Anda di halaman 1dari 24

KEBUTUHAN NUTRISI

(part 2)
Dinda Nur Fajri Hidayati Bunga, S.Kep.,Ns., M.Kep
Pengkajian pada Pasien dengan Gangguan
Kebutuhan
Pengkajian status nutrisi meliputi: anthropometric measurement (A),
Biochemical data (B), clinical sign (C), dan dietary history (D)
Anthropometric Measurement (A)
Antropometri adalah suatu sistem pengukuran ukuran dan susunan
tubuh dan bagian khusus tubuh. Pengukuran antropometrik yang
membantu dalam mengidentifikasi masalah nutrisi termasuk :
1. Tinggi badan dan berat badan: pengukuran IMT/BMI
2. Lingkar pergelangan tangan
Biochemical Data (B)
• Tes laboratorium
Tes laboratorium biasanya digunakan untuk memelajari status nutrisi termasuk
ukuran protein plasma, seperti albumin, transferin, retinol yang mengikat protein,
total kapasitas ikatan zat besi, dan hemoglobin. Waktu respons untuk perubahan
dalam protein ini sebagai hasil jarak pemberian makan dari jam ke minggu.
Kebanyakan protein plasma memiliki waktu paruh >7 hari dan tidak akan
merefleksikan perubahan kurang dari seminggu.

