Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)

DenganRidho Allah,

KesehatanAndaTujuan Kami

DENGAN RIDHO ALLAH,


BATU EMPEDU
KESEHATAN ANDA TUJUAN KAMI
1. Pengertian Asuhan Gizi pada Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien Batu
Batu empedu Empedut yang sistematis dimana Nutrisionis/
Dietisien berfikir kritis dalam membuat keputusan
untuk menangani masalah gizi sehingga aman, efektif
dan berkualitas
Menindak lanjuti hasil skrining gizi perawat,
2. Asesmen/Pengkajian: apabila pasien berisiko malnutrisi dan atau
kondisi khusus, Nutrisionis/Dietisien mengkaji
Antropometri data berat badan, tinggi badan, lingkar lengan
atas

Mengkaji data laboratorium terkait gizi


Biokimia
leukosit,bilirubin

Rasa nyeri tempat Abdomen bagian atas, mual


Klinis/Fisik
muntah, Suhu tubuh tinggi

Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan


Riwayat Makan
makan, bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum
masuk RS (Kualitatif dan Kuantitatif)

Mengkaji riwayat sosial ekonomi, badaya, riwayat


Riwayat Personal penyakit saat ini, riwayat penyakit dahulu, penyakit
keluarga, riwayat penggunaan suplemen makanan,
status kesehatan mental dan status kognitif

3. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi) Prediksi Sub Optimal asupan energi berkaitan rencana
tindakan bedah/ operasi ditandai dengan pemilihan
makanan yang salah
Pemilihan makanan yang salah berkaitan dengan
kebiasaan makan ditandai dengan nilai labor leukosit
dan bilirubin tinggi
4. Intervensi Gizi (Terapi Gizi)
Tujuan :
a. Perencanaan 1. Mencapai dan mempertahankan status gizi
optimal dan memberikan istirahat pada
kantung empedu
2. Menurunkan berat badan bila kegemukan,
yang di lakukan secara bertahap
3. Membatasi makanan yang menyebabkan
kembung atau nyeri abdomen
4. Mengatasi malabsorsi lemak

Preskripsi Diet :
b. Implementasi Pemberian 1. Energi sesuai kebutuhan. Bila kegembukan
Makan diberikan Diet Rendah Energi. Hindari
penurunan berat badan yang terlalu cepat.
2. Protein agak tinggi yaitu 1- 1,25g/kg BB
3. Pada keadaan akut lemak tidak di
perbolehkan sampai keadaan akut mereda,
sedangkan pada keaaad kronis dapat di
berikan 20 – 50% dari kebututuhan energy
total
4. Bila perlu diberikan Suplemen vitamin
A,.D,E dan K.
5. Serat tinggi terutama dalam bentuk pectin
yang dapat mengikat kelebihan asam
empedu dalam saluran cerna.
6. Hindari bahan makanan yang dapat
menimbulkan rasa kembung dan tidak
nyaman.

c. Edukasi Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan


preskripsi diet.

d. Konseling Gizi Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada


pasien, keluarga pasien dan penunggu pasien
(care giver)

e. Koordinasi dengan tenaga Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga


kesehatan lain kesehatan lain yaitu dengan dokter, perawat,
farmasi dan tenaga kesehatan lain terkait
asuhan pasien
5. Monitoring dan Evaluasi Mengetahui respon pasien terhadap intervensi
yaitu monitor hasil positif maupun negative dari :
a. Status Gizi
berdasarka
antropometri
b. Hasil biokimia terkait
dengan gizi
c. Fisik Klinis terkait dengan Gizi
d. Asupan Makanan

6. Re Asesmen (Kontrol kembali) Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah


kunjungan awal (pada hari ke 4 atau ke 5 perawatan)
untuk mengetahui keberhasilan intervensi sesuai
hasil monitoring evaluasi. Jika pasien sudah kembali
pulang maka re asesmen di rawat jalan untuk
menilai kepatuhan diet dan keberhasilan intervensi
(terapi gizi) 1 bulan setelah pulang dari rumah sakit

