Oleh:
Aditia Nurmalita - Ina Agustin
Kurnia Lintang - Mutiyas Nadia
Nadira Hartanto - Zarah Tin
Meliputi:
a. Penentuan status gizi
b. Masalah yang berhubungan dengan proses pemberian makanan
c. Diagnosis klinis pasien (Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan Laboratoris)
a. Status Gizi
Status gizi dilakukan berdasarkan berat badan (BB) menurut panjang
badan (PB) atau tinggi badan (TB) (BB/PB atau BB/TB).
Grafik pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan ialah grafik WHO
2006 untuk anak kurang dari 5 tahun dan grafik CDC 2000 untuk anak
lebih dari 5 tahun
IBW is used as a clinical weight goal in the nutrition
rehabilitation
Nutritional Status :
Actual weight/IBW (%)
Kondisi Klinis
a. Kondisi sakit kritis (critical illness)
Usia-tinggi ialah usia bila tinggi badan anak tersebut merupakan P50
pada grafik.
Kebutuhan nutrien ter- tentu secara khusus dihitung pada kondisi
klinis tertentu
Pemberian kalori awal sebesar 50-75% dari target untuk
menghindari sindrom refeeding
Obesitas
Target pemberian kalori adalah
Jika tidak dapat secara alamiah mengkonsumsi makanan padat, maka dapat diberikan
dalam bentuk cair
Apabila kedua cara tersebut tidak memungkinkan atau tidak dapat memenuhi zat gizi
secara lengkap, terdapat dua alternatif:
1. Pemberian nutrisi secara enteral
2. Pemberian nutrisi secara parenteral
Kedua cara tersebut dikenal dengan istilah nutritional support (dukungan nutrisi)
Alogaritma pemilihan alternatif tentang cara pemberian zat gizi
4. Memilih alternatif bentuk sediaan zat gizi
Perpaduan perkembangan ilmu gizi
klinik dan teknologi
memungkinkan diciptakannya
berbagai alternatif dalam cara
memenuhi kebutuhan pasien
faktor
pasien
Masalah Kebutuhan
umur diagnosis Fungsi GIT
gizi nutrisi
Osmolalitas
Pemilihan Kepekatan ,
Faktor formula
formula kekentalan kalori
Ketersediaan
produk
Harga
Secara umum formula enteral pediatrik dikelompokkan
berdasarkan usia:
Bayi prematur
Bayi aterm
Kadar zat besi, seng, kalsium, fosfor, dan vitamin D lebih tinggi pada formula enteral usia anak 1-10
tahun
< 10 tahun tidak menggunakan formula enteral dewasa (jika terpaksa, pantau ketat)
Osmolalitas formula = konsentrasi Osmolalitas berpengaruh langsung pada
partikel yang aktif secara osmotik (asam lambung dan usus kecil. Hiperosmolalitas
amino, karbohidrat, dan elektrolit) per tertariknya air ke dalam saluran cerna
liter formula, dinyatakan dengan untuk mengencerkan formula diare,
mOsm/L. mual, kembung, atau kram
The American Academy of Pediatrics (1979) Formula enteral orang dewasa umumnya
merekomendasikan osmolalitas untuk aman dikonsumsi oleh anak yang berusia
formula bayi adalah = 460 mOsm. di atas 10 tahun.
Pada pemberian makan melalui oral bentuk makanan disesuaikan dengan usia dan
kemampuan oromotor pasien
0 – 6 bulan : ASI
6 bulan – 1 tahun : ASI dan/atau formula + makanan pendamping
1-2 tahun : makanan keluarga + ASI dan/atau susu sapi segar
> 2 tahun : makanan keluarga
Jenis sediaan makanan untuk enteral disesuaikan dengan fungsi GIT dan dibagi
beberapa jenis, yaitu :
Polimerik : terbuat dari makronutrien intak yang ditujukan untuk fungsi GIT normal,
terbagi jadi formula standar dan formula makanan padat kalori
Oligomerik (elemental), biasanya terbuat dari glukosa polimer, protein terhidrosilat,
trigliserida rantai sedang (MCT, medium chain triglyceride)
Modular, terbuat dari makronutrien tunggal
5. Evaluasi/pengkajian respons
Akibat perubahan sumber utama metabolisme tubuh, dari lemak pada saat kelaparan
menjadi karbohidrat dari dukungan nutrisi peningkatan kadar insulin dan
perpindahan elektrolit yang diperlukan untuk metabolisme intraseluler
Secara klinis pasien dapat mengalami disritmia, gagal jantung, gagal napas akut,
koma, paralisis, nefropati, dan disfungsi hati
Kesimpulan
Untuk tumbuh kembang anak optimal setiap anak dan remaja baik sehat maupun
sakit berhak mendapatkan pelayanan asuhan nutrisi (5 langkah) :
1. Menentukan masalah gizi
2. Menghitung kebutuhan zat gizi
3. Menentukan cara pemberian makan
4. Menentukan jenis makanan
5. Memantau akseptabilitas, efek samping serta efisiensi asuhan nutrisi