Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN GANGGUAN NUTRISI

DISUSUN OLEH

TRI AGUSTINE

(201101064)

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK

PRODI DIII KEPERAWATAN SINGKAWANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KONSEP DASAR GANGGUAN NUTRISI

A. PENGERTIAN
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh.
Pada umumnya tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi
untuk fungsi organ dan pergerakan badan. Ketika energi tubuh dipenuhi
lengkap oleh asupan kalori pada makanan. Ketika energi tubuh dipenuhi
lengkap oleh asupan kalori pada makanan, maka berat badan tidak berubah.
Jika pemasukan kalori melebihi kebutuhan energi, maka berat seseorang
akan bertambah, begitu juga sebaliknya. (Potter Perry, 1997).
Makanan terkadang digambarkan menurut kepadatan nutrisi. Proporsi
nutrisi penting untuk jumlah kalori. Makanan dengan kepadatan nutrisi
tinggi menyediakan sejumlah besar nutrisi yang berhubungan dengan kalori.
(A. Aziz Alimul, 2006)

B. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang mempengaruhi
 Fisiologis (intake nutrisi)
 Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
 Pengetahuan
 Gangguan menelan
 Perasaan tidak nyaman setelah makan
 Anoreksia
 Nausea dan vomitus
 Intake kalori dan lemak yang berlebih
 Kemampuan mencerna nutrisi
 Obstruktif saluran cerna
 Malaborbsi nutrisi
 DM
 Kebutuhan metabolisme
 Pertumbuhan
 Stres
 Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan, hipertyroid)
 Kanker
 Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddler
 Kebudayaan dan kepercayaan
Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok
 Sumber ekonomi
 Tinggal sendiri
Seseorang yang hidup sendirian sering tidak mempedulikan tugas
memasak untuk menyediakan makanannya
 Kelemahan fisik
contohnya atritis atau cedera serebrovaskular (CVA) yang
menyebabkan kesulitan untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak
mampu merencanakan dan menyediakan makanannya sendiri
 Kehilangan
Terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk
mereka sendiri. Mereka biasanya tidak memahami nilai suatu
makanan yang gizinya seimbang
 Depresi
Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau bersusah
payah berbelanja, memasak atau memakan makanannya
 Pendapatan yang rendah
Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk
meningkatkan pengonsumsian makanan yang bergizi
 Penyakit saluran pencernaan
Termasuk sakit gigi, ulkus
 Obat
Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan kelompok
usia lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia.
Pengobatan akan mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin
jauh
(Johnson, 2000)
C. PATOFISIOLOGI
Pathway

Malnutrisi kerusakan saluran pencernaan

Kurangnya nutrisi masuk ke sel gangguan makanan yang dicerna

Sel kekurangan nutrisi terjadinya mual dan refleks

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

Lemah lemas gangguan aktivitas berat badan turun

D. TANDA DAN GEJALA


Tanda-tanda subjektif dari pasien biasanya pasien mengeluh seperti :
 Mual
 Anoreksia
 Lemas
 Lesu
Sedangkan tanda-tanda objektif yang muncul akibat gangguan nutrisi
biasanya seperti :
 Rambut berserabut, kusam, kusut, kering tipis, dan kasar
 Kulit kasar, kering, pucat, bersisik
 Wajah mengalami diskolorasi, bersisik, bengkak, kulit gelap di pipi
dan di bawah mata
 Konjungtiva pucat, konjungtiva serosis
 Bibir kering, lesi anguler pada sudut mulut
(Carpenito, 1995)

E. KOMPLIKASI
Gangguan nutrisi seperti mal nutrisi biasanya terjadi pada klien-klien yang
mengalami gangguan dalam saluran gastrointestinalnya. Klien yang
dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi melalui mulut biasanya beresiko
mempunyai gangguan pada nutrisinya. Asupan makanan terkadang berubah
pada pasien operatif. Persiapan operasi biasanya melibatkan pembersihan
perut minimal 8 jam berpuasa. Permulaan asupan makanan pascaoperasi
bergantung pada pengembalian fungsi perut, tingkat prosedur bedah,
keberadaaan komplikasi apapun, dan pilihan pembedah untuk mengawali
pemberian makanan. (Johnson, 2000)

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostik dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium
dengan ketentuan nilai normal yakni sebagai berikut :
 Albumin (N : 4-5,5 mg/100 ml)
 Ransferin (N : 170-25 mg/100 ml)
 Hb (N : 12 mg %)
 BUN (N : 10-20 mg/100 ml)
 Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N : laki-laki : 0,6 -1,3 mg/100 ml,
wanita : 0,5- 1,0 mg/100 ml)

G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pelaksanaan (tindakan) yang dapat dilakukan pada klien yang mengalami
ketidaksimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah sebagai
berikut :
1. Pemberian nutrisi melalui oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan
yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
nutrisi secara sendiri dengan cara membantu memberikan
makan/nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan
nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada pasien.
2. Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan
keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak mampu menelan
dengan cara memberi makanan melalui pipa lambung atau pipa
penduga. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien.
3. Pemberian nutrisi melalui parenteral
Pemeberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi
berupa cairan infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui intra
vena, baik secara sentral (untuk nutrisi parenteral total) ataupun vena
perifer (untuk nutrisi parenteral parsial). Pemberian nutrisi melalui
parenteral dilakukan pada pasien yang tidak bisa makan melalui oral
atau pipa nasogastric dengan tujuan untuk menunjang nutrisi enteral
yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi harian.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
1) Mengkaji antropometri klien seperti berat badan, tinggi badan, lingkar
lengan
2) Mencari tahu obat-obatan yang sering atau perah dikonsumsi klien
3) Mengobservasi tanda-tanda perubahan nutrisi klien
4) Melihat tes laboratorium klien mengenai Hb, albumin, dan GDS

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
1) Peningkatan laju metabolik
2) Asupan nutrient yang tidak adekuat dalam diet
3) Kebutuhan energi tinggi akibat latihan yang berlebihan
Perubahan nutris lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
1) Penurunan laju metabolik
2) Asupan nutrient dan kilo kalori yang berlebihan
3) Latihan atau aktititas yang tidak adekuat
Perubahan nutrisi risiko untuk lebih dari kebutuhan berhubungan dengan
1) Pola asupan makanan yang disfungsional
2) Gangguan hubungan dengan orang yang pentinga atau bermakna
3) Gangguan menelan akibat jalan nafas buatan

C. INTERVENSI
1) Biasakan klien untuk diet dan gunakan suplemen oral untuk mencapai
energi dan asupan nutrient yang adekuat
2) Anjurkan klien untuk banyak minum air putih

D. IMPLEMENTASI
1) Menstimulasi nafsu makan klien
2) Terapi diet dalam manajemen penyakit
3) Memberi makan klien melalui oral
4) Konseling dengan klien dan keluarga

E. EVALUASI
1) Berat badan klien kembali normal
2) Nafsu makan klien kembali normal
3) Hasil laboratorium klien menunjukkan peningkatan parameter nutrisi
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H. A. Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi


Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Carpenito, L.J. (1995). Buku Saku: Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-6. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Perry, Potter. (1997). Fundamental of Nursing. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC

Potter, Patricia A, Anne Geryfin Perry. (2006). Fundamental Keperawatan:


Konsep, Proses, dan Praktek. Edisi ke-4. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran ECG

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai