Anda di halaman 1dari 35

REFERAT

PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK DAN REMAJA

Oleh:
Aditia Nurmalita - Ina Agustin
Kurnia Lintang - Mutiyas Nadia
Nadira Hartanto - Zarah Tin

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Langkah-langkah Asuhan Nutrisi pada Anak
1. Assessment (penilaian)
2. Penentuan Kebutuhan
3. Penentuan Cara Pemberian
4. Penentuan Jenis Makanan
5. Pemantauan dan Evaluasi
1. Assessment (penilaian)

Meliputi:
a. Penentuan status gizi
b. Masalah yang berhubungan dengan proses pemberian makanan
c. Diagnosis klinis pasien (Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan Laboratoris)
a. Status Gizi
 Status gizi dilakukan berdasarkan berat badan (BB) menurut panjang
badan (PB) atau tinggi badan (TB) (BB/PB atau BB/TB).
 Grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan ialah grafik WHO
2006 untuk anak kurang dari 5 tahun dan grafik CDC 2000 untuk anak
lebih dari 5 tahun
IBW is used as a clinical weight goal in the nutrition
rehabilitation
 Nutritional Status :
 Actual weight/IBW (%)

 Classification of Percent of IBW  (Waterlow, 1972)


 ≥120%  obesity
 ≥110 -120%  overweight
 ≥90-110%  normal
 ≥80-90%  mild malnutr.
 ≥70-80%  moderate maln (-3.00 to -2.01)
 ≤70%  severe malnutrition (<-3.00)
b. Diagnosis Klinis
 Anamnesis  asupan makan, pola makan, toleransi makan,
perkembangan oromotor, motorik halus dan motorik kasar, perubahan
berat badan, faktor sosial, budaya dan agama serta kondisi klinis yang
mempengaruhi asupan
 Pemeriksaan Fisik  keadaan umum dan tanda spesifik khususnya
defisiensi mikronutrien
 Penimbangan berat badan dan pengukuran panjang/tinggi badan
dilakukan dengan cara yang benar
2. Penentuan Kebutuhan Nutrisi
Pengertian kebutuhan zat gizi dalam asuhan nutrisi adalah kebutuhan terhadap
masing-masing zat gizi yang perlu dipenuhi agar dapat mencakup 3 macam kebutuhan
yaitu:
 Untuk kebutuhan penggantian ( - replacement) zat gizi yang kekurangan (deplesi
atau defisiensi)
 Untuk kebutuhan rumat ( - maintenance)
 Untuk kebutuhan tambahan karena kehilangan ( - loss) dan tambahan untuk
pemulihan jaringan/organ yang sedang sakit
Recommended Dietary Allowances (RDA)
 Kebutuhan kalori idealnya ditentukan secara individual menggunakan
kalorimetri indirek, namun hal tersebut mahal dan tidak praktis.
Kebutuhan nutrien tertentu secara khusus dihitung pada kondisi klinis
tertentu.

 Kondisi Klinis
a. Kondisi sakit kritis (critical illness)

b. Kondisi tidak sakit kritis (non critical illness)


- Gizi baik/kurang
- Obesitas
Nutrisi anak sakit
Kebutuhan nutrisi pada anak sakit . Komplikasi overfeeding meliputi:
dibedakan berdasarkan kondisi stres  Kelebihan produksi CO - 2 yang
yang disebut sebagai dukungan meningkatkan ventilasi
metabolik (metabolic support) dan  Edema paru dan gagal napas
dukungan nutrisi (nutritional support).
Selama periode stres metabolik,  Hiperglikemia yang meningkatkan
pemberian nutrisi berlebihan kejadian infeksi
(overfeeding) dapat meningkatkan  Lipogenesis karena peningkatan
kebutuhan metabolisme di paru dan produksi insulin
hati, serta dapat berakhir dengan  Imunosupresi
meningkatnya angka kematian  Komplikasi hati: perlemakan hati,
kolestasis intrahepati
Gizi baik/kurang
 Kebutuhan kalori ditentukan berdasarkan berat badan ideal
dikalikan RDA menurut usia tinggi (height age).

