Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PENDAHULUAN HERNIA INGUINALIS

DI RUANGAN BAJI KAMASE


RSUD LABUANG BAJI

Oleh:

KELOMPOK 9

EBI SAIFUL (14420202109)


MUH NUR’AIN (14420202105)
SUMARNAH NINGSIH (14420202149)
KARTIKA (14420202159)
ARIYANTI LUANDE (14420202124)
MARYA F S PAPUTUNGAN (14420202125)
RISNAWATI A BEDDU (14420202151)
NURFANI DAMOGALAD (14420202150)
HASRIYANTI (14420202130)

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

(Ns. Sudarman, S.Kep.,M.Kes.) (Hj. Ernawati, S.Kep.,Ns)

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI.........................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................1
A. LATAR BELAKANG...............................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................1
C. TUJUAN.....................................................................................1
BAB II.....................................................................................................
A. KONSEP DASAR HERNIA INGUINALIS...........................1
1. DEFINISI.............................................................................2
2. ETIOLOGI..........................................................................3
3. PATOFISIOLOGI..............................................................4
4. PATHWAY..........................................................................5
5. MANIFETASI KLINIS......................................................6
6. KOMPLIKASI....................................................................8
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG.......................................8
8. PENATALAKSANAAN.....................................................8
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN..................................
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN...................................9
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN........................................10
3. INTERVENSI KEPERAWATAN.....................................12
C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN....................................16
2. ANALISA DATA.................................................................24
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN.........................................27
4. INTERVENSI KEPERAWATAN.....................................27
5. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ...............................29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................

i
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hernia inguinalis merupakan suatu masalah yang bisa ditemukan dalam
kasus bedah. Hernia inguinalis merupakan kasus yang bersifat strangulasi
(ireponibel disertai gangguan pasase) dan inkarserasi (ireponibel disertai
gangguan vascularisasi). Hernia ingguinalis bisa diderita oleh semua umur
namun kejadian hernia ingunalis meningkat dengan adanya penambahan umur
yang terdapat distribusi bimodal (duo bentuk) pada usia 1 tahun dengan
puncaknya dan pada usia rerata 40 tahun terjadi penyakit ini. Pada anak
insidensinya 1-2% dengan 10% kasus mengalami komplikasi inkarserasi. Pada
usia sekitar satu tahun, sekitar 30% prosesus vaginalis belum tertutup. Hernia
inguinalis lebih sering terjadi disebelah kanan 60% sebelah kiri 20-25% dan
bilateral 15% (Sjamsuhidajat,2014).
Di Indonesia hernia mendapat urutan kedelapan dengan jumlah 292.145
kasus. Untuk data dijawa Tengah, mayoritas penderita selama dari bulan
januari – desember 2017 diperkirakan 442 penderita.Berdasarkan dari data
yang diperoleh rumah sakit Muhammadiyah surakarta dengan nilai kasus
hernia inguinalis pada tahun 2015 sebanyak 12 kasus dan jumlah pada bulan
April 2015 sebanyak 1 kasus (Kemenkes,2016).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep dasar hernia inguinalis
2. Bagaimana konsep keperawatan hernia inguinalis
3. Bagaimana konsep asuhan keperawatan hernia inguinalis
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep dasar hernia inguinalis
2. Untuk mengetahui konsep keperawatan hernia inguinalis
3. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan hernia inguinalis

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR HERNIA INGUINALIS


1. DEFINISI
Hernia adalah suatu penonjolan pada organ atau struktur melalui di
dinding otot perut. Hernia meliputi jaringan subkutan yang umumnya
terdiri dari kulit , peritoneal kantung, dan yang mendasarinya adalah
Visera, seperti loop usus atau organ-organ internal lainnya. Pembedahan
mendadak termasuk Faktor yang terjadi peningkatan tekanan intra-
abdomen, selama mengangkat penyakit ini terjadi diakaibatkan beban
berat atau batuk yang berkepanjangan sehingga peningkatan tekanan intra-
abdomen berhubungan dengan kehamilan, obesitas, atau asites (Schwartz,
2015).
Hernia adalah sering terjadinya dan muncul sebagai tonjolan dilipatan
paha atau skrotum. Biasanya Orang awam menyebutnya turun bero atau
hernia. Terjadi Hernia inguinalis yaitu ketika dinding abdomen bertambah
ke bawah melalui dinding sehingga menerobos usus. (Nurarif&kusuma
2016).
Hernia inguinalis dimana merupakan suatu keadaan keluarnya struktur
organ dari tempatnya yang normal melalui suatu area pada defek inguinal
yang secara manual tidak bisa kembali ke tempat semula dan akan
memberikan implikasi tindakan invasif bedah dengan secara pembedahan
mengembalikan struktur organ terebut dengan menutup
defek di inguinal. (Parkinson, 2013).
2. ETIOLOGI
Hal-hal yang dapat mengakibatkan timbulnya hernia secara umum
adalah mengendong barang yang sangat berat, batuk, kegemukan,
mengedan, asites (terjadi kumpulan cairan abnormal di daerag rongga
perut), aktifitas fisik yang berlebihan. Etiologi terjadinya hernia yaitu :
a. Hernia Inguinal

1
Menurut Black, J (2012)penyebab Hernia Inguinal adalah
1) Terjadi penurunan kekuatan otot dinding abdomen.
2) Kelemahan jaringan
3) Terdapat tempat dibagian lebar diligamen inguinal
4) Traum
b. terjadi tekanan pada intra abdominal.
1) Obesitas
2) Mengaambil barang berat
3) Mengejan Konstipasi
4) Kehamilan
5) Batuk dalam jangka waktu lama
6) prostate Hipertropi
c. Hernia Hiatal
faktor Hernia Hiatal biasanya belum diketahui, namun bisa terjadi
karena adanya kelemahan pada jaringan penyokong. Faktor resiko
terjadinya Hernia Hiatal adalah: Pertambahan usia, kegemukan, dan
Merokok.
d. Hernia Umbilical
Hernia Umbilical/Umbilikus terdapat jika penutupan umbilikus
(didapat tali pusar) tidak sempurna.
e. Hernia Femoralis
1) akibat adanya hernia Femoralis adalah kehamilan multipara,
kegemukan dan keturunan penahan ikat.
2) Faktor kekurangan bagan fascia dan aponeurosis tranversa,
degenerasi/atropi, tekanan intra abdomen meningkat, pekerjaan
mengangkat benda-benda berat, batuk kronik, gangguan BAB, dan
gangguan BAK.
3. PATOFIOLOGI
Pendapat Sjamsuhidajat (2014), hernia inguinalis bisa didapatkan sebab
anomali kongenital atau akibat yang didapat. Hernia dapat diketahui jika
setiap usia. Penyakit ini sering diderita pada laki-laki ketimbang pada

2
perempuan.Berbagai faktor akibat terjadi pada depat pintu masuk anulus
internus hernia yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan
isi hernia. Selain itu, yang dapat mendorong melewati pintu yang sudah
terbuka cukup lebar itu diperlukan pula faktor isi herniayang ada. Faktor
peningakatan tekanan di dalam rongga karena peninggian tekanan di
dalam rongga perut perut yang dipandang berperan kausal. Kanalis
inguinalis adalah terjadi Pada bulan ke-8 kehamilan kanal yang normal
pada fetus, terjadi melalui kanal tersebut desensus testis. Penurunan testis
terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis
peritonei yang akan menarik peritonium ke daerah skrotum sehingga.
prosesus ini telah mengalami obliterasi Pada bayi yang sudah lahir,
umumnya sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut.
kanalis ini tidak menutup dalam beberapa hal tersebut. Karena testis kiri
turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka.
jika kanalis kanan terbuka maka biasanya yang kiri juga terbuka. Dalam
keadaan normal, pada usia 2 bulan kanalis yang terbuka ini akan menutup.
Bila prosesus Terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan
timbul hernia inguinalis lateralis kongenital

3
4. PATHWAY

Pekerjaan berat, batuk mengejan dan


kebiasaan mengakat berat

Peningkatan tekanan intra abdomen

Abdomen tidak mampu menahan


tekanan

Hernia inguinalis

Peningkatan abdomen memasuki Kantong hernia semakin Resiko


kantong hernia sempit pembedahan

Oedema Usus terjepit Resiko infeksi

Iskemia jaringan
Peristaltik usus
terganggu

Stimulasi saraf
Mual muntah

Nyeri

Intake menurun
Aktivitas menurun

Ketidakseimbangan nutrisi kurang


Hambatan mobilitas fisik dari keutuhan tubuh

4
5. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Arief Mansjoer (2014), manifestasi klinis dari hernia adalah
sebagai berikut
a. Adanya pembekakan ( asimptomatik)
Keluhan benjolan di daerah inguinal yang timbul berupa adanya
atau skrotal yang hilang timbul. Misalnya nyeri mengedan, batuk-
batuk, tertawa, atau menangis. Bila klien tenang, benjolan akan
hilang secara spontan. Timbul bila terjadi peningkatan tekanan intra
peritoneal. Keluhan nyeri pada hernia ini jarang ditemui, walaupun
yang dirasakan di daerah perut epigastrium atau para umbilikal
berupa nyeri viseral sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam
kantung hernia bila usus tidak dapat kembali akibat regangan pada
mesenterium karena jepitan oleh anulus inguinalis, terjadi gangguan
pembuluh darah dan gangguan pasase segmen usus yang terjepit.
Secara klinis keluhan klien adalah rasa sakit yang terus menerus.
Keadaan ini disebut hernia strangulata. Gangguan pasase usus seperti
abdomen kembung dan muntah pemeriksaan fisik dan Tanda klinik
tergantung pada isi hernia. Pada Inspeksi : dilihat hernia inguinalis
lateralis muncul sebagai penonjolan diregio ingunalis pada saat klien
mengedan dapat yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah.
Palpasi: pada funikulus spermatikus kantong hernia yang kosong
dapat dirasakan sebagai geseran dari lapis kantong yang
mengutamakan alasan gesekan dua permukaan sutera. Tangan sutera
ini disebut tanda sarung, tetapi umumnya gejala ini sulit ditemukan.
Pemerikasaa bisa teraba pada usus, omentum (seperti karet), atau
ovarium. bila ada hernia berisi bagian maka tergantung pada isinya,
Dengan jari kelingking atau jari telunjuk pada anak kusia dini, bisa
dipraktekan mendorong isi hernia dengan menonjolkan kulit skrotum
melalui annulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi
hernia dapat direposisi atau tidak. Apabila hernia dapat direposisi,
pada saat jari masih berada dalam annulus eksternus, klien dianjurkan

5
mengedan. Kalau seandai nya hernia teraba diujung jari, maka hernia
inguinalis lateralis, dan kalau stepi jari menyentuh itu menandakan
hernia inguinalis medialis. Didalam hernia pada bayi wanita yang
teraba benjolan yang padat biasanya terdiri dari ovarium.
b. Gejala Klinis
Gejala klinis hernia banyak diketahui oleh kondisi isi hernia.
tanda yang muncul seperti berupa adanya pembengkakan di
selangkangan dipaha yang timbul saat waktu berdiri, batuk, bersin,
atau mengedan dan tidak ada setelah terlentang. Keluhan nyeri jarang
dijumpai bila ada yang dirasakan di dibagian epigastrium atau
periumbilikal berupa nyeri visceral karena regangan pada
mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam
kantong hernia. Hernia inguinalis yang sering pada anak yaitu hernia
inguinalis lateralis (indirect). 60% dari kasus hernia inguinalis terjadi
saat dibagian sisi kanan, 30% pada sisi kiri dan 10% bilateral.
c. Tanda Klinis
Tanda klinis pada pengkajian fisik behubungan dengan isi hernia.
Pada saat inspeksi, pasien diminta mengedan maka akan terlihat
benjolan pada lipat paha, bahkan benjolan sering tampak meskipun
klien tidak mengedan. Pada pengkajian dilakukan palpasi, teraba
pembengkaan yang teraba kenyal, isinya berbentuk usus, omentum
atau ovarium, juga dapat ditentukan apakah hernia itu dapat didorong
masuk dengan jari/ direposisi. Sewaktu aukultasi bisa terdengar
bising usus dengan melakukan stetoskop yang isi hernia berisi seperti
usus.
6. KLASIFIKASI
hernia terbagi menjadi 2 kategori, yaitu hernia menurut letaknya dan
hernia menurut sifat atau tingkatanya.
a. Adapun hernia menurut letaknya adaalah :
1) Hernia Inguinalis Lateralis (indirek)

6
Hernia ini terjadi melalui anulus inguinalis internus yang
terletak di sebelah lateral vasa epigastrika inferior,menyusuri
kanalis inguinalis dan keluar kerongga perut melalui anulus
inguinalis eksternus. Hernia ini lebih tinggi pada bayi & anak
kecil
2) Hernia Inguinalis Medialis (direk)
Hernia ini terjadi melalui dinding inguinal posteromedial dari
vasa epigastrika inferior di daerah yang dibatasi segitiga
Haselbach.
3) Hernia femoralis
Terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum terjadi pada
wanita dibanding pria. Hernia ini mulai sebagai penyumbat
dikanalis femoralis yang membesar secara bertahap menarik
peritonium dan akibatnya kandung kemih masuk ke dalam
kantung.
4) Hernia umbilikalis
Batang usus melewati cincin umbilical. sebagian besar
merupakan kelainan yang didapat. Hernia umbilikalis sering
terjadi pada wanita dan pada pasien yang memliki keadaan
peningkatan tekanan intra abdomen, seperti kehamilan, obesitas,
asites, atau distensi abdomen. Tipe hernia ini terjadi pada
insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh secara tidak
adekuat karena masalah pasca operasi seperti infeksi dan nutrisi
yang tidak adekuat.
5) Hernia skrotalis
Merupakan hernia inguinalis lateral yang mencapai skrotum.
b. Menurut sifat atau tingkatannya :
1) Hernia reponibel.
Pada hernia ini isi hernia dapat keluar masuk. Usus akan
keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika
berbaring atau di dorong masuk. Pada hernia reponibel ini

