Anda di halaman 1dari 67

Gangguan

Kebutuhan Nutrisi
akibat patologis
sistem pencernaan
dan metabolik
sistem Endokrin
• Nutrisi  proses yang terdiri dari 3 langkah, yang
memberikan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh
untuk dapat bertumbuh dan melakukan fungsinya

Makanan
dicerna
Reaksi kimia
dalam tubuh
Makanan
didistribusikan
dalam tubuh
Penyebba Defesiensi nutrisi
dapat terjadi:

Tidak mengkonsumsi diet gizi


seimbang
Operasi

Trauma,

keganasan

penyakit yang menimbulkan


kerusakan pada tubuh
Efek dari defesiensi nutrisi

Tubuh Memperpanj
membutuhka ang proses
n nutrisi penyembuha
untuk pulih n, Mencegah
pemulihan
Nutrisi diberikan melalui:

Enteral: Parental
Pemberian
Makanan nutrisi melalui
diberikan pembuluh drah
melalui mulut besar (vena
atau dgn NGT ke subklavia)disebu
dlm lambung t total parental
dan usus halus nutrition (TPN)
Nutrisi Enteral
• Metode yang paling
disukai
• Harus memiliki
fungsi saluran cerna
yg
Oral
memadai:mencerna,
menyerap dan Slang nasogastrik
eliminasi (NGT)
Gastrostomi
• Keadaan Nasoduodenal
gastrointestinal dan
fungsi usus halus Nasojejunal
Jejunostomi
nutrisi berdasarkan pada nutrisi,
nilai kalori dan osmolitas yang
dibutuhkan
• Campuran yang diblender: terdiri dari makanan yg
dihaluskan yang disiapkan berdasarkan
kebutuhan gizi: makanan pedamping susu pada
bayi.
• Polimer terdiri dri dua jenis:
• Berbasis susu
• Bebas laktosa: 50%karbohidrat, 15% protein, 15%
lemakdan 20% nutrisi lainnya dalam larutan isotonis.
• Elemental atau monomerik yang berguna bagi
pasien yang mengalami disfungsi saluran
pencernaan sebagian tersedia dalam bentuk cair
dan bubuk
Setiap cairan terdiri atas

Protein dalam Lemak dalam


Karbohidrat
bentuk utuh, bentuk minyak
dalam bentuk
protein hidrolisat, jagung, minyak
dekstrosa,
atau asam amino kedelai atau
sukrosa, laktosa. bebas minyak saf-flower
NUTRISI ENTERAL DAPAT DIBERIKAN MELALUI:

• Bolus, 250-400 mL sebanyak 4-6x sehari


• Tetes interminten atau infus 300-400mL setiap 3
-6 jam selama 30-60 menit dengan tetes sistem
gravitasi drip atau pompa infus
• Tetes kontinu atau infus siklik50-125mL perjam
atau tetesan lambat selama 24 jam. Digunakan
pada pasien sakit kritis atau memiliki selang
makanan ke usus atau lambung.
Proses Keperawatan

Pengkajian

Mengkaji plaster fiksasi disekitas selang NGT

Mengkaji intoleransi makanan yg diberikan

Asupan dan keluaran

Bising usus

Nilai Lab
Diagnosa
Resiko diare b/d
Resiko pemberian
defisit cairan makanan melalui
selang

Potensi hilangnya
integritas kulit
Resiko
b/d diare aspirasi
Rencana Asuhan Keperawatan:

pasien mendapatkan terapi dukungan nutrisiyang memadai

Efek samping akan diatasi

Tidak ada kerusakan kulit yang terjadi

Pasien tidak mengalami aspirasi


Intervensi:
Nutrisi Parental
• Luka bakar parah
• Gg pd saluran cerna
• AIDS
• Kanker metastatik
Diberikan melalui jalur vena
sentral seperti subklavia
maupun vena juguaris
internal dan
mencegahiritasi pada vena
perifer
Insersi kateter dapat menyebakan:
Pneumotoraks, hemotoraks, hidrotorak,
emboli udara, infeksi, hiperglikemi,
hipoglikemi, dan kelebihan cairan
Proses keperawatan pada
terapi Parental