7. Indikator (Target yang 1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan


akan dicapai/Outcome) 2. Status Gizi Normal berdasarkan antropometri
Berat Badan/ Umur (BB/U),Tinggi Badan
menurut umur (TB/U), Berat Badan menurut
Panjang/Tinggi Badan (BB/TB), Indek Masa
Tubuh menurut Umur (IMT/U), Lingkar
Lengan Atas menurut Umur (LLA/U)

8. Kepustakaan 1. Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet.


Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
2. Anggraeni, Adisty Cynthia. 2012. Asuhan
Gizi Nutritional Care Process. Yogjakarta :
Graha Ilmu.
3. Gutawa, Miranti, dkk. 2011. Pengembangan
Konsep Nutrition Care Process (NCP) Proses
Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Jakarta ;
Persagi-ASDI, Abadi Publishing & Printing.
4. Hartono, Andry. 2009. Asuhan Nutrisi
Rumah Sakit, Diagnosis Konseling dan
Preskripsi. Jakarta : EGC Kedokteran.
PANDUAN ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)

DenganRidho Allah,

KesehatanAndaTujuan Kami

APENDISITIS
DENGAN RIDHO ALLAH,
1. Pengertian Asuhan KESEHATAN MetodaTUJUAN
Gizi pada ANDA pemecahan
KAMImasalah gizi pada pasien
Apendisitis apendisitis akut yang sistematis dimana Nutrisionis/
Dietisien berfikir kritis dalam membuat keputusan
untuk menangani masalah gizi sehingga aman, efektif
dan berkualitas
Menindak lanjuti hasil skrining gizi perawat,
2. Asesmen/Pengkajian: apabila pasien berisiko malnutrisi dan atau
kondisi khusus, Nutrisionis/Dietisien mengkaji
Antropometri data berat badan, tinggi badan, lingkar lengan
atas

Mengkaji data laboratorium terkait gizi seperti Hb,


Biokimia
Hematokrit, lekosit, dll (bila ada)

Mengkaji data nyeri perut, mual , anoreksia


Klinis/Fisik

Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan


Riwayat Makan
makan, bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum
masuk RS (Kualitatif dan Kuantitatif)

Mengkaji riwayat sosial ekonomi, badaya, riwayat


Riwayat Personal penyakit saat ini, riwayat penyakit dahulu, penyakit
keluarga, riwayat penggunaan suplemen makanan,
status kesehatan mental dan status kognitif

3. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi) Prediksi Sub Optimal asupan energi berkaitan rencana
tindakan bedah/ operasi ditandai dengan asupan
energi lebih rendah dari kebutuhan asupan energy
tidak adekuat
4. Intervensi Gizi (Terapi Gizi)
Tujuan :
a. Perencanaan 1. Mempertahankan status gizi optimal
2. Memberikan makanan yang mudah
ditelan dan dicerna untuk memenuhi
kebutuhan yang meningkat, asupan makan ≥
80%
3. Makanan diberikan bertahap
b. Implementasi Pemberian
Makan Preskripsi Diet :
1. Kebutuhan Energi diperhitungkan
berdasarkan berat badan ideal sesuai
Tinggi badan aktual
2. Protein 10-15% dari energi total
3. Lemak 25-35% dari energi total
4. Karbohidrat 55-65% dari energi total
5. Cukup vitamin dan mineral
6. Cukup cairan dari makanan maupun
minuman
7. Makanan bervariasi
8. Diberikan dalam 3 porsi makan lengkap
terdiri dari makan pagi, siang, malam dan
2-3 kali makanan selingan pagi, siang,
malam.
9. Mudah dicerna porsi kecil sering
10. Pemberian Energi dan Protein bertahap
disesuaikan dengan kemampuan
mengkonsumsi
11. Jenis Diet makan cair (enteral),
saring/lunak atau dapat dikombinasi
sesuai dengan daya terima. bubur susu,
bubur saring, biskuit susu, makanan lunak
maupun makan biasa.
12. Jalur makanan. (oral/enteral per
NGT/parenteral/kombinasi) sesuai kondisi
klinis dan kemampuan mengkonsumsi

c. Edukasi Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan


preskripsi diet.

Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada


d. Konseling Gizi pasien, keluarga pasien dan penunggu pasien
(care giver)

e. Koordinasi dengan tenaga


kesehatan lain Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga
kesehatan lain yaitu dengan dokter, perawat,
farmasis dan tenaga kesehatan lain terkait
asuhan pasien
5. Monitoring dan Evaluasi Mengetahui respon pasien terhadap intervensi
yaitu monitor hasil positif maupun negative dari
:
a. Status Gizi
berdasarka
antropometri
b. Hasil biokimia
terkait dengan
gizi
c. Fisik Klinis terkait dengan Gizi
d. Asupan Makanan

6. Re Asesmen (Kontrol kembali) Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah


kunjungan awal (pada hari ke 4 atau ke 5
perawatan) untuk mengetahui keberhasilan
intervensi sesuai hasil monitoring evaluasi. Jika
pasien sudah kembali pulang maka re asesmen di
rawat jalan untuk menilai kepatuhan diet dan
keberhasilan intervensi (terapi gizi) 1 bulan
setelah pulang dari rumah sakit

7. Indikator (Target yang akan 1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan


dicapai/Outcome) 2. Status Gizi Normal berdasarkan
antropometri Berat Badan/ Umur
(BB/U),Tinggi Badan menurut umur
(TB/U), Berat Badan menurut
Panjang/Tinggi Badan (BB/TB), Indek
Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U),
Lingkar Lengan Atas menurut Umur
8. Kepustakaan 1. (LLA/U)
Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
2. Anggraeni, Adisty Cynthia. 2012. Asuhan
Gizi Nutritional Care Process. Yogjakarta
: Graha Ilmu.
3. Gutawa, Miranti, dkk. 2011.
Pengembangan Konsep Nutrition Care
Process (NCP) Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT). Jakarta ; Persagi-
ASDI, Abadi Publishing & Printing.
4. Hartono, Andry. 2009. Asuhan Nutrisi
Rumah Sakit, Diagnosis Konseling dan
Preskripsi. Jakarta : EGC Kedokteran
PANDUAN ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)

DenganRidho Allah,
KesehatanAndaTujuan Kami

HERNIA INGUINALIS
DENGAN RIDHO ALLAH,
1. Pengertian Asuhan KESEHATAN Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien Hernia
Gizi pada ANDA TUJUAN KAMI
Hernia Ingguinalis Inginalis yang sistematis dimana Nutrisionis/ Dietisien
berfikir kritis dalam membuat keputusan untuk
menangani masalah gizi sehingga aman, efektif dan
berkualitas

Menindak lanjuti hasil skrining gizi perawat,


2. Asesmen/Pengkajian: apabila pasien berisiko malnutrisi dan atau
kondisi khusus, Nutrisionis/Dietisien mengkaji
Antropometri data berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas

Mengkaji data laboratorium terkait gizi seperti Hb,


Biokimia
Hematokrit, Eritrosit, Albumin, Protein Total

Pasien lemah, Pucat, Tekanan darah Rendah


Klinis/Fisik

Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan


Riwayat Makan
makan, bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum
masuk RS (Kualitatif dan Kuantitatif)

Mengkaji riwayat sosial ekonomi, badaya, riwayat


Riwayat Personal penyakit saat ini, riwayat penyakit dahulu, penyakit
keluarga, riwayat penggunaan suplemen makanan,
status kesehatan mental dan status kognitif

3. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi) Makanan dan minuman tidak adekuat berkaitan
dengan nasfu makan kurang ditandai dengan
banyaknya sisa makan pasien
4. Intervensi Gizi (Terapi Gizi) Tujuan :

a. Perencanaan 1. Meningkatkan asupan makanan sesuai


dengan kebutuhan
2. Memberikan dukungan nutrisi enteral tinggi
protein sehingga meningkatkan asupan
asupan protein, kadar hipoalbunemia, dan
kadar Hb.
3. Memberikan makanan yang tidak
memperberat fungsi gastrointestinal,
sehingga keluhan nyeri perut berkurang
4. Memperbaiki status gizi dan
mempertahankan BB agar tidak jatuh pada
kondisi penurunan BB yang drastis.
5. Memberikan edukasi pemahaman
pentingnya diet pasien untuk penyembuhan

b. Implementasi Pemberian Preskripsi Diet :


Makan 1. Energi dihitung berdasarkan rumusan Harris
Benedict, dengan memperhitungkan basal,
aktifitas dan faktor stres, Energi diberikan
tinggi untuk memenuhi kebutuhan basal
metabolisme, aktifitas pada saat sakit,
mengatasi infeksi pada ileus,
2. Karbohidrat diberikan sebesar 58,3 % sebagai
penghasil energi bagi pasien yang sedang
menjalani perawatan.
3. Protein tinggi, diberikan sebesar 2 g/kgBB/hari
(21,7%) untuk membantu meningkatkan kadar
albumin, membantu dalam proses
penyembuhan luka.
4. Lemak cukup diberikan 20% dari kebutuhan
energi total sebagai penghasil energi dan
cadangan energi tubuh terbesar.
5. Makanan diberikan dengan porsi kecil tapi
sering, dengan frekuensi makan : 3 x makan
utama, 2X selingan, dan 3 kali enteral.

c. Edukasi Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan


preskripsi diet.

Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada


d. Konseling Gizi pasien, keluarga pasien dan penunggu pasien
(care giver)

e. Koordinasi dengan tenaga Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga


kesehatan lain kesehatan lain yaitu dengan dokter, perawat,
farmasis dan tenaga kesehatan lain terkait
asuhan pasien
5. Monitoring dan Evaluasi Mengetahui respon pasien terhadap intervensi
yaitu monitor hasil positif maupun negative dari
:
a. Status Gizi
berdasarka
antropometri
b. Hasil biokimia
terkait dengan gizi
c. Fisik Klinis terkait dengan Gizi
d. Asupan Makanan

6. Re Asesmen (Kontrol kembali) Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah


kunjungan awal (pada hari ke 4 atau ke 5
perawatan) untuk mengetahui keberhasilan
intervensi sesuai hasil monitoring evaluasi. Jika
pasien sudah kembali pulang maka re asesmen di
rawat jalan untuk menilai kepatuhan diet dan
keberhasilan intervensi (terapi gizi) 1 bulan
setelah pulang dari rumah sakit

7. Indikator (Target yang akan 1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan


dicapai/Outcome) 2. Status Gizi Normal berdasarkan
antropometri Berat Badan/ Umur
(BB/U),Tinggi Badan menurut umur
(TB/U), Berat Badan menurut
Panjang/Tinggi Badan (BB/TB), Indek
Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U),
Lingkar Lengan Atas menurut Umur
8. Kepustakaan (LLA/U)
1. Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
2. Anggraeni, Adisty Cynthia. 2012. Asuhan
Gizi Nutritional Care Process. Yogjakarta :
Graha Ilmu.
3. Gutawa, Miranti, dkk. 2011.
Pengembangan Konsep Nutrition Care
Process (NCP) Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT). Jakarta ; Persagi-
ASDI, Abadi Publishing & Printing.
4. Hartono, Andry. 2009. Asuhan Nutrisi
Rumah Sakit, Diagnosis Konseling dan
Preskripsi. Jakarta : EGC Kedokteran.
5. SK Kemenkes No:129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit,
PANDUAN ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)

DenganRidho Allah,

KesehatanAndaTujuan Kami

DENGAN RIDHO ALLAH,


HIPERTROPI PROSTAT
KESEHATAN ANDA TUJUAN KAMI
1. Pengertian Asuhan Gizi pada Metoda pemecahan masalah gizi pasien hipertropi
Batu Ginjal prostat yang sistematis dimana
Nutrisionionis/Dietisien berfikir kritis dalam
membuat kepuusan untuk menangani masalah
gizi sehingga aman, efektif dan berkualitas
Menindak lanjuti hasil skrining gizi perawat,
2. Asesmen/Pengkajian: apabila pasien berisiko malnutrisi dan atau
kondisi khusus, Nutrisionis/Dietisien mengkaji
Antropometri data berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas

Mengkaji data laboratorium terkait gizi seperti


Biokimia
pemeriksaan darah lengkap, faal ginjal elektrolit,
pemerikaan urine lengkap dan kultur

Tekanan darah meningkat, nadi dan suhu


Klinis/Fisik
meningkat, resistensi urine

Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan


Riwayat Makan
makan, bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum
masuk RS (Kualitatif dan Kuantitatif)

Mengkaji riwayat sosial ekonomi, badaya, riwayat


Riwayat Personal penyakit saat ini, riwayat penyakit dahulu, penyakit
keluarga, riwayat penggunaan suplemen makanan,
status kesehatan mental dan status kognitif

3. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi)


Ketidak seimangan komposisi kelompok zat gizi
berkaitan dengan perilaku dan kepercayaan yang
Salah ditandai jenis makanan yang di konsumsi
4. Intervensi Gizi (Terapi Gizi) Tujuan :

a. Perencanaan 1. Mencegah terjadinya kangker prostat


2. Dapat memperlambat membesaran prostat
3. Mengusahakan dan mempercepat
penyembuhan

Preskripsi Diet :
1. Asupan rendah kalori
2. Protein 10-15% kebutuhan usahakan konsumsi
b. Implementasi Pemberian protein nabati yang lebih tinggi
Makan 3. Lemak dibatasi 15 -20% kebutuhan tubuh
4. Cairan cukup yaitu 8-10 gelas/hari
5. Konsumsi sayuran hijau dan buah

Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan


c. Edukasi preskripsi diet.

d. Konseling Gizi Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada


pasien, keluarga pasien dan penunggu pasien
(care giver)

e. Koordinasi dengan tenaga


Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga
kesehatan lain kesehatan lain yaitu dengan dokter, perawat,
farmasis dan tenaga kesehatan lain terkait
asuhan pasien

Mengetahui respon pasien terhadap intervensi


f. Monitoring dan evaluasi
yaitu monitor hasil positif
a. Status gizi berdasarkan antropometri
b. Hasil biokimia terkait dengan gizi
c. Fisik klinis terkait dengan gizi
d. Asupan Makanan
6. Re Asesmen (Kontrol kembali) Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah
kunjungan awal (pada hari ke 4 atau ke 5
perawatan) untuk mengetahui keberhasilan
intervensi sesuai hasil monitoring evaluasi. Jika
pasien sudah kembali pulang maka re asesmen di
rawat jalan untuk menilai kepatuhan diet dan
keberhasilan intervensi (terapi gizi) 1 bulan
setelah pulang dari rumah sakit

7. Indikator (Target yang akan 1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan


dicapai/Outcome) 2. Status Gizi Normal berdasarkan
antropometri Berat Badan/ Umur
(BB/U),Tinggi Badan menurut umur
(TB/U), Berat Badan menurut
Panjang/Tinggi Badan (BB/TB), Indek
Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U),
Lingkar Lengan Atas menurut Umur
(LLA/U)

8. Kepustakaan
1. Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
2. Anggraeni, Adisty Cynthia. 2012. Asuhan
Gizi Nutritional Care Process. Yogjakarta :
Graha Ilmu.
3. Gutawa, Miranti, dkk. 2011.
Pengembangan Konsep Nutrition Care
Process (NCP) Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT). Jakarta ; Persagi-
ASDI, Abadi Publishing & Printing.
4. Hartono, Andry. 2009. Asuhan Nutrisi
Rumah Sakit, Diagnosis Konseling dan
Preskripsi. Jakarta : EGC Kedokteran.
5. SK Kemenkes No:129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit,
PANDUAN ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT)

DenganRidho Allah,
KesehatanAndaTujuan Kami

OPEN REDUCTION
INTERNAL FIXATION
DENGAN RIDHO ALLAH,
1. Pengertian Asuhan KESEHATAN Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien open
Gizi pada ANDA TUJUAN KAMI
Hernia Ingguinalis reduction internal fixation yang sistematis dimana
Nutrisionis/ Dietisien berfikir kritis dalam membuat
keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga
aman, efektif dan berkualitas

Menindak lanjuti hasil skrining gizi perawat,


2. Asesmen/Pengkajian: apabila pasien berisiko malnutrisi dan atau
kondisi khusus, Nutrisionis/Dietisien mengkaji
Antropometri data berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas

Mengkaji data laboratorium terkait gizi seperti Hb,


Biokimia
hematokrit, tromosit, tes pembekuan darah, cek kadar
kalsium, fosfor, magnesium

Kelaianan bentuk tulang, memar, mati rasa, tidak


Klinis/Fisik
bias di gerakan

Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan


Riwayat Makan
makan, bentuk makanan, rata-rata asupan sebelum
masuk RS (Kualitatif dan Kuantitatif)

Mengkaji riwayat sosial ekonomi, badaya, riwayat


Riwayat Personal penyakit saat ini, riwayat penyakit dahulu, penyakit
keluarga, riwayat penggunaan suplemen makanan,
status kesehatan mental dan status kognitif

3. Diagnosis Gizi (Masalah Gizi)


Asupan makananan yang adekuat ditandai dengan
percepatan pemulihan pasca operasi ditandai
dengan kandungan kalsium,fosfor dan
magnesium normal
4. Intervensi Gizi (Terapi Gizi) Tujuan :

a. Perencanaan 1. Mem berikan makanan secukupnya atau


lebih dari pada biasanya
2. Menambah berat badan hingga normal
3. Mencegah dan mengurangi kerusakan
jaringan artinya dengan terpenuhinya
kebutuhan energy/kalori dan protein di
dalam tubuh sehingga terbentuknya sel – sel
baru di dalam jaringan tubuh

Preskripsi Diet :
b. Implementasi Pemberian
1. Tinggi energy
Makan 2. Tinggi protein
3. Cukup mineral dan vitamin
4. Mudah cerna
5. Diber secara bertahap bila penyakit dalam
keadaan darurat
6. Makanan yang dapat mengurangi nafsu makan
dihindari

c. Edukasi Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan


preskripsi diet.

Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada


d. Konseling Gizi pasien, keluarga pasien dan penunggu pasien
(care giver)

e. Koordinasi dengan tenaga Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga


kesehatan lain kesehatan lain yaitu dengan dokter, perawat,
farmasis dan tenaga kesehatan lain terkait
asuhan pasien

5. Monitoring dan Evaluasi Mengetahui respon pasien terhadap intervensi


yaitu monitor hasil positif maupun negative dari
:
g. Status Gizi
berdasarka
antropometri
h. Hasil biokimia
terkait dengan gizi
i. Fisik Klinis terkait dengan Gizi
j. Asupan Makanan
6. Re Asesmen (Kontrol kembali) Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah
kunjungan awal (pada hari ke 4 atau ke 5
perawatan) untuk mengetahui keberhasilan
intervensi sesuai hasil monitoring evaluasi. Jika
pasien sudah kembali pulang maka re asesmen di
rawat jalan untuk menilai kepatuhan diet dan
keberhasilan intervensi (terapi gizi) 1 bulan
setelah pulang dari rumah sakit

7. Indikator (Target yang akan 1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan


dicapai/Outcome) 2. Status Gizi Normal berdasarkan
antropometri Berat Badan/ Umur
(BB/U),Tinggi Badan menurut umur
(TB/U), Berat Badan menurut
Panjang/Tinggi Badan (BB/TB), Indek
Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U),
Lingkar Lengan Atas menurut Umur
(LLA/U)

8. Kepustakaan
1. Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet.
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
2. Anggraeni, Adisty Cynthia. 2012. Asuhan
Gizi Nutritional Care Process. Yogjakarta :
Graha Ilmu.
3. Gutawa, Miranti, dkk. 2011.
Pengembangan Konsep Nutrition Care
Process (NCP) Proses Asuhan Gizi
Terstandar (PAGT). Jakarta ; Persagi-
ASDI, Abadi Publishing & Printing.
4. Hartono, Andry. 2009. Asuhan Nutrisi
Rumah Sakit, Diagnosis Konseling dan
Preskripsi. Jakarta : EGC Kedokteran.
5. SK Kemenkes No:129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit,

Anda mungkin juga menyukai