Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PROGRAM UNGGULAN

PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

NAMA KELOMPOK :
1. Erika Paramita (172426008 DP)
2. Lia Noveli (172426016 DP)
3. Nur Annisa (172426022 DP)
4. Shinta Agusti (172426027 DP)
5. Siti Anggriani (172426028 DP)
6. Weno Adi Muhamat (172426038 DP)
7. Yustika Amalia (172426045 DP)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (DIII)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN AJARAN 2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya kepada penyusun sehingga Laporan Usaha Kesehatan
Masyarakat, paya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, tentang
POSBINDU (Pos Pembinaan Terpadu) ini dapat diselesaikan sesuai dengan
rencana yang diharapkan.

Tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai tugas dalam


memenuhitugasmatakuliahgerontik serta melatih keterampilan dan kemampuan
dalam melaksanakan program usaha kesehatan masyarakat khususnya
POSBINDU (Pos Pembinaan Terpadu) dan untuk evaluasi pelaksanaan
POSBINDU yang ada di wilayah kerja Puskesmas sawahlebar.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pembimbing akademik yaitu:

1. Ns. Des metasari, S.kep, M.kes


2. Ns. Berlian Kando Sianifar, S.Kep, M.Kes serta

Pembimbing lahan puskesmas sawah lebar:

1. Sukia Butar Butar A.md.Kep

yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan selama


penyelesaian tugas. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak sehingga dalam penyusunanlaporan kasus ini dapat terselesaikan.

Penyusun menyadari bahwa laporan makalah ini belumlah sempurna. Untuk


itu, saran dan kritik dari pembimbing dan pembaca sangat diharapkan demi
perbaikan laporan ini. Atas saran dan kritik pembaca, penyusun ucapkan terima
kasih.Semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun dan pembaca serta rekan-
rekan lain yang membutuhkan demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di
bidangkeperawatan.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemberdayaan masyarakat adalah sebagai subjek sekaligus objek dari


sistem kesehatan. dalam dimensi kesehatan, pemberdayaan merupakan proses
yang dilakukan oleh masyarakat (dengan atau tampa campur tangan pihak
luar) untuk memperbaiki kondisi lingkungan, sanitasi dan aspek lainnya yang
secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh dalam kesehatan
masyarakat.

Program pemberdayaan yang akan mempengaruhi kualitas hidup adalah


pemberdayaan masyarakat miskin. Faktor ini akan mampu memutuskan
ketinggalan rakyat baik dari segi pendidikan, ekonomi maupun kesehatan.
Fektor lain yang akan menjamin penguatan daya tawar dan akses guna
mendukung masyarakat untuk memperolah dan memamfaatkan input sumber
daya yang dapat meningkatkan kegiatan ekonomi adalah melakukan
penguatan lembaga dan organisasi masyarakat.

Pembangunan merupakan proses perubahan menuju peningkatan taraf


hidup dan kesejahteaan masyarakat. Seberapa jauh proses pembangunan
tersebut telah mampu menghasilkan perubahan-perubahan yang membawa
dampak pada peningkatan taraf hidup dan kesejahtraan masyarakat, diukur
dengan indikator-indikator yang umum bersifat ekonomi.

Rendahnya tingkat perubahan kondisi kehidupan masyarakat melalui


kebijakan pemerataan melahirkan paradigma pembangunan yang berpusat
pada manusia. Implementasinya tercerminpada pogram-pogram yang secara
lansung ditujukan kepada masyarakat lapisan bawah seperti pemenuhan
kebutuhan dasar masyarakat (pangan, sandang, papan, kesehatan, pandidikan)
maupun pogram penanggulangan kemiskinan.
Kebijakn paradigma pembangunan yang berpusat pada manusia
implementasinya cukup berhasil, namun secara proses terlihat lambat akibat
masih adanya intervensi kekuasaan pemerintahan dalam menetapkan prioritas
pogram yang diperuntukkan bagi kepentinagn masyarakat dan menguatnya
dominasi kekuasaan pemerintah dalam pengololaan paradigma pemberdayaan
masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah konsep Pos Pembinaan Terpadu POSBINDU Sawah lebar ?

C. TUJUAN

Tujuan penyusunan makalah ini adalah agar mendapatkan informasi dan


pemahaman mengenai konsep Pos Pembinaan Terpadu POSBINDU sawah
lebar.

D. METODE

Metode yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini diantaranya


melalui media literatur perpustakaan dan elektronik.

E. SISTEMATIKA

Secara umum makalah ini terbagi menjadi Lima bagian yaitu; Bab I
pendahuluan, Bab II tinjauan pustaka, Bab III Program lansia, IVpembahasan
dan Bab V kesimpulan dan saran.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN POSBINDU
Posbindu menurut Depkes RI (2002) adalah pusat bimbingan pelayanan
kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat
dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapai
masyarakat yang sehat dan sejahtera.

Posbindu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya


masyarakat (UKBM) yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan
kebutuhan masyarakat itu sendiri, khususnya penduduk usia lanjut. Posbindu
kependekan dari Pos Pembinaan Terpadu, program ini berbeda
dengan Posyandu, karena Posbindu dikhususkan untuk pembinaan para
orang tua baik yang akan memasuki masa lansia maupun yang sudah
memasuki lansia (Depkes, 2007).

Posbindu lansia adalah suatu forum komunikasi alih teknologi dan


pelayanan bimbingan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang
mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumberdaya manusia sejak
dini (Effendy, 2001).

B. TUJUAN POSBINDU

Tujuan diadakannya Posbindu sawah lebar adalah untuk meningkatkan


derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia
dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan
eksistensinya dalam strata kemasyarakatan. Jadi dengan adanya Posbindu
sawah lebar diharapkan adanya kesadaran dari usia lanjut untuk membina
kesehatannya serta meningkatkan peran serta masyarakat termasuk
keluarganya dalam mengatasi kesehatan usia lanjut.

Fungsi dan tugas pokok Posbindu sawah lebar yaitu membina lansia
supaya tetap bisa beraktivitas, namun sesuai kondisi usianya agar tetap sehat,
produktif dan mandiri selama mungkin serta melakukan upaya rujukan bagi
yang butuh (Depkes, 2007).

Tujuan pokok dari pelayanan Posbindu sawah lebar adalah :

1. Memperlambat angka kematian kelompok masyarakat lansia

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan kelompok masyarakat lansia

3. Meningkatkan kemampuan kelompok masyarakat lansia untuk


mengembangkan kegiatan kesehatan dari kegiatan-kegiatan lain yang
menunjang kemampuan hidup sehat.

4. Pendekatan dan pemerataan pelayan kesehatan pada kelompok


masyarakat lansia dalam usa meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan
pada penduduk berdasarkan letak geografis.

5. Meningkatkan pembinaan dan bimbingan peran serta kelompok


masyarakat lansia dalam rangka alih teknologi untuk swakelola usaha-
usaha kesehatan masyarakat (Effendy, 1998).

Ketaatan lansia untuk menggunakan sarana kesehatan atau mengikuti


program kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: pengetahuan,
sikap, persepsi, perilaku dalam bentuk praktik yang sudah nyata berupa
perbuatan terhadap situasi atau rangsangan dari luar (kepercayaan) dan
keterjangkauan sarana pelayanan kesehatan. Secara umum perilaku kesehatan
seseorang mencakup perilaku terhadap sakit dan penyakit, perilaku terhadap
sistem pelayanan kesehatan, maupun perilaku terhadap program kesehatan.

Faktor lain yang mempengruhi perilaku ketaatan seseorang pada


kesehatan adalah sebagai berikut: kebutuhan, jumlah dan struktur keluarga,
faktor sosial budaya, etnik, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan,
harga/biaya pelayanan, jarak, persepsi terhadap sarana kesehatan, dan
kekuatan pengambilan keputusan (Notoatmodjo, 2003).
C. PEMBENTUKKAN POSBINDU

Pada prinsipnya pembentukan Posbindu sawah lebar didasarkan atas


kebutuhan masyarakat usia lanjut tersebut. Ada beberapa pendekatan yang
digunakan dalam pembentukan posbindu sawah lebar dimasyarakat sesuai
dengan kondisi dan situasi masing-masing daerah, misalnya
mengambangkan kelompok-kelompok yang sudah ada seperti kelompok
pengajian, kelompok jemaat gereja, kelompok arisan usia lanjut dan lain-lain.
Pembentukan Posbindu sawah lebar dapat pula menggunakan pendekatan
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).

Pendekatan PKM merupakan suatu pendekatan yang sudah umum


dilaksanakan dan merupkan pendekatan pilihan yang dianjurkan untuk
pembentukan Posbindu sawah lebar baru. Langkah-langkahnya meliputi:

1. Pertemuan tingkat desa

2. Survey mawas diri

3. Musyawarah Masyarakat Desa

4. Pelatihan kader

5. Pelaksanaan upaya kesehatan oleh masyarakat

6. Pembinaan dan pelestarian kegiatan

D. KOMPONEN

Posbindu sawah lebar sebagai wadah yang bernuansa pemberdayaan


masyarakat, akan berjalan dengan baik dan optimal apabila memenuhi
beberapa komponen pokok, yaitu: adanya proses kepemimpinan, terjadinya
proses pengorganisasian, adanya anggota dan kader serta tersedianya
pendanaan.

1. Kepemimpinan

Posbindu sawah lebar merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk


masyarakat. Untuk pelaksanaanya memerlukan orang yang mampu
mengurus dan memimpin penyelenggaraan kegiatan tersebut sehingga
kegiatan yang dilaksanakan mencapai hasil yang optimal. Pemimpin
Posbindu sawah lebar bisanya berasal dari anggota Posbindu itu sendiri.

2. Pengorganisasian

Ciri dari suatu proses pengorganisasian dapat dilihat dari adanya


pembagian tugas, penunjukan kader, jadwal kegiatan yang teratur dan
sebagainya. Struktur organisasi Posbindu sawah lebar sedikitnya terdiri
dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan beberapa seksi dan kader.

3. Anggota Kelompok

Jumlah anggota kelompok Posbindu sawah lebar berkisar antara 15-20


orang. Perlu diperhatikan juga jarak antara sasaran dengan lokasi
kegiatan dalam penentuan jumlah anggota, sehingga apabila terpaksa
tidak tertutup kemungkinan anggota Posbindu kurang dari 15 orang atau
lebih dari 20 orang.

4. Kader

Jumlah kader di setiap kelompok tergantung pada jumlah anggota


kelompok, volume dan jenis kegiatannya, yaitu sedikitnya 3 orang.

5. Pendanaan

Pendanaan bisa bersumber dari anggota kelompok Posbindu sawah lebar,


berupa iuran atau sumbangan anggota atau sumber lain seperti donatur
atau sumber lain yang tidak mengikat.
E. PELAYANAN KESEHATAN

Pelayaan kesehatan di Posbindu sawah lebar meliputi pemeriksaan


kesehatan fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia
Lanjut sebagai alat pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal
penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang
dihadapi dan mencatat perkembangannya dalam Buku Pedoman
Pemeliharaan Kesehatan (BPPK) Usia Lanjut atau catatan kondisi kesehatan
yang lazim digunakan di Puskesmas sawah lebar. Jenis pelayanan kesehatan
yang dapat diberikan kepada usia lanjut dikelompok sebagai berikut:

1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily


living) melipui kegiatan dasar dalam kehidupan seperti makan/minum,
berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air
besar/kecil dan sebagainya

2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental


emosional dengan menggunakan pedoman 2 menit

3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan


pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh
(IMT)

4. Pengukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop serta


penghitungan denyut nadi selama 1 menit

5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist atau Sahli

6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus)

7. Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal

8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas sawah lebar bilamana ada keluhan


dan atau ditemukan kelainan
9. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam
rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia
lanjut

10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota kelompok
usia lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan
kesehatan masyarakat (public health nursing).

11. Pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT), penyuluhan contoh


menu makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia
lanjut serta menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah
tersebut

12. Kegiatan olah raga seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain
sebagainya untuk meningkatkan kebugaran

F. SARANA DAN PRASARANA

Untuk kelancaran pelaksanaan Posbindu sawah lebar, dibutuhkan sarana


dan prasarana penunjang antara lain:

1. Tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka)

2. Meja dan kursi

3. Alat tulis

4. Buku pencatatan kegiatan (buku register buntu)

5. Kit usia lanjut yang berisi: Timbangan dewasa, meteran pengukur tinggi
badan, stetoskop, tensimeter, peralatan laboratorium sederhana
termometer

6. Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut


G. MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN

Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap usia lanjut


di kelompok, mekanisme pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan
sistem 5 tahapan/5 meja sebagai berikut:

1. Tahap pertama: Pendaftaran, dilakukan sebelum pelaksanaan pelayanan

2. Tahap kedua: Wawancara, Pencatatan kegiatan sehari-hari yang


dilakukan usila,

3. Tahap ketiga: Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan


pemeriksaan status mental serta penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan

4. Tahap keempat: Pemeriksaan air seni dan kadar darah (laboratorium


sederhana)

5. Tahap Kelima: Pemberian penyuluhan dan konseling

Berikut ini sebagai salah satu contoh pemberdayaan masyarakat dalam


kegiatan posbindu:

1. Surveilans hipertensi

Setelah kader Posbindu sawah lebar dilatih, langkah selanjutnya


adalah pelaksanaan surveilans yaitu survey lapangan untuk
mengumpulkan data tentang prevalensi hipertensi di masyarakat.
Surveilans dilakukan oleh kader Posbindu sawah lebar yang telah
diberikan pelatihan surveilans, dan data yang terkumpul diolah dan
dianalisis bersama oleh kader, tokoh masyarakat, dan tenaga kesehatan.
Instrumen surveilans berupa angket/kuesioner yang terlebih dahulu
telah disiapkan oleh tim pengabdian masyarakat.