Diagnosis
Pengkajian
keperawatan
Kelebih
Asupa Komp G
TT Berat
badan
Hasi an
n dan
volum
Devisit
volum Infe likasi g
haluar e perna n
V pasien l lab an
e
cairan ksi pasan
cairan
• Evaluasi
• Pasien tidak mengalami
penurunan berat badan
• Tidak akan mengalami
kerusakan kulit
• Pasien tidak mengalami
diare, kram atau
distensi abdomen
• Pasien tetap dalam
keseimbangan nitrogen
positif
• Pasien tidak mengalami
dehidrasi
Rencana Asuhan
Keperawatan

Pasien diharapkan dapat:

Memenuhu kebutuhan gizi

Mempertahankan berat badan

Menjaga kesembangan volume cairan

Tidak mengalami infeksi di area insersi lokal dan sistemik


Proses keperawatan pada
terapi Parental
• Intervensi
• Pertahankan tehnik aseptik ketika mengganti
larutan dan balutan
• Timbang pasien stiap hari
• Dinginkan larutan sampai waktunya digunakan
• Jgn gunakan jalur parental untuk mengambil
darah, memberikan obat atau memeriksa
tekanan vena central
• Pantau: TTV, tanda hiperglikemi dan
hipoglikemi
Evaluasi pada terapi Parental

Pasien tidak mengalami:


Penurunan BB
Kelebihan volume cairan
Hiperglikemi
Dehidrasi
Infeksi dan terjaga keseimbangan nitrigen positif
Pengkajian
• Anamnesa gangguan sistem pencernaan dan
metabolik sistem Endokrin
• Pemeriksaan fisik pasien gangguan kebutuhan
nutrisi patologi sistem pencernaan dan metabolik
sistem Endokrin
• Pemeriksaan diagnostik pasien gangguan
kebutuhan nutrisi patologi sistem pencernaan
dan metabolik sistem Endokrin
Anamnesa Gangguan Sistem
Pencernaan

Nyeri : pend ekat an PQ RST

Keluhan M ual munt ah

Kemb ung da n Se ndaw a ( Fl at ul e ns)

Utama
Ket i d aknyam ana n Abd omen

D i ar e

Konst i pasi

Riwayat
kesehatan
Pengkaji dalam sistem
gastrointestinal

1.    Pengkajian rongga mulut

2.    Pengkajian esofagus

3.    Pengkajian lambung

4.    Pengkajian intestinal

5.    Pengkajian anus dan feses


Pemeriksaan fisik sistem GI terdiri atas

bibir, rongga mulut,

abdomen, rectum dan


Riwayat kesehatan ●
● Pasien diminta untuk menjelaskan
keluhannya dari gejala awal sampai sekarang
sekarang

Riwayat kesehatan
dahulu

Riwayat penyakit
dan riwayat MRS

Riwayat obat
obat akan
akan mempengaruhi
mempengaruhi mukosa
mukosa GIGI seperti
seperti obat
obat anti  inflamasi
anti  inflamasi non-
non-

penggunaan obat-

steroid (NSAIDs), asam salisilat dan kortiko steroid yang memberikan


resiko peningkatan terjadinya gastritis atau ulkus peptikum

obatan:

 Riwayat alergi
Pemerikasaan fisik
Status
mental
Ikterus
Kaheks
Pigmen
dan
atau ja
ia dan
tasi
tingkat
undice 
atrofi
kulit
kesada
ran
Ikterus akan tampak sebagai gejala
klinis yang nyata bila kadar bilirubin
serum melampaui 2-2,5 mg/dl.
Anamnesa Gangguan Sistem
Pencernaan
Data Demografi

Riwayat keluarga

Riwayat Kesehatan Klien

Riwayat Diet

Masalah kesehatan sekarang

Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen


- Penurunan atau penambahan BB yg drastis
- Selera makan yang menurun atau bahkan berlebihan
- Pola makan dan minum sehari-hari
-Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat menggangu
fungsi endokrin seperti makanan yang bersifat goitrogenik
terhadap tiroid
• - Apa yg dirasakan Klien saat ini
• - Apakah masalah atau gejala yang dirasakan
terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan dan
sejak kapan dirasakan.
• - Bagaimana gejala tersebut mempengaruhi
aktivitas hidup sehari-hari
• - Bagaimana pola eliminasi : urine
• - Bagaimana fungsi seksual dan reproduksi
• - Apakah ada perubahan fisik tertentu yang
sangat menggangu Klien.
• Tingkat Energi :
• Perubahan kekuatan fisik dihubangkan dengan
sejumlah gangguan hormonal khusunya disfungsi
kelenjar tiroid&adrenal. Kaji kemampuan K dalam
melakukan aktifitas sehari-hari.
• Pola Eliminasi dan keseimbangan cairan
• Pola eliminasi khususnya urine dipengaruhi oleh
fungsi endokrin secara langsung oleh ADH,
aldosteron, dan kortisol.
Pertumbuhan dan Perkembangan
Rencana perawatan pasien gg kebutuhan Pemeriksaan
fisik pasien gangguan kebutuhan nutrisi patologi sistem
pencernaan dan metabolik Endokrin

Ulkus Peptikum,
Gastroenteritis, Thypus
Abdominalis, Colitis,
Hemoroid, Hepatitis, Obstruksi
Intestinal, Diabetes Melitus
Ulkus Peptikum
Ketidakseimbangan asam gastrik dan sekresi
pepsin serta perubahan mukosa. (Charlene dkk,
2001). Faktor lain yang menyebabkan Ulkus
Pepetikum: Genetik, merokok, alkohol, kafeine,
obat-obatan (NSAID), kuman Helicobacter Pylori
Tanda dan gejala :

1. Nyeri

2. Pirosis,(nyeri ulu hati)

3. Muntah

4. Konstipasi dan perdarahan,


Pemeriksaan Penunjang
a. Endoskopi, b. Spesimen feses.
digunakan untuk
yaitu untuk
mengidentifikasi
perubahan inflamasi, mengetahui adanya
ulkus, dan lesi. darah samar.

