Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

“POSBINDU”

DOSEN PENGAMPU:

Ns. Yusnilawati. S.kep., M.Kep.

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2

Etia Zaria Amna (G1B118007)

Rachel Arga Mutiara (G1B118008)

Chantika Septidianti (G1B118010)

Fajar Pandapotan (G1B118024)

Angel Devania Diwarman (G1B118062)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang mana atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Tentang Posbindu
Blok Keperawatan komunitas II dapat diselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang memberikan bimbingan serta dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan laporan ini,baik dari segi moril maupun materil.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis 
berharap kritik dan saranyang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang 
akan datang.

Akhir kata penulis mengharapkan makalah ini dapat diterima dan bermanfaa
t bagi banyak pihak.

Jambi,28Maret 2021

Kelompok 2

BAB I

1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Jumlah penduduk lanjut usia semakin meningkat sehingga menjadi
salah satu indikator keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan.Di dunia
saat ini, jumlah penduduk lanjut usia sudah mencapai sekitar 21% dari total
populasi dunia. Pada tahun 2025, diperkirakan akan mencapai jumlah sekitar
1,2 miliar jiwa. dari jumlah 1,2miliar lanjut usia tersebut, sekitar 80% hidup
di negara-negara sedang berkembang. Khusus di Indonesia, berdasar sensus
penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa populasi lansia adalah sekitar 18,1
juta jiwa atau 9,6% dari total populasi dan akan terus meningkat.3,5,6
Posbindu merupakan suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan
terhadap lansia di tingkat desa dalam masing-masing di wilayah kerja
Puskesmas.Dasar pembentukan Posbindu yaitu untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat terutama lansia dengan sasaran langsung dan
sasaran tidak langsung.Sasaran langsung yaitu pralansia 45-59 tahun, lansia
60-69 tahun, dan lansia resiko tinggi yaitu usia lebih dari 70 tahun.
Sedangkan sasaran yang tidak langsung adalah keluarga di mana lansia
berada, masyarakat di lingkungan lansia, organisasi sosial yang bergerak di
dalam pembinaan kesehatan lansia, petugas kesehatan yang melayani
kesehatan lansia dan masyarakat luas. 1
Data organisasi kesehatan dunia (WHO) menunjukkan bahwa
sebanyak 57 juta (63%) angka kematian yang terjadi di dunia,4% meninggal
sebelum usia 70 tahundan 36 juta (43%) angka kesakitan disebabkan oleh
Penyakit Tidak Menular.PTM adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh
infeksi kuman termasuk penyakit kronis degeneratif, antara lain penyakit
jantung, diabetes melitus (DM), kanker, penyakit paru obstruktif kronis
(PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan. Kasus PTM
untuk wilayah kerja Puskesmas Singgani pada tahun 2016 tertinggi adalah
kelompok penyakit jantung dan pembuluh darah.2,4

2
Salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
yang baru dikembangkan oleh Pemerintah sesuai dengan rekomendasi WHO
agar memusatkan penanggulangan PTM melalui tiga komponen utama, yaitu
surveilans faktor risiko, promosi kesehatan, dan pencegahan melalui inovasi
dan reformasi manajemen pelayanan kesehatan adalah pos pembinaan terpadu
penyakit tidak menular (Posbindu).5
Pada tahun 2017 posbindu di wilayah Puskesmas Singgani sebanyak
12 Posbindu pada 5 kelurahan. Terdiri dari kelurahan, besusu barat, besusu
tengah, besusu timur, lasoani, dan poboya. Posbindu dilaksanankan ditiap
kelurahan dengan tempat pelaksanaan yang menyeseuaikan keadaan
penduduk saat pelaksanaan kegiatan. Posbindu diharapkan dapat terlaksana
tiap bulan setiap kelurahan.Kegiatan Posbindu yang dilaksanakan adalah
pemeriksaan kesehatan, pengobatan, penyuluhan.Meskipun demikian
kegiatan posbindu belum optimal karena belum semua warga memanfaatkan
keberadaan posbindu atau tersebut.4

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Posbindu


Posbindu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan terhadap
Lansia di tingkat desa dalam masing-masing di wilayah kerja
Puskesmas(Departemen Kesehatan RI ,2005). Keterpaduan dalam Posbindu
berupa keterpaduan pada pelayanan yang dilatarbelakangi oleh kriteria
Lansia yang memiliki berbagai macam penyakit. Dasar pembentukan
Posbindu yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama
lansia.
2.2 Tujuan Pelaksanaan Posbindu
Tujuan diadakannya Posbindu adalah untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan
berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan
eksistensinya dalam strata kemasyarakatan. Jadi dengan adanya Posbindu
diharapkan adanya kesadaran dari usia lanjut untuk membina kesehatannya
serta meningkatkan peran serta masyarakat termasuk keluarganya dalam
mengatasi kesehatan usia lanjut. Fungsi dan tugas pokok Posbindu yaitu
membina lansia supaya tetap bisa beraktivitas, namun sesuai kondisi
usianya agar tetap sehat, produktif dan mandiri selama mungkin serta
melakukan upaya rujukan bagi yang membutuhkan2.

2.2 Bentuk Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan di Posbindu meliputi pemeriksaan kesehatan fisik
dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut sebagai alat
pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita
(deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat
perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan (BPPK)
Usia Lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di

4
Puskesmas. Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia
lanjut dikelompok sebagai berikut5:
1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily living)
melipui kegiatan dasar dalam kehidupan seperti makan/minum,
berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air
besar/kecil dan sebagainya.
2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan
mental emosional dengan menggunakan pedoman 2 menit.
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh
(IMT);
4. Pengukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama 1 menit;
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist atau Sahli;
6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus);
7. Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal;
8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bila mana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan;
9. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai
dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau
kelompok usia lanjut;
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok
usia lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan
kesehatan masyarakat (public health nursing)
11. Pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT), penyuluhan contoh
menu makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia
lanjut serta menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah
tersebut;

5
12. Kegiatan olah raga seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain
sebagainya untuk meningkatkan kebugaran.

2.3 Pengelolaan Posbindu


Posbindu sebagai tempat sebagai pemberdayaan masyarakat, yang akan
berjalan dengan baik dan optimal apabila memenuhi beberapa komponen
pokok, yaitu : adanya proses kepemimpinan, terjadinya proses
pengorganisasian, adanya anggota dan kader serta tersedianya pendanaan3.
a) Kepemimpinan
Posbindu merupakan kegiatan dari oleh dan untuk masyarakat.
Untuk pelaksanaanya memerlukan orang yang mampu mengurus dan
memimpin penyelenggaraan kegiatan tersebut sehingga kegiatan yang
dilaksanakan mencapai hasil yang optimal. Pemimpin Posbindu
bisanya berasal dari anggota Posbindu itu sendiri.
b) Pengorganisasian
Ciri dari suatu proses pengorganisasian dapat dilihat dari adanya
pembagian tugas, penunjukan kader, jadwal kegiatan yang teratur dan
sebagainya. Struktur organisasi Posbindu sedikitnya terdiri dari Ketua,
Sekretaris, Bendahara dan beberapa seksi dan kader.
c) Kader
Jumlah kader di setiap kelompok tergantung pada jumlah anggota
kelompok, volume dan jenis kegiatannya, yaitu sedikitnya 2-3 orang.

2.4 Sarana dan Prasarana


Untuk kelancaran pelaksanaan Posbindu, dibutuhkan sarana dan prasarana
penunjang antara lain3:
a) Tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka)
b) Meja dan kursi
c) Alat tulis
d) Buku pencatatan kegiatan (buku register buntu)

6
e) Kit usia lanjut yang berisi: Timbangan dewasa, meteran pengukur
tinggi badan, stetoskop, tensimeter, peralatan laboratorium sederhana
termometer.
f) Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut

2.5 Identifikasi Masalah


Pada laporan manajemen ini, permasalahan program Posbindu Lansia
yang akan dibahas dikaitkan dengan indikator keberhasilan :
Indikator keberhasilan dalam upaya pembinaan Lansia melalui kegiatan
pelayanan kesehatan di Posbindu dilakukan dengan menggunakan data
pencatatan dan pelaporan, pengamatan khusus dan penilitian, dengan
menggunakan patokan yaitu:
 Meningkatnya jumlah organisasi masyarakat kelompok usia lanjut yang
berperan serta secara aktif dalam pelayanan kesehatan usia lanjut
 Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut yang
dilaksanakan oleh 50% puskesmas.
 Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit degeneratif, dengan
jangkauan pelayanan yang mencakup 40% usia lanjut. Posbindu Lansia
Puskesmas Singgani dari tahun ke tahun meningkatkan jumlah
Posbindu di tiap Kelurahan yang termasuk wilayah kerjanya, yakni
tahun 2013 terdapat 10 Posbindu, tahun 2014-2015 terdapat 11
Posbindu, dan tahun 2018 terdapat 12 Posbindu.

2.6 Indikator Keberhasilan Posbindu


Tabel 2 Indikator keberhasilan Posbindu4

Dana

Tujuan Sasaran Kegiatan Target Realisasi

a. Tujuan a. Posbindu Posbindu Lansia 80 % 1. Posbin- BOK


diadakan Lansia : 13. Pemeriksaan du &

Posbindu Sasaran aktivitas kegiatan sehari- PTM : DON

7
lansia Posbindu hari melipui kegiatan 53 % OR
adalah dapat dibagi dasar dalam kehidupan 2. Posbin-
untuk menjadi dua seperti makan/minum, du
meningkat kelompok di berjalan, mandi, Lansia
kan mana berpakaian, naik turun 100%
derajat kelompok tempat tidur, buang air 3. PTM
kesehatan yang pertama besar/kecil dan Hiperte
dan mutu adalah sebagainya. nsi :
kehidupan sasaran 14. Pemeriksaan status 26 %
untuk langsung mental. Pemeriksaan ini 4. PTM
mencapai meliputi berhubungan dengan DM :

masa tua kelompok mental emosional dengan 100 %

yang virilitas/pra menggunakan pedoman 2


bahagia senilis adalah menit.
dan usia 45-59 15. Pemeriksaan status
berguna tahun dan gizi melalui penimbangan
dalam kelompok berat badan dan
kehidupan Lansia yaitu pengukuran tinggi badan
keluarga berusia 60- dan dicatat pada grafik
dan 69 tahun dan Indeks Masa Tubuh (IMT)
masyarak- kelompok 16. Pengukuran tekanan
at sesuai Lansia resiko darah dengan tensimeter
dengan tinggi yaitu dan stetoskop serta
eksistensi usia lebih penghitungan denyut nadi
nya dalam dari 70 selama 1 menit
strata tahun. 17. Pemeriksaan
kemasyar- Adapun hemoglobin menggunakan
akatan. sasaran Talquist atau Sahli
b. Tujuan kelompok 18. Pemeriksaan adanya
Posbindu tidak gula dalam air seni
PTM langsung sebagai deteksi awal

8
yaitu adalah, adanya penyakit gula
Mening- keluarga (diabetes mellitus)
katkan yang 19. Pemeriksaan adanya
peran mempunyai protein dalam air seni
serta Lansia, sebagai deteksi awal
masyarak- masyarakat adanya penyakit ginjal
at dalam di 20. Pelaksanaan rujukan
mencegah lingkungan ke Puskesmas bilamana
dan Lansia ada keluhan dan atau
penemuan berada, ditemukan kelainan
dini faktor organisasi 21. Penyuluhan bisa
resiko sosial yang dilakukan di dalam
PTM bergerak maupun di luar kelompok
dalam dalam rangka kunjungan
pembinaan rumah dan konseling
Lansia,petug kesehatan dan gizi sesuai
as kesehatan dengan masalah kesehatan
usia lanjut, yang dihadapi oleh
dan individu dan atau
masyarakat kelompok usia lanjut
b. Posbindu 22. Kunjungan rumah
PTM : oleh kader disertai petugas
sasaran dari bagi anggota kelompok
program ini usia lanjut yang tidak
adalah usia ≥ datang, dalam rangka
15 tahun kegiatan perawatan
kesehatan masyarakat
23. Pemberian Makanan
Tambahan (PMT),
penyuluhan contoh menu
makanan dengan

