HERNIA INGUINALIS
Metode pemecahan masalah gizi pada pasien hernia
1. Pengertian Asuhan inguinalis yang sistematis, dimana.
Gizi pada Hernia Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam membuat
Inguinalis keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga
aman, efektif dan berkualitas .
Menindaklanjuti hasil skrining gizi perawat, apabila
pasien berisiko malnutrisi dan atau kondisi khusus.
2. Asesmen/Pengkajian:
Nutrisionis/ Dietisien asesmen gizi lebih lanjut.
Preskripsi Diet :
1. Kebutuhan Energi diperhitungkan berdasarkan
berat badan ideal sesuai Tinggi badan actual.
Pada pasien dengan status gizi baik sesuai
dengan kebutuhan energi normal ditambah
faktor stres sebesar 15% dari Metabolisme
Basal
2. Protein 1,5-2,0 g/kgBB (Bagi pasien dengan
status gizi kurang). Sedangkan dengan status
gizi baik atau kegemukan diberikan protein
normal 0,8-1 g/kgBB. (pra bedah). Selama
pemulihan kondisi diberikan tinggi energi
protein
3. Lemak 25-35% dari energi total
4. Karbohidrat 55-65% dari energi total
5. Cukup vitamin dan mineral
6. Makanan bervariasi
7. Diberikan bertahap disesuaikan dengan
kemampuan pasien untuk menerimanya
8. Jenis Diet diberikan bertahap sesuai kemampuan
dan kondisi pasien dimulai dari Diet Makanan
Cair Jernih 30 ml/jam bisa kombinasi dengan
Makanan Parenteral, Diet Makanan Cair Kental,
Lunak
9. Mudah dicerna porsi kecil sering
10. Pemberian Energi dan Protein bertahap
disesuaikan dengan kemampuan mengkonsumsi
11. Cukup cairan
Bentuk makanan dapat dikombinasi dengan cair
atau sesuai daya terima. bubur susu, bubur
saring, biskuit susu, makanan lunak maupun
makan biasa. Jalur makanan. (oral/enteral
NGT/parenteral/kombinasi) sesuai kondisi klinis
b. Implementasi dan kemampuan mengkonsumsi
12. Diet TETP (Tinggi Energi Tinggi Protein)
Pemberian Makanan
Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan
cairan. Pelaksanaan pemberian makanan sesuai
c. Edukasi dengan preskripsi diet
Konseling Gizi
Pemberian edukasi dan konseling gizi kepada pasien,
keluarga pasien dan penunggu pasien (care giver)
mengenai diet pra dan pasca bedah, diet cair, saring,
lunak, biasa betahap, tinggi energi dan tinggi protein
selama pemulihan. Edukasi gizi dilakukan saat awal
masuk pada hari 1 atau ke 2.
d. Koordinasi dengan
tenaga kesehatan lain Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan
lain yaitu dengan dokter, perawat, farmasi dan tenaga
kesehatan lain terkait asuhan pasien
Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu
5. Monitoring dan monitor hasil positif maupun negative dari :
1. Status Gizi berdasarkan antropometri
Evaluasi
2. Monitoring asupan makan
3. Monitoring biokimia
4. Monitoring fisik/klinis terkait gizi
6. Re Asesmen (Kontrol Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah
kunjungan awal (pada hari ke 4 atau ke 5 perawatan)
untuk melihat keberhasilan intervensi sesuai hasil
kembali) monitoring evaluasi. Jika pasien sudah kembali
pulang maka reasesmen di rawat jalan untuk menilai
kepatuhan diet dan keberhasilan intervensi (terapi
gizi) 1 bulan setelah pulang dari rumah sakit.
7. Indikator (Target 1. Asupan makan ≥80% dari kebutuhan
2. Status Gizi Optimal
yang akan
3. Tidak ada mual, anoreksia
dicapai/Outcome) 4. Peningkatan Pengetahuan Gizi seimbang
1. Pocket Guide For International Dietetics &
Nutrition Terminology (IDNT) Reference
Manual 2013
8. Kepustakaan 2. International Dietetics & Terminology (IDNT)
Reference Manual. Standardize Language for
the Nutrition Care Process. Fourth Edition.
Academy of Nutrition and Dietetics 2013