2. Pembuatan peta kewaspadaan hipertensi

Data hasil surveilans dijadikan dasar untuk menyusun peta


kewaspadaan hipertensi di komunitas. Peta ini sekaligus sebagai bukti
dokumentasi hasil surveilans yang telah dilakukan dan diberi kode-kode
khusus berdasarkan kesepakatan tim tentang kategori masyarakat dalam
kaitannya dengan kewaspadaan hipertensi.

3. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin

Pemeriksaan ini secara rutin merupakan bagian pelayanan Posbindu


sawah lebar . Namun dalam kasus tertentu, pemeriksaan tekanan darah
tidak dilakukan secara pasif (menunggu di Posbindu), tetapi justru
dilakukan secara aktif dari rumah ke rumah (door to door) pada
kelompok masyarakat yang memiliki faktor risiko dan kelompok lansia
atau dikenal sebagai penemuan kasus hipertensi secara aktif (active case
finding). Penemuan kasus secara aktif ini merupakan upaya penapisan
(screening) kasus hipertensi di masyarakat sebagai salah satu upaya
deteksi dini kasus hipertensi dan komplikasinya.

4. Pelaksanaan senam jantung sehat dan senam lansia secara rutin

Kegiatan senam jantung sehat dan senam lansia merupakan bagian


dari pelayanan Posbindu sawah lebar. Dalam konteks ini, pelaksanaan
senam juga bukan saja diikuti kelompok masyarakat berisiko atau
kelompok lansia saja, tetapi juga bisa diikuti oleh seluruh elemen
masyarakat. Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari upaya pencegahan
penyakit jantung dan pembuluh darah serta pengendalian salah faktor
risiko hipertensi.

5. Promosi kesehatan yang berkaitan dengan bahaya hipertensi

Promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan


masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Program
ini dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik dalam
masyarakat itu sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.
Berdasarkan hal tersebut maka strategi promosi kesehatan yang akan
dikembangkan dalam rangka pencegahan hipertensi adalah:
a. Advokasi (advocacy)

Kegiatan ini ditujukan untuk para pembuat keputusan dan


penentu kebijakan di tingkat kecamatan dan desa. Diharapkan
melalui advokasi ini, semua aparatur pemerintahan di Desa
Randobawa Ilir bisa memberikan dukungan, baik dukungan moral
maupun material, terhadap kegiatan-kegiatan yang telah
direncanakan sebelumnya.

b. Dukungan sosial (social support)

Kegiatan ini difokuskan bagi para tokoh masyarakat dan tokoh


agama yang ada di Desa. Diharapkan para tokoh masyarakat dan
tokoh agama tersebut dapat menjembatani komunikasi antara
pengelola program kesehatan dan masyarakat.

c. Pemberdayaan masyarakat (empowerment)

Kegiatan ini diarahkan pada masyarakat langsung sebagai


sasaran primer promosi kesehatan. Tujuannya adalah agar
masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatannya sendiri (self reliance in health).
Bentuk kegiatannya lebih ditekankan pada penggerakkan masyarakat
untuk kesehatan, dalam hal ini adalah pengelolaan Posbindu swah
lebar.

Ruang lingkup promosi kesehatan sendiri meliputi tatanan


keluarga (rumah tangga) dan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan tingkat pelayanan kesehatan yang diberikan, promosi
kesehatan yang dilakukan hanya berada pada level promosi
kesehatan, perlindungan spesifik, serta diagnosis dini dan
pengobatan segera.Kegiatan promosi kesehatan pada setiap level
tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1) Promosi kesehatan:Senam jantung sehat dan senam lansia,
Kampanye anti-rokok, Penyuluhan gizi lansia, Pelatihan
pemeriksaan tekanan darah bagi keluarga lansia

2) Pencegahan spesifik: Pemberian multivitamin bagi


lansia,Diagnosis dini dan pengobatan segera:

3) Pemeriksaan tekanan darah teratur bagi penderita hipertensi

4) Pemeriksaan tanda-tanda komplikasi hipertensi (pemeriksaan


protein urin, pemeriksaan neurologis, Dan lain-lain)

d. Penyuluhan kesehatan tentang pencegahan & penatalaksanaan


hipertensi

Penyuluhan kesehatan merupakan bagian dari strategi promosi


kesehatan yang tujuannya memampukan masyarakat untuk dapat
menghindari perilaku-perilaku yang berisiko meningkatkan kejadian
hipertensi dan/atau melakukan tindakan yang tepat untuk mengatasi
masalah hipertensi pada masyarakat dan keluarga penderita
hipertensi.