 Usia-tinggi ialah usia bila tinggi badan anak tersebut merupakan P50
pada grafik.
 Kebutuhan nutrien ter- tentu secara khusus dihitung pada kondisi
klinis tertentu
 Pemberian kalori awal sebesar 50-75% dari target untuk
menghindari sindrom refeeding
Obesitas
 Target pemberian kalori adalah

 Pemberian kalori dikurangi secara bertahap sampai tercapai


target
 Pada Obesitas penatalaksanaan tidak akan berhasil tanpa
disertai dengan peningkatan aktifitas fisik dan perubahan
perilaku
Komponen kebutuhan energi:
1. Basal metabolic rate (BMR)
2. Diet induced thermogenesis (DIT)
3. Aktivitas fisik
4. Tumbuh
3. Penentuan Cara Pemberian
 Pemberian makan secara oral merupakan cara pemberian zat gizi yang alamiah dan ideal

 Jika tidak dapat secara alamiah mengkonsumsi makanan padat, maka dapat diberikan
dalam bentuk cair

 Apabila kedua cara tersebut tidak memungkinkan atau tidak dapat memenuhi zat gizi
secara lengkap, terdapat dua alternatif:
1. Pemberian nutrisi secara enteral
2. Pemberian nutrisi secara parenteral
Kedua cara tersebut dikenal dengan istilah nutritional support (dukungan nutrisi)
Alogaritma pemilihan alternatif tentang cara pemberian zat gizi
4. Memilih alternatif bentuk sediaan zat gizi
Perpaduan perkembangan ilmu gizi
klinik dan teknologi
memungkinkan diciptakannya
berbagai alternatif dalam cara
memenuhi kebutuhan pasien

Telah banyak diproduksi dan


diperdagangkan aneka ragam hasil
pengolahan zat gizi berupa
makanan/minuman buatan industri
pangan  makanan kemasan.
Sediaan untuk penggunaan
Aneka sediaan zat gizi buatan
oral, suntikan maupun infus Zat gizi bentuk obat untuk
industri farmasi yang
untuk memenuhi kebutuhan melengkapi zat gizi yang tidak
tergolong sebagai zat gizi
mikronutrien, makronutrien didapat dari makanan
obat (medicinal nutrient)
serta air.
Pemilihan
formula

faktor
pasien

Masalah Kebutuhan
umur diagnosis Fungsi GIT
gizi nutrisi
Osmolalitas

Renal solute load


PEMILIHAN FORMULA
Komposisi

Pemilihan Kepekatan ,
Faktor formula
formula kekentalan kalori

Komposisi zat gizi

Ketersediaan
produk

Harga
Secara umum formula enteral pediatrik dikelompokkan
berdasarkan usia:

Bayi prematur

Bayi aterm

Anak usia 1-10 tahun

Anak usia di atas 10 tahun


Formula enteral anak usia 1-10 tahun lebih padat kalori daripada formula bayi, tetapi mengandung kadar
protein, natrium, kalium, klorida, serta magnesium lebih rendah dibanding formula enteral dewasa.

Kadar zat besi, seng, kalsium, fosfor, dan vitamin D lebih tinggi pada formula enteral usia anak 1-10
tahun

< 10 tahun  tidak menggunakan formula enteral dewasa (jika terpaksa, pantau ketat)
Osmolalitas formula = konsentrasi Osmolalitas berpengaruh langsung pada
partikel yang aktif secara osmotik (asam lambung dan usus kecil. Hiperosmolalitas
amino, karbohidrat, dan elektrolit) per  tertariknya air ke dalam saluran cerna
liter formula, dinyatakan dengan untuk mengencerkan formula  diare,
mOsm/L. mual, kembung, atau kram

The American Academy of Pediatrics (1979) Formula enteral orang dewasa umumnya
merekomendasikan osmolalitas untuk aman dikonsumsi oleh anak yang berusia
formula bayi adalah = 460 mOsm. di atas 10 tahun.
 Pada pemberian makan melalui oral bentuk makanan disesuaikan dengan usia dan
kemampuan oromotor pasien
 0 – 6 bulan : ASI
 6 bulan – 1 tahun : ASI dan/atau formula + makanan pendamping
 1-2 tahun : makanan keluarga + ASI dan/atau susu sapi segar
 > 2 tahun : makanan keluarga
 Jenis sediaan makanan untuk enteral disesuaikan dengan fungsi GIT dan dibagi
beberapa jenis, yaitu :
 Polimerik : terbuat dari makronutrien intak yang ditujukan untuk fungsi GIT normal,
terbagi jadi formula standar dan formula makanan padat kalori
 Oligomerik (elemental), biasanya terbuat dari glukosa polimer, protein terhidrosilat,
trigliserida rantai sedang (MCT, medium chain triglyceride)
 Modular, terbuat dari makronutrien tunggal
5. Evaluasi/pengkajian respons

Respon jangka pendek

• Daya terima (akseptansi) makanan/obat


• Toleransi saluran cerna
• Efek samping di saluran cerna

Respon jangka panjang

• Menilai penyembuhan penyakit


• Menilai tumbuh kembang anak
 Kegiatan evaluasi dilakukan pada pasien dengan :
 Melakukan pengamatan yang dicatat perawat
 Pemeriksaan fisis oleh dokter
 Analisis diet oleh ahli gizi
 Pemeriksaan Lab
 Antropometri
• Tujuan evaluasi : menentukan kembali upaya pemenuhan kebutuhan
zat gizi
Komplikasi Nutrisi Enteral

GIT Mekanis Metabolik

• Mual • Aspirasi • Hipo/hipernat


• Muntah • Malposisi remia
• Diare • Penyumbatan • Hipo/hiperkal
• Konstipasi pipa emia
• Malabsorbsi nasogastrik • Dehidrasi
• Hipoglikemia
Tatalaksana Komplikasi Nutrisi Enteral
Masalah Pencegahan/Intervensi
Mual dan muntah Posisi Kepala lebih tinggi
Pertimbangkan penggunaan obat-obat prokinetik
Mulai pemberian makan melalui pipa dengan kecepatan rendah kemudian ditingkatkan
bertahap
Konstipasi Tingkatkan asupan air
Disimpaksi manual
Pilih formula yang mengandung serat atau tambahkan serat
Diare Konsultasi pada ahli farmasi tentang kemungkinan efek samping obat dan kemungkinan
penghentiannya
Cari kemungkinan adanya sorbitol pada label obat oral
Pertimbangkan pemberian makanan secara kontinu, dimulai dengan kecepatan lambat,
bertahap dipercepat sesuai toleransi
Kurangi kecepatan pemberian makan sampai dapat ditoleransi
Komplikasi Nutrisi Parenteral

Mekanis/Teknis Infeksi Metabolik

• Pneumotoraks • Sepsis • Kolestasis


• Hematotoraks
• Tamponade
Jantung
• Malfungsi
peralat
Refeeding Syndrome
Komplikasi metabolik dari dukungan nutrisi pada pasien malnutrisi berat yang
ditandai oleh hipofosfatemia, hipokalemia, dan hipomagnesemia

Akibat perubahan sumber utama metabolisme tubuh, dari lemak pada saat kelaparan
menjadi karbohidrat dari dukungan nutrisi  peningkatan kadar insulin dan
perpindahan elektrolit yang diperlukan untuk metabolisme intraseluler

Secara klinis pasien dapat mengalami disritmia, gagal jantung, gagal napas akut,
koma, paralisis, nefropati, dan disfungsi hati
Kesimpulan
 Untuk tumbuh kembang anak optimal setiap anak dan remaja baik sehat maupun
sakit berhak mendapatkan pelayanan asuhan nutrisi (5 langkah) :
1. Menentukan masalah gizi
2. Menghitung kebutuhan zat gizi
3. Menentukan cara pemberian makan
4. Menentukan jenis makanan
5. Memantau akseptabilitas, efek samping serta efisiensi asuhan nutrisi

 Tujuan : Mendeteksi masalah gizi sedini mungkin sehingga dapat dicegah /


ditatalaksana segera

Anda mungkin juga menyukai