9
memperhatikan aspek
kesehatan dan gizi usia
lanjut serta menggunakan
bahan makanan yang
berasal dari daerah
tersebut
24. Kegiatan olah raga
seperti senam lansia,
gerak jalan santai dan lain
sebagainya untuk
meningkatkan kebugaran.
Posbindu PTM

1. Melakukan
wawancara untuk
menggali informasi faktor
resiko keturunan dan
perilaku.
2. Melakukan
penimbangan dan
mengukur lingkar perut,
serta Indeks Massa Tubuh
termasuk analisa lemak
tubuh.
3. Melakukan
pengukuran tekanan
darah.
4. Melakukan
pemeriksaan gula darah.
5. Melakukan
pengukuran kadar lemak
darah (kolesterol total dan

10
trigliserida).
6. Melakukan
pemeriksaan fungsi paru
sederhana
(Peakflowmeter)
7. Pemeriksaan IVA
(Inspeksi Visual Asetat)
oleh tenaga bidan terlatih
8. Melaksanakan
konseling (diet, merokok,
stress, aktifitas fisik dan
lain-lain) dan penyuluhan
kelompok termasuk
sarasehan.
9. Melakukan olah
raga/aktifitas fisik
bersama dan kegiatan
lainnya.
10. Melakukan rujukan
ke Puskesmas

a. Input
Tabel 3.1 Input

Input Puskesmas
SDM 1 pemegang program
Pemegang program bertugas mengkoordinasi
semua kegiatan posbindu dan bertanggung jawab
dalam pelaporan manajemen. Kinerja dari pemegang
program sudah cukup baik namun masih perlu

11
ditingkatkan untuk mengontrol kader dilapangan.
-5 anggota pelaksana
Tiap kegiatan pobindu terdapat 2-3 orang anggota
pelaksana. Semua anggota cukup aktif dalam kegiatan.
-27 kader pelaksana
Sesuai pedoman posbindu seharusnya tiap
posbindumemiliki 5 orang kader. Namun di lapangan
hanya 2-3 orang kader yang dipilih karena
mempertimbangkan jumlah lansia tiap posbindu
memiliki sedikit kunjungan.
Sarana dan Terdapat 12 lokasi posbindu,Terdapat alat dan bahan
Prasarana yang digunakan saat dilapangan. Akomodasi untuk
menuju ke tempat pelaksanaan Posbindu adalah
kendaraan roda 2 dan roda 4 sehingga jika hujan
posbindu tetapdapat dilkasanakan. Hanya saja saja alat
dan bahan yang digunakan jumlahnya terbatas.
Akses Mudah diakses
Pendanaan Sumber pembiayaan dapat berasal dari pemerintah dan
donor. Pembiayaan yang bersumber dari pemerintah
berbeda-beda pada tiap tingkat administrasi.
Pencatatan Hasil Kegiatan Posbindu di lapangan dicatat pada buku
yang dipegang oleh pemegang program. KMS
posbindu belum terlaksana.
b. Proses1
a. Planning
Perencanaan program telah diatur dalam Rencana Usulan Kegiatan
dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan. Dalam perencanaan telah dilakukan
rapat setiap bulan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan.
Selain itu, koordinasi dengan lintas sektor dan kader lebih ditingkatkan
lagi dalam promosi mengenai posbindu. Selain itu, puskesmas berencana
melakukan pengadaan barang pemeriksaan laboratorium namun masih
terkendala dalam hal pendanaan.

