Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI


PADA PASIEN GANGGUAN NUTRISI DI RUANGAN 103 RS PAYANGAN

Oleh :

Nama : IB. Ambara Dwi Payana


NIM : 229012926
Kelompok : 5

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI
2022
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Alimul,
2007)
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi
dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang
terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit. (Wartonah, 2010)

2. Klasifikasi
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dibagi menjadi beberapa kategori yaitu :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh

Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan :


1. Body Mass Index
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan,
BMI dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk
mengkaji kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.
2. Ideal Body Weight
Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat
badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi 10% dari jumlah itu.

3. Epidemiologi
Kurang Energi Protein (KEP) adalah bentuk paling umum dari kekurangan gizi di
antara pasien yang dirawat inap di Amerika Serikat. Sebanyak setengah dari semua
pasien dirawat di rumah sakit memiliki kekurangan gizi pada tingkat tertentu. Dalam
survei terbaru di rumah sakit anak-anak besar itu, prevalensi akut dan kronis
kekurangan energi protein lebih dari satu setengah. Hal ini sangat banyak penyakit
yang terjadi di Amerika abad 21, dan kasus pada anak 8-bulan di pinggiran kota
Detroit, Mich, dilaporkan pada tahun 2010.
Dalam survei pada masyarakat berpenghasilan rendah wilayah di Amerika Serikat,
22-35% anak usia 2-6 tahun berada di bawah persentil 15 untuk berat badan. Survei
lain menunjukkan bahwa 11% anak-anak di daerah berpenghasilan rendah memiliki
tinggi badan-banding-usia pengukuran di bawah persentil ke-5. Pertumbuhan yang
buruk terlihat pada 10% anak pada populasi pedesaan.

4. Etiologi
a. Kekurangan nutrisi
1. Efek dari pengobatan
2. Mual/ muntah
3. Gangguan intake makanan
4. Radiasi/ kemoterapi
5. Penyakit kronis
6. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker
7. Disfagia karena adanya kelainan persarafan
8. Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit / intoleransi laktosa
9. Nafsu makan menurun    
 
b. Kelebihan nutrisi
1. Kelebihan intake
2. Gaya hidup
3. Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori
4. Penurunan laju metabolic
5. Latihan/ aktivitas yang tidak adekuat   

5. Faktor Predisposisi
Faktor pencetus dari gangguan nutrisi adalah berkurangnya nafsu makan yang
disebabkan oleh beberapa factor, yaitu :
a. Rasa nyeri
b. Depresi
c. Perubahan situasi lingkungan
d. Ansietas
e. Perbedaan makanan
f. Gangguan intake makanan
g. Waktu pemberian makanan tidak tepat

6. Patofisiologi
Abnormalitas saluran gastrointestinal bermacam-macam dan menunjukkan banyak
patologi yang dapat mempengaruhi system organ lain : perdarahan, perforasi,
obstruksi, inflamasi dan kanker. Lesi congenital, inflamasi, infeksi, traumatic dan
neoplastik telah ditemukan pada setiap bagian dan pada setiap sisi sepanjang saluran
gastrointestinal.
Bagian dari penyakit organic di mana saluran gastrointestinal dicurigai, terdapat
banyak factor ekstrinsik yang menimbulkan gejala. Stress dan ansietas sering menjadi
keluhan utama berupa indigesti, anoreksia/ gangguan motorik usus, kadang-kadang
menimbulkan konstipasi/ diare.
Selain itu status kesehatan mental, factor fisik: seperti kelelahan dan
ketidakseimbangan/ perubahan masukan diet yang tiba-tiba dapat mempengaruhi
saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan perubahan nutrisi.

7. Gejala Klinis
Manifestasi klinis atau tanda dan gejala nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh menurut
buku saku diagnosa keperawatan NIC-NOC antara lain :
1. Subjektif
a.  Kram abdomen
b.  Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit.
c.  Merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan.
d. Melaporkan perubahan sensasi rasa.
e.  Melaporkan kurangnya makanan.
f.  Merasa kenyang segera setelah mengingesti makanan.
2. Objektif
a. Tidak tertarik untuk makan.
b. Diare.
c. Adanya bukti kekurangan makanan.
d. Kehilangan rambut yang berlebiahan.
e. Bising usus hiperaktif.
f. Kurangnya minat pada makanan.
g. Luka,rongga mulut inflamasi.

8. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengkaji tingkat nutrisi klien yang meliputi
evaluasi keseluruhan sistem pencernaan. Teknik inspeksi, palpasi, auskultasi dan
perkusi digunakan dalam pemeriksaan fisik ini.
a. Inspeksi, perawat melakukan observasi dari kepala – sampai ke ujung kaki klien
untuk mengkaji adanya kelainan.
b. Palpasi kulit terhadap kehilangan turgor dan terhadap tanda – tanda edema.
c. Perkusi adalah tindakan mengetuk – ngetuk objek untuk menentukan bagaimana
pergerakan peristaltic usus.
d. Auskultasi digunakan perawat untuk mengidentifikasi bunyi pergerakan usus
dalam mencerna makanan yang masuk.

9. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
a. Albumin (N:4-5,5 mg/100ml)
b. Transferin (N:170-25 MG/100 ML)
c. Hb (N: 12 MG%)
d. BUN (N:10-20 mg/100ml)
e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N :LAKI-LAK1: 0,6-1,3 MG/100
ML,WANITA: 0,5 1,0 MG/ 100 ML)
b. Pengukuran antropometri :
- BB ideal : (TB – 100) ± 10 %
- Lingkar pergelangnan tangan
- Lingkar lengan atas (LLA)
Nilai normal wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm
- Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal wanita : 16,5 – 18 cm
Pria : 12,5 -. 16,5 cm
c. Clinis
Metode ini didasarkan atas perubahan yang terjadi yang digunakan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti : kulit,
rambut, dan mata.
d. Diet
  Makanan yang dimakan jenisnya dan porsinya.

10. Theraphy
Nutrisi yang baik penting bagi kesehaan dan penyakit, tetapi pola asupan diet
yang spesifik yang menghasilkan nutrisi yang baik sering kali harus dimodifikasi
dengan klien yang berpenyakit khusus. Modifikasi diet penting untuk menyesuaikan
dengan kemampuan tubuh untuk metabolism nutren tertentu, memeriksa defisiensi
nutrisi yang berhubungan dengan penyakit, dan mengeliminasi makanan yang
memperburuk gejala penyakit.

11. Penatalaksanaan
a. Medis
1. Nutrisi enternal
Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan
nutrisi meliputi metode enternal (melalui sistem pencernaan). Nutrisi enternal
juga disebut sebagai nutrisi enternal total (TEN) diberikan apabila klien tidak
mampu menelan makanan atau mengalami gangguan pada saluran pencernaan
atas dalam transport makanan ke usu halus terganggu.
2. Nutrisi parentral
Nutrisi parentral (PN) juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN)
atau hiperalimentasi intravena, diberikan jika saluran gastro intestinal tidak
berfungsi karena terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya atau karena
kemampuan penyerapan terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara intervena
seperti melalui kateter vena sentral ke vena keva superior, makanan parenteral
adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit, vitamin, dan unsure renik.
b. Keperawatan
1. Menstimulasikan nafsu makan
a. Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang di
sesuaikan dengan kondisi klien.
b. Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang
anoreksia.
c. Hindari terapi yang tidak menenangkan atau tidak nyaman sesaat sebelum atau
sesudah makan.
d. Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari pengelihatan dan bau yang
tidak enak.
e. Bantu pasien untuk mendapatkan asupan nutrisi dengan membantu memberi
makan dan minum.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas Kaji identitas pasien dengan meliputi nama, alamat, umur, jenis kelamin,
suku bangsa, agama, bahasa yang dimengerti, tanggal MRS, No.Registrasi.
b. Keluhan utama Tidak nafsu makan, mual, muntah.
c. Riwayat penyakit
d. Status gizi pasien
e. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
2) TTV
3) Perilaku
4) Ekspresi wajah
f. Data Fokus
1) Data Subjektif
a) Kebiasaan dan pola makan
b) Faktor – factor terjadinya gangguan masalah nurisi
(Obesitas,anoreksia,dispagia,nausea)
c) Kondisi kesehatan seperti penyakit kronis : DM, kanker, ginjal, paru-
paru,jantung
d) Kaji nafsu makan
e) Tanyakan factor yang mempengaruhi nutrisi : kebudayaan, kepercayaan,
ekonomi, pengguanaan obat – obatan.

