Leopold 3
 Atur posisi pemeriksa pada sisi
kanan dan menghadap ke bagian
kaki ibu.
 Letakkan ujung telapak tangan kiri
pada dinding lateral kiri bawah,
telapak tangan kanan pada dinding
lateral kanan bawah perut ibu,
tekan secara lembut bersamaan atau
bergantian untuk menentukan
bagian bawah bayi (bagian keras,
bulat dan hampir homogen adalah
kepala, sedangkan tonjolan yang
lunak dan kurang simetris adalah
bokong).
4. Leopold 4
 Letakkan ujung telapak tangan kiri
dan kanan pada dinding lateral kiri
dan kanan uterus bawah, ujung-
ujung jari tangan kiri dan kanan
berada pada tepi atas simfisis.
 Temukan kedua jari kiri dan kanan,
kemudian rapatkan semua jari-jari
tangan kanan yang meraba dinding
bawah uterus.
 Perhatikan sudut yang dibentuk
oleh jari-jari kiri dan kanan
(konvergen/divergen).
 Pindahkan ibu jari dan telunjuk
tangan kiri pada bagian terbawah
bayi (bila presentasi kepala,
PELAYANAN ANC (ANTE NATAL
CARE)

SOP

Kepala UPT Puskesmas


Karang Anyar
UPT PUSKESMAS Tanda tangan
KARANG
ANYAR Sudibyo, SKM
NIP.19620518 198502 1 002
upayakan memegang bagian kepala
didekat leher dan bila presentasi
bokong, upayakan untuk
memegang pinggang bayi).
Halaman : 5/6
 Fiksasi bagian tersebut ke arah
pintu atas panggul, kemudian
letakkan jari-jari tangan kanan
diantara tangan kiri dan simfisis
untuk menilai seberapa jauh bagian
terbawah telah memasuki pintu atas
panggul.

b. Auskultasi
 Pemeriksaan bunyi dan frekuensi
jantung janin.
 Tablet FE (T6)
 Imunisasi TT (T7)

c. Pemeriksaan Tambahan
 Tes Laboratorium (T8) rutin : Hb,
golongan darah, reduksi urin dan
protein urine.
 USG.

3. Akhir Pemeriksaan
 Buat kesimpulan hasil pemeriksaan.
 Buat prognosa dan rencana Tata
Laksana Kasus (T9)
 Catat hasil pemeriksaan pada buku
KIA dan status pasien.
 Temu Wicara (T10) yang meliputi :
PELAYANAN ANC (ANTE NATAL
CARE)

SOP

Kepala UPT Puskesmas


Karang Anyar
UPT PUSKESMAS Tanda tangan
KARANG
ANYAR Sudibyo, SKM
NIP.19620518 198502 1 002
usia kehamilan, letak janin, posisi
janin, tafsiran persalinan, resiko yang
ditemukan atau adanya penyakit lain.
 Jelaskan untuk melakukan kunjungan
ulang.
 Beri alasan bila pasien rujuk ke rumah
sakit.

G. Hal-hal yang perlu :


diperhatikan.
H. Unit Terkait : KIA, LAB, GIZI, GILUT
Sudibyo, SKM
Halaman : 6/6 NIP.19620518 198502 1
002
I. Dokumen Terkait :

J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
MTBS (Manajemen Terpadu
Balita Sakit)
MTBM (Manajemen Terpadu
Bayi Muda)
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
SOP Karang Anyar

UKP :
No. Revisi

Sudibyo, SKM
Halaman : 1/3 NIP.19620518 198502 1
002
A. Pengertian : MTBS/MTBM adalah pendekatan keterpaduan dalam tata laksana
balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan
kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit
pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga dan upaya
promotif, preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A
dankonseling pemberian makan yang bertujuan menurunkan angka
kematian bayi dan balita (Pedoman Penerapan MTBS di Puskesmas
Modul 7 2004)
B. Tujuan : Sebagai Pedoman Kerja bagi Petugas / Paramedis dalam
pelayanan / pemeriksaan Balita Sakit.
C. Kebijakan : Bidan, Perawat dan Dokter dapat melakukan pelayanan MTBS di
Puskesmas.
D. Referensi :
E. Alat dan Bahan 1. Termometer
2. Sound Timer
3. Senter
4. Formulir MTBS dan MTBM
5. Bagan MTBS dan MTBM
6. Alat Tulis
7. Buku Register Bayi Balita
8. KMS
F. Prosedur Bagan Alir
1. Anamnesa :
Wawancara terhadap orang tua bayi dan
balita mengenai keluhan utama, keluhan
tambahan, keluhan lamanya sakit,
pengobatan yang telah diberikan, riwayat
penyakit lainnya.

2. Pemeriksaan
MTBS (Manajemen Terpadu
Balita Sakit)
MTBM (Manajemen Terpadu
Bayi Muda)
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar

UKP No. Revisi :


Untuk bayi muda umur 1 hari s/d 2 bulan :
1. Periksa kemungkinan kejang.
2. Periksa gangguan nafas.
3. Ukur suhu tubuh.
4. Periksa kemungkinan adanya infeksi
bakteri.
5. Periksa kemungkinan adanya icterus.
6. Periksa kemungkinan gangguan
pencernaan dan diare.
7. Ukur berat badan.
Sudibyo, SKM
Halaman : 2/3
NIP.19620518 198502 1 002
8. Periksa status imunisasi.
9. Dan seterusnya lihat formulir MTBS.
Untuk bayi umur 2 bulan s/d 5 tahun :
1. Keadaan umum
2. Respirasi (menghitung nafas)
3. Derajat dehidrasi (turgor kulit)
4. Suhu tubuh
5. Periksa telinga (Apakah keluar cairan dari
lubang telinga).
6. Periksa status gizi.
7. Periksa status imunisasi dan pemberian
vitamin A.
8. Penilaian pemberian makanan untuk
anemia / BGM.

3. Menentukan klasifikasi, tindakan,


penyuluhan dan konsultasi dokter
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
1. Pasien bayi / balita dari loket pendaftaran
menuju ruang KIA/Gizi untuk ditimbang
berat badannya, lanjut menuju ruang
pelayanan MTBS.
2. Petugas menuli identitas pasien pada kartu
rawat jalan.
MTBS (Manajemen Terpadu
Balita Sakit)
MTBM (Manajemen Terpadu
Bayi Muda)
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar

UKP No. Revisi :


3. Petugas melaksanakan anamnesa :
- Keluhan utama
- Keluhan tambahan
- Lamanya sakit
- Pengobatan yang telah diberikan
- Riwayat penyakit lainnya
4. Petugas melakukan pemeriksaan :
- Keadaan umum
- Respirasi
- Derajat dehidrasi
- Suhu tubuh
- Telinga
- Status Gizi
- Status imunisasi dan pemberian
Vitamin A

Sudibyo, SKM
Halaman : 3/3
NIP.19620518 198502 1 002
5. Petugas menulis hasil anamnesa dan
pemeriksaan serta mengklasifikasi dalam
form klasifikasi dan memberikan
penyuluhan.
6. Petugas memberikan pengobatan sesuai
Buku Pedoman MTBS, bila perlu dirujuk
ke ruang pengobatan untuk konsultasi
dokter.

G. Hal-hal yang perlu :


diperhatikan.
H. Unit Terkait : BP, GIZI
I. Dokumen Terkait :

J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
MTBS (Manajemen Terpadu
Balita Sakit)
MTBM (Manajemen Terpadu
Bayi Muda)
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar

UKP No. Revisi :


FAKTOR RESIKO IBU
HAMIL

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS


No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
SOP Karang Anyar

UKP :
No. Revisi

Sudibyo, SKM
Halaman : 1/3
NIP.19620518 198502 1 002
A. Pengertian : Karakteristik atau kondisi pada seseorang atau sekelompok ibu
hamil yang dapat menyebabkan peluang atau kemungkinan
terjadinya kesakitan atau kematian pada ibu dan bayinya.
B. Tujuan : Sebagai acuan dalam menentukan faktor resiko dan resiko tinggi
pada ibu hamil.
C. Kebijakan : Dokter dan balita.
D. Referensi : Buku Kesehatan Ibu dan Anak, 2007
E. Alat dan Bahan 1. Timbangan berat badan
2. Pita pengukur lingkar lengan atas
3. Pengukur tinggi badan
4. Tensi meter
5. Buku KIA (Sore Poedji Rochjati)
F. Prosedur Bagan Alir
 Faktor Resiko Ibu Hamil diantaranya
1. Primi muda, hamil ke-1 umur kurang dari FAKTOR RESIKO IBU HAMIL
16 tahun.
2. Primi tua, hamil ke-1 umur lebih dari 35
tahun, atau terlalu lambat hamil ke-1
Primi Muda, hamil ke 1 umur <16 tahun
kawin lebih dari 4 tahun. Primi Tua, hamil ke 1 umur > 35 tahun
3. Terlalu lama hamil lagi, lebih dari 10 Terlalu lambat hamil ke 1 > 4 tahun
tahun. Terlalu lama hamil lagi > 10 tahun
4. Terlalu cepat hamil lagi, kurang dari 2 Terlalu cepat hamil lagi < 2tahun
tahun. Terlalu banyak anak > 4
5. Terlalu banyak anak, anak lebih dari 4. Terlalu tua umur > 35 tahun
Tinggi badan < 145 cm
6. Terlalu tua, umur lebih dari 35 tahun.
Pernah gagal kehamilan
7. Tinggi badan kurang dari 145 cm. Riwayat melahirkan dengan vakum
8. Pernah gagal kehamilan. Riwayat melahirkan dengan ari-ari dirogoh
9. Pernah melahirkan dengan tarikan tang / Riwayat melahirkan diberi infuse/tranfusi
vakum. Riwayat operasi seksio
10. Pernah melahirkan dengan Uri dirogoh. Adanya penyakit pp ibu hamil
11. Pernah melahirkan dengan diberi Adanya bengkaka pp muka/tungkai dan
infuse/transfusi. tekanan darah tinggi
Hamil kembar
Hamil kembar air
Bayi mati dalam kandungan
Kehamilan lebih bulan
Hamil Letsu
Hamil Letli
FAKTOR RESIKO IBU
HAMIL

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS


No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar

UKP No. Revisi :


12. Pernah operasi seksio.
13. Adanya penyakit pada ibu hamil : kurang
darah, malaria, TBC Paru, payah jantung,
kencing manis dan penyakit menular
seksual.
14. Adanya bengkak pada muka/tungkai dan
tekanan darah tinggi.
15. Hamil kembar 2 atau lebih.
Sudibyo, SKM
Halaman : 2/3
NIP.19620518 198502 1 002
16. Hamil kembar air (Hydramnion)
17. Bayi mati dalam kandungan. KRITERIA FAKTOR RESIKO IBU HAMIL
18. Kehamilan lebih bulan.
19. Hamil letak sungsang.  Hb > 8 GR %
20. Hamil letak lintang.  TD tinggi
21. Hamil dengan perdarahan.  Eklampsia
22. Pre eklamsi berat (kejang)  Oedema
 Perdarahaan pervaginam
 Kriteria Faktor Resiko Tinggi Ibu  Ketuban pecah dini
Hamil diantaranya  Letak lintang pada UK > 32 minggu
23. HB Kurang dari 8 gr %  Letsu pada primigravida
24. Tekanan darah tinggi (Sistole > 140  Infeksi berat/Sepsis
 Persalinan premature
mmHg, diastole > 90 mmHg)  Kehamilan ganda
25. Eklampsia  Janin besar
26. Oedema yang nyata  Penyakit kronis pada ibu
27. Perdarahan pervaginam  Riwayat obstetri buruk
 Riwata bedah sesar
28. Ketuban pecah dini  Komplikasi kehamilan
29. Letak lintang pada usia kehamilan lebih
dari 32 minggu.
30. Letak sungsang pada primigravida. JUMLAH SKOR 2 JUMLAH SKOR
6-10
31. Infeksi berat / sepsis. PENATALAKSANAAN
32. Persalinan prematur. Kelompok bumil Kelompok Bumil
33. Kehamilan ganda. resiko rendah resiko Tinggi
34. Janin yang besar. (KRR), (KRT),
pemeriksaan pemeriksaan
35. Penyakit kronis pada ibu : jantung, paru, kehamilan bisa kehamilan
ginjal, dll dilakukan bidan, dilakukan bidan
36. Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah tidak perlu atau dokter,
dirujuk, tempat rujukan ke bidan
persalinan bisa di dan puskesmas,
polindes, penolong
penolong bisa persalinan bidan
bidan atau dokter
FAKTOR RESIKO IBU
HAMIL

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS


No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar

UKP No. Revisi :


sesar dan komplikasi kehamilan.
 Penatalaksanaan sesuai kelompok
resiko :
1. Jumlah skor 2, termasuk kelompok bumil
resiko rendah (KRR), pemeriksaan
kehamilan bisa dilakukan bidan, tidak
perlu dirujuk, tempat persalinan bisa di
polindes, penolong bisa bidan.
2. Jumlah skor 6-10, termasuk kelompok
Bumil resiko Tinggi (KRT), pemeriksaan
kehamilan dilakukan bidan atau dokter,
rujukan ke bidan dan puskesmas,
penolong persalinan bidan atau dokter.

Sudibyo, SKM
Halaman : 3/3
NIP.19620518 198502 1 002
3. Jumlah skor lebih dari 12, termasuk
kelompok Resiko Sangat Tinggi (KRST),
pemeriksaan kehamilan harus oleh dokter,
penolong harus dokter.

G. Hal-hal yang perlu :


diperhatikan.
H. Unit Terkait : KIA, BP, GIZI, LAB
I. Dokumen Terkait :

J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
MANAJEMEN
MASALAH PEMBERIAN
MINUM PADA BALITA
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
SOP Karang Anyar

UKP :
No. Revisi

Sudibyo, SKM
Halaman : 1/5
NIP.19620518 198502 1 002
A. Pengertian : Massalah yang sering terjadi pada BBL sehubungan dengan
pemberian minum (ASI) yang tidak efektif oleh ibu dan karena
faktor dari BBL itu sendiri.
B. Tujuan : Agar BBL mendapatkan ASI yang cukup, sehingga mengurangi
resiko terjadinya penyakit juga untuk memenuhi tumbuh kembang
bayi.
C. Kebijakan : Tenaga pelaksana adalah semua bidan yang ada di puskesmas.
D. Referensi :
E. Alat dan Bahan Persiapan :
Ibu dan keluarga
F. Prosedur Bagan Alir
Pada ibu yang tidak dapat menyusui dan tidak
berhasil menyusui, lakukan manajemen
sebagai berikut :
1. Kecemasan pada ibu
a. Memberikan pengertian dan cara
pemberian ASI yang tepat.
b. Perhatikan dan catat berat bayi setiap
hari.
c. Menjelaskan dan bekerja sama dengan
ibu mengenai teknik menyusui selama
3 hari.
i. Yakinkan ibu bila cara ibu benar.
ii. Bila cara ibu belum benar, nasihati
ibu cara yang sesuai.
iii. Bila berat bayi meningkat lebih
dari 60 gram dalam 3 hari,
yakinkan ibu bahwa ASInya
cukup.
iv. Bila peningkatan berat bayi tidak
mencapai minimal 60 gram selama
3 hari, kelola sebagai persangkaan
MANAJEMEN
MASALAH PEMBERIAN
MINUM PADA BALITA
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar

UKP No. Revisi :


berat bayi tidak naik dengan
adekuat.
2. Persangkaan berat bayi tidak naik dengan
adekuat.
a. Kenaikan berat bayi tidak adekuat jika
ditemukan kenaikan berat bayi kurang
dari 60 gram selama 3 hari berturut-
turut.
Sudibyo, SKM
Halaman : 2/5
NIP.19620518 198502 1 002
ii. Bila tidak dapat memeras ASI, beri
bayi 10 ml pengganti ASI (PASI)
dengan menggunakan gelas dan
sendok.
iii. Pasi tidak harus diberikan, kecuali
jika yakin :
Tersedia lama, mudah diperoleh,
dapat digunakan secara aman, serta
dapat disiapkan secara steril sesuai
petunjuk.
h. Pemberian PASI dilanjutkan hingga
kenaikan berat badan bayi minimal 20
gram per hari selama 3 hari berturut-
turut, kemudian turunkan PASI
sampai 5 ml setiap kali minum selama
2 hari.
i. Bila kenaikan berat badan cukup
(> 20 gram/hari) selama 2 hari
berikutnya, hentikan PASI
seluruhnya.
ii. Bila BB turun dibawah 20
gram/hari, mulai tambahkan PASI
mulai 10 ml setiap kali minum, dan
ulangi kembali proses diatas.
iii. Setelah PASI dihentikan, monitor
kenaikan BB bayi selama 3 hari
berikutnya, jika kenaikan BB
MANAJEMEN
MASALAH PEMBERIAN
MINUM PADA BALITA
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar

UKP No. Revisi :


berlangsung dengan kecepatan
yang sama atau lebih, bayi
dipulangkan ke rumah.
3. Memberi minum bayi kecil
a. terangkan bahwa ASInya adalah
minuman yang terbaik.
b. Beri penjelasan bahwa bayi kecil
mungkin tidak dapat minum dengan
baik pada hari-hari pertama dan hal ini
normal karena :
i. Mudah capai dan menghisap
lemah.
ii. Menghisap dengan singkat
kemudian berhenti.
iii. Tertidur saat sedang minum.
Sudibyo, SKM
Halaman : 4/5
NIP.19620518 198502 1 002
iv. Ada waktu jeda yang cukup
panjang antara hisapan.
v. Ingin minum lebih sering
dibanding bayi yang lebih besar.
c. Yakinkan ibu bahwa menyusui dengan
ASI akan lebih mudah bila bayi sudah
lebih besar.
d. Hendaknya ibu mengikuti prinsip
umum menyusui ASI :
i. Yakin bahwa bayinya disusui
minimal 8 kali dalam 24 jam
sampai berat 2500 gram. Bila bayi
tidak dapat bangun sendiri sewaktu
mau minum, hendaknya ibu
membangunkan untuk menyusu.
ii. Bila bayi melepaskan hisapannya
dari satu payudara berikan
payudara yang lainnya.
iii. Selalu memberi minum ASI
MANAJEMEN
MASALAH PEMBERIAN
MINUM PADA BALITA
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar

UKP No. Revisi :


sebelum memeras bila perlu ibu
dapat meningkatkan aliran ASI
dengan sedikit memeras sedikit
ASInya sebelum menempelkan
bayi ke payudaranya.
iv. Biarkan bayi menyusui yang cukup
panjang antara hisapan atau
hisapan yang pelan atau lama.
Jangan menghentikan bayi
menyusu selama bayi masih
berusaha atau ingin tetap menyusu,
jangan memaksa bila bayi belum
mau menyusu.
v. Anjurkan ibu untuk ASI eksklusif.
e. Bila bayi tidak menghisap dengan baik
untuk menerima jumlah ASI yang
cukup anjurkan ibu untuk memberikan
ASI peras dengan menggunakan
alternatif.

Sudibyo, SKM
Halaman : 5/5
NIP.19620518 198502 1 002
i. Bila suplai ASI cukup (minum 6
kali atau lebih dalam 24 jam) tetapi
berat bayi tidak naik dengan
adekuat (kurang 60 gram selama 3
hari) ibu hendaknya memeras ASI
dalam 2 cangkir yang berbeda,
hendaknya ibu memberikan
pertama kali kepada bayinya ASI
peras dalam cangkir kedua yang
mengandung lebih kaya lemak,
kemudian baru ASI yang ada
dalam cangkir pertama bila bayi
masih memerlukan.
MANAJEMEN
MASALAH PEMBERIAN
MINUM PADA BALITA
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar

UKP No. Revisi :


4. Memberi minum bayi kembar
a. Yakinkan ASInya cukup untuk kedua
bayinya.
b. Bila bayinya kecil, terangkan pada ibu
bahwa akan memerlukan waktu cukup
lama untuk memulai menyusui dengan
mantap.
c. Hendaknya ibu mengikuti prinsip
umum menyusui, sebagai tambahan
ibu harus :
i. Mulai menyusui salah satu bayinya
pada saat kedua payudara sudah
siap untuk dua bayi.