12
b Organizing

Masalah yang muncul pada proses program ini adalah mekanisme


pelaksanaan kegiatan tidak semuanya dilakukan sesuai pedoman. Menurut
pedoman mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan
sistem 5 tahapan/5 meja sebagai berikut:

Tabel 2. Tahapan pelayanan posbindu

Gambar 1. Alur Pelayanan Posbindu

13
a. Tahap pertama: Pendaftaran, dilakukan sebelum pelaksanaan pelayanan
Pada Posbindu Puskesmas Singgani, tahap pertama dilaksanakan oleh 1
kader yang bertugas memanggil nama peserta dan mengisi daftar hadir.
Pada posbindu puskesmas Singgani ada beberapa masyarakat yang
tidakmemiliki KMS bagi peserta.Hal tersebut dikarenakan kurangnya
tenaga pelaksana terutama kader untuk memasukkan data ke buku
pencatatan serta kurangnya keaktivan para peserta1.
Kader di setiap kelurahan biasanya ada yang tidak datang ke
posbindu karena kader merupakan ibu-ibu rumah tangga usia produktif
dan mempunyai kesibukan mengurus rumah tangga, sehingga tidak
menyempatkan diri untuk datang ke Posbindu. Selain itu berdasarkan hasil
wawancara menunjukkan bahwa tidak ada uang transportasiuntuk kader,
hal tersebut dapat mempengaruhi keaktifan kader.Petugas kesehatan yang
melaksanakan kegiatan posbindu hanya 2 yaitu pemegang program dan 1
bisan pembantu sehingga jika petugas tersebut sakit atau berhalangan
hadir maka posbindu tidak dilaksanakan.

14
b. Tahap kedua: Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan lansia,
wawancara sederhana tentang faktor resiko PTM, serta penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan1.
Menurut Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Kesehatan,
2001 hal yang perlu dinilai pada pencatat kegiatan sehari-hari meliputi :
makan / minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur,
buang air besar / kecil dan sebagainya. Kegiatan melakukan pekerjaan
diluar rumah seperti : berbelanja, mencari nafkah, mengambil pensiun,
arisan, pengajian dan lain-lain.
Kategori A : Apabila usia lanjut sama sekali tidak mampu melakukan
kegiatan sehari-hari, sehingga sangat tergantung orang lain
(ketergantungan)
Kategori B : Apabila ada gangguan dalam melakukan sendiri, hingga
kadang-kadang perlu bantuan (ada gangguan)
Kategori C : Apabila usia lanjut masih mampu melakukan kegiatan hidup
sehari-hari tanpa bantuan sama sekali (mandiri)
Menurut Juknis Posbindu PTM tahun 2012 Kegiatan penggalian
informasi faktor risiko dengan wawancara sederhana yaitu meliputi
tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta, aktifitas fisik,
merokok, kurang makan sayur dan buah, potensi terjadinya cedera dan
kekerasan dalam rumah tangga, serta informasi lainnya yang dibutuhkan
untuk identifikasi masalah kesehatan berkaitan dengan terjadinya PTM.
Aktifitas inidilakukan saat pertama kali kunjungan dan berkala sebulan
sekali.
Pada Posbindu Puskesmas Singgani tahap kedua yang dilaksanakan
hanyalah penimbangan berat badan, tinggi badan, dan lingkarperut,namun
tidak dilakukan pengukuran indeks masa tubuh dan kadang sempat
ditanyakan sekilas tentang kegiatan sehari-hari dan faktor resiko PTM
namun tidak dilakukan pencatatan dan tidak semua peserta dilakukan
wawancara sederhana. Wawancara faktor risiko perilaku pada sasaran
kegiatan biasanya tidak dilakukan karena petugas pelaksana enggan

15
melakukan wawancara dengan alasan sasaran kegiatan tidak
memeriksakan diri secara rutin, Posbindu Puskesmas Singgani masih
menggunakan formulir pelaporan manual yang tidak mencantumkan data
hasil wawancara sehingga petugas tidak melakukan wawancara dan
sasaran kegiatan tidak perlu diwawancarai karena langsung dikonseling di
meja lima. Tahap 2 harusnya dilaksanakan oleh kader namun apabila saat
kegiatan kader tidak mencukupi maka pemegang program (bidan) yang
melakukan tahap 2.

c. Tahap ketiga: Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan


pemeriksaan status mental3
Menurut Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Kesehatan,
2001, Pemeriksaan Status Mental menggunakan pedoman metode 2 menit
melalui 2 tahap pertanyaan :
Pertanyaan tahap 1 :
1. Apakah anda mengalami sukar tidur?
2. Apakah anda sering merasa gelisah?
3. Apakah anda sering murung dan atau menangis sendiri?
4. Apakah anda sering merasa was-was atau khawatir?
Bila ada 1 atau lebih jawaban ”ya” lanjutkan pada pertanyaan tahap 2
Pertanyaan tahap 2 :
1. Apakah lama keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam
sebulan?
2. Apakah anda mempunyai masalah atau banyak pikiran?
3. Apakah anda mempunyai keluhan atau masalah dengan keluarga
atau orang lain?
4. Apakah anda menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran
dokter?
5. Apakah anda cenderung mengurung diri dalam kamar?
Bila 1 atau lebih jawaban ”ya” maka usia lanjut memiliki masalah
emosional

16
Pada Posbindu Puskesmas Singgani, tahap 3 yang dilakukan
pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan fisik (jika ada dokter yang
ikut dalam kegiatan Posbindu), dan tidak dilakukan pemeriksaan status
mental.

d. Tahap keempat: laboratorium sederhana


Menurut Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Kesehatan,
2001, pemeriksaan laboratorium sederhana meliputi pemeriksaan
Hemoglobin untuk deteksi anemi menggunakan metode Sahli, atau
Talquist, atau Cuprisulfat, dan pemeriksaan urin untuk deteksi gangguan
ginjal, dan Diabetes6
Menurut juknis Posbindu PTM tahun 2012 pemeriksaan laboratorium
sederhana meliputi pemeriksaan Gula, Kolesterol total dan Trigliserida
darah, pemeriksaan klinis payudara, Uji Fungsi paru sederhana, IVA,
kadar alkohol pernafasan dan tes amfetamin urin

Gambar 1.Metode Talquist Hb Gambar 2. Metode Sahli Hb

Gambar 3 Combour Test

17
Pada Posbindu Puskesmas Singgani pemeriksaan laboratorium
sederhana yang rutin tidak rutin tiap bulan, pemeriksaan laaboratorium
yang dilakukanadalah pemeriksaan gula darah, asam urat dan kolesterol,
kadang jika bahan habis pakai yang dibawa terbatas maka hanya dilakukan
pemeriksaan laboratorium pada pasien yang memiliki riwayat DM, asam
urat maupun kolesterol tinggi.Seringkali di lapangan hanya terdapat
pemeriksaan gula darah saja.Pemeriksaan IVA pada tahun 2017
dilaksanakan telah 2 kali di wilayah kerja Puskesmas Singgani.

e. Tahap Kelima: Pemberian penyuluhan, konseling, aktifitas fisik bersama,


dan rujukan ke puskesmas2
Penyuluhan dan konseling diberikan berdasarkan hasil pada tahap 1
sampai 4.Pada Posbindu Puskesmas Singganikonseling sudah
dilaksanakan dengan baik oleh petugas puskesmas (bidan atau
perawat).Terkadang kegiatan penyuluhan kesehatan juga dilakukan oleh
dokter atau tenaga kesehatan sebelum kegiatan Posbindu dimulai,namun
kegiatan penyuluhan tidak rutin dilakukan tiap kegiatan posbindu2
Pada Posbindu di Puskesmas Singgani tidak dilakukan aktifitas fisik
bersama seperti senam. Seharusnya dilakukan senam 3 kali dalam
seminggu, namun hal ini belum terlaksana karena belum ada SDM yang
terlatih untuk memandu senam tersebut