• Tes lain
Tes lain digunakan untuk menentukan status nutrisi termasuk ukuran imunitas,
seperti penundaan sensitivitas kutaneus, dan ukuran metabolisme protein, seperti
studi 24 jam nitrogen urea urine dan keseimbangan nitrogen.
Cinical Sign (C)
• Klien dengan masalah nutrisi akan memperlihatkan tanda-tanda klinik
yang jelas. Tanda-tanda abnormal tersebut bukan saja pada organ-
organ fisiknya, tetapi juga fungsi fisiologisnya.
Dietary history (D)
• Kebiasaan asupan makanan dan cairan: pilihan, alergi, masalah, dan area yang
berhubungan lainnya, seperti kemampuan klien untuk memperoleh makanan.
• Tingkat aktivitas: untuk menentukan kebutuhan energi dan membandingkannya
dengan asupan makanan.
• Catatan makanan dalam 24 jam, frekuensi makan yang membantu untuk
menyusun pola makanan sepanjang waktu
• Faktor yang memengaruhi pola diet dan status nutrisi:
1) Status kesehatan: nafsu makan, anoreksia, dukungan nutrisi
2) Kultur dan agama: jenis makanan dan diet, jumlah, kebiasaan makanan etnik
3) Status sosial ekonomi: kecukupan ekonomi untuk menunjang harga makanan
4) Pilihan pribadi: kesukaan terhadap diet, makanan favorit atau yang dihindari, makanan
mewah (simbol status)
5)Faktor psikologis: motivasi untuk makan makanan yang seimbang, persepsi
tentang diet, makanan mempunyai nilai simbolik (susu/kelemahan,
daging/kekuatan).
6) Alkohol dan obat-obatan: alkohol dan obat berlebihan berdampak pada
defisiensi nutrisi, memengaruhi organ gastrointestinal, menekan nafsu
makan, menghabiskan zat gizi yang tersimpan, dan mengurangi absorbsi
zat gizi di dalam intestinal.
7) Kesalahan informasi dan keyakinan terhadap makanan: mitos terhadap
makanan, minat terhadap makanan, tekanan sebaya, keinginan untuk
mengontrol pilihan diet. Keyakinan terhadap makanan sering salah (yogurt
lebih bernutrisi dari susu, kerang meningkatkan potensi seksual, madu
lebih menyehatkan daripada gula).
Manifestasi perubahan nutrisi
Manifestasi perubahan nutrisi dapat terjadi sebagai nutrisi kurang dan nutrisi lebih.
Manifestasi perubahan nutrisi adalah di bawah ini :
1. Overweight
Seseorang dikatakan overweight jika indeks masa tubuh (IMT) 25 – 29,9 kg/m2. Seseorang
mengalami kenaikan berat badan jika ia memperoleh kalori lebih dari kebutuhan tubuh.
2. Obesitas
Seseorang dikatakan obesitas jika IMT 30 kg/m2 atau lebih. Obesitas abnormal adalah
obesitas yang dapat memengaruhi fungsi normal, antara lain mobilitas dan pernapasan
3. Underweight
Seseorang dikatakan underweight jika ia berada sekurang-kurangnya 15% sampai 20%
di bawah berat badan standard. Ini terjadi jika intake kurang untuk mencukupi nutrisi tubuh.
Intervensi Keperawatan pada Pasien dengan
Gangguan Kebutuhan Nutrisi
• Intervensi keperawatan bertujuan untuk memastikan intake nutrisi
adekuat, mengetahui dan mengikuti modifikasi diet. Kooperatif klien
diperlukan untuk menetapkan tujuan dan merencanakan tindakan
keperawatan.
Menstimulasi nafsu makan
Perawat menstimulasi nafsu makan klien dengan adaptasi lingkungan,
konsultasi dengan ahli gizi, menentukan diet khusus dan pilihan
makanan, pemberian obat yang menstimulasi nafsu makan, dan
konseling klien dan keluarga.
• Adaptasi lingkungan
• Konsultasi dengan ahli gizi
• Menentukan diet khusus dan pilihan makanan
• Konseling klien dan keluarga
Terapi diet dalam manajemen penyakit
Nutrisi yang baik penting bagi kesehatan dan penyakit, tetapi pola asupan
diet yang spesifik yang menghasilkan nutrisi yang baik sering kali harus
dimodifikasi dengan klien yang berpenyakit khusus.
• Penyakit gastrointestinal
Ulkus peptikum dikontrol dengan makanan dan pengobatan yang teratur,
seperti simetidin. Simetidin adalah obat yang merupakan reseptor hitamin
antagonis yang menghalangi sekresi asam hidroklorida. Klien didorong
untuk menghindari makanan yang meningkatkan keasaman perut, seperti
kafein, kopi tanpa kafein, asupan susu yang sering, sari asam jeruk, dan
bumbu tertentu (lada, cabe). Merokok dan alkohol tidak disarankan.
• Penyakit kardiovaskuler
DM tipe II atau NIDDM (DM yang tidak tergantung insulin) biasanya
dikontrol dengan terapi diet. DM tipe I atau IDDM (DM yang tergantung
insulin memerlukan insulin dan pembatasan diet. Diet menjadi
individual menurut usia, bentuk, berat badan dan aktivitas klien. Lemak
30% atau kurang dan karbohidrat 50% - 60% dari diet. Makanan
mengandung serat yang larut air direkomendasi dengan asupan 40 g
serat setiap hari.
• Penyakit ginjal
Pada gagal ginjal akut, pembatasan cairan kurang lebih 400 ml/hari.
Protein dapat dibatasi dan asam amino parenteral diperlukan. Pada
gagal ginjal kronis, diet kira-kira 80 g protein/hari dan membatasi
jumlah kalium, fosfat, natrium, kalsium dan cairan. Diet untuk batu
ginjal, tergantung pada jenis batu. Batu kalsium fosfat, diet rendah
kalsium dan tinggi asam. Batu asam urat, diet rendah purin. Batu
kalsium oksalat, diet menghindari semua makanan yang tinggi kalsium
dan oksalat.
• Kanker
Sel maligna melawan sel normal untuk nutrien, yang meningkatkan
kebutuhan metabolik. Malnutrisi pada kanker dihubungkan dengan
peningkatan morbiditas dan penurunan waktu hidup. Penambahan nutrisi
dapat meningkatkan kualitas hidup.
Terapi radiasi dapat memengaruhi sel normal lain yang memecah dengan
cepat, seperti pada saluran pencernaan. Terapi radiasi dapat menyebabkan
anoreksia, stomatitis, diare, striktur usus, dan nyeri. Radiasi kepala dapat
menyebabkan gangguan rasa dan bau, penurunan saliva, dan disfagia.
• HIV
HIV menginfeksi klien dengan ciri perusakan tubuh dan kehilangan
berat badan yang hebat. Perusakan dihubungkan dengan asupan nutrisi
dan kalori yang tidak adekuat, kehilangan nutrien pada diare,
malabsorbsi nutrien dari penyakit saluran pencernaan, perubahan
metabolisme, dan faktor yang belum teridentifikasi. Manajemen nutrisi
berfokus pada memaksimalkan kalori dan nutrien.
• Efek Psikososial Diet Khusus
Makan memiliki arti simbolis bagi klien dan berhubungan dekat dengan
gaya hidup, kebiasaan, latar belakang kebudayaan, dan aspek lain dari
individu. Seseorang kadang senang makan pada waktu istirahat dari
aktivitas kerja, makan bersama dengan orang lain. Klien memiliki
kesulitan beradaptasi dengan diet khusus, lingkungan tempat makan,
seperti rumah sakit. Perubahan diet, tempat makan dapat
memengaruhi kesenangan makan klien. Perawat harus mengenali
respons klien pada perubahan diet dan merencanakan dengan klien
untuk menghilangkan efek negatif.
Pemberian makanan oral
• Perawat mempunyai tanggung jawab untuk membantu klien dalam
pemberian makan.
• Perawat harus mengidentifikasi apakah klien dapat makan secara
mandiri, makan sendiri dengan bantuan menyiapkan, atau disuapi.
Perawat bekerja sama dengan tim dan keluarga supaya semua klien
dapat diberi makan tepat waktu, dan terencana dengan baik
Nutrisi enteral
• Nutisi enteral adalah nutrien yang diberikan melalui saluran
pencernaan, baik melalui oral maupun selang pemberian makan.
Nutrisi enteral adalah metode yang dipilih untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi jika saluran pencernaan berfungsi dengan baik,
dengan menyediakan dukungan psikologis, keamanan, dan nutrisi
yang ekonomis.
• Klien yang tidak mampu mengunyah makanan, tetapi masih mampu
mendigesti dan mengabsosrbsi nutrien, pemberian makan melalui
selang nasogastrik.
Nutrisi Parenteral
Nutrisi parenteral adalah pemberian nutrisi melalui intravena. Nutrisi
parenteral dapat mencegah malnutrisi secara efektif pada klien yang
tidak dapat diberikan makanan melalui rute enteral. Pemberian
pengobatan yang aman dari bentuk nutrisi ini bergantung pada
pengkajian kebutuhan nutrisi yang tepat, manajemen kateter vena
sentral yang cermat dan pemantauan yang hati-hati untuk mencegah
atau menangani komplikasi metabolik.
diskusi
Lakukan pengkajian status nutrisi pada diri sendiri meliputi
anthropometric measurement (A), Biochemical data (B), clinical sign
(C), dan dietary history (D)

Anda mungkin juga menyukai