PENDAHULUAN
KASUS
Keluarga Tn. A (40 tahun) terdiri dari istri Ny. B (33 tahun), dua anak perempuan
An. C (15 tahun) dan An. D (4 tahun), dua anak laki-laki An. E (8 tahun) dan An. F
(7 tahun) telah dikunjungi oleh perawat komunitas Y. Dalam family folder di sentra
keperawatan, keluarga ini memiliki masalah stress marital, kesulitan keuangan,
nutrisi keluarga yang kurang, anak yang sering bolos sekolah, dan seringnya
kejadian infeksi pada anak. An. C dan An. E bukanlah anak kandung Ny. B, tetapi
mereka adalah hasi perkawinan Tn. A dengan istri sebelumnya (Ny. H, 35 tahun).
An. C dan An. E akan tinggal bersama Ny. H hanya pada saat liburan sekolah.
Masalah yang dialami keluarga saat ini kemungkinan di sebabkan oleh tidak
dipenuhinya tugas perkembangan keluarga Tn. A dan lumrah terjadi pada jenis
keluarga ini. Keluarga ini memang terhubung oleh ikatan darah dan perkawinan,
tetapi struktur keluarga Tn. A cukup unik dalam hal pola komunikasi, struktur
kekuasaan, struktur peran dan nilai keluarga. Perawta komunitas akan melakukan
pengkajian mendalam untuk fungsi keluarga, stress dan koping keluarga, dan tidak
lupa untuk membuat genogram keluarga. Dengan pengkajian yang lengkap akan
membantu perawat komunitas dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
yang optimal.
STEP I
1. Ganes
: Stress Marital
Agni
Restania
Lovi
2. Lovi
Ganes
: Sentra Keperawatan
: Istilah untuk nurse station di lingkup keperawatan
komunitas, untuk mengambil data tentang keluarga yang
dikaji, contoh : puskesmas
3. Restania
Hanifah
: Genogram
: Alat bantu berupa peta skema dari silsilah keluarga pasien,
untuk membantu masalah pada keluarga pasien untuk
kesehatan
yang
tepat
(bagaimana
pola
komunikasi)
4. Aziz
: Family Folder
Masriyah
Ganes
Lovi
STEP II
1. Ellys
2. Ranti
3. Masriyah
nilai keluarga ?
4. Hanifah
5. Mira
7. Ranti
8. Lovi
9. Masriyah
10. Hanifah
11. Mira
12. Agni
13. Ellys
14. Restania
15. Lovi
masalah ?
16. Agni
menjadi bermaslaah ?
17. Lovi
18. Hanifah
STEP III
2.
Fungsi Keluarga
Sammy
Fungsi ekonomi
Fungsi reproduksi
Fungsi agama
Fungsi lingkungan
Mira
Fungsi protektif
Fungsi afektional
Fungsi rekreatif
Masriyah
5.
Ellys
Keluarga inti
Keluarga besar
Masriyah
Keluarga berantai
Keluarga komposit
4.
Struktur Keluarga
Restania
Patrineal
Matrineal
Lovi
Struktur peran
13.
Karakteristik Keluarga
Hanifah
17.
Ganes
Personal Hygiene
Hygiene Lingkungan
Sosial Ekonomi
Budaya
Restania
Keturunan
Masriyah
16.
Koping keluarga
Fase tumbuh kembang yang terganggu
Sammy
10.
Lovi
Pengkajian
Tetapkan diagnosa
Pelaksanaan
4
Agni
18.
Restania
BPJS
KB
Ranti
Ganes
8.
Perlindungan anak
Macam-macam stress dan koping
Ganes
Stress
Koping
3.
Peran keluarga
Restania
Ibu
1.
Stress Marital
Agni
Stress ekonomi, istri tidak punya anak, pernikahan yang tidak disetujui
Lovi
6.
Hanifah
Mekanisme koping
Sosial ekonomi
Ganes
Restania
7.