Gambar 4. Alat pencatatan dan pemeriksaan posbindu

18
Gambar 5. Meja 2 Obat-obatan yang disediakan
C .Controlling
Kontrol pelaksanaan kegiatan posbindu di puskesmas Singgani sudah
cukup baik namun masih membutuhkan peningkatan kerjasama dengan
kader dan lintas sektor dalam hal promosi kegiatan posbindu agar dapat
memotivasi kesadaran lansia dan keluarganya untuk datang pemeriksaan
tiap bulan ke posbindu6.

c. Output
Melalui pedoman ini diketahui bahwa output dari program ini adalah
usia ≥ 15 tahun tapi lebih mengutamakan lansia. Pada output program ini
telah mencaai target 100% pada lansia, menurut wawancara dengan
pemegang program untuk lansia. Hal ini dikarenakanLansia lebih sadar dan
peduli terhadap kesehatan dirinya sehingga berkunjung ke posbindu hanya
untuk mengecek kesehatannya walaupun mereka tidak merasakan sakit, Hal
ini karena lansia menganggap dirinya telah tua dan telah mengalami banyak
kemunduran kerja dari organ tubuh6
Masyarakat belum paham dengan fungsi dari posbindu, mereka
menganggap posbindu merupakan pengobatan gratis.Jadi yang datang ke
posbindu merupakan orang yang merasa dirinya sakit dan setiap pulang dari
posbindu masyarakat harus membawa obat.Hasil wawancara dengan
pemegang program harusnya posbindu bersamaan dengan dengan kesling
sehingga dapat dilakukan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan pengobatan
sekaligus, namun kurangnya koordinasi dengan penanggung jawab program
kesling menyebabkan hambatan kedua program tersebut tidak berjalan

19
bersamaan. Kegiatan posbindu memiliki jadwal yang tetap setiap bulan dan
tempat pelaksanaan tidak berpindah-pindah6.

Dari hasil penelitian yang dilakukan Haniek tahun 2015 mengenai


dukungan keluarga dan tokoh masyarakat terhadap keaktifan penduduk ke
Posbindu penyakit tidak menular. Haniek menyimpulkan bahwa Dukungan
keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan seseorang
untuk mengikuti kegiatan posbindu. Kehadiran penduduk dalam posbindu
yang rendah dapat dipengaruhi oleh kurangnya dukungan keluarga. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dukungan keluarga yang kurang karena
kurangnya pengetahuan dari anggota keluarga lain mengenai pelayan
kesehatan yang dilakukan oleh keluarganya sendiri. Hal ini sesuai dengan
teori bahwa individu membutuhkan dukungan sosial yang salah satunya
berasal dari keluarga. Dukungan keluarga yang rendah tersebut disebabkan
karena anggota keluarga yang bekerja, sehingga kurang memperhatikan
pentingnya pemeriksaan kesehatan dalam upaya pencegahan penyakit7

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Emi Dwi astuti mengatakan


bahwa Proses kegiatan Posbindu PTM AL-Mubarok di Puskesmas Sempu
yang meliputitahapan pelayanan; pencatatan dan pelaporan serta surveilans
faktor risiko PTM belum senada dengan juknis Posbindu PTM. Hal tersebut
dipengaruhi oleh input yang meliputi kurangnya ketersediaan SDM, pelatihan
belum maksimal, kurangnya sarana dan peralatan serta kurangnya kesadaran
masyarakat yang menjadikan banyaknya masyarakat yang belum
memanfaatkan pelayanan Posbindu PTM sehingga mempengaruhi jumlah
kunjungan. Selain itu, pembiayaan yang belum mandiri dan cara
penyelenggaraan yang tidak rutin setiap bulannya mempengaruhi proses
kegiatan Posbindu PTM8.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

21
Proses kegiatan Posbindu di Puskesmas Singgani yang meliputi belum
senada dengan juknis Posbindu lansia. Hal tersebut dipengaruhi oleh
inputyang meliputi kurangnya ketersediaan SDM, kurangnya sarana dan
peralatan serta kurangnya kesadaran masyarakat yang menjadikan banyaknya
masyarakat yang belum memanfaatkan pelayanan Posbindu sehingga
mempengaruhi jumlah kunjungan. Selain itu, pembiayaan yang belum mandiri
dan cara penyelenggaraan yang tidak rutin setiapbulannya mempengaruhi
proses kegiatan Posbindu. Proses pelaksanaan kegiatan yang belum semuanya
dilakukan sesuai dengan Pedoman di tahap 2 pencatatan kegiatan sehari-hari,
pengukuran tinggi badan, di tahap 3 pemeriksaan status mental, di tahap 4
pemeriksaan laboratorium dilakukan tidak setiap pelayanan Posbindu kepada
setiap lansia baik yang telah didiagnosis berkaitan dengan pemeriksaan
tersebut maupun yang belum, sedangkan padaoutputyaknimencapai target
pada Lansia

3.2 Saran
Untuk meningkatkan program ini perlu
1) Diharapkan ada tenaga dokter yang turun saat pelaksanaan program
serta pembekalan kembali kepada seluruh petugas kesehatan dan kader
yang ikut serta sehingga semua tahap kegiatan posbindu dilaksanakan.
2) Monitoring kader oleh pemegang program dalam pemberian informasi
sebelum kegiatan posbindu dilaksanakan. Dapat juga bekerjasama
dengan lintas sektor seperti pemerintahan setempat untuk memotivasi
keluarga dalam memberikan dukungan terhadap lansia.
3) Mengusulkan pengadaan alat dan bahan pemeriksaan darah ke Dinas
Kesehatan dan melakukan pemeriksaan tiap bulan di posbindu.
4) Mengusulkan pengadaan tensimeter untuk setiap tempat posbindu yang
dapat di gunakan lansia kapanpun diluar jadwal posbindu. Alternatif
lain sumber dana adalah dari sumbangan sukarela masyarakat.
5) Memberikan penyuluhan rutin setiap kegiatan posbindu dengan
mengoptimalkan peran dari bidang Promkes Puskesmas.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. 2001. Pedoman Pengelolaan Kesehatan di Kelompok Usia


Lanjut. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
2. Horton R. 2015. Non-Communicable Diseases: 2015 To 2025. Lancet
[Internet]. Elsevier

23
3. Mengko V.V., Kandou G., Massie R.G. 2015. Pemanfaatan Posyandu
Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Teling Atas Kota Manado. JIKMU.
Diunduh dari
(http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jikmu/article/download/7856/7947
)
4. Puskesmas Singgani, 2016. Profil Puskesmas Singgani Tahun 2016
5. Purdiyanti F. 2016. Pemanfaatan pos binaan terpadu penyakit
tidakmenular oleh wanita binaan lansia dalam rangka mencegah
penyakit tidak menular di wilayah kerja Puskesmas Cilongo 1. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, Vol.4,No.1. Diunduh dari <http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/jkm>
6. Topatimasang R .2012. Memanusiakan Lanjut Usia Penuaan Penduduk
&Pembangunan Indonesia. Yogyakarta; SurveyMeter
7. Haniek, T.U., 2015. Dukungan Keluarga dan Tokoh Masyarakat
Terhadap Keaktifan Penduduk ke Posbindu penyakit Tidak Menular.
Vol. 1 No. 1. diakses tanggal 24 juni 2018.
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=350415&val=5652&title=DUKUNGAN%20KELUARGA
%20DAN%20TOKOH%20MASYARAKAT%20TERHADAP
%20KEAKTIFAN%20PENDUDUK%20KE%20POSBINDU
%20PENYAKIT%20TIDAK%20MENULAR
8. Emi, D.A., 2016. Gambaran Proses Kegiatan Pos Pembinaan Terpadu
Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Sempu Kabupaten Banyuwang.
Vol. 4 No. 1. Diakses tanggal 24 juni 2018.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=431587&val=5039.

Dokumentasi

24
Gambar 1. Melakukan anamnesis dengan pasien

Gambar 2. Melakukan pengukuran tekanan darah

25
26

Anda mungkin juga menyukai