d. Biopsi, merupakan tes


c. Pemeriksaan cairan
laboratorium khusus yang
lambung, digunakan digunakan untuk mengetahui
untuk menentukan bahwa ulkus lambung dapat
dihubungkan dengan infeksi
dalam mendiagnosis bakteri dengan agen seperti H.
aklorhidria. PylorI
Penatalaksanaan
• 1. Diet
• 2. Berhenti Merokok
• 3. Penurunan Stress dan Istirahat
• 4. Obat- obatan
• a. Sucralfate
• b. Antagonis H2
• c. Omeprazole dan Iansoprazole
• d. Antibiotik
• e. Misoprostol
Pengkajian
• 1. Keadaan Umum
• 2. Tanda –Tanda Vital: Tensi; Suhu; Nadi; Respirasi.
• 3. Riwayat pola makan pasien: pola makan tidak teratur,
mengkonsumsi makanan yang merangsang sekresi asam lambung
seperti makanan pedas dan masam.
• 4. Riwayat merokok; bila ya seberapa banyak konsumsi dalam sehari.
• 5. Riwayat penggunaan obat anti inflamasi non steroid yang lama.
• 6. Riwayat minuman; kafein, alkohol berapa banyak dalam sehari.
• 7. Riwayat muntah; warna merah terang atau seperti kopi, jumlah.
• 8. Riwayat psikologis ; stress terhadap pekerjaan, keluarga, penyakit .
• 9. Riwayat keluarga terhadap penyakit ulkus peptikum.
• 10. Kaji BAB Pasien; bercampur darah, atau tidak, berapa kali.
• 11. Pemeriksaan fisik terfokus pada ulkus peptikum:
• Mata: konjungtiva merah muda,
• Abdomen : pada palpasi untuk melokalisir nyeri tekan dan didapatkan
nyeri tekan kuadran atas tengah.
Diagnosa Keperawatan
• 1. Nyeri akut berhubungan dengan lesi sekunder
terhadap peningkatan asam gastrik, iritasi
mukosa dan spasme otot.
• Tujuan : Setelah dilakukan perawatan 1x24 jam
nyeri pasien dapat berkurang.
• Kriteria evaluasi:
Intervensi:
• a. Jelaskan hubungan antara sekresi asam hidroklorida dan
awitan nyeri.
• b. Berikan antasida, antikolinergik, sukralfat dan bloker H2
sesuai tujuan.
• c. Beri dorongan untuk melakukan aktivitas yang meningkatkan
istirahat dan relaksasi.
• d. Bantu klien untuk mengidentifikasi substansi pengiritasi,
misalnya merokok, kopi.
• e. Nasihatkan klien untuk makan dengan teratur.
• f. Dorong klien untuk menghindari merokok dan penggunaan
alcohol.
• g. Dorong klien untuk menurunkan masukan minuman yang
mengandung kafein.
• h. Peringatkan klien berkenaan dengan penggunaan salisilat.
• i. Ajarkan klien tentang pentingnya pengobatan berkelanjutan
bahkan saat tidak nyeri sekalipun.
perdarahan, penatalaksanaan jangka
panjang.
Tujuan: Setelah dilakukan 1x24 jam
perawatan terjadi penurunan kecemasan
pada klien.
• Intervensi:
• a. .Kaji apa yang ingin pasien ketahui tentang penyakit dan
evaluasi tingkat ansietas; berikan dorongan untuk
mengekspresikanperasaan secara terbuka.
• b. Jelaskan pemeriksaan diagnostik; berikan obat tepat jadwal.
• c. Pastikan pasien bahwa perawat selalu tersedia untuk
membantu masalah.
• d. Berinteraksi dengan cara yang santai, Bantu dalam
mengidentifikasi stressor, dan jelaskan teknik koping efektif dan
metode relaksasi.
• e. Berikan dorongan keikutsertaan keluarga dalam perawatan
dan berikan dukungan emosional.
• f. Jelaskan mekanisme terjadinya perdarahan dan dalam
perawatannya.
Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nyeri
yang berkaitan dengan makan.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan 2x24 jam kebutuhan nutrisi