e. Pelatihan pengukuran tekanan darah bagi keluarga lansia dan


keluarga penderita hipertensi

Kegiatan ini juga ditujukan sebagai salah satu upaya


memperpendek akses pelayanan kesehatan, khususnya bagi penderita
hipertensi dalam melakukan pemantauan (monitoring) terhadap
kondisi kesehatannya. Pada akhirnya setiap keluarga dari penderita
hipertensi dapat melakukan pemantauan tekanan darah penderita
hipertensi secara teratur, tanpa harus pergi ke Puskesmas sawah
lebar yang memakan waktu dan biaya transportasi. Karena itu,
ketersediaan tensimeter atau sphygmomanometer di Posbindu harus
cukup sebagai antisipasi bagi kebutuhan terhadap pemantauan
tekanan darah secara mandiri oleh keluarga penderita. Sudah barang
tentu, anggota keluarga yang dilatih adalah mereka yang memenuhi
syarat tertentu sehingga dimungkinkan mampu menguasai dalam
mempraktikkan dan menginterpretasikan hasil pengukuran tekanan
darahnya.

f. Pengumpulan dana sosial Tanggap Hipertensi

Kegiatan ini merupakan manifestasi nyata dari strategi gerakan


masyarakat sebagai salah satu strategi promosi kesehatan. Dalam hal
pengumpulan dana sosial maka dibutuhkan dukungan dari para
pengambil keputusan di tingkat desa dan kecamatan, serta kesadaran
dari masyarakat itu sendiri. Tentu dalam kondisi yang tidak
mengikat, kegiatan ini bersifat fleksibel terutama ditujukan bagi
kelompok masyarakat dengan tingkat kemampuan ekonomi
menengah ke atas. Dana sosial ini ditujukan untuk membantu
pembiayaan warga masyarakat yang mengalami komplikasi
hipertensi sehingga membutuhkan pengobatan lebih kompleks atau
rujukan ke rumah sakit.

H. REKRUTMEN DAN PELATIHAN KADER POSBINDU

Kader sebaiknya berasal dari anggota kelompok Posbindu sawah lebar


sendiri atau dapat saja diambil dari anggota masyarakat lainnya yang bersedia
menjadi kader. Adapun persyaratan untuk menjadi kader Posbindu sawah
lebar adalah:

1. Dipilih dari masyarakat dengan prosedur yang disesuaikan dengan


kondisi setempat;

2. Mau dan mampu bekerja secara sukarela;

3. Bisa membaca dan menulis huruf latin;

4. Sabar dan memahamil usia lanjut.

Setelah melakukan Musyawarah Masyarakat Desa dan Musyawarah


di tingkat RW, maka panitia mengumumkan secara terbuka tentang
rekrutmen kader Posbindu sesuai dengan persyaratan di atas. Jika sampai
pada waktu yang ditetapkan masih sedikit, maka panitia bersama pengurus
RW melakukan musyawarah kembali untuk menentukan kader Posbindu
berdasarkan pertimbangan tokoh masyarakat setempat.

Setelah rekrutmen kader Posbindu sawah lebar selesai, maka dilanjutkan


dengan penyelenggaraan pelatihan kader Posbindu dengan materi pelatihan
meliputi:

1. Pengelolaan dan Pengorganisasian Posbindu

2. Surveilans hipertensi (survey mawas diri)

3. Prosedur deteksi dini hipertensi dan komplikasinya

4. Penatalaksanaan hipertensi dan komplikasinya

5. Pencegahan hipertensi

6. Pertolongan pertama kedaruratan penyakit kardiovaskuler dan


serebrovaskuler

Tenaga untuk kegiatan Posbindu lakukan oleh 5 orang kader dengan di


bantu oleh tenaga kesehatan dari puskesmas setempat.

No Tenaga Peranan

1 Koordinator Ketua dari perkumpulan dan penanggungjawab


kegiatansertaberkoordinasiterhadapPuskesmasdan Para
Pembina terkait di wilayahnya.

2 Kader Penggerak Anggota perkumpulan yang aktif, berpengaruh dan


komunikatifbertugasmenggerakkanmasyarakat,
sekaligusmelakukanwawancaradalampenggalianinformasi

3 Kader Pemantau Anggota Perkumpulan yang aktif dan


komunikatifbertugasmelakukanpengukuranFaktorrisiko PTM

4 Kader Anggota Perkumpulan yang aktif, komunikatif dan telah


menjadi panutan dalam penerapan gaya hidup sehat, bertugas
Konselor/Edukator melakukan konseling, edukasi, motivasi serta menindaklanjuti
rujukan dari Puskesmas

5 Kader Pencatat Anggota perkumpulan yang aktif dan


komunikatifbertugasmelakukanpencatatanhasilkegiatanPosbindu
PTM danmelaporkankepadakoordinatorPosbindu PTM.