7
penderita tidak mengeluh nyeri dan tidak ada gejala obstruksi
usus.
2) Hernia ireponibel.
Merupakan kebalikan dari hernia reponibel ( hernia tidak
masuk kembali biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantung
pada peritoneum.
3) Hernia inkaserata.
Pada hernia ini isi perut atau usus yang masuk kedalam
kantung hernia tidak dapat kembali disertai dengan gangguan
aliran khusus. Gambaran klinis obstruksi usus dengan
gambaran keseimbangan cairan elektrolit dan asam basa.
Keadaan ini hernia bisa terjepit oleh cincin hernia. Sehingga isi
kantung bisa terperangkap dan tidak dapat kembali ke rongga
perut, akibatnya terjadi gangguan passase dan hernia ini lebih
dimaksudkan hernia irreponibel
4) Hernia strangulata
Pada hernia ini pembuluh darah yang mempengaruhi usus
yang masuk ke dalam kantung hernia terjepit sehingga usus
kehilangan system perdarahannya sehingga mengakibatkan
nekrosis pada usus. Pada pemeriksaan lokal usus tidak dapat
dimasukan kembali di sertai adanya nyeri tekan.

7. KOMPLIKASI
Akibat dari hernia dapat menimbulkan beberapa komplikasi antara lain
a. Terjadi perlengketan berupa isi hernia sama isi kantung hernia
sehinggaisi kantung hernia belum diketahui kembalinya lagi, keadaan
ini disebut hernia inguinalis lateralis ireponibilis. Saat kondisi ini
tidak gangguan penyaluran isi usus. Isi hernia yang tersering
menyebabkan keadaan ireponibilis, adalah omentum, karena mudah
melekat pada dinding herniadan isinya dapat menjadi lebih besar

8
karena infiltrasi lemak. Usus besarlebih sering
menyebabkanireponibilisdaripada usus halus.
b. Terjadi tekanan pada cincin hernia maka terjadi banyaknya usus yang
masuk. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya isi usus diikuti dengan
gangguan vascular (proses strangulasi). Keadaan ini di sebut hernia
inguinalis strangulata (Mansjoer,
2014).
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pengecekan laboratorium supaya dapat diketahui kerusakan pada organ
yaitu jantung dan ginjal
a. Untuk mengetahui hasil hipertropi ventrikel kiri dengan cara EKG
b. Pemeriksaan Urinalisa untuk mendapatkan hasil
urine,glukosa,urine,darah, protein Pemeriksaan : pemeriksaan fungsi
ginjal terpisah dan penentuan kadar urin. pielogram intravena
arteriogram renal,renogram,
c. Rontgen dan CT scan
9. PENATALKSANAAN
Penatalaksanaan pada hernia dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu
konservatif dan pembedahan.
a. Konservatif
Penggunaan alat penyangga dapat dipakai sebagai
pengelolaan sementara, misalnya pemakaian korset. Tapi untuk
hernia inguinalis pamakaian korset tidak dianjurkan karena alat ini
dapat melemahkan otot dinding perut. Pada terapi konservatif dapat
pula di berikan obat anti analgetik yaitu mengurangi nyeri.
b. Pembedahan
Prinsip dasar hernia terdiri dari herniotomy (memotong hernia )
dan menjepit kantung hernia ( herniorafi). Pada bedah elektif,
kanalis dibuka, isi Pasien yang telah dilakukan tindakan
pembedahan disarankan untuk tidak boleh mengendarai

9
kendaran, aktifitas dibatasi, seperti tidak boleh mengangkat benda
berat, mendorong atau menarik benda paling sedikit 6 minggu
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Penyakit Hernia sering terjadi pada anak2 dan pada dewasa yang
mengerjakan kegiatan berlebihan, melakukan pengangkatan benda
berat.
b. Keluhan utama
Ada pembekakan di inguinal dan terasa nyeri.
c. Riwayat penyakit sekarang :
Klien mengeluh nyeri, ada benjolan,mual muntah.
d. Riwayat penyakit sebelumnya :
Wawancara di tunjukan untuk mengetahui penyakit yang di derita
klien.
e. Riwayat psiko,sosio, dan spiritual :
Klien masih berhubungan dengan temannya dan bermain seperti
biasanya, suka bekerja menolong orang tua, klien masih dapat
berkomunikasi dengan orang tuanya. Bagaimana dukungan keluarga
dalam keperawatan agar membantu dalam proses penyembuhan..
f. Aktivitas/istirahat
1) Sebelum MRS: Pasien sering melakukan aktivitas yang berlebihan,
berkebun, mengangkat2 sawit dan menimbang karet.
Sesudah MRS: Membutuhkan papan/matras yang keras saat tidur.
Penurunan rentang gerak dan ekstremitas pada salah satu bagian
tubuh. Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan.
Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena gangguan dalam
berjalan.
2) Eliminasi
Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi. Adanya retensi
urine.

10
3) Istirahat tidur.
Penurunan kualitas tidur.
4) Personal Higiane
Penurunan kebersihan diri, ketergantungan.
5) Kenyamanan
nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakin memburuk dengan
adanya batuk, bersin, defekasi, nyeri yang tidak ada hentinya, nyeri
yang menjalar ke kaki, bokong, bahu/lengan, kaku pada leher
g. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Lemah.
1) Kepala dan leher
Inspeksi : Ekspansi wajah menyeringai, merintih, menahanasakit.
2) Rambut : Lurus/keriting, distribusi merata/tidak, warna, Ketombe,
kerontokan
3) Mata : Simetris / tidak, pupil isokhor, skelara merah muda,
konjunctiva tidak anemis
4) Hidung : Terdapat mukus / tidak, pernafasan cuping hidung.
5) Teling : Simetris, terdapat mukus / tidak
6) Bibir : Lembab,tidak ada stomatitis.
7) Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limfeapada
leher
8) Dada
Inspeksi : Simetris, tidak terdapat tarikan otot bantu pernafasan
Palpasi : Denyutan jantung teraba cepat, badan terasa panas, nyeri
tekan(-)
Perkusi : Jantung : Dullness
Auskultasi : Suara nafas normal.
9) Abdomen
Inspeksi : terdapat luka post operasi di abdomen regioninguinal
Palpasi : Teraba massa, terdapat nyeri tekan pada daerah inguinalis
Perkusi : Dullness