Mengkaji budaya
Konsep dasar keluarga ideal
Irvan
Agni
Sammy
Hanifah
Ganes
Mira
14.
Ranti
Kaji dulu hubungan ibu tiri dan anak tiri dan ibu kandung dan ibu tiri
Agni
Ibu tiri dan ibu kandung saling menghargai dan menyupport keluarga
terutama anak
9.
Irvan
Jika masih kecil, belum mengerti, namun ketika sudah besar maka akan
timbul kebingungan
Ellys
Ketika ayah menikah lagi, pasti anak berubah psikologisnya, menjadi merasa
tidak berguna
Lovi
Jika anak dan ibu bisa menerima biasanya tidak akan ada masalah
Agni
15.
Lovi
Agni
11.
Asuhan keperawatan
Hanifah
Tepat Sasaran
Restania
12.
Ranti
Pemberdayaan keluarga
Sammy
Pengkajian
Restania
Bina trust
Ganes
Pencerdasan keluarga
Irvan
STEP V
Pola Komunikasi
Nilai-nilai Keluarga
Kekuasaan
Family Folder
Jenis-jenis keluarga
Genogram
STEP IV
MIND MAP
Faktor-faktor predisposisi
Stressor
Keluarga
Jenis dan karakteristik dan struktur
Fungsi dan peran
Masalah keluarga
Ayah
Ibu Tiri
Anak
Mantan Istri
REPORTING
Pengertian Keluarga
Hanifah
2 orang atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
pernikahan atau pengangkatan adopsi yang hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain, di dalam perannya masing-masing yang bertujuan untuk
menciptakan dan mempertahankan budaya serta meningkatkan perkembangan fisik,
sosial dan psikologis anggota
Ellys
Sekelompok kecil masyarakat yang berkumpul didalam satu atap (Depkes RI !998)
Struktur Keluarga
Restania
Pola dan proses komunikasai (ada yang berhasil ada yang tidak) (ada syaratsyarat)
Struktur peran
Struktur kekuatan
Sammy :
Tipe struktur kekuatan
Legitimate power/authority
terhadap anak
Referent power
Reward power
Coercive power
pengaruh
yang
dipaksakan
sesuai
keinginannya
Informational power
persuasi
Affective power
10
Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses dalam pengambilan
keputusan dalam keluarga seperti :
Konsensus
Paksaan
Agni
Pola Komunikasi Persamaan (berperan seseuai dengan perannya masingmasing) ada persamaan peran, setiap keluarga punya hak suara yang sama
Masriyah
Macam-macam Struktur
Patrilineal
Matrilineal
Matrilokal
Patrilokal
Keluarga kawin
Ranti
Jenis Struktur
Struktur legalisasi
mengemukakan pendapat
Struktur hangat
Struktur terbuka
Struktur kaku
Struktur bebas
Struktur kasar
Disorganisasi keluarga
emosional
Jenis Keluarga
Ellys
Tradisional
Usila
Childless family
Blanded family
Unmarriage mother
Keluarga tiri
Masriyah
Restania
Lovi
Mira
Tradisional
Non Tradisional
12
Fungsi Keluarga
Hanifah
1. Fungsi Agama sarana untuk dijarkan kehidupan agama
2. Fungsi sosial budaya menanamkan nilai kultural
3. Fungsi cinta kasih menanamkan rasa cinta kasih
4. Fungsi perlindungan menciptakan keluarga dengan suasana aman
5. Fungsi reproduksi memebntuk generasi
6. Fungsi pendidikan tempat terbaik untuk mengajarkan
7. Fungsi ekonomi ayah sebagai pencari nafkah
8. Fungsi lingkungan untuk menciptakan kehidupan harmoonis
Agni
1. Fungsi afektif fungsi internal, untuk memberi cinta kasih
Komponennya salah satu cinta kasih
2. Fungsi perawatan kesehatan harus melaksanakan praktek asuhan
kesehatan, mencegah penyebaran infeksi
Restania
1. Asih kasih sayang
2. Asuh pembinaan
3. Asah pendidikan
Lovi
Mengukur fungsi keluarga dikembangkan intrumen Family Apgar
A : Adaptasi
P : Partnership
G : Growth
A : Affection
R : Resolve
Mira (Allender, 1998)
1. Afecction
2. Security and Acceptance
3. Identity and satisfaction
13
Format genogram
Minimal 3 generasi ke atas dan ke bawah, di hitung dari keluarga yang kita kaji.