G. Hal-hal yang perlu :


diperhatikan.
H. Unit Terkait :
I. Dokumen Terkait :

J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
TATALAKSANA
PEMBERIAN KB SUNTIK

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS


No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
SOP Karang Anyar

UKP :
No. Revisi

Sudibyo, SKM
Halaman : 1/1
NIP.19620518 198502 1 002
A. Pengertian : KB suntik kombinasi adalah 25 mg deponaroxi progesteron acetat
dan 1 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi 1 M sebulan
sekali (cyclofem). (Saifuddin, 2003).
B. Tujuan : Dapat melakukan asuhan kebidanan pada klien akseptor KB suntik
kombinasi sesuai standar.
C. Kebijakan : Bidan puskesmas dapat melakukan suntik KB kombinasi.
D. Referensi :
E. Alat dan Bahan 1. Spuit 5 cc
2. Kapas alkohol
3. Safety box
4. Kartu KB
F. Prosedur Bagan Alir
1. Siapkan alat (spuit, kontrasepsi suntik
kombinasi, jarum suntik, kapas alkohol).
2. Siapkan klien (anjurkan klien tidur
miring).
3. Siapkan petugas (cuci tangan)
4. Berikan injeksi pada daerah gluteal secara
IM dalam yang sebelumnya dibersihkan
dengan kapas alkohol 70%.
5. Anjurkan pada klien untuk tidak memijat
daerah yang disuntik.
6. Buang jarum dan spuit dalam safety box.
7. Anjurkan pada klien untuk
datang/kunjungan ulang 1 bulan lagi.
8. Cuci tangan setelah melakukan injeksi.
9. Berikan konseling tentang
masalah/keluhan klien.
G. Hal-hal yang perlu :
diperhatikan.
H. Unit Terkait : BP
I. Dokumen Terkait :
TATALAKSANA
PEMBERIAN KB SUNTIK

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS


No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar

UKP No. Revisi :

J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
PEMBERIAN
KONTRASEPSI PIL
KOMBINASI
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
SOP Karang Anyar

UKP :
No. Revisi

Sudibyo, SKM
Halaman : 1/2
NIP.19620518 198502 1 002
A. Pengertian : Alat kontrasepsi yang berbentuk pil yang mengandung hormon aktif
estrogen dan Protestan, yang fungsi utamanya menekan ovulasi dan
mengentalkan lendir servic sehingga sulit dilalui oleh sperma.
(Buku panduan pelayanan praktis kontrasepsi).
B. Tujuan : Untuk mengatur jarak kehamilan dan membatasi jumlah kelahiran.
C. Kebijakan : Tenaga pelaksana adalah semua bidan yang ada di puskesmas.
D. Referensi :
E. Alat dan Bahan Persiapan klien dan persiapan pil KB.

F. Prosedur Bagan Alir


1. Konseling awal dan konseling metode
khusus.
2. Instruksi pada klien.
Tunjukkan cara mengeluarkan pil dari
kemasannya dan ikuti panah yang
menunjuk deretan berikut.
a. Sebaiknya pil diminum setiap hari,
lebih baik pada waktu yang sama
setiap hari.
b. Pil yang pertama dimulai pada hari
pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
c. Sangat dianjurkan penggunaannya
pada hari pertama haid.
d. Bila paket habis (28 tablet), sebaiknya
mulai minum pil dari paket yang baru.
e. Bila muntah dalam waktu 2 jam
setelah menggunakan pil, ambillah pil
lain atau menggunakan metode
kontrasepsi yang lain.
f. Bila terjadi muntah hebat atau diare
PEMBERIAN
KONTRASEPSI PIL
KOMBINASI
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar

UKP No. Revisi :


lebih dari 24 jam, maka bila keadaan
memungkinkan dan tidak
memperburuk keadaan klien, pil dapat
diteruskan.
g. Bila muntah atau diare berlangsung
sampai 2 hari atau lebih, cara
penggunaan pil mengikuti cara
menggunakan pil lupa.
Sudibyo, SKM
Halaman : 2/2
NIP.19620518 198502 1 002
h. Bila lupa minum pil (hari 1 – 21),
sebaiknya minum pil itu segera setelah
ingat, walaupun harus minum 2 pil
pada hari yang sama. Tidak perlu
menggunakan kontrasepsi yang lain.
Bila lupa 2 pil atau lebih (hari 1-21)
sebaiknya minum 2 pil setiap hari
sampai sesuai skedul yang ditetapkan.
Juga sebaiknya gunakan metode
kontrasepsi yang lain atau tidak
melakukan hubungan seksual sampai
menghabiskan paket pil tersebut.
i. Bila tidak haid, perlu segera ke klinik
untuk tes kehamilan.

G. Hal-hal yang perlu :


diperhatikan.
H. Unit Terkait : BP, Laboratorium
I. Dokumen Terkait :

J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
PEMBERIAN
KONTRASEPSI PIL
KOMBINASI
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar

UKP No. Revisi :


PEMASANGAN AKBK

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS


No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
SOP Karang Anyar

UKP :
No. Revisi

Sudibyo, SKM
Halaman :¼
NIP.19620518 198502 1 002
A. Pengertian : Melakukan pemasangan alat kontrasepsi hormonal jangka panjang
yang dipasang dibawah kulit untuk mencegah kehamilan.
B. Tujuan : Agar dapat melakukan pemasangan AKBK sesuai dengan standar
dan tidak terjadi komplikasi.
C. Kebijakan : Bidan yang sudah terlatih dapat melakukan pemasangan AKBK.
D. Referensi :
E. Alat dan Bahan 1. Persiapan alat :
a. Tensi
b. Stetchoscope
c. Tempat tidur periksa
d. Alat penyangga lengan (tambahan)
e. Perlak dan pengalas
f. Bak instrumen yang berisi
- 1 pasang hand schoen steril
- Kasa steril / doek
- Kom steril
g. Batang norplant (6 buah) dalam kantong
h. Kom berizi cairan bethadine
i. Anestesi lokal konsentrasi 1%
j. Epinefrin untuk rekatan anafilaktik
k. Semprit 5 cc dan jarum no 22
l. Trokart No. 10
m. Skapel no 11/15
n. Plaster/band aid
o. Klem penjepit
p. Pingset
q. Bengkok
r. Larutan Chlorine 0,5%
s. Sabun dan handuk tangan
2. Persiapan pasien
a. Pastikan klien benar-benar memilih metode kontrasepsi
implant sebagai pilihannya (Inform consent)
b. Jelaskan pada klien prosedur yang akan dilakukan.
PEMASANGAN AKBK

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS


No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar

UKP No. Revisi :


c. Mempersilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan bila
kurang mengerti.
d. Sampaikan kepada klien kemungkinan akan merasa sedikti
sakit pada beberapa langkah waktu pemasangan dan nanti
akan diberitahu bila sampai pada langkah-langkah tersebut.
e. Minta klien untuk mencuci daerah yang akan dipasang
implant.

Sudibyo, SKM
Halaman : 2/4
NIP.19620518 198502 1 002
F. Prosedur Bagan Alir
1. Mekanisme Kerja
a. Memberi salam kepada klien dan sapa
dengan ramah dan hangat.
b. Dekatkan alat-alat dekat pasien.
- Alat-alat untuk pemeriksaan fisik dan
pemasangan implant.
- Siapkan ruangan dengan cahaya yang
cukup.
c. Pasang sampiran
d. Cuci tangan, dibawah air mengalir dengan
sabun dan keringkan dengan handuk.
e. Timbang berat badan klien.
f. Ukur tekanan darah.
g. Lakukan pemeriksaan payudara, ajari klien
cara memeriksa payudara sendiri.
i. Letakkan perlak dan alas perlak pada
bagian bawah lengan.
j. Tentukan tempat pemasangan yang
optimal.
- 8 cm dari atas lipatan siku
- Gunakan pola dan spidol untuk
menandai tempat insisi.
k. Siapkan batang implant.
- Buka bungkus steril tanpa
menyentuhnya.
PEMASANGAN AKBK

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS


No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar

UKP No. Revisi :


- Letakkan pada kom steril.
2. Pemasangan Implant
a. Atur alat dan bahan sehingga mudah
dicapai.
b. Pakai sarung tangan steril.
c. Hitung jumlah kapsul untuk memastikan
jumlahnya.
d. Persiapkan tempat insisi dengan larutan
antiseptik.
- Gunakan klem steril untuk memegang
kasa berantiseptik.
- Mulai mengusap dari tempat yang akan
dilakukan insisi keluar dengan gerakan
melingkar sekitar 8-13 cm dan biarkan
kering sekitar 2 menit.
Sudibyo, SKM
Halaman : 3/4
NIP.19620518 198502 1 002
e. Pasang doek bolong steril
f. Pastikan klien tidak alergi terhadap
anestesi
- Lakukan anestesi lokal
- Masukkan jarum tepat dibawah kulit
pada tempat insisi
- Pastikan tidak masuk dalam pembuluh
darah
- Tanpa memindahkan jarum masukkan
ke bawah kulit sekitar 4 cm.
- Suntikkan masing-masing 1 cc diantara
pola pemasangan 1 & 2.
g. Uji efek anestesinya.
h. Buat insisi dangkal selebar 2 mm dengan
skapel. Buat insisi dangkal selebar 2 mm
dengan skapel.
i. Sambil mengungkit kulit, tusuk trokart dan
pendorongnya sampai batas tanda 1 dekat
pangkal trokart.
j. Tarik pendorong keluar.
PEMASANGAN AKBK

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS


No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar

UKP No. Revisi :


k. Masukkan kapsul implant ke dalam trokart
dengan tangan atau lengan pingset.
j. masukkan kembali pendorong dan dorong
kapsul sampai ada tekanan.
k. Tarik Trokart dan pendorongnya bersama-
sama sampai batas ujung trokart
- Ujungh trokart harus tetap berada di
bawah kulit.
l. Fiksasi ujung kapsul implant yang telah
dipasang.
m. Arahkan ujung trokart untuk memasang
kapsul berikutnya sesuai dengan pola.
n. Cabut trokart setelah kapsul terakhir
dipasang.
o. Raba kapsul untuk mengetahui dua kapsul
implant telah terpasang dengan deretan
seperti kipas.
p. Periksa daerah insisi untuk mengetahui
seluruh kapsul berada jauh dari insisi.
q. Dekatkan ujung-ujung insisi.
r. Pasang plaster/band aid pada luka insisi.

Sudibyo, SKM
Halaman : 4/4
NIP.19620518 198502 1 002
3. Tindakan Pasca Pemasangan
a. Buang bahan-bahan habis pakai yang
terkontaminasi
b. Rendam seluruh peralatan yang sudah
terpakai dengan larutan chlorine 0,5%
10 mnt.
c. Cuci tangan dengan larutan chlorine
0,5% kemudian lepaskan sarung tangan
dalam posisi terbalik.

4. Konseling pasca tindakan


a. Lengkapi rekam medik.
b. Minta klien menunggu di klinik selama 15
PEMASANGAN AKBK

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS


No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar

UKP No. Revisi :


– 20 menit setelah pemasangan.
c. Berikan petunjuk pada klien tentang
perawatan luka insisi di rumah.
d. Bila terdapat tanda-tanda infeksi segera
kembali ke klinik.
e. Yakinkan bahwa klien dapat datang ke
klinik setiap saat bila memerlukan
konsultasi.

G. Hal-hal yang perlu :


diperhatikan.
H. Unit Terkait : BP, LAB
I. Dokumen Terkait :

J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
PENCABUTAN AKBK

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS


No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
SOP Karang Anyar

UKP :
No. Revisi

Sudibyo, SKM
Halaman : 1/4
NIP.19620518 198502 1 002
A. Pengertian : Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit.
B. Tujuan : Agar petugas dapat melakukan pencabutan AKBK sesuai dengan
prosedur dan mencegah komplikasi.
C. Kebijakan : Bidan yang sudah terlatih dapat melakukan pencabutan AKBK.
D. Referensi :
E. Alat dan Bahan 1. Persiapan Alat
a. Meja periksa untuk tempat tidur klien.
b. Penyangga lengan atau meja samping.
c. Sabun untuk mencuci tangan.
d. Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering.
e. Tiga mangkok steril atau DTT.
f. Sepasang sarung tangan steril/DTT.
g. Larutan antiseptik.
h. Anestesi lokal.
i. Tabung suntik (5 atau 10 ml) dan jarum suntik dengan
panjang 2,5-4 cm (nomor 22).
j. Skalpel No. 11
k. Klem lengkung dan lurus (mosquito dan Cile)
l. Band aid atau kasa steril dengan plester
m. Kassa pembalut.
n. Epinefrin untuk syok anafilaktik (harus tersedia untuk
keadaan darurat).
2. Persiapan klien
a. Persilahkan klien untuk mencuci seluruh lengan dan tangan
dengan sabun dan air yang mengalir.
b. Tutup tempat tidur klien dengan kain bersih yang kering.
c. Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang lebih jarang
digunakan (lengan yang terpasang implant).
d. Raba kapsul untuk menentukan lokasinya.
e. Pastikan posisi dari setiap kapsul dengan membuat tanda
pada kedua ujung setiap kapsul dengan menggunakan spidol.
f. Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa
menyentuh alat-alat di dalamnya.
PENCABUTAN AKBK

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS


No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar

UKP No. Revisi :

F. Prosedur Bagan Alir


1. Tindakan sebelum pencabutan
a. Cuci tangan dengan sabun dan air
mengalir.
b. Pakai sarung tangan steril atau DTT.

Sudibyo, SKM
Halaman : 2/4
NIP.19620518 198502 1 002
c. Atur alat dan bahan-bahan sehingga
mudah dicapai.
d. Usap tempat pencabutan dengan kasa
berantiseptik, gunakan klem steril atau
DTT untuk memegang kasa tersebut.
e. Gunakan doek bolong untuk menutupi
lengan.
f. Sekali lagi raba seluruh kapsul untuk
menentukan lokasinya.
g. Setelah memastikan klien tidak alergi
terhadap obat anestesi, isi alat suntik
dengan 3 ml obat anestesi.

2. Tindakan Pencabutan Kapsul


a. Tentukan lokasi insisi yang mempunyai
jarak yang sama dari ujung bawah semua
kapsul (dekat siku), kira-kira 5 mm dari
ujung bawah kapsul.
b. Pada lokasi yang sudah dipilhi, buat insisi
melintang yang kecil + 4 mm dengan
menggunakan scalpel.
c. Mulai mencabut kapsul yang mudah diraba
dari luar atau yang terdekat luka insisi.
d. Dorong ujung kapsul ke arah insisi dengan
jari tangan sampai ujung kapsul tampak
pada luka insisi.
e. Masukkan klem lengkung melalui luka
insisi lengkungan jepitan mengarah ke
PENCABUTAN AKBK

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS


No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar

UKP No. Revisi :


kulit.
f. Dorong ujung kapsul pertama sedekat
mungkin pada luka insisi dengan
lengkungan jepitan mengarah ke kulit,
teruskan sampai berada di bawah ujung
kapsul dekat siku.
g. Dorong ujung kapsul pertama sedekat
mungkin pada luka insisi.
h. Bersihkan dan buka jaringan ikat yang
mengelilingi kapsul.
i. Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan
menggunakan klem kedua.
j. Pilih kapsul berikutnya yang tampak
paling mudah dicabut.
Sudibyo, SKM
Halaman : 3/4
NIP.19620518 198502 1 002
3. Tindakan pasca pencabutan
a. Menutup luka insisi, bila klien tidak ingin
menggunakan implant lagi, bersihkan
tempat insisi dan sekitarnya dengan
menggunakan kasa berantiseptik.
b. Dekatkan kedua tepi luka insisi kemudian
tutup dengan band aid.
c. Buang bahan-bahan habis pakai yang
terkontaminasi.
d. Rendam seluruh peralatan yang sudah
terpakai dengan larutan chlorin 0,5%
selama 10 menit.
e. Cuci tangan dengan larutan chlorin 0,5%
kemudian lepaskan sarung tangan dalam
posisi terbalik.