11
Auskultasi : Terdengar bising usus (N= <5 per menit)
10) Ekstremitas Atas : Simetris, tidak ada edema Bawah : Simetris,
tidak ada edema
11) Genetalia
Inspeksi : Scrotum kiri dan kanan simetris, ada lesi
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat
tindakan operasi
b. Hambatan mobilitas fisk b.d luka operasi
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka operasi
e. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi
f. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual
muntah
g. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
h. Defisit perawatan diri berhuungan dengan kelemahan fisik

12
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO. DIAGNOSA NOC NIC
1. Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji nyeri secara menyeluruh
diskontuinitas Keperawatan selama 3x24 jam dengan termasuk durasi, frekuensi
jaringan akibat tindakan operasi Kriteria Hasil : lokasi, karakteristik, , kualitas
1. Mampu mengelola nyeri (untuk dan faktor
mengetahui penyebab nyeri, memakai 2. Ajarkan teknik relaksasi
tehnik nonfarmakologi agar nyeri 3. Jelaskan penyebab nyeri
berkurang 4. Kolaborasi pemberian
2. Mengatakan bahwa nyeri berkurang analgetik
dengan menggunakan manajemen
nyeri
3. Klien menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
2. Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Pantau tanda tanda vital
berhubungan dengan luka operasi selama 3x24 jam teratasi dengan sesudah latihan dan lihat
Kriteria Hasil: respon klien saat latihanKaji
1. Klien meningkat dalam aktifitas fisik kemampuan klien dalam
seperti biasanya. braktifitas
2. Mengerti dari tujuan peningkatan 2. Latih klien dalam pemenuhan
aktifitas kebutuhan secara mandiri
sesuai kemampuan
3. Dampingi dan Bantu klien

13
saat mobilisasi dan bantu
penuhi kebutuhan klien.
4. Ajarkan klien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
3. Intoleransi aktivitas berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Bantu klien untuk
dengan kelemahan selama 3x24 jam teratasi dengan mengidentifikasi kemampuan
Kriteria Hasil: yang dapat dilakukan
1. Klien dapat berpartisipasi dalam 2. Bantu klien memilih aktivitas
aktivitas fisik tanpa disertai tekanan yang sesuai dengan
2. Mampu melakukan aktivitas sehari- kemampuan
hari secara mandiri 3. Bantu untuk membuat jadwal
kegiatan diwaktu luang
4. Sediakan penguatan positif
bagi yang aktif beraktivitas
4 Kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan keperawatan 5. Monitor aktivitas dan
berhubungan dengan luka operasi selama 3x24 jam teratasi dengan mobilisasi pasien
Kriteria Hasil: 6. Jaga kebersihan kulit agar
1. Integritas kulit yang baik bisa tetap bersih dan kering
dipertahankan Tidak ada luka/lesi 7. Mobilisasi pasien (ubah posisi
pada kulit pasien) setiap dua jam sekali
2. Perfusi jaringan baik 8. Bersihkan area sekitar jahitan
3. Menunjukan pemahaman dalam atau staples, menggunakan lidi

14
proses perbaikan kulit dan mencegah kapas steril
terjadinya cedera ulang
4. Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan kelembaban kulit
dan perawatan alami.
5. Resiko   infeksi  berhubungan Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam 1. Pantau tanda / gejala infeksi
dengan luka  post  operasi dengan 2. Rawat luka operasi dengan
Kriteria hasil : teknik steril
1. Tidak menunjukkan tanda-tanda 3. Memelihara teknik isolasi,
infeksi batasi jumlah pengunjung
2. Klien bebas dari tanda-tanda infeksi 4. Ganti peralatan perawatan
pasien sesuai dengan protap
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang Setelah dilakukan tindakan Keperawatan 1. Kaji adanya alergi terhadap
dari kebutuhan tubuh berhubungan selama 3x24 jam dengan makanan
dengan mual muntah Kriteria Hasil: 2. Pastikan diet mengandung
1. Tidak ada tanda- tanda malnutrisi serat yang tinggi dan dapat
2. Tidak terjadi penurunan berat badan mencegah konstipasi
3. Ajarkan klien cara membuat
catatan harian makanan.
4. Kolaborasi dengan ahli gizi
7. Gangguan pola tidur berhubungan Setelah dilakukan tindakan Keperawatan 1. memonitor ttv
dengan nyeri selama 3x24 jam dengan 2. ciptakan lingkungan yang
Kriteria Hasil: nyaman

15
1. Jumlah jam tidur dalam batas normal 3. jelaskan peningnya tidur yang
6-8 jam/hari cukup
2. Perasaan segar sesudah tidur atau
istirahat
3. Mampu mengidentifikasi hal-hal yang
meningkatkan tidur
8. Defisit perawatan diri berhuungan Setelah dilakukan tindakan Keperawatan 1. Bantu klien dalam memenuhi
dengan kelemahan fisik selama 3x24 jam dengan kebutuhan dasar
Kriteria Hasil: 2. Hindari melakukan sesuatu
1. Klien dapat memenuhi kebutuhan untuk pasien yang dapat
perawatan sendiri dilakukan pasien dendiri
3. Kaji hambatan terhadap
paritisipasi dalam peraatan diri
4. Berikan perawatan sesuai
kebutuhan

16
DAFTAR PUSTAKA

Black, J.(2012). Medikal Surgical Nursing. Edisi 4.2008. Pensylvania: WB


Saunders

Mansjoer, A. (2014). Kapita Selekta Kedokteran Edisi . Media Aesculapius.


Jakarta: EGC

Nurarif .A.H, Kusuma. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: MediAction

Parkinson, E, Piero, A. (2013). Inguinal And Umbicalhernias. In M . Edisi


Pediatrik Surgery And Urology.

Schwartz, Seymour.(2015). Hernia Dinding Abdomen. Dalam Intirasi Prinsip-


Prinsip Ilmu Bedah. Jakarta: EGC

Sjamsuhidajat, R, Wim De Jong.( 2014). Dinding Perut Hernia, Dan Omentum


Dalam Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Ke-2 Jakarta: EGC
ASUHAN KEPERAWATAN HERNIA INGUINALIS
DI RUANGAN BAJI KAMASE
RSUD LABUANG BAJI

Oleh:

KELOMPOK 9

EBI SAIFUL (14420202109)


MUH NUR’AIN (14420202105)
SUMARNAH NINGSIH (14420202149)
KARTIKA (14420202159)
ARIYANTI LUANDE (14420202124)
MARYA F S PAPUTUNGAN (14420202125)
RISNAWATI A BEDDU (14420202151)
NURFANI DAMOGALAD (14420202150)
HASRIYANTI (14420202130)

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

(Ns. Sudarman, S.Kep.,M.Kes.) (Hj. Ernawati, S.Kep.,Ns)

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2021
PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDKAL BEDAH 1
PROGRAM STUDI PROFESI NERS FKM UMI
A. Data Umum
1. IdentitasKlien
Nama : Ny. “N”
Tempat/Tanggal Lahir : Makasar, 02-07-1968
Umur : 52 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Makasar
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kapasa
Tanggal Masuk RS : 21 Juni 2021
Tanggal pengkajian : 22 Juni 2021
Tanggal operasi : 22 Juni 2021
GolonganDarah :-
Ruangan : Baji Kamase
2. Penaggung Jawab
Nama : Ny. “N”
Umur : 24 Tahun
Pendidikan Terakhir : S1
Pekerjaan : Guru
Hubungan Dengan Klien : Anak Kandung
Alamat : Kapasa
Riwayat Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan Utama : Nyeri
2. Alasan Masuk RS : Klien mengatakan terasa nyeri pada bagian perut
kanan bawah dan terdapat adanya luka post operasi

3. Riwayat Penyakit

16
Provocative : Nyeri dirasakan dibagian perut
Quality : Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
Region : Nyeri dirasakan pada bagian perut kanan bawah
Severity : Skala nyeri 5 (nyeri sedang)
Timing : Nyeri dirasakan hilang timbul
4. Data Medik
a. Dikir m Oleh : UGD Dokter Praktek

b. Diagnosa Medik
Saat Masuk : Hernia Inguinalis
Saat Pengkajian : Hernia Inguinalis
B. Riwayat Kesehatan Masa lalu
1. Penyakit yang pernah dialami
Saat kecil/kanak-kanak: Tidak ada
Penyebab : Tidak ada
Riwayat perawatan : Tidak ada
Riwayat operasi : Tidak ada
Riwayat pengobatan : Tidak ada
2. Riwayat alergi : Tidak ada
3. Riwayat imunisasi : Tidak ada
4. Lain-lain : Tidak ada
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Genogram

X X X X

X X
X X

17
KET:

= Laki-laki

= Perempuan

X = Meninggal

= Klien

= Garis tinggal bersama

= Garis Keturunan

= Garis pernikahan

GI : Kedua nenek dan kakek klien sudah meninggal

GII : Kedua orang tua klien sudah meninggal

GII : Klien memiliki 5 bersaudara dan klien adalah anak ke 4.

2. Riwayat Psiko-Sosio-Spiritual
1. Pola koping : Klien mengatakan apabila
ada masalah diselesaikan bersama keluarga.
2. Harapan klien terhadap keadaan penyakitnya : Klien mengatakan ingin
cepat sembuh dan pulang kerumah.
3. Factor stressor :-
4. Konsep diri : Klien mengatakan
mematuhi anjuran perawat tentang pengobatan.
5. Pengetahuan klien tentang penyakitnya : Klien mengetahui tentang
penyakitnya
6. Adaptasi : Klien mampu beradaptasi
dengan baik dalam lingkungan rumah sakit.
7. Hubungan dengan anggota keluarga : Klien mengatakan
hubungann dengan anggota keluarga baik.

18
8. Hubungan dengan masyarakat : Klien mengatakan hubungan
dengan masyarakat baik
9. Bahasa yang sering digunakan : Bahasa indonesia
10. Keadaan lingkungan : Keadaan lingkungan tampak
bersih dan nyaman.
11. Kegiatan keagamaan/pola ibadah : Klien mengatakan selama
sakit klien tidak bisa sholat.
12. Kenyakinan tentang kesehatan : Klien mengatakan yakin
bisa sembuh dan pulang kerumah.
3. Kebutuhan Dasar/Pola kebiasaan sehari-hari
1. Makan
Sebelum MRS: Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit kebiasaan
makan klien 3x sehari
Setelah MRS : Klien mengatakan setelah masuk rumah sakit nafsu makan
menurun dan porsi makan tidak dihabiskan. Klien merasa mual dan
muntah 2 kali
2. Minum
Sebelum MRS: Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit minum 6-8
gelas perhari.
Setelah MRS : Klien mengatakan tidak mengalami masalah dalam
minumnya.
3. Tidur
Sebelum MRS: Klien mengatakan sebelum sakit klien tidur malam selama
7-8 jam dan siang 1-2 jam.
Setelah MRS : Klien mengatakan setelah sakit tidur malam sering
terbangun. Tidur klien 3 jam.
4. Eliminasi BAB
Sebelum MRS: Klien mengatakan sebelum sakit BAB 2x sehari.
Setelah MRS : Klien mengatakan setelah masuk rumah sakit tidak pernah
BAB

19
5. Eliminasi BAK
Sebelum MRS : Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit BAK 3-4x
sehari.
Setelah MRS : Klien mengatakan setelah masuk rumah sakit tidak
mengalami masalah BAK
6. Aktifitas dan latihan
Sebelum MRS: Klien mengatakan sebelum sakit melakukan semua
aktivitas sendiri.
Setelah MRS : Klien mengatakan setelah masuk rumah sakit aktivitas
dibantu keluarga karena pasien mengalami nyeri ketika bergerak. Klien
mengatakan tidak mau banyak bergerak karena terpasang kateter dan
terasa nyeri.
7. Personal Hygiene
Sebelum MRS: Klien mengatkan sebelum sakit melakukan personal
hygiene sendiri.
Setelah MRS: Klien mengatakan setelah masuk rumah sakit personal
hygiene jarang dilakukan dan jika dilakukan dibantu keluarga.
4. Pemeriksaan Fisik
1. KeadaanUmum
BB : 41 Kg
Kelemahan : Klien tampak lemah
Perubahan mood :-
Vitas sign : TD : 81/60 mmHg N : 82 x/m
SB : 36,3 0C R : 20 x/m
Tingkat Kesadaran : Composmentis
2. Head to toe (IPPA)
Kulit/integument
a. Inspeksi : Kulit berwarna sawo matang
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan diarea sekitar
Kepala dan rambut
a. Inspeksi : Kulit kepala bersih tidak ada ketombe

20
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak teraba adanya massa
Mata/Penglihatan
a. Inspeksi : Sklera mata tampak jernih, konjungtiva tampak anemis,
gerakan bola mata dapat bergerak ke segala arah, dan tidak
menggunakan alat bantu kaca mata
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Hidung/penghiduan
a. Inspeksi : Lubang hidung simetris kiri dan kana, tidak adanya
secret/cairan.
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada sinus
Telinga/pendengaran
a. Inspeksi : Bentuk telinga simetris kiri dan kanan, dan tidak tampak
adanya cairan.
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Mulut dan gigi
a. Inspeksi : Bibir tidak pecah-pecah, dan tidak ada karies pada gigi.
Leher
a. Inspeksi : Tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, dan warna kulit
pada leher sama dengan sekitarnya
b. Palpasi : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid dan tidak
ada nyeri tekan
Dada dan Paru
a. Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, warna kulit sama
dengan sekitarnya, tidak tampak adanya benjolan/tumor, dan frekuensi
nafas 20 i/m.
b. Auskultasi : Tidak terdengar suara napas abnormal, Suara nafas
vesikuler
c. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi : Perkusi dada terdengar suara sonor di seluruh lapang paru
Abdomen

21
a. Inspeksi : Perut nampak simetris kiri dan kanan, dan nampak adanya
luka post operasi.
b. Auskultasi : Terdengar bising usus normal 6 (5-12 kali/menit)
c. Palpasi : Tidak teraba adanya pembesar hepar dan tidak ada nyeri
tekan.
d. Perkusi : Terdapat nyeri saat dilakukan pengetukan pada abdomen
bagian sebelah kanan
Perineum dan genetalia
Tidak dikaji karena tidak ada masalah pada genetalia pasien
Extremitas atas dan bawah
a. Inspeksi : Tidak tampak adanya edema, dan terpasang IVFD cairan
RL pada tangan sebelah kanan.
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, dan tidak teraba adanya massa.
3. Sistem Data Fokus
Sistem Respiratory :
a. Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, warna kulit sama
dengan sekitarnya, tidak tampak adanya benjolan/tumor, dan frekuensi
nafas 20 x/i.
b. Auskultasi : Tidak terdengar suara napas abnormal, Suara napas
vesikuler
c. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi : Perkusi dada terdengar suara sonor di seluruh lapang paru

Sistem Kardiovaskuler :
a. Inspeksi : Bentuk dada simetris kiri dan kanan, warna kulit sama
dengan sekitarnya, tidak tampak adanya benjolan/tumor, dan frekuensi
nafas 20 i/m.
b. Auskultasi : Tidak terdengar suara napas abnormal, Suara napas
vesikuler, tidak terdengar bunyi jantung abnormal pada pasien
c. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi : Perkusi dada terdengar suara sonor di seluruh lapang paru

22
Sistem Gastrointestinal : 
a. Inspeksi : Perut Nampak simetris kiri dan kanan , dan Nampak
adanya luka post operasi.
b. Auskultasi : Terdengar bising usus normal 6 (5-12 kali/menit)
c. Palpasi : Tidak teraba adanya pembesar hepar dan terdapat nyeri
tekan ketika dilakukan palpasi.
d. Perkusi : Terdapat nyeri saat dilakukan pengetukan pada abdomen
bagian sebelah kanan

Sistem Urinaria :
a. Inspeksi : tidak tampak adanya massa/tumor
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, ginjal tidak teraba

Sistem Muskuloskeleta :
a. Inspeksi : Tidak terdapat jejas, massa, dan tidak terdapat luka pada
area ekremitas pasien. Pada pasien bagian ektremitas atas terpasang
IVFD cairan RL
b. Palpasi : kekuatan otot 5 pada ekremitas atas dan bawah

5 5
5 5

Sistem Penglihatan :
c. Inspeksi : Sklera tampak jernih, gerakan bola mata dapat bergerak ke
segala arah, dan tidak menggunakan alat bantu kaca mata
d. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Sistem Pendengaran :
a. Inspeksi : bentuk telinga simetris kiri dan kanan, dan tidak tampak
adanya cairan.
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

23
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium

Hasil Nilai Rujukan


WBC 7.64 ( 4.0- 10.0)
LYM 3.02 (0.6- 3.5)
MON 0.70 (0.1- 0.9)
GRA 3.92 (1.3- 6.7)
*LYM 39.5 (20.0- 40.0)
*MON 9.2 (2.0- 8.0)
*GRA 51.3 (50- 7.0)
RBC 4.71 (3.50- 5.50)
HGB 13.3 (11.0- 17.9)
HCT 39.9 (40- 50)
MCV 84.7 (80.0- 96.0)
MCH 28.2 (23.2- 38.7)
MCHC 33.3 (32- 37)
RDW-SD 43.4 (37.0- 54.0)
RDW-CV 12.6 (10.0- 18.0)
PLT 267 (150- 400)
PCT 0.197 (0.15- 0.50)
MPV 7.4 (6.5- 11.0)
PDW 16.2 (10.0- 18.0)
P-LCR 11.9 (13.0- 43.0)

5. Penatalaksanaan Medis/ Terapi:


a. IFVD Cairan RL 20 tpm
b. Metronidazole 1 btl/ 8 jam
c. Ondansetron 1 amp/iv
d. Ranitidine 1 amp/12 jam/iv
e. Ketorolac 1 amp/8 jam/iv
f. Imepenem 1 gr/12 jam/iv
5. Analisa Data

Data Etiologi Problem


DS : Agen cidera fisik Nyeri Akut
- Klien mengatakan
terasa nyeri
dibagian perut
kanan bawah
- Klien mengatakan

24
nyeri dirasakan
dengan skala 5
- Klien mengatakan
nyeri terasa seperti
ditusuk-tusuk

DO
- Klien tampak
gelisah
- Klien tampak
sering memegangi
perut
- Klien tampak
meringis kesakitan
- P : Nyeri dirasakan
karena dibagian
perut
Q : nyeri terasa
seperti ditusuk-
tusuk
R : Nyeri dirasakan
pada bagian perut
bawah kanan
S : Skala nyeri 5
(Nyeri sedang)
T : nyeri dirasakan
hilang timbul
DS : Tirah baring dan Hambatan mobilitas
- Klien mengatakan imobilisasi fisik
sebelum sakit
semua aktivitas
dilakukan sendiri
- Klien mengatakan
setelah sakit semua
aktivitas dibantu
oleh keluarga
- Klien mengatakan
ketika bergerak
terasa nyeri
dibagian perut
- Klien mengatakan
jarang bergerak
karena terasa nyeri
DO :
- Klien tampak
lemah

25
- Klien tampak
kurang bergerak
- Ketika pengkajian
posisi klien tidak
berubah
- Pada saat mika
miki klien kadang
dibantu oleh
keluarga
- Ketika bergerak
klien sering
memegangi
perutnya
DS : Nyeri Gangguan Pola Tidur
- Klien mengatakan
sebelum masuk
rumah sakit tidak
mengalami
ganguan pola tidur
dan setelah masuk
rumah sakit pola
tidur klien
terganggu
- Klien mengatakan
sering terbangun
pada malam hari
ketika nyeri
- Klien mengatakan
tidur 3 jam sering
terbangun karena
nyeri terasa
dibagian perut
- Klien mengatakan
merasa gelisah saat
tidur pada malam
hari
DO :
- Klien tampak
gelisah
- Klien tampak
mengantuk
- Klien tampak
sering menguap
- Konjungtiva
anemis

26
6. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan tirah baring dan imobilisasi
c. Ganguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
7. Intervensi

No Diagnosa Noc Nic Rasional


1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri 1. Untuk mengetahui
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 Observasi nyeri yang dirasakan
agen cidera fisik jam diharapkan nyeri 1. Lakukan pengkajian nyeri klien
berkurang dengan kriteria menggunakan PQRST 2. Untuk membantu klien
hasil : Terapeutik mengontrol rasa nyeri
1. Menyatakan rasa 2. Berikan tekhnik 3. Klien mengerti tentang
nyaman setelah nyeri nonfarmakologi tekhnik penyebab nyeri yang
berkurang relaksasi nafas dalam dirasakan
2. Mampu mengontrol Edukasi 4. Untuk membantu
nyeri 3. Menjelaskan penyebab proses pengobatan
3. Melaporkan bahwa nyeri
nyeri berkurang Kolaborasi
4. Kolaborasi dalam
pemberian analgetik
2. Hambatan mobilitas Setelah dilakukan tindakan Manajemen aktivitas 1. Untuk mengetahui
fisik berhubungan keperawatan selama 3x24 Observasi kemampuan klien
dengan tirah baring dan jam diharapkan klien mampu 1. Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi
imobilisasi beraktivitas sendiri dengan dalam mobilisasi 2. Untuk membantu klien
kriteria hasil : Terapeutik dalam pemenuhan
1. Klien meningkat dalam 2. Latih pasien dalam kebutuhan ADL secara
aktivitas fisik pemenuhan kebutuhan mandiri sesuai
2. Mengerti tujuan dari ADL secara mandiri kempuan
peningkatan mobilitas sesuai kemampuan 3. Agar klien mengetahui
Edukasi cara merubah posisi
3. Ajarkan pasien bagaimana dan membantu klien
merubah posisi dan dalam merubah posisi

27
berikan bantuan jika jika diperlukan
diperlukan
3. Ganguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan Manajemen peningkatan tidur 1. Untuk mengetahui
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 Observasi aktivitas dan pola tidur
nyeri jam diharapkan jumlah tidur 1. Identifikasi pola aktivitas klien
dalam batas normal dengan dan tidur 2. Untuk membantu klien
kriteria hasil : Terapeutik dalam pola tidur
1. Jumlah jam tidur dalam 2. Ciptakan lingkungan yang 3. Agar klien mengetahui
batas normal 6-8 nyaman tentang tidur yang
jam/hari Edukasi adekuat
2. Perasaan segar sesudah 3. Jelaskan petingnnya tidur 4. Untuk membantu klien
tidur atau istirahat yang adekuat dalam pola tidur
3. Mampu Kolaborasi
mengidentifikasi hal- 4. Kolaborasi dalam
hal yang meningkatkan pemberian terapi jika
tidur diperlukan

28
8. Implementasi Dan Evaluasi

PUKUL IMPLEMENTASI PUKUL EVALUASI


Selasa, 22-Juni-2021 Manajemen nyeri S:
Observasi - Klien mengatakan terasa
17:00 1. Melakukan pengkajian nyeri nyeri pada bagian perut
menggunakan PQRST kanan bawah
Hasil: O:
- P : Nyeri dirasakan - P : Nyeri dirasakan karena
dibagian perut dibagian perut
Q : Nyeri terasa seperti Q : nyeri terasa seperti
ditusuk-tusuk ditusuk-tusuk
R : Nyeri dirasakan pada R : Nyeri dirasakan pada
bagian perut bawah kanan bagian perut bawah kanan
S : Skala nyeri 5 (Nyeri S : Skala nyeri 5 (Nyeri
sedang) sedang)
T : Nyeri dirasakan hilang T : nyeri dirasakan hilang
timbul timbul
Terapeutik A:
17:15 2. Memberikan tekhnik - Masalah Belum teratasi
nonfarmakologi tekhnik P:
relaksasi nafas dalam - Lanjutkan intervensi
Hasil: 1. Melakukan pengkajian
- Pasien mampu melakukan nyeri menggunakan
teknik relaksasi nafas PQRST
dalam 2. memberikan tekhnik
nonfarmakologi
tekhnik relaksasi nafas
Edukasi dalam
17:30 3. Menjelaskan penyebab nyeri 3. Menjelaskan penyebab
Hasil: nyeri
- Pasien mengerti tentang 4. Penatalaksanaan dalam
29
penyebab nyeri yang pemberian analgetik
dirasakan
Kolaborasi
18:00 4. Penatalaksanaan dalam
pemberian analgetik
Hasil:
- Ketorolac 1 amp/8 jam/iv
Selasa, 22-Juni-2021 Manajemen aktivitas S:
Observasi - Klien mengatakan jarang
17:00 1. mengkaji kemampuan klien melakukan aktivitas karena
dalam mobilisasi ketika bergerak terasa nyeri
Hasil: pada bagian perut kanan
- pasien memiliki hambatan bawah
dalam mobilisasi yaitu O:
ketika bergerak terasa nyeri - Klien tampak jarang
pada bagian perut kanan bergerak
bawah A:
Terapeutik - Masalah belum teratasi
17:15 2. melatih pasien dalam P:
pemenuhan kebutuhan ADL - Lanjutkan intervensi
secara mandiri sesuai 1. Mengkaji kemampuan
kemampuan klien dalam mobilisasi
Hasil: 2. Latih pasien dalam
- Pasien masih belum pemenuhan kebutuhan
mampu melakukan ADL ADL secara mandiri
secara mandiri sesuai kemampuan
Edukasi 3. Ajarkan pasien
17:30 3. Mengajarkan pasien bagaimana merubah
bagaimana merubah posisi dan posisi dan berikan
berikan bantuan jika bantuan jika diperlukan
diperlukan
Hasil:
- Pasien mengerti tentang

30
informasi yang diberikan
yaitu informasi dalam
merubah posisi
Selasa, 22-Juni-2021 Manajemen peningkatan tidur S:
Observasi - Klien mengatakan sering
17:00 1. Mengidentifikasi pola aktivitas terbangun pada malam hari
dan tidur dan merasa gelisah
Hasil: O:
- Aktivitas tidur malam - Klien tampak gelisah
terganggu. Pasien tidur 3 A:
jam - Masalah belum teratasi
Terapeutik P:
17:15 2. Menciptakan lingkungan yang - Lanjutkan intervensi
nyaman 1. identifikasi pola
Hasil: aktivitas tidur
- Menciptakan lingkungan 2. ciptakan lingkungan
yang nyaman dengan cara yang nyaman
membatasi orang dalam 3. jelaskan pentingnya tidr
runagan dan mengurangi yang adekuat
kebisingan
Edukasi
17:30 3. Menjelaskan petingnnya tidur
yang adekuat
Hasil:
- Pasien mengerti
pentingnya tidur yang
adekuat yaitu tidur 7-8 jam
perhari

31
PUKUL IMPLEMENTASI PUKUL EVALUASI
Rabu, 23-Juni-2021 Manajemen Nyeri S:
Observasi - Klien mengatakan Masih
14:00 1. Melakukan pengkajian nyeri terasa nyeri pada bagian
menggunakan PQRST perut kanan bawah.
Hasil: O:
- P : Nyeri dirasakan - P : Nyeri dirasakan dibagian
dibagian perut perut
Q : Nyeri terasa seperti Q : Nyeri terasa seperti
ditusuk-tusuk ditusuk-tusuk
R : Nyeri dirasakan pada R : Nyeri dirasakan pada
bagian perut bawah kanan bagian perut bawah kanan
S : Skala nyeri 5 (Nyeri S : Skala nyeri 5 (Nyeri
sedang) sedang)
T : Nyeri dirasakan hilang T : Nyeri dirasakan hilang
timbul timbul
Terapeutik A:
14:15 2. Memberikan tekhnik - Masalah belum teratasi
nonfarmakologi tekhnik P:
relaksasi nafas dalam - Lanjutkan intervensi
Hasil: 1. Lakukan pengkajian
- Pasien mampu melakukan nyeri menggunakan
teknik relaksasi nafas PQRST
dalam 2. Berikan tekhnik
Edukasi nonfarmakologi tekhnik
14:35 3. Menjelaskan penyebab nyeri relaksasi nafas dalam
Hasil: 3. Jelaskan penyebab nyeri
- Pasien mengerti tentang 4. Kolaborasi dalam
penyebab nyeri yang pemberian analgetik
dirasakan
Kolaborasi

32
15:00 4. Penatalaksanaan dalam
pemberian analgetik
Hasil:
- Ketorolac 1 amp/8 jam/iv
Rabu, 23-Juni-2021 Manajemen Aktivitas S:
Observasi - Klien mengatakan aktivitas
14:00 1. Mengkaji kemampuan klien selama sakit masih dibantu
dalam mobilisasi keluarga karena ketika
Hasil: bergerak masih terasa nyeri
- Pasien memiliki hambatan O:
dalam mobilisasi yaitu - Klien tampak jarang bergerak
ketika bergerak terasa nyeri A:
pada bagian perut kanan - Masalah belum teratasi
bawah P:
Terapeutik - Lanjutkan intervensi
14:15 2. Melatih pasien dalam 1. Kaji kemampuan klien
pemenuhan kebutuhan ADL dalam mobilisasi
secara mandiri sesuai 2. Latih pasien dalam
kemampuan pemenuhan kebutuhan
Hasil: ADL secara mandiri
- Pasien masih belum sesuai kemampuan
mampu melakukan ADL 3. Ajarkan pasien
secara mandiri bagaimana merubah
Edukasi posisi dan berikan
14:35 3. Mengajarkan pasien bantuan jika diperlukan
bagaimana merubah posisi dan
berikan bantuan jika
diperlukan
Hasil:
- Pasien mengerti tentang
informasi yang diberikan
yaitu informasi dalam
merubah posisi

33
Rabu, 23-Juni-2021 Manajemen peningkatan tidur S:
Observasi - Klien mengatakan masih
14:00 1. Mengidentifikasi pola aktivitas terbangun pada malam hari
dan tidur dan merasa gelisah
Hasil: O:
- Aktivitas tidur malam - Klien tampak gelisah
masih terganggu. Pasien A:
tidur paling lama 3 jam - Masalah belum teratasi
Terapeutik P:
14:15 2. Menciptakan lingkungan yang - Lanjutkan intervensi
nyaman 1. Identifikasi pola aktivitas
Hasil: tidur
- Menciptakan lingkungan 2. Ciptakan lingkungan
yang nyaman dengan cara yang nyaman
membatasi orang dalam 3. Jelaskan pentingnya tidr
runagan dan mengurangi yang adekuat
kebisingan
Edukasi
14:35 3. Menjelaskan petingnnya tidur
yang adekuat
Hasil:
- Pasien mengerti
pentingnya tidur yang
adekuat yaitu tidur 7-8 jam
perhari

34
PUKUL IMPLEMENTASI PUKUL EVALUASI
Kamis, 23-Juni-2021 Manajemen Nyeri S:
Observasi - Klien mengatakan
17:00 1. Melakukan pengkajian nyeri Masih terasa nyeri
menggunakan PQRST pada bagian perut
Hasil: kanan bawah.
- P : Nyeri dirasakan O:
dibagian perut - P : Nyeri dirasakan
Q : Nyeri terasa seperti dibagian perut
ditusuk-tusuk Q : Nyeri terasa seperti
R : Nyeri dirasakan pada ditusuk-tusuk
bagian perut bawah kanan R : Nyeri dirasakan
S : Skala nyeri 4 (Nyeri pada bagian perut
sedang) bawah kanan
T : Nyeri dirasakan hilang S : Skala nyeri 4
timbul (Nyeri sedang)
Terapeutik T : Nyeri dirasakan
17:15 2. Memberikan tekhnik hilang timbul
nonfarmakologi tekhnik A:
relaksasi nafas dalam - Masalah belum
Hasil: teratasi
- Pasien mampu melakukan P:
teknik relaksasi nafas - Intervensi dihentikan
dalam
Edukasi
17:30 3. Menjelaskan penyebab nyeri
Hasil:
- Pasien mengerti tentang
penyebab nyeri yang
dirasakan
Kolaborasi

35
18:00 4. Penatalaksanaan dalam
pemberian analgetik
Hasil:
- Ketorolac 1 amp/8 jam/iv
Kamis, 23-Juni-2021 Manajemen Aktivitas S:
Observasi - Klien mengatakan
17:00 1. Mengkaji kemampuan klien aktivitas selama sakit
dalam mobilisasi masih dibantu
Hasil: keluarga karena ketika
- Pasien memiliki hambatan bergerak masih terasa
dalam mobilisasi yaitu nyeri
ketika bergerak terasa nyeri O:
pada bagian perut kanan - Klien tampak jarang
bawah bergerak
Terapeutik A:
17:15 2. Melatih pasien dalam - Masalah belum
pemenuhan kebutuhan ADL teratasi
secara mandiri sesuai P:
kemampuan - Intervensi dihentikan
Hasil:
- Pasien masih belum
mampu melakukan ADL
secara mandiri
Edukasi
17:30 3. Mengajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
Hasil:
- Pasien mengerti tentang
informasi yang diberikan
yaitu informasi dalam
merubah posisi
Kamis, 23-Juni-2021 Manajemen peningkatan tidur S:

36
Observasi - Klien mengatakan
17:00 1. Mengidentifikasi pola aktivitas masih terbangun pada
dan tidur malam hari dan
Hasil: merasa gelisah
- Aktivitas tidur malam O:
masih terganggu. Pasien - Klien tampak gelisah
tidur paling lama 3 jam A:
Terapeutik - Masalah belum
17:15 2. Menciptakan lingkungan yang teratasi
nyaman P:
Hasil: - Intervensi dihentikan
- Menciptakan lingkungan
yang nyaman dengan cara
membatasi orang dalam
runagan dan mengurangi
kebisingan
Edukasi
17:30 3. Menjelaskan petingnnya tidur
yang adekuat
Hasil:
- Pasien mengerti
pentingnya tidur yang
adekuat yaitu tidur 7-8 jam
perhari

37

Anda mungkin juga menyukai