Tugas Perkembangan Keluarga
Sammy
Pasangan Baru Baru saja membentuk suatu keluarga, baru saja menikah,
masih membutuhkan suatu adaptasi lingkungan, masih saling belajar dengan
pasangan.
Tugas perkembangannya yaitu :
1.
2.
3.
1.
2.
14
3.
Keluarga dengan anak pra sekolah tahap ini dimulai saat anak pertama
berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun.
Tugas perkembangannya yaitu :
1.
2.
3.
Pembagian waktu dan tanggung jawab untuk individu, pasangan dan anak
Keluarga dengan anak sekolah dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai
sekolah ) dan berakhir padasaat anak berumur 12 tahun. Keluarga sudah
mulai sibuk dengan urusan masing-masing.
Tugas perkembangannya yaitu :
1.
2.
Memenuhi kebutuhan
Keluarga dengan anak remaja dimulai saat anak berumur 13 tahun dan
berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian. Untuk memebrikan tanggung jawab
pada anak demi menyongsong masa depannya
Tugas perkembangannya yaitu :
15
1.
Mempertahankan kesehatan.
2.
3.
Keluarga usia lanjut dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu
pasangan meninggal dan keduanya meninggal. Tugas perkembangan :
1.
2.
3.
4.
Masiyah
16
Sebagai pengamat
Sebagai koordinator
Sebagai fasilitator
Ellys
Memodifikasi Keluarga
Hanifah
Memodifikasi Lingkungan
Pengkajian Keluarga
Masriyah
1. Data fokus (status ekonomi)
2. Genogram
3. Pengkajian Lingkungan (kondisi rumah, karakteristik lingkungan)
4. Struktur Keluarga, nilai dan norma, tipe keluarga, pola komunikasi
5. Fungsi Keluarga
6. Stress dan koping keluarga
7. Riwayat keluarga Inti
8. Riwayat keluarga sebelumnya
Berdasarkan kasus
Ganes
Membuat Genogram
Proses Keperawatan
17
1. Membuat janji
2. Pertemuan keluarga
3. Pemilihan instrumen
4. Genogram
5. Pengkajian kognitif
6. Analisa data
7. Menentukan rantai keluarga
8. Menentukan diagnosa dan Nursing Care Plan
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2008).
Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing,
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailon dan Maglaya, 1989 dalam
Setiadi, 2008).
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social diri tiap
anggota keluarga (Duval dan Logan, 1986 dalam Setiadi, 2008).
Dari tiga difinisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keluarga adalah
a. Unit terkecil dari masyarakat.
b. Terdiri atas dua orang atau lebih.
c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
d. Hidup dalam satu rumah tangga.
e. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga.
f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
h. Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.
2.2.
Tipe Keluarga
Tradisional
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama
dalam satu rumah
c. Keluarga usila
19
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang
terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu
rumah seperti nuclear family disertai paman, tante, orang tua (kakak-nenek,
keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan)
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul
pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan
dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya
: dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya
atau perpisahan (separasi), seperti perceraian atau ditinggal mati
Non Tradisional
a. The unmarried teenage mother
20
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa menikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
pasangan suami-istri (marital partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa
alasan tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama,
yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan atau nilai-nilai, hidup berdekatan
satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga
bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara
dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental
21
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
2.3.
Fungsi Keluarga
dalam
22
4) Fungsi Perlindungan
Keluarga menjadi wahana terciptanya suasana aman, nyaman, damai dan
adil bagi seluruh anggota keluarganya. Sehingga setiap anggota keluarga
akan selalu merasa bahwa tempat yang paling baik dan pantas adalah didalam
lingkungan keluarganya sendiri.
5) Fungsi Reproduksi
Keluarga
tempat diterapkannya
sebetulnya adalah
23
Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang
lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial
anggota keluarga.
2)
Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna
untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tinkah laku
sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga.
3)
4)
5)
24
Struktur keluarga
25
Karakteristik pengirim
- Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat
- Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas
- Selalu meminta dan menerima umpan balik
2.
Karakteristik penerima
- Siap mendengarkan
- Memberikan umpan balik
- Melakukan validasi
26
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan, dan mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu. Norma adalah pola perilaku yang diterima pada
lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan sekitar
masyarakat keluarga. Beban kasus keluarga sangat bergantung pada nilai
kekuasaan dan kebutuhan akan asuhan keperawatan keluarga.
2.5.
Peran Keluarga
Peran Anak
Anak-anak
melaksanakan
peranan
psikosial
sesuai
dengan
tingkat
27
2.6.
28
29
(Perspektif Sosiologis)
2. Penyatuan
keluarga
melalui 1. Keluarga
pemula
atau
tahap
pernikahan.
menikah
3. Keluarga dengan anak kecil (masa 2. Keluarga sedang mengasuh anak
bayi hingga usia sekolah)
dengan
anak
usia
30
pindah
rumah)
7. Orangtua usia pertengahan (tidak
ada jabatan lagi hingga pensiun)
8. Keluarga dalam masa pensiun dan
2.7.
Stress Marital
Stress Marital adalah stress yang terjadi didalam kehidupan rumah tangga akibat
beberapa masalah yang terjadi didalam perkawinan, baik antara suami, istri, maupun
anak-anak.
Masalah yang paling sering terjadi adalah masalah finansial, masalah anak-anak,
kesibukan sehari-hari yang sangat melelahkan dan menjadi stressor, pola komunikasi
antara anggota keluarga yang buruk, dan kebiasaan jelek anggota keluarga, misal
suami suka berjudi, istri suka bergosip sehingga melupakan kewajibannya sebagai I
bu rumah tangga, anak yang memakai narkoba, dll.
Strategi Koping Keluarga
Strategi koping keluarga internal memiliki tiga jenis strategi, yaitu strategi
hubungan, kognitif dan komunikasi.
1. Strategi hubungan
a. Mengandalkan kelompok keluarga
Keluarga tertentu saat mengalami tekanan mengatasi dengan menjadi lebih
bergantung pada sumber mereka sendiri. Bersatu adalah satu dari proses penting
dalam masalah kehidupan keluarga. Keluarga berhasil melalui masalah dengan
menciptakan struktur dan organisasi yang lebih besar dirumah dan keluarga. Ketika
31
keluarga menetapkan struktur yang lebih besar, hal ini merupakan upaya untuk
memiliki pengendalian yang lebih besar terhadap keluarga mereka. Upaya ini
biasanya melibatkan penjadwalan waktu anggota yang lebih ketat, lebih banyak
tugas per anggota keluarga, organisasi ikatan yang lebih ketat, dan rutinitas ynag
lebih mantap dan terprogram. Bersamaan dengan lebih ketatnya batasan keluarga,
menimbulkan kebutuhan pengaturan dan pengendalian anggota keluarga yang lebih
besar, disertai harapan bahwa anggota lebih disiplin dan menyesuaikan diri. Jika
berhasil, keluarga menerapkan pengendalian yang lebih besar dan mencapai integrasi
dan kohesivitas yang lebih besar.
b. Kebersamaan yang lebih besar
Salah satu membuat keluarga semakin erat dan memelihara sreta mengelola tingkat
stress dan moral yang dibutuhkan keluarga adalah dengan berbagi perasaan dan
pemikiran serta terlibat dalam pengalaman aktivitas keluarga. Kebersamaan yang
lebih besar menghasilkan kohesi keluarga yang lebih tinggi, atribut keluarga yang
mendapatkan perhatian yang luas sebagai atribut keluarga inti (Olson, 1993).
Hubungan yang paling penting membutuhkan kohesivitas dan saling berbagi dalam
system keluarga.kohesivitas keluarga yang tinggi khususnya membantu saat keluarga
pernah trauma, karena anggota sangat memerlukan dukungan. Aktivitas anggota
keluarga diwaktu luang merupakan sumber koping yang sangat penting guna
memperbaiki kohesi, moral, dan kepuasaan kelurga. Seperti yang banyak dikatakan
orang, peribahas sebuah kelurga yang berperan bersama, tetap barsama
mengandung banyak sekali kebenaran. Strategi koping ini akhirnya bertujuan
membangun integrasi, kohesivitas, dan resilienceyang lebih besar dalam keluarga.
c. Fleksibitas peran
Perubahan yang cepat dan pervasif dalam masyarakat serta dalam keluarga,
khususny pada pasangan, merupakantipe strategi keluarga yang sangat kuat. Olson
(199) dan Walsh (1998) telah menekankan bahwa fleksibitas peran adalah satu dari
dimensi utama adaptasi keluarga. Keluarga harus mampu beradaptasi terhadap
perubahanperkembangan dan lingkungan. Ketika keluarga berhasil mengatasi,
keluarga mampu memelihara suatu keseimbangan dinamik antara perubahan dan
stabilitas. Fleksibitas peran memungkinkan kesimbangan ini berlanjut.
2. Strategi kognitif
a. Normalisasi
32
33
pemecahan masalah yang aktif da perubahan dalam keluarga serta dapat menggangu
adaptasi keluarga.
c. Pemecahan masalah bersama
Pemecahan masalah bersama diantara anggota keluarga adalah styrategi konitif dan
komunikasi keluarga yang telah diteliti secara ekstensif melalui metode penelitian
laboratorium oleh kelompok peneliti keluarga (Klien, 1983 ; Reis, 1981 ; Strauss,
1968) dan dalam lingkungan alami (Chesler & Barbari, 1987). Pemecahan masalah
keluarga yang efektif meliputitujuh langkah spesifik :
Mengidentifikasi masalah
Melakukan tindakan
34
1. Strategi komunitas
Kategori ini merujuk pada upaya koping keluarga yang terus menerus, jangka
panjang, dan umum bukan upaya seseorang menyesuaikan untuk mengurangi
stressor khusus siapapun. Pada kasus ini, anggota keluarga ini adalah peserta aktif
(sebagai anggota aktif atau posisi pimpinan) dalam klub, organisasi dan kelompok
komunitas. Hubungan komunitas yang kreatif dapat dibuat untuk memnuhi
kebutuhan anggota keluarga seperti meminta anggota keluarga lansia yang kurang
memiliki kontak keluarga memberiakan bantuan disentra perawatan anak yang
kekurangan staf (Walsh, 1998).
2. Memanfaatkan sistem dukungan social
a. Dukungan social keluarga
Dukungan social keluarga merujuk pada dukungan social yang dirasakan oleh
anggota keluarga ada atau dapat diakses (dukungan social dapat atau tidak
digunakan, tetapi anggota keluarga dapat menerima bahwa orang pendukung siap
memberikan bantuan dan pertolongan jika jika dibutuhkan). Dukungan sosial
keluarga dapat dating dari dalam dukungan social keluarga seperti dukungan
35
pasangan atau dukungan subling atau dari luar dukungan social keluarga yaitu
dukungan social berada diluar keluarga nuklir (dalam jaringan social keluarga).
b. Sumber dukungan keluarga
Menurut Caplan (1974) terdapat tiga sumber dukungan social umum. Sumber ini
terdiri atas jaringan informalyang spontan. Dukungan terorganisasi yang tidak
diarahkan oleh petugas kesehatan professional dan upaya terorganisasi oleh
professional kesehatan. Dari semua ini jaringan informal (diidentifikasi diatas
kelompok yang memberikan jumlah bantuan terbanyak selama masa yang
dibutuhkan. Caplan (1976) menjelaskan bahwa keluarga memiliki fungsi pendukung
meliputi :
Berbagai studi menunjukkan hubungan yang jelas antara kesejahteraan spiritual dan
peningkatan kemampuan individu atau keluarga untuk mengatasi stress dan penyakit.
Agama adalah dorongan yang kuat dan pervasif dalam membentuk keluarga (Miller,
2000). Cara koping yang berbasis spiritual bervariasi secara signifikan lintas budaya.
Penelitian mengenai koping keluarga dan individu serta resilience secara konsisten
menunjukkan bahwa dukungan spiritual adalah penting dalam mendukung
kepercayaan keluarga sehingga mereka dapat mengatasi penderitaan.
Strategi Koping Disfungsional Keluarga
Keluarga menggunakan berbagai strategi koping disfungsional khusus dalam upaya
untuk mengatasi masalah mereka. Pada sebagian besar kasus, strategi ini dipilih
secara tidak sadar, sering kali sebagai respons yang digunakan keluarga asal mereka
dalam upaya perlu diperhatikan bahwa strategi koping disfungsional keluarga ini
36
37
o Penganiayaan pasangan
o Penganiayaan dan pengabaian anak
o Penganiayaan saudara kandung
o Penganiayaan lansia
o Penganiayaan orang tua
o Penganiayaan homoseksual
2.8.
Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil data secara
terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber informasi dari
tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :
1. Wawancara keluarga
2. Observasi fasilitas rumah
3. Pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga (head to toe)
4. Data sekunder, misalnya hasil laboratorium, hasil X-ray, PAP Smear dsb
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
A. Data Umum
Pengnkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1. Nama kepala keluarga (KK)
2. Alamat dan telepon
3. Pekerjaan kepala keluarga
4. Pendidikan kepala keluarga
5. Komposisi keluarga dan genogram
6. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta masalah-masalah yang terjadi
dengan jenis tipe keluarga tersebut.
7. Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku
bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
8. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
9. Status sosial ekonomi keluarga
38
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi
keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh
keluarga serta barangn-barang yang dimiliki oleh keluarga.
10. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama
untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan
mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap
pelayanan kesehatan.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
C. Pengkajian Lingkungan
1., Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah, jumlah
ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum
yang digunakan serta denah rumah.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3. mobolitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah
tempat.
39
40
sakit,
termasuk
kemampuan
memelihara
lingkungan
dan
41
42
43
44
45
mengenai
strategi
adaptasi
disfungsional
yang
46
1.
: _______________________
2.
Usia
: _______________________
3.
Pendidikan
: _______________________
4.
Pekerjaan
: _______________________
5.
: _______________________
No
Nama
Jenis
Hub. Dg
Kelamin
KK
6.
Komposisi Keluarga
7.
8.
Tipe Keluarga
Keluarga inti
Janda / duda
9.
: _______________________
Keluarga besar
Lain-lain
Suku Bangsa
: _______________________
10. Agama
: _______________________
( ) Tidak
( ) Tidak
( ) Tidak
47
( ) Ibu
( ) Lain - lain
( ) 1 kali sebulan
( ) 2 kali sebulan
( ) 3 kali sebulan
( ) Mendengarkan radio
( ) Membaca
( ) Nonton bioskop
: _______________________
Lingkungan
1.
Perumahan
1.1. Jenis rumah
( ) Permanen
( ) Semi-permanen
( ) Kontrakan
( ) Sewa bulanan
( ) Lain - lain
( ) Seng/asbes
( ) Sirap/atap
( ) Lain-lain
( ) Tidak ada
48
( ) Non-permanen
( ) Tidak
1.9. Penerangan
( ) Listrik
( ) Patromak
( ) Lampu tempel
( ) Lain-lain
1.10.Lantai
( ) Keramik
( ) Ubin
( ) Papan
( ) Tanah
1.11.
( ) Bersih
( ) Berdebu
( ) Banyak lalat
2.
Denah Rumah
3.
Pengelolahan Sampah
3.1.
( ) Sampah bertebaran
3.2.
( ) Plaster
( ) Tidak
4.
( ) Dibakar
Sumber Air
4.1.
( ) Sumur gali
( ) Pompa listrik
( ) Pompa tangan
( ) Sungai
( ) Membeli
4.2.
5.
( ) Pompa tangan
( ) PAM
( ) Sungai
Jamban Keluarga
5.1.
5.2.
( )Lain-lain ________
( ) Tidak
49
( ) PAM
( ) Leher angsa
5.3.
6.
( ) Cemplung
( ) > 10 meter
7.
( ) Tidak
( ) Ada, apa jenisnya ________________________________________
7.2.
( ) Tidak
( ) Ada, apa jenisnya ________________________________________
7.3.
( ) Tidak
( ) Ada, apa alasannya _______________________________________
7.4.
9.
Struktur Keluarga
1.
________________________________________
2.
_______________________________________
3.
Struktur Peran
50
__________________________________________________
4.
_________________________________________
D. Fungsi Keluarga
1.
2.
E.
1.
2.
3.
4.
5.
No.
Sistem
TTV
Kulit/kepala
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Dada
Abdomen
Ekstremitas
10
Kesimpulan
F.
Ayah
Ibu
Anak 1
Anak 2
Anak 3
________________________________________________________________
________________________________________________________________
G.
________________________________________________________________
51
________________________________________________________________
Genogram berdasarkan kasus
M : .....
A 40
D : .....
E 8
1
5
M : ....
Foster at ....
1
5
3
3
Foster at ....
2.9.
52
Hak-hak Pasien :
Informed Consent
Akuntabilitas Legal
Malpraktik
53
Dokumentasi
54
55
BAB III
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEPERAWATAN
3.1.
Kesimpulan
Keluarga adalah suatu penyatuan dari dua individu, dengan latar belakang yang
berbeda dari keluarga yang berbeda, yang diikat melalui tali perkawinan, dan
memiliki tujuan sama, yaitu untuk meneruskan nilai dan norma yang telah ada
pada keluarga sebelumnya.
Terdapat berbagai macam tipe keluarga, namun secara garis besar terbagi menjadi
dua, yaitu Tradisional (yang dianut oleh budaya Timur) dan Non-Tradisional
(yang dianut oleh budaya Barat).
Terdapat macam-macam struktur dan fungsi keluarga. Struktur keluarga
menjelaskan nilai dan norma yang di anut oleh keluarga itu dan peran masingmasing
individu,
sedangkan
fungsi
keluarga
menjelaskan
tujuan-tujuan
Implikasi Keperawatan
1. Sebagai Pendidik
56
57
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. (2002). Psikologi Sosial. Rineka Cipta: Jakarta.
Efendi, F. 2009. keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktik dalam
keperawatan. Jakarta: salemba medika
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam Praktik.
Jakarta: EGC.
Syaripudin, Tatang. (2008). Pedagogik Teoritis Sistematis. Percikan Ilmu:
Bandung.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31780/4/Chapter%20II.pdf.
Dikases pada tanggal 27 Mei 2015.
http://www.bkkbn.go.id/ViewArtikel.aspx?ArtikelID=35. Diakses pada tanggal
28 Mei 2015.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/123/jtptunimus-gdl-citrasarig-6143-2bab2re-w.pdf. Diakses pada tanggal 29 Mei 2015.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032RAHAYU_GININTASASI/MAKALAH_KELUARGA.pdf.
tanggal 29 Mei 2015.
58
Diakses