pasien terpenuhi.mendapatkan tingkat nutrisi optimal.
• Intervensi:
• Bantu pasien dalam mengerti tentang kondisi dan faktor-faktor yang dapat atau yang memperburuk situasi.
• 1. Obat-obatan
• a. Ajarkan pasien obat apa yang harus diminum dirumah, termasuk nama, dosis, frekuensi, dan
kemungkinan efek samping.
• b. Ajarkan pasien obat-obat apa yang harus dihindari.
• 2. Diet
• a. Ajarkan pasien untuk mewaspadai makanan tertentu yang dapat mengganggu pencernaan.
• b. Ajarkan untuk menghindari kopi, alcohol, yang mempunyai kekuatan pembentuk asam.
• c. Berikan dorongan makan teratur dalam suasana rileks dan untuk menghindari terlalu banyak makan.
• 3. Merokok
• a. Ajarkan pasien bahwa merokok dapat mengganggu penyembuhan ulkus.
• b. Buat pasien sadar terhadap program untuk membantu penghentian merokok.
• 4. Istirahat dan reduksi stress
• a. Bantu pasien untuk waspada terhadap sumber-sumber stress dalam keluarga dan lingkungan kerja.
• b. Bantu untuk mengidentifikasi periode istirahat selama siang hari
• c. Evaluasi kebutuhan akan konseling psikologis lebih lanjut
• 5. Kesadaran akan Komplikasi: ingatkan pasien terhadap tanda-tanda dan gejala-gejala komplikasi yang
harus dilaporkan.
• a. Hemoragi: kulit dingin, kusut pikir, frekuensi jantung meningkat, darah dalam feses.
• b. Perforasi: nyeri abdomen hebat, abdomen kaku dan keras, muntah kenaikan suhu, frekuensi jantung
meningkat.
• c. Obstruksi pilorik: mual, muntah, distensi abdomen, nyeri abdomen
• 6. Perawatan Pasca pengobatan
• a. Ajarkan pasien bahwa supervisi tindak lanjut diperlukan selama sekitar 1 tahun.
• b. Ajarkan bahwa ulkus dapat terjadi kembali dan untuk mencari bantuan obat jika terjadi gejala.
• c. Informasikan pasien dan keluarga bahwa tindakan bedah tidak menjamin kesembuhan.
Gastroenteritis
• Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan
intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-
macam, virus dan parasit yang patogen
• Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :
• a) Faktor infeksi: bakteri, parasit
• b) Faktor Malabsorbsi
• c) Faktor Makanan
• C. Patogenesis
• Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare.
• 1)      Gangguan asmotik
• 2)      Gangguan sekresi
• 3)      Gangguan motilitas usus
• Penatalaksanaan
• 1) Cairan per oral
• 2) Cairan parental
Thypus Abdominalis
• Demam tifoid atau thypoid fever atau
thypus abdominalis merupakan penyakit
infeksi akut pada saluran pencernaan yang
disebabkan oleh kuman Salmonella typhii,
ditandai gejala demam satu minggu atau
lebih disertai gangguan pada saluran
pencernaan dan dengan atau tanpa
gangguan kesadaran . Penularan penyakit
ini hampir selalu terjadi melalui makanan
dan minuman yang terkontaminasi.
• C.   Penatalaksanaan
• 1.        Tirah baring atau bed rest.
• 2.        Diit lunak atau diit padat rendah selulosa (pantang sayur
dan buahan), kecuali komplikasi pada intestinal.
• 3.        Obat-obat :
• a.    Antimikroba :
• -       Kloramfenikol 4 X 500 mg sehari/iv
• -       Tiamfenikol 4 X 500 mg sehari oral
• -       Kotrimoksazol 2 X 2 tablet sehari oral (1 tablet =
sulfametoksazol 400 mg + trimetoprim 80 mg) atau dosis yang
sama iv, dilarutkan dalam 250 ml cairan infus.
• -       Ampisilin atau amoksisilin 100 mg/kg BB sehari oral/iv,
dibagi dalam 3 atau 4 dosis.
• Antimikroba diberikan selama 14 hari atau sampai 7 hari bebas
demam.
• b.    Antipiretik seperlunya
• c.    Vitamin B kompleks dan vitamin C
• 4.        Mobilisasi bertahap setelah 7 hari bebas demam.
Masalah Keperawatan:
- Kekurangan volume cairan
- Hipertermi
Colitis
• Kolitis Ulseratif adalah penyakit peradangan yang
ditandai oleh reaksi jaringan di dalam usus yang
menyerupai reaksi yang disebabkan oleh patogen
mikrobiologi yang dikenal seperti Shigella. ( Sylvia
A. Price & Lorraine M. Wilson, 2006 )

Hemoroid

Hemoroid adalah masa vaskuler yang menonjol


kedalam lumen rectum bagian bawah atau area
perianal (Sandra M. Nettina, 2002).
Hepatitis adalah suatu proses
peradangan difusi pada jaringan yang
Hepatitis dapat disebabkan oleh infeksi virus dan
oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan
serta
.        Diagnosa bahan-bahan kimia.
Keperawatan
1.      Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan
dengan pembengkakan hepar.
2.      Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
anoreksia.
3.      Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan
penurunan kekuatan / ketahanan tubuh.
4.      Resiko Tinggi terhadap kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan Gatal sekunder dengan akumulasi
garam empedu pada jaringan.
5.      Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan
berhubungan dengan mual muntah.
6.      Hipetermi berhubungan dengan infasi agen dalam
Obstruksi Intestinal
Obstruksi usus adalah gangguan (apapun penyebabnya)
aliran normal isi usus pada traktus intestinal (Price & Wilson,
2007).

Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan distensi,
kekakuan
b. Kekurangan volume cairan
berhubungan dengan mual, muntah,
demam dan atau diforesis
c. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan absorbsi
Patologi endokrin
• Diabetes Melitus
• Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemi
kronik yang disertai berbagai kelainan metabolik
akibat gangguan hormonal yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal,
saraf dan pembuluh darah
Prosedur Pemeriksaan fisik pada pasien
gangguan kebutuhan nutrisi patologis system
pencernaan dan metabolik Endokrin
- Pemeriksaan Antropometri, IMT (indeksi
masa tubuh)
- Pemeriksaan salurancerna bentuk abdomen,
kesulitan mengunyah dan menelan, bising
usus
Pengertian
Antropometri

 Asal kata: antropos (tubuh) dan metros (ukuran);


antopometri = ukuran tubuh
 Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
tingkat umur dan tingkat gizi
Sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari
 berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan
energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan
fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti lemak, otot dan
jumlah air dalam tubuh
Keunggulan
Antropometri
1. Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam
jumlah sampel cukup besar
2. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli
3. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan
dibuat di daerah setempat
4. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan
5. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di
masa lampau
6. Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan
baik, karena sudah ada ambang batas yang jelas
7. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode
tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya
8. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan
terhadap gizi
Kelemahan
Antropometri
1. Tidak sensitif: tidak dapat mendeteksi status gizi dalam
waktu singkat, tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi
tertentu, misal Fe dan Zn
2. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan
penggunaan energi) dapat menurunkan spesifikasi dan
sensitivitas pengukuran antropometri
3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat
mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran
4. Kesalahan terjadi karena: pengukuran, perubahan hasil
pengukuran (fisik dan komposisi jaringan), analisis dan
asumsi yang keliru
5. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan: latihan
petugas yang tidak cukup, kesalahan alat, kesulitan
pengukuran
Pengukuran
Antropometri
PENILAIAN PENILAIAN MASSA BEBAS PENILAIAN MASSA LEMAK (FAT
PERTUMBUHA LEMAK (FAT-FREE MASS) MASS)
N kepala
Lingkar Lingkar lengan atas (LILA) Triceps skinfold

Berat badan Mid-upper-arm muscle Biseps skinfold


circumference (MUAMC)

Tingg/panjang badan Mid-upper-arm muscle (MUAMA) Subscapular skinfold

Perubahan berat badan Suprailiac skinfold

Rasio berat/tinggi Mid-upper-arm fat area

Tinggi lutut Rasio lingkar pinggang panggul


(waist-hip circumference ratio)
Lebar siku
Jenis Parameter
Antropometri

 Sebagai indikator status gizi, antropometri dapat


dilakukan dengan mengukur beberapa parameter
 Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia
 Jenis parameter antropometri:
1. Umur
2. Berat Badan
3. Tinggi Badan
4. Lingkar Lengan Atas
5. Lingkar Kepala
6. Lingkar Dada
7. Jaringan Lunak
Prosedur persiapan diagnostik pada pasien gangguan
kebutuhan nutrisi patologis sistem pencernaan dan
metabolik Endokrin: meal/barium enerma, USG abdomen,
endoskopi dan pemeriksaan gula darah
Barium Enema
• Enema barium
adalah pemeriksaan
x-ray terhadap usus
besar. Barium sulfat
(zat kontras tunggal)
atau barium sulfat
dan udara (kontras
ganda atau kontras
udara) diberikan
secara perlahan
melalui selang rectal
Pra – persiapan
• 1.  Informed consent, serta beri penjelasan tentang
procedure tindakan, indikasi, dan kemungkinan yang terjadi
agar menghilangkan rasa cemas.
• 2. Diet rendah sisa 1 sampai 2 hari sebelum pemeriksaan.
• 3. Anjuran klien untuk diet cair bening malam sebelum
pemeriksaan.
• 4. Berikan pencahar (minyak kastor atau magnesium sitrat )
yang sebaiknya dilakukan sehari sebelum pemeriksaan
pada sore hari atau menejlang malam (16.00 – 18.00).
• 5. Enema atau laksatif supositoria mis . bisakodil (dulcolax)
dapat diberikan pada malam sebelum pemeriksaan
Pasca – pemeriksaan
• 1. Menginformasikan tentang meningkatkan
asupan fluida
• 2. Mengevaluasi buang air besar untuk
mengeluarkan barium
• 3. Mencatat peningkatan buang air berar  karena
barium, osmolaritas tinggi, dapat menarik cairan
kedalam usus sehingga meningkatan isi
intraluminal dan menghasilkan outpus yang lebih
besar.
Endoskopi
• Endoskopi
• Endoskopi yang digunakan dalam
penilaian saluran pencernaan
termasuk
fibroscopy/esophagogastroduodenos
copy (EGD), enteroscopy usus kecil,
kolonoskopi, sigmoidoskopi,
proctoskopi, anoskopi, dan
endoskopi melalui ostomy
Persiapan dan klien dengan endoskopi (
Pra endoskopi :
• Endoskopi atas atau saluran cerna bagian atas (SCBA) atau
esofagogastroduodenoskopi (EGD) :
• 1).    Puasa, tidak makan dan minum sedikitnya 6 jam
sebelum pemeriksaan atau tindakan endoskopi.
• 2).    Gigi palsu dan kacamata harus dilepas selama
pemeriksaan/tindakan endoskopi.
• 3).    Sebelum pemeriksaan atau tindakan endoskopi,
orofaring disemprot dengan xylocain spray 10% secukupnya.
• b.      Endoskopi bawah atau saluran cerna bagian bawah
(SCBB) atau kolonoskopi:
• 1).    Dua hari sebelum pemeriksaan dianjurkan diit rendah
serat (bubur kecap atau bubur maizena).
• 2).    Minum obat pencahar (sodium bifosfat, disodium
bifosfat, sodium klorida, potasium klorida, sodium
bikarbonat) misalnya fleet dan niflec.
• .       Bronchoskopi:
• 1).    Puasa 6jam sebelum tindakan.
• 2).    Persetujuan tindakan
• 3).    Gigi palsu, kontak lensa dan perhiasanharus
dilepas selama pemeriksaan atau tindakan bronkoskopi.
• 4).    Periksa dan catat tanda-tanda vital.
• 5).    Kaji adanya riwayat alergi terhadap obat-obatan.
• 6).    Premedikasi
• 7).    Pasien dibaringkan diatas meja dengan posisi
terlentang atau semi fowler dengan kepala
ditengadahkan atau didudukan dikursi.
• 8).    Tenggorokan disemprot dengan anestesi lokal.
Bronkoskop dimasukan melalui mulut atau hidung.
• 9).    Wadah spesimen diberi label dan segera dibawa ke
laboratorium.
• Post Endoskopi:
• 1.        Puasa 1 jam setelah tindakan
• 2.        Obat-obatan yang diberikan selama
pemeriksaan endoskopi membuat pasien merasa
mengantuk untuk itu pasien tetap berada di
kamar pasien sampai efek obat-obatan
menghilang.
• 3.         Hasil pemeriksaan endoskopi akan
dijelaskan oleh dokter.
• 4.         Pasien baru diperbolehkan makan atau
minum satu jam setelah tindakan endoskopi.
• 5.         Pasien tidak diijinkan mengemudi atau
mengoperasikan mesin 12 jam pasca tindakan.
• Prosedur tindakan pada pasien gangguan nutrisi
• Merawat NGT
• Memberikan makan melalui NGT
• Intonasi, berbicara secara baik dan benar
• Klp 2. Cara presentasi yang baik bukan
baca
• Klp 1. dokter dn operator tugas
perawatnya mana., cairan yg teapt
ditentukah dri hasil pengkajian, kluhan
utama riwayat penyakit. dextroce, rl
• Klp 3. menjawab sesuai eyd jgn
mencampur nti bisa jdi kebiasaan
• tidak miksi (ggl gnjl, obstruksi dan
dehidrasi berat), Delay urination,

Anda mungkin juga menyukai