A. Konsep Penyakit
1. Pengertian Enterokolitis Nekrotikans
Enterokolitis nekrotikans (EKN) adalah penyakit gastrointestinal didapat
(akuisita) yang paling sering pada bayi baru lahir. (Kitterman, 2013)
EKN adalah suatu kondisi yang terjadi terutama pada neonatus prematur atau
berat badan lahir rendah. Kemungkinan disebabkan oleh hipoksia yang menyebabkan
iskemia pada usus. Beberapa bagian dari dinding usus mengalami nekrosis dengan
terjadinya obstruksi dan peritonitis (Betz, C. Lynn & Suwden, L.A. 2014)
EKN adalah kelainan pada saluran pencernaan berupa bercak atau nekrosing
difus pada mukosa atau submukosa kolon yang di dapat dan paling sering terjadi pada
bayi prematur dan dengan berat lahir sangat rendah.
2. Etiologi
Etiologi EKN hingga saat ini belum dapat dipastikan, namun diyakini erat kaitannya
dengan terjadinya iskemik intestinal, faktor koloni bakteri dan faktor makanan. Iskemik
menyebabkan rusaknya dinding saluran cerna, sehingga rentan pada invasi bakteri. EKN
jarang terjadi sebelum tindakan pemberian makanan dan sedikit terjadi pada bayi yang
mendapat ASI (Kitterman, 2013).
Sedangkan menurut Patel BK & Shah JS (2012), penyakit ini paling sering muncul pada
neonatus yang sakit dan merupakan kedaruratan bedah yang paling sering terjadi di
antara bayi baru lahir. Skala penyakitnya berbeda-beda, dari yang rendah (dapat sembuh
sendiri) sampai berat (inflamasi dan nekrosis menyebar pada lapisan mukosa dan
submukosa usus). Penyebab utama terjadinya necrotizing enterocolitis (NEC) yaitu:
a. Iskemi pada saluran intestinal
b. Kolonisasi bakteri pada intestine
c. Pemberian susu formula
d. Gangguan pertahanan pada host (sistem imun masih lemah)
Iskemia dan agen infeksi merupakan faktor predisposisi awal terjadinya NEC, faktor
lainnya seperti mediator inflamasi (sitokin), radikal bebas, produk fermentasi bakteri
dan toksin, diduga memperparah proses penyakit.
3. Patofisiologi
NEC adalah sekunder untuk interaksi yang kompleks dari beberapa faktor, terutama
pada bayi prematur, yang mengakibatkan kerusakan mukosa, akhirnya mengarah ke
iskemia usus dan nekrosis sehingga muncul masalah keperawatan ketidak efektifan
perfusi jaringan. Cedera mukosa mungkin karena infeksi, isi intraluminal, imunitas yang
belum matang, pelepasan vasokonstriktor, dan mediator inflamasi shingga berdampak
pada munculnya masalah keperawatan resiko infeksi
NEC merupakan hasil akhir dari suatu rentetan interaksi yang terjadi bersamaan antara
perusakan mukosa usus oleh berbagai faktor (iskemi, infeksi) dan reaksi penjamu
terhadap perusakan tersebut (sirkulasi, imunologi, dan inflamasi)
Hipoksia/ iskemik menyebabkan suatu penurunan aliran darah ke usus. Hipoperfusi
merusak mukosa usus, dan sel mukosa yang meliputi usus menghentikan sekresi enzim
protektif. Bakteri yang berpoliferasi dibantu oleh makanan enteral (substrat),
menginvasi mukosa usus yang rusak. Invasi bakteri mengakibatkan kerusakan usus
lebih lanjut karena pelepasan toksin bakteri dan gas hydrogen yang akan mucul gejala
perut kembung, tegang dan nyeri tekan, toleransi makan yang buruk, mual muntah, dan
toleransi minum yang buruk, sehingga muncul masalah keperawatan nyeri, resiko
deficit cairan dan kekurangan nutrisi. Gas mulanya membelah lapisan serosa dan
submukosa usus (pneumotosis intestinalis). Gas tersebut juga dapat robek kedalam
bantalan vaskular mesenterika yang akan didistribusikan ke dalam sistem vena hepar
(vena porta). Toksin bakterial yang berkombinasi dengan iskemia mengakibatkan
nekrosis.
Pathway
Iskemi pada saluran Kolonisasi bakteri Pemberian susu Sistem imun masih
intestinal pada intestine formula lemah
NEC
Betz, C. Lynn & Suwden, L.A. 2014. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Patel BK & Shah JS. Necrotizing Enterocolitis in Very Low Birth Weight Infants: a systemic
review. ISRN Gastroenterology 2012; Article ID 562594. doi:10.5402/2012/562594.
(diakses 28 Desember 2019).
Rohmah, Nikmatur & Walid, Saiful.2013. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
Ar-ruzz Media