4. Konseling pasca Tindakan


a. Lengkapi rekam medik.
b. Beritahu klien mungkin akan timbul
memar, pembengkakan dan kulit
PENCABUTAN AKBK

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS


No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar

UKP No. Revisi :


kemerahan pada daerah pencabutan selama
beberapa hari, keadaan ini normal.
c. Berikan petunjuk pada klien tentang
perawan luka insisi di rumah.
d. Klien tetap segera melakukan pekerjaan
rutin.
e. Bila terdapat tanda-tanda infeksi segera
kembali ke klinik.
f. Yakinkan bahwa klien dapat datang ke
klinik setiap saat bila memerlukan
konsultasi.
g. Beritahu klien bahwa jaringan ikat di
lengan mungkin masih tetap terasa dan
akan menghilang setelah beberapa bulan
kemudian.

G. Hal-hal yang perlu :


diperhatikan.
H. Unit Terkait : BP, LAB
Sudibyo, SKM
Halaman : 4/4
NIP.19620518 198502 1 002
I. Dokumen Terkait :

J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
PENCABUTAN ALAT
KONTRASEPSI DALAM
RAHIM
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
SOP Karang Anyar

UKP :
No. Revisi

Sudibyo, SKM
Halaman : 1/3
NIP.19620518 198502 1 002
A. Pengertian : Mengeluarkan AKDR dari rahim seorang akseptor AKDR.
B. Tujuan : Agar klien bisa kembali hamil atau ingin mengganti metode
kontrasepsi yang lain.
C. Kebijakan : Semua bidan yang ada di puskesmas yang sudah terlatih tentang
pencabutan AKDR.
D. Referensi :
E. Alat dan Bahan Persiapan klien dan alat (1 pasang sarung tangan DTT, spekulum
vagina, gunting,benang, kasa DTT, air DTT, alat-alat PI, penjepit
benang IUD, betadine, tempat sampah medis)
F. Prosedur Bagan Alir
1. Konselinbg pra pencabutan
a. Sapa klien dengan ramah dan
perkenalkan diri anda.
b. Tanyakan tujuan kunjungannya.
c. Tanyakan apa alasan mencabut AKDR
tersebut dan jawab pertanyaannya.
d. Tanyakan tujuan reproduksi (KB)
selanjutnya (apakah ingin mengatur
jarak kehamilan atau membatasi
jumlah anaknya)
e. Jelaskan proses pencabutan AKDR dan
apa yang akan klien rasakan pada saat
proses pencabutan dan setelah
pencabutan.

2. Tindakan pra pencabutan


a. Pastikan klien sudah mengosongkan
kandung kencingnya dan mencuci
genitalia dengan menggunakan air dan
sabun.
b. Bantu klien naik ke meja pemeriksaan.
c. Cuci tangan secara efektif (7 langkah)
PENCABUTAN ALAT
KONTRASEPSI DALAM
RAHIM
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar

UKP No. Revisi :


d. Pakai sarung tangan DTT yang baru.
e. Atur penempatan peralatan dan bahan-
bahan yang akan dipakai dalam wadah
steril atau DTT.

3. Prosedur Pencabutan
a. Lakukan pemeriskaan bimanual.
b. Pasang spekulum vagina untuk melihat
Sudibyo, SKM
Halaman : 2/3
NIP.19620518 198502 1 002
servic, usap servic, dan vagina dengan
air DDT.
c. Jepit benang yang dekat servic dengan
klem.
d. Tarik keluar benang secara mantap
tetapi hati-hati untuk mengeluarkan
AKDR.
e. Tunjukkan AKDR tersebut pada klien,
kemudian rendam dalam larutan
chlorin 0,5%.
f. Keluarkan spekulum dengan hati-hati

4. Tindakan pasca pencabutan


a. Rendam semua peralatan yang sudah
dipakai dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit untuk dekontaminasi.
b. Buang bahan-bahan yang sudah tidak
terpakai lagi ke tempat yang sudah
disediakan.
c. Celupkan kedua tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan
secara terbalik dan rendam dalam
larutan tersebut.
d. Cuci tangan dengan efektif (7 langkah)
e. Amati selama 5 menit sebelum
memperbolehkan klien pulang.
PENCABUTAN ALAT
KONTRASEPSI DALAM
RAHIM
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar

UKP No. Revisi :

5. Konseling pasca pencabutan


a. Diskusikan apa yang harus dilakukan
bila klien mengalami masalah.
b. Minta klien untuk mengulangi kembali
penjelasan yang telah diberikan.
c. Jawab semua pertanyaan klien.
d. Ulangi kembali keterangan tentang
pilihan kontrasepsi yang tersedia dan
resiko keuntungan dari masing-masing
alat kontrasepsi bila klien ingin tetap
mengatur jarak kehamilan atau ingin
membatasi jumlah anaknya.

Sudibyo, SKM
Halaman : 3/3
NIP.19620518 198502 1 002
e. Bantu klien untuk menentukan alat
kontrasepsi sementara sampai klien
memutuskan alat kontrasepsi baru yang
akan dipakai.
f. Buat rekam medik tentang pencabutan
AKDR.

G. Hal-hal yang perlu :


diperhatikan.
H. Unit Terkait : BP, LAB
I. Dokumen Terkait :

J. Rekaman Historis
No Halaman Yang diubah Perubahan Diberlakukan Tgl.
PENCABUTAN ALAT
KONTRASEPSI DALAM
RAHIM
DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
No. Dokumen : 800/ /SOP/UKP/ /2016
LAMPUNG SELATAN KARANG ANYAR
Disetujui oleh,
SOP Tanggal Terbit : 2016 Kepala UPTD Puskesmas
Karang Anyar

UKP No. Revisi :

Anda mungkin juga menyukai