2) Data Objektif
a) Pemeriksaan fisik (head to toe)
b) Pengukuran antopometri meliputi : TB, BB
c) Kondisi mulut
d) Kemampuan menelan
e) Pemeriksaan Lab : Hb, Ht, albumin turun

2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

a. Nausea
b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
makanan tidak adekuat (nafsu makan berkurang)
c. Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan pola
makan yang berlebihan
d. Defisit kebutuan diri makan berhubungan dengan nyeri dan kelemahan

3. Rencana Tindakan dan Rasionalisasi

No. Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Dx Hasil
Setelah diberikan 1. Kaji kebutuhan nutrisi 1. Mengetahui keadaan
 1. asuhan keperawatan pasien. pasien.
selama….x 24 jam, 2. Sajikan makanan yang 2. Meningkatkan selera
diharapkankebutuhan mudah dicerna dalam makan dan intake cairan
nutrisi adekuat dengan keadaan hangat, tertutup dan asupan makanan.
criteria hasil : dan diberikan sedikit – 3. Meningkatkan
a. Nafsu makan sedikit tapi sering. pengetahuan agar dx lebih
meningkat. 3. Beri KIE tentang kooperatif.
b. BB meningkat pentingnya nutrisi proses 4. Mengevaluasi efektifitas
secara bertahap. penyembuhan. dari asupan makanan.
c. Pasien mendapat 4. Ukur intake makanan dan 5. Memberi informasi
asupan nutrisi timbang berat badan. tentang diet yang tepat
sesuai 5. Kolaborasi dengan ahli dan sesuai dengan pasien.
kebutuhannya gizi. 6. Memberi informasi pada
6.  Membantu untuk pasienn bahwa perawat
memberi makan dan akan membantu pasien
minum pada pasien untuk makan dan minum

2. Setelah diberikan 1. Beri KIE tentang diet 1. Memberikan informasi


asuhan keperawatan…. sehat dan akibat yang dan mengurangi
x 24 jam diharapkan mungkin timbul pada komplikasi.
pasien tidak kelebihan orang yang mengalami 2. Mengetahui kalori yang
nutrisi dengan criteria kelebihan nutrisi. masuk
hasil : 2. Ukur intake makanan 3. Membanu memecahkan
a. Pasien mampu dalam 24 jam. masalah.
mempertahankan 3. Beri motivasi untuk 4. Maksimalkan fungsi
BB ideal (18,5 – menurutkan berat energi
25,0) badan. 5. Memberi informasi
b. Pasien mampu 4. Buat program latihan tentang diet yang tepat
mengontrol asupan untuk olahraga untuk pasien.
makanan. 5. Kolaborasi dengan ahli
gizi.
4. Implementasi
Implementasi sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan.

5. Evaluasi
a.  Diagnosa I :
-BB pasien meningkat
-Nafsu makan pasien meningkat
-Pasien mendapat asupan nutrisi sesuai kebutuannya
b.  Diagnosa II :
-Pasien mampu memperahankan BB ideal
-Pasien mampu mengontrol asupan makanan
DAFTAR PUSTAKA

1. Hidayat, Alimul A. Aziz. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Edisi 2.


Jakarta : Salemba Medika
2. Onis M de, Monteiro C, Clugston G. 2010. The Worldwide Magnitude Of Protein-
Energy Malnutrition: An Overview From The WHO Global Database On Child
Growth. Amerika: Bulletin of the World Health Organization.
3. Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7. Jakarta : Salemba
Medika
4. Tarwanto, Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan
Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
5. Wikilson, M. Judith. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9 (Edisi Revisi).
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai