Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN ASUHAN GIZI

RS MARY CILEUNGSI
2016 - 2018

CHRONIC KIDNEY DISEASE


1. Pengertian (Definisi) Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien chronic kidney disease yang
sistematis, dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam membuat
keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga aman, efektif, dan
berkualitas.
2. Asesmen/Pengkajian Melanjutkan hasil skrining perawat, apabila pasien beresiko malnutrisi dan
Antropometri atau kondisi khusus. Nutrisionis/Dietisien mengkaji data berat badan,
tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala
Biokimia Mengkaji data laboratorium terkait gizi seperti protein total, natrium,
kalium, ureum, kreatinin, Hb, Hematokrit, albumin, dll (bila ada)
Klinis/Fisik Mengkaji adanya mual, muntah, tidak nafsu makan, pusing, sesak nafas,
rasa lelah, edema pada kaki dan tangan, uremia, tekanan darah, suhu
tubuh, dll
Riwayat Makan Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan, jumlah konsumsi
air, bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum masuk Rumah Sakit
(kualitatif dan kuantitatif)
Riwayat Personal Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat penyakit saat ini, riwayat
penyakit dahulu dan penyakit keluarga, riwayat penggunaan suplemen
makanan, status kesehatan mental, serta status kognitif.
3. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi) 1. Asupan karbohidrat berlebih berkaitan dengan suka mengonsumsi
makanan atau minuman manis ditandai dengan persentase asupan
>120% (NI-5.8.2)
2. Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (glukosa/gula darah) berkaitan
dengan penyakit yang diderita ditandai oleh nilai gula darah diatas
normal (NC-2.2)
3. Kurangnya pengetahuan terkait gizi berkaitan dengan pola makan yang
tidak seimbang ditandai oleh sering makan atau minum manis (NB-1.1)
Diagnosis gizi lain dapat pula timbul tergantung kondisi pasien.
4. Intervensi Gizi (Terapi Gizi)
a. Perencanaan Tujuan :
1. Mempertahankan status gizi optimal
2. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah (uremia)
3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit

Syarat diet :
1. Energi cukup yaitu 35 kkal/kg BB
2. Protein rendah yaitu 0,6-0,75 g/kg BB, utamakan bernilai biologis tinggi
3. Lemak cukup yaitu 20-30% dari energi total
4. Karbohidrat cukup
5. Natrium dibatasi (1-3 gram) apabila ada hipertensi, edema, asites,
oliguria, atau anuria
6. Kalium dibatasi (40-70 mEq) apabila ada hiperkalemia, oliguria atau
anuria
7. Cairan dibatasi, sebnayak jumlah urin sehari ditambah pengeluaran
cairan melalui keringat dan pernapasan (± 500 ml)
8. Cukup vitamin dan mineral
9. Diberikan dalam 3 porsi makan lengkap terdiri dari makan pagi, siang,
malam dan 2-3 kali makanan selingan pagi, siang, malam.
10.Jenis diet makan cair (enteral), saring/lunak atau dapat dikombinasi
sesuai daya terima, bubur susu, bubur saring, biskuit susu, makanan
lunak maupun makanan biasa
11.Jalur makanan (oral/enteral per NGT/parenteral/kombinasi) sesuai
kondisi klinis dan kemampuan mengkonsumsi.
b.
Implementasi Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan preskripsi diet
c.
Edukasi Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien, keluarga dan
d.
Konseling Gizi penunggu pasien (care giver) tentang syarat diet CKD.
e.
Koordinasi dengan tenaga Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu dengan
kesehatan lain dokter, perawat, farmasi dan tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien
5. Monitoring dan Evaluasi Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor hasil positif
maupun negatif dari:
1. Status gizi berdasarkan antropometri
2. Hasil biokimia terkait gizi
3. Fisik klinis terkait gizi
4. Asupan makanan dan cairan
6. Re Asesmen Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah kunjungan awal (pada hari ke
(Kontrol Kembali) 4 atau ke 5 perawatan) untuk mengetahui keberhasilan intervensi sesuai
hasil monitoring evaluasi. Jika pasien sudah kembali pulang maka re
asesmen di rawat jalan untuk menilai kepatuhan diet dan keberhasilan
intervensi (terapi gizi) 1 bulan setelah pulang dari rumah sakit
7. Indikator (Target yang akan 1. Asupan makan >80% dari kebutuhan
dicapai/Outcome) 2. Nilai laboratorium terkait gizi normal
3. Status gizi berdasarkan antropometri Berat Badan menurut Umur
(BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), berat badan menurut
panjang badan/tinggi badan (BB/TB), Indeks Masa Tubuh menurut
Umur (IMT/U), Lingkar Lengan Atas menurut Umur (LLA/U)
8. Kepustakaan 1. Penuntun Diet Anak Edisi ke 3 Tahun 2014. Asosiasi Dietisien Indonesia
(AsDI). Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Persatuan Alhi Gizi
Indonesia (PERSAGI).
2. Pocket Guide For International Dietetics & Nutrition Terminology
(IDNT) Reference Manual 2013
3. International Dietetics & Terminology (IDNT) Reference Manual.
Standardize Language for the Nutrition Care Process. Fourth Edition.
Academy of Nutrition and Dietetics 2013

Anda mungkin juga menyukai