Syarat menjadi seorang kader;

1. Berasal dari anggotakelompokmasyarakat/lembaga/institusi

2. Peduliterhadapmasalahpenyakittidakmenulardanbersediamelaksanakanke
giatanPosbindu PTM

3. Pendidikansebaiknya minimal setingkat SLTA (SekolahLanjutanTingkat


Atas)

Tugas Kader;

1. Melakukan pendekatan kepada pimpinankelompok/lembaga/institusi.

2. Melakukan survai mawas diri/pendataan bersama petugas.

3. Melaksanakan musyawarah bersama dalam penyelesaian masalah


termasuk penentuan jadwal penyelenggaraan posbindu PTM.

4. Mendorong anggota kelompok masyarakat/kelompok/lembaga/institusi


untuk datang ke posbindu PTM ( mengajak anggota keluarga/masyarakat
agar hadir, memberikan serta menyebarluaskan informasi kesehatan,
menggali dan menggalang sumber daya termasuk dana yang berasal dari
masyarakat).

5. Melaksanakan kegiatan posbindu PTM termasuk kunjungan rumah bila


diperlukan.

6. Melakukan pencatatanhasilkegiatanPosbindu PTM


I. INDIKATOR KEBERHASILAN

1. Meningkatnya jumlah organisasi masyarakat kelompok usia lanjut yang


berperan serta secara aktif dalam pelayanan kesehatan usia lanjut

2. Berkembangnya jenis pelayanan kesehatan usia lanjut di masyarakat

3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut

4. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit degeneratif, dengan


jangkauan pelayanan yang mencakup 40% usia lanjut.
BAB lll
PROGRAM LAYANAN LANSIA

A. Program Lansia Di Puskesmas


Pelayaan kesehatan di Posbindu meliputi pemeriksaan kesehatan fisik
dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut sebagai alat
pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita
(deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat
perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan (BPPK)
Usia Lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di
Puskesmas. Jenis pelayanan kesehatan Posbindu di Puskesmas Sawah Lebar
sebagai berikut.
1. Pemeriksaan status gizi

melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan


dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh (IMT).Pemeriksaan status gizi
Posbindu Puskesmas sawah lebart melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh
(IMT).

2. Pengukuran tekanan darah

dengan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan denyut nadi


selama 1 menit. Pengukuran tekanan darah Posbindu Puskesmas Nsawah
lebar dengan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan denyut nadi
selama 1 menit.

3. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist atau Sahli.

Pemeriksaan hemoglobin Posbindu Puskesmas dirujuk ke Puskesmas


sawah lebar.
4. Pemeriksaan Gula darah

Sebagai deteksi awal adanya penyakit gula (diabetes


mellitus)Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit gula (diabetes mellitus) dilakukan di Posbindu
sawahlebarjuga untuk kontrol pasien DM yang dilakukan secara berkala
sekaligus disediakan pemeriksaan kadar asam urat darah dan kolesterol
darah.

5. Penyuluhan

Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam


rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia
lanjut.

Penyuluhan di Posbindu Kecamatan sawahlebarjuga dilakukan oleh


kader tiap Posbindu juga oleh Dokter Internsip yang sedang bertugas dan
dilaksanakan di dalam maupun di luar kelompok dalam rangka
kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia
lanjut.

6. Kunjungan rumah oleh kader

Kunjungan kerumah kader disertai petugas bagi anggota kelompok


usia lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan
kesehatan masyarakat (public health nursing).

Kunjungan rumah juga dilakukan Posbindu Puskesmas sawah lebar t


oleh kader disertai petugas kesehatan bagi anggota kelompok usia lanjut
yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat (public health nursing).
7. Pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

Penyuluhan contoh menu makanan dengan memperhatikan aspek


kesehatan dan gizi usia lanjut serta menggunakan bahan makanan yang
berasal dari daerah tersebut.

Pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Posbindu


Puskesmas sawah lebar berupa penyuluhan contoh menu makanan
dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia lanjut serta
menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah tersebut.

8. Kegiatan olah raga

Seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain sebagainya untuk
meningkatkan kebugaran. Kegiatan olah raga Posbindu Puskesmas sawah
lebar seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain sebagainya untuk
meningkatkan kebugaran.

B. FaktorPenghambatdanFaktorPendukung
1. FaktorPenghambat
Faktor-faktor yang
mempengaruhirendahnyakunjunganlansiakeposyandulansia, antaralain:
a. Pengetahuan, merupakanhasildaritahudaniniterjadisetelah orang
melakukanpenginderaanterhadapsuatuobjektertentu.
b. JarakRumahdenganLokasiPosyandu,
jarakantararumahtempattinggaldantempatlayanankesehatan (dalam
km) danbiaya transport adalahbiaya yang
dikeluarkandarirumahmenujukefasilitaspelayanankesehatan (dalam
rupiah).
c. Dukungankeluarga, dukungansebagaiinformasi verbal ataunon
verbal, saran, bantuan yang nyataatautingkahlakusosialnyaatau yang
berupakehadirandanhalhal yang
dapatmemberikankeuntunganemosionalatauberpengaruhpadatingkah
lakupenerimanya.
d. SaranadanPrasaranaPenunjangPelaksanaanPosyandu,
saranaprasaranadapatdiartikansebagaisuatuaktifitasmaupunmateri
yang berfungsimelayanikebutuhanindividuataukelompok di
dalamsuatulingkungankehidupan.
e. SikapdanperilakuLansia,
sikapsebagaisuatupolaperilakuterdensiataukesiapanantisipatif,
predisposisiuntukmenyesuaikandiridalamsituasisosial,
atausecarasederhana. Sikapadalahresponterhadap stimuli sosial yang
telahterkondisi.
f. PenghasilanatauEkonomi,
penghasilanmenentukantingkathidupseseorangterutamadalamkesehat
an. Apabilapenghasilan yang didapatberlebih,
makaseseoranglebihcenderunguntukmenggunakanfasilitaskesehatan
yang lebihbaik, contohnyasepertirumahsakitdenganfasilitas yang ada
di lingkungantempattinggalnya
2. FaktorPendukung
Faktorpendukung yang
berhubungandengankunjunganlansiakeposbindulansiayaitudukungankelu
argadandukunganpetugaskeluarga.Dukungankeluargamenunjukkankeped
uliandanmendukunglansia di
dalamrumahdankegiatandiluarrumah.Dukunganpetugaskesehatanmember
ikan rasa amandanpercayauntukmendapatkanpelayanankesehatan.
BAB lV
PEMBAHASAN

1. Progam Lansia Secara Teori Dan Di Lapangan Pengembangan Program


lansia Di Puskesmas Sawah Lebar

Posyandu lansia / kelompok usia lanjut adalah merupakan suatu bentuk


pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat atau /UKBM yang dibentuk oleh
masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri khususnya pada
penduduk usia lanjut. Pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia 60
tahun keatas.
A. Tujuan Posyandu Lansia
Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :
a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat,
sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta
dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara
masyarakat usia lanjut.
B Sasaran Posyandu Lansia
1. Sasaran langsung
Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun)
Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas)
Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)

2. Sasaran tidak langsung


Keluarga dimana usia lanjut berada
Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut
Masyarakat luas

C. Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia


Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja, pelayanan yang
diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada mekanisme dan
kebijakan pelayanan kesehatan di Sawah Lebar . Ada yang menyelenggarakan
posyandu lansia sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada juga hanya
menggunakan sistem pelayanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut :
- Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau
tinggi badan
- Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh
(IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga
dilakukan di meja II ini.
- Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa
dilakukan pelayanan Pemberi makan tambahan PMT.

D. Kendala Pelaksanaan Posyandu Lansia


Beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu
antara lain :
1. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu.
Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari
pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan
posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup
sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada
mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang
menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi
mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia Ungkapan Kepala Desa
Ngumbul Terhadap Bidan Desa untuk menggalakkan program Posyandu lansia ini
agar para lansia tau manfaat dari Pos Pelayanan Terpadu lansia ini..
2. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan
lansia untuk datang ke posyandu.
Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau
kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa
menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk
mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa
jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan
bersama lansia.

3. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.


Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas
kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap
yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan
yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang
adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan
merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu
apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu
respons
E. Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia Secara teori
Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan
Kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu
Menuju Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita
(deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi.
1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily
living) melipui kegiatan dasar dalam kehidupan seperti
makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat
tidur, buang air besar/kecil dan sebagainya
2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan
mental emosional dengan menggunakan pedoman 2 menit
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Masa
Tubuh (IMT)
4. Pengukuran tekanan darah dengan tensimeter dan stetoskop serta
penghitungan denyut nadi selama 1 menit
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist atau Sahli
6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit gula (diabetes mellitus)
7. Pemeriksaan adanya protein dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit ginjal
8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau
ditemukan kelainan
9. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok
dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi
sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan
atau kelompok usia lanjut
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota
kelompok usia lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan
perawatan kesehatan masyarakat (public health nursing).
11. Pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT), penyuluhan
contoh menu makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan
gizi usia lanjut serta menggunakan bahan makanan yang berasal
dari daerah tersebut
12. Kegiatan olah raga seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain
sebagainya untuk meningkatkan kebugaran
Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu
Puskesmas sawah adalah:
1. Pemeriksaan status gizi

melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan dan


dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh (IMT).Pemeriksaan status gizi
Posbindu Puskesmas sawah lebart melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik Indeks Masa Tubuh
(IMT).

2. Pengukuran tekanan darah

dengan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan denyut nadi


selama 1 menit. Pengukuran tekanan darah Posbindu Puskesmas Nsawah
lebar dengan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan denyut nadi
selama 1 menit.

3. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan Talquist atau Sahli.

Pemeriksaan hemoglobin Posbindu Puskesmas dirujuk ke Puskesmas


sawah lebar.

4. Pemeriksaan Gula darah

Sebagai deteksi awal adanya penyakit gula (diabetes


mellitus)Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit gula (diabetes mellitus) dilakukan di Posbindu
sawahlebarjuga untuk kontrol pasien DM yang dilakukan secara berkala
sekaligus disediakan pemeriksaan kadar asam urat darah dan kolesterol
darah.

5. Penyuluhan

Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok dalam


rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia
lanjut.

Penyuluhan di Posbindu Kecamatan sawahlebarjuga dilakukan oleh


kader tiap Posbindu juga oleh Dokter Internsip yang sedang bertugas dan
dilaksanakan di dalam maupun di luar kelompok dalam rangka
kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan
masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau kelompok usia
lanjut.

6. Kunjungan rumah oleh kader

Kunjungan kerumah kader disertai petugas bagi anggota kelompok


usia lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan
kesehatan masyarakat (public health nursing).

Kunjungan rumah juga dilakukan Posbindu Puskesmas sawah lebar t


oleh kader disertai petugas kesehatan bagi anggota kelompok usia lanjut
yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat (public health nursing).

7. Pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

Penyuluhan contoh menu makanan dengan memperhatikan aspek


kesehatan dan gizi usia lanjut serta menggunakan bahan makanan yang
berasal dari daerah tersebut.

Pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Posbindu


Puskesmas sawah lebar berupa penyuluhan contoh menu makanan
dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi usia lanjut serta
menggunakan bahan makanan yang berasal dari daerah tersebut.

8. Kegiatan olah raga

Seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain sebagainya untuk
meningkatkan kebugaran. Kegiatan olah raga Posbindu Puskesmas sawah
lebar seperti senam lansia, gerak jalan santai dan lain sebagainya untuk
meningkatkan kebugaran.

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia sawah lebar,


dibutuhkan, sarana dan prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung,
ruangan atau tempat terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan,
timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi meter,
peralatan laboratorium sederhana, thermometer, Kartu Menuju Sehat (KMS)
lansia.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Posbindu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya


masyarakat (UKBM) yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan
kebutuhan masyarakat itu sendiri, khususnya penduduk usia lanjut. Posbindu
kependekan dari Pos Pembinaan Terpadu, program ini berbeda
dengan Posyandu, karena Posbindu dikhususkan untuk pembinaan para
orang tua baik yang akan memasuki masa lansia maupun yang sudah
memasuki lansia.

Dalam pelaksanaannya, Posbindu Kecamatan SawahLebar secara umum


sudah sesuai dengan konsep Posbindu yang baik dan benar serta terlaksana
secara rutin dan berkala khususnya di Puskesmasposbindusawahlebar.

B. SARAN

Pemahaman dan keahlian dalam aplikasi Pos Pembinaan Terpadu


(POSBINDU) merupakan salah satu cabang ilmu keperawatan yang harus
dimiliki oleh tenaga kesehatan agar dapat mengaplikasikannya serta
berinovasi dalam pemberian konseling pada pasien. Ini akan mendukung
profesionalisme dalam wewenang dan tanggung jawab dokter, perawat serta
bidan sebagai bagian dari tenaga medis yang memberikan pelayanan secara
komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2006. Pedoman pelatihan kader kelompok usia lanjut bagi petugas
kesehatan. Direktorat kesehatan keluarga.

Effendi, Nasrul, 1998. Dasar-Dasar Perawatan Kesehatan Masyarakat, Jakart.


EGC.

Handayani, Eka. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan Lansia Tentang Posbindu


Dengan Motivasi pada Lansia Berkunjung Ke Posbindu Di Wilayah RW
03 Kelurahan Utama Kecamatan Cimahi Selatan. Skripsi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Indonesia. Sumber : http://Lontar.ui.ac.id.
Diakses Desember 2019.

Itachi, Uciha. 2013.’ Posbindu’. Sumber : http://macrofag.blogspot.com. Diakses


Desember 2019.

Notoadmodjo, Soekidjo. 2003, Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan


Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai