Anda di halaman 1dari 29

PEDOMAN PEMBERIAN DIIT

INSTALASI GIZI

RUMAH SAKIT UMI BAROKAH BOYOLALI

JL. PROF. DR. SUHARSO NO. 6 KIRINGAN BOYOLALI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan anugerahNya
yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Pedoman Pemberian Diit Pasien Rumah
Sakit Umi Barokah ini dapat selesai disusun.

Buku pedoman ini merupakan pedoman kerja bagi semua pihak yang terkait dalam
memberikan pelayanan gizi kepada pasien di Rumah Sakit Umi Barokah Boyolali.

Dalam pedoman ini diuraikan tentang pengertian dan tatalaksana Pemberian Diit bagi
Pasien di Rumah Sakit Umi Barokah Boyolali.

Tidak lupa penyusun menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan


semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Pedoman Pemberian Diit bagi Pasien
Rumah Sakit Umi Barokah Boyolali.

Kami menyadari bahwa buku pedoman ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran sangat kami perlukan untuk menuju kearah kesempurnaan pedoman ini.

Boyolali, 30 Juli 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan tempat penyediaan layanan kesehatan untuk masyarakat.


Menurut Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 983.MENKES/SK/1992 mengenai
pedoman rumah sakit umum dinyatakan bahwa : ”Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang
memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik, pendidikan dan pelatihan
tenaga kesehatan”. Menurut WHO rumah sakit adalah keseluruhan dari organisasi dan medis,
berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun
rehabilitatif, dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan, rumah
sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian biososial.

Dalam mewujudkan visi dan misinya RS Umi Barokah Boyolali mempunyai sarana dan
prasarana penunjang kelangsungan usahanya, yang sudah bisa dikatakan lengkap dan bagus.
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki adalah kamar VVIP, VIP, kamar kelas 1, kamar
kelas 2, kamar kelas 3, ruang operasi, ruang poliklinik umum, ruang IGD, ruang dokter, ruang
perawat, ruang instalasi Farmasi, laboratorium, peralatan kesehatan, oksigen, obat-obatan, mobil
ambulan, dokter spesialis, dan pelayanan konsultasi kesehatan. RS Umi Barokah Boyolali
menjadi salah satu sarana pelayanan kesehatan yang banyak digunakan oleh masyarakat karena
letaknya yang srategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat.

Pelayanan kesehatan rumah sakit yang paripurna bagi seorang pasien, baik rawat inap
maupun rawat jalan, memerlukan tiga jenis asuhan yaitu asuhan medik, asuhan keperawatan, dan
asuhan gizi. Tujuan utama asuhan gizi adalah untuk memenuhi kebutuhan zat gizi pasien secara
optimal, baik berupa pemberian makanan pada pasien yang dirawat inap maupun konseling gizi
pada pasien rawat jalan. Agar kegiatan asuhan gizi dapat berjalan dengan optimal, maka perlu
dukungan pimpinan rumah sakit, komite medik, dan staf serta adanya koordinasi dan komunikasi
antar anggota tim (DEPKES RI, 2005).

Peraturan pemberian makanan rumah sakit (PPRMS) merupakan suatu pedoman yang
ditetapkan Pimpinan Rumah Sakit sebagai salah satu acuan dalam memberikan pelayanan gizi
pada pasien dan karyawan yang memuat : pola makan sehari, nilai gizi yang mengacu pada
penuntun diet, standar makanan, dan jenis konsumen yang dilayani (DEPKES RI, 2007).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pelayanan Gizi Rumah Sakit

Pelayanan gizi Rumah Sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan
keadaan pasien, berdasarkan keadaan klinis, status gizi dan status metabolisme tubuh.
Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya
proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering
terjadi kondisi pasien semakin buruk, hal ini akibat tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi
tubuh, karena diet yang sudah diupayakan penyelenggaraannya oleh petugas tidak bisa
optimal (PGRS, 2003).
Menurut Moehyi (2002), beberapa faktor penyebab kekurangan gizi di Rumah
Sakit umumnya karena dua sebab, pertama asupan gizi yang kurang bias disebabkan oleh
nafsu makan yang kurang sehingga intake berkurang dan kedua karena infeksi penyakit.
Upaya pemenuhan zat gizi bagi pasien di Rumah Sakit adalah tanggung jawab
nutrisionis, preskripsi yang sesuai dengan tujuan pelayanan gizi Rumah Sakit akan
tercapai bila tim asuhan gizi dibantu oleh panitia asuhan gizi bekerja dengan sebaik –
baiknya (Catur, A 2003).
Tujuan khusus pelayanan gizi menurut PGRS (2003) adalah :
1. Penegakan diagnosis gangguan gizi dan metabolisme zat gizi berdasarkan
anamnesa, antropometri, gejala klinis dan biokimia tubuh.
2. Penyelenggaraan pengkajian dietetik dan pola makan berdasarkan anamnesis diet
dan pola makan.
3. Penentuan kebutuhan gizi sesuai keadaan pasien.
4. Penentuan bentuk pembelian bahan makanan, pemilihan bahan makanan jumlah
pemberian serta cara pengolahan bahan makanan.
5. Penyelenggaraan evaluasi terhadap preskripsi diet yang diberikan sesuai
perubahan klinis, status gizi dan status laboratorium.
6. Penterjemahan preskripsi diet, penyediaan dan pengolahan sesuai dengan
kebutuhan dan keadaan pasien.
7. Penyelenggaraan penelitian aplikasi dibidang gizi dan dietetik.
8. Penciptaan standar diet khusus sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dapat membantu penyembuhan penyakit.
9. Penyelenggaraan penyuluhan dan konseling tentang pentingnya diet pada pasien
dan keluarganya.

B. Diet di Rumah Sakit

Diet dalam istilah umum sesungguhnya memiliki dua makna, pertama sebagai
makanan dan kedua pengaturan jumlah dan jenis makanan yang dimakan setiap hari agar
kita tetap sehat, Bila diet dilakukan di Rumah sakit tujuannya adalah untuk meningkatkan
status nutrisi dan atau membantu kesembuhan pasien. Maka istilah yang lazim digunakan
adalah diet rumah sakit (Hartono, 2000).
Pengaturan makanan bagi orang sakit rawat inap di Rumah Sakit bukan
merupakan tindakan yang berdiri sendiri dan terpisah dari perawatan dan pengobatan,
akan tetapi ketiganya merupakan satu kesatuan dalam proses penyembuhan penyakit
pasien antara Dokter, Perawat dan Ahli Gizi (Moehyi,1992).
Di rumah sakit terdapat pedoman diet tersendiri yang akan memberikan
rekomendasi yang lebih spesifik mengenai cara makan yang bertujuan bukan hanya untuk
meningkatkan atau mempertahankan status nutrisi pasien tetapi juga mencegah
permasalahan lain seperti diare akibat inteloransi terhadap jenis makanan tertentu. Tujuan
selanjutnya adalah untuk meningkatkan atau mempertahankan daya tahan tubuh dalam
menghadapi penyakit / cedera khususnya infeksi. Dan membantu kesembuhan pasien dari
penyakit / cideranya dengan memperbaiki jaringan yang aus atau rusak serta memulihkan
keadaan homeostasis yaitu keadaan seimbang dalam lingkungan internal tubuh yang
normal / sehat (Hartono, 2000). Untuk jenis diet yang diterapkan di Rumah Sakit Umi
Barokah Boyolali akan dibahas pada bab 3 dan bab 4.
Dengan memperhatikan tujuan diet tersebut Rumah Sakit umumnya akan
menyediakan (Hartono, 2000) adalah :
1. Makanan dengan kandungan nutrisi yang baik dan seimbang, menurut keadaan
penyakit dan status gizi masing – masing pasien.
2. Makanan dengan tekstur dan konsistensi yang sesuai menurut kondisi gastro
intestinal dan penyakit masing – masing pasien.
3. Makanan yang mudah dicerna dan tidak merangsang, seperti misalnya tidak
mengandung bahan yang bisa mengandung bahan yang bias menimbulkan gas,
tidak mengandung bahan yang lengket, tidak terlalu pedas, asin, berminyak serta
tidak terlalu panas atau dingin.
4. Makanan yang bebas unsur aditif berbahaya misalnya pengawet dan pewarna.
Makanan alami jauh lebih baik daripada makanan yang diawetkan atau
dikalengkan.
5. Makanan dengan cita rasa yang menarik untuk menggugah selera makan pasien
yang umumnya terganggu oleh penyakit dan kondisi indera pengecap atau
pembau.

C. Kebutuhan Gizi Pasien

Kebutuhan gizi adalah kebutuhan energi dan zat gizi minimal yang diperlukan
tubuh untuk hidup sehat (Krisnatuti dkk, 1999) .
Zat gizi yang penting bagi kesehatan adalah karbohidrat, protein, lemak vitamin
dan mineral. Semua ini dibutuhkan untuk membangun dan mengganti jaringan yang
rusak, memberi energi dan membuat zat – zat penting seperti enzim dan hormon. Zat gizi
tersebut dapat diperoleh melalui makanan dan proses pencernaan. Proses pencernaan
memecah zat gizi secara mekanis dengan mengunyah dan gerak peristaltik usus, dan
secara kimiawi dengan kelenjar mulut dan usus (Alisahbana, A 1995).
Kebutuhan gizi pasien terpenuhi melalui preskripsi diet yang terkonsumsi habis.
Penurunan sisa makanan dapat dilakukan dengan peningkatan manajemen, peningkatan
ketrampilan petugas pengolah, penerapan standar resep dan bumbu, penerapan jadwal
makan dan penyajian makanan yang menarik (Catur , 2003).

D. Waktu Makan

Pada manusia secara alamiah akan merasa lapar setelah 3 – 4 jam makan,
sehingga setelah waktu tersebut sudah harus mendapatkan makanan, baik dalam bentuk
makanan ringan atau berat (Almatsier S, 2002).
Jarak waktu antara makan malam dan bangun pagi sekitar 8 jam. Selama waktu
tidur metabolisme di dalam tubuh tetap berlangsung, akibatnya pada pagi hari perut
sudah kosong. Kebutuhan energi diambil dari cadangan lemak tubuh. Keterlambatan
pemasukan zat gula ke dalam darah dapat menurunkan konsentrasi dan dapat
menimbulkan rasa malas, lemas, mengantuk dan berkeringat dingin (Muhilal, 1998).
Kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan akan makan yang meliputi faktor kepercayaan dan pemilihan
makanan (Khumaidi, 1994).
Selain makanan dari rumah sakit yang dimakan, pasien juga memakan makanan
dari luar rumah sakit ini sangat berpengaruh terhadap terjadinya sisa makanan. Dan
apabila hal ini selalu terjadi artinya pasien selalu makan makanan dari luar maka
makanan yang disajikan oleh rumah sakit selalu saja tidak termakan habis, akhirnya
berdampak pada sedikit banyak terjadinya sisa makanan (Catur, 2003).
Setiap bangsa mempunyai waktu makan yang berlainan. Hal ini adalah warisan
turun temurun dari nenek moyang sampai dengan sekarang. Yang dimaksud dengan
waktu makan adalah berapa kali orang lazim makan dalam sehari. Waktu makan orang
Eropa dan Amerika berlainan dengan waktu makan orang timur, karena akhir dan jam
kerja yang berlainan (Almatsier, 1999).
Makanan di rumah sakit harus tepat waktu, tepat diet, dan tepat jumlah. Apalagi
untuk pasien penderita diabetes mellitus. Waktu rawan yang seharusnya dimonitor
ketepatannya yaitu waktu makan pagi, dimana telah terjadi selang waktu yang panjang
antara makan waktu makan malam dan makan pagi. Di Indonesia umumnya tiga kali
waktu makan yaitu pagi, siang dan sore / malam (Krisnatuti, 1999).
Makanan yang memiliki cita rasa yang baik adalah makanan yang disajikan
menarik, menyebarkan bau yang sedap dan memberikan rasa yang lezat. Waktu sajian
yang tepat menyebabkan temperatur makanan yang tepat pula. Makanan yang terlalu
panas atau terlalu dingin akan mengurangi sensitifitas syaraf pengecap terhadap rasa
makanan (Moehyi, 1999).
E. Penampilan Hidangan

Masalah penyajian makanan kepada orang sakit lebih komplek daripada makanan
untuk orang sehat. Hal ini disebabkan oleh nafsu makan, kondisi mental pasien yang
berubah akibat penyakit yang diderita, aktifitas fisik yang menurun dan reaksi obat –
obatan disamping sebagian pasien harus menjalani diet (Almatsier, 1992).
Menurut Martin dalam Yulianti N (1999), pelayanan yang baik harus
memperhatikan dimensi prosedural dan dimensi keramahtamahan. Dimana prosedural
meliputi ketepatan waktu, komunikasi dan respon konsumen. Sedangkan dimensi
keramahtamahan meliputi sikap, bahasa tubuh, perhatian, saran dan pemecahan masalah.
Hasil survei menyebutkan faktor utama kepuasan pasien terletak pada pramusaji.
Dimana pramusaji yang baik berkomunikasi, baik dalam bersikap, baik dalam
berekspresi, wajah dan senyum akan mempengaruhi pasien untuk menikmati makanan
dan akhirnya dapat menumbuhkan rasa puas. Sebaliknya perhatian pramusaji dapat tidak
memuaskan pasien ketika pramusaji kurang perhatian dalam memberikan pelayanan dan
kurang memperlakukan pasien sebagaimana manusia yang ingin selalu diperhatikan dan
dipenuhi kebutuhannya (Wuryani dan Yuliati, 2004).
Pramusaji sebagai pegawai sebaiknya menghindari pemaksaan pelayanan
makanan kepada pasien akan tetapi harus berusaha untuk meningkatkan kesadaran pasien
terhadap hidangan makanan.
Tujuan akhir penyelenggaraan gizi kuliner berkaitan dengan kemampuan
menghidangkan makanan yang siap untuk disantap, yaitu makanan yang lezat, sehat dan
bergizi serta menarik. Untuk mencapai tujuan ini dibutuhkan antara lain pengetahuan
tentang Ilmu Bahan Makanan, Ilmu Gizi, Ilmu Resep Makanan dan Ilmu pengetahuan
Tentang Alat Penyelenggaraan Makanan selain dituntut adanya ketrampilan seni
memasak dan menghidangkan makanan (Soejoeti, 1998).
Alat penghidang bahan makanan yaitu semua alat yang digunakan
menghidangkan makanan yang akan disajikan di meja penghidang atau meja makan.
Antara lain penutup dasar meja, taplak, perlengkapan penyajian hidangan makanan
seperti tempat nasi yang mempunyai bentuk berbeda beda dilengkapi sendok nasi dan
entong, pinggang cekung untuk makanan berkuah, pinggang agak cekung untuk makanan
yang agak berkuah, pinggang datar untuk makanan kering. Semua itu harus dilengkapi
dengan sendok atau garpu penghidang yang sesuai dan serasi (Soejoeti, 1998).
Sajian makanan rumah sakit paling tidak terdapat alat makan yang sesuai dengan
dietnya misalnya untuk makanan biasa ada tempat nasi,tempat lauk, tempat sayur dan
tempat buah serta sendok dan garpu.Tidak kalah penting yaitu adanya tutup makan,
mengingat tidak semua pasien langsung menyantap sajian makanan karena keadaannya
(Soejoeti, 1998).
Di Rumah Sakit perlu adanya penyelenggaraan gizi kuliner yang merupakan
perpaduan antara ilmu dengan seni. Yaitu ilmu gizi, ilmu bahan makanan dan
pengetahuan tentang alat-alat penyelenggaraan makanan serta seni mengolah bahan
makanan yang dimulai dari memilih bahan makanan, mempersiapkan bahan makanan,
memasak bahan makanan serta menyajikan makanan atau hidangan yang menarik,
menggugah selera dan lezat rasanya (Soejoeti, 1998).
Hal lain penyebab naiknya selera nafsu makan adalah cara menata, warna, jenis –
jenis potongan, besar porsi dan bahan makanan serta garmis (Wuryani dan Yuliati, 2004).

F. Sisa Makanan

Perubahan yang terjadi pada pasien dalam hal makanan bukan saja macam
makanan yang disajikan berbeda dengan makanan yang biasa dimakan di rumah, akan
tetapi juga cara makanan itu dihidangkan, tempat makan, waktu makan, lingkungan
makan dan sebagainya. Semua keadaan ini sering menjadikan beban mental bagi orang
sakit yang apabila tidak diperhatikan justru merupakan penghambat dalam proses
penyembuhan penyakit. Faktor psikologis, sosial, budaya, keadaan jasmani dan keadaan
gizi penderita adalah beberapa faktor yang perlu mendapat perhatian dalam
penyelenggaraan pengaturan makanan bagi pasien di Rumah Sakit (Moehyi, 1992).
Analisa sisa makanan merupakan salah satu cara untuk melakukan evaluasi
pelayanan gizi yang diberikan, terutama pelayanan makan. Penyelenggaraan makan di
Rumah Sakit lebih banyak dihadapkan pada beberapa masalah yang tidak ditemui pada
penyelenggara makanan di instansi lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
sisa makanan bisa berasal dari dalam diri pasien itu sendiri dan faktor yang berasal dari
luar yaitu makanan yang disajikan (Almatsier, 1992).
Sisa makanan adalah makanan yang tidak dimakan. Sisa makanan dibedakan
menjadi dua, yaitu waste dan platewaste :
a. Waste yaitu makanan yang hilang karena tidak dapat diperoleh/diolah atau
makanan hilang karena tercecer.
b. Platewaste yaitu makanan yang terbuang karena setelah dihidangkan tidak habis
dikonsumsi (Hirsch, 1999).
Cara penentuan sisa makanan menurut Aisah 2005 yaitu:
1. Weighed platewaste , cara ini biasanya digunakan untuk mengukur / menimbang
sisa makanan setiap jenis hidangan atau mengukur total sisa makanan pada
individu atau kelompok, cara ini mempunyai kelebihan dapat memberikan
informasi yang lebih akurat / teliti, kelemahan cara mengukur / menimbang ini,
yaitu memerlukan waktu, cukup mahal karena perlu peralatan dan tenaga
pengumpul data harus terlatih dan terampil.
2. Observasional method, pada cara ini sisa makanan diukur dengan cara menaksir
secara visual, banyaknya sisa makanan untuk setiap jenis hidangan. Hasil taksiran
bisa dalam bentuk berat makanan yang dinyatakan dalam gram atau dalam bentuk
skor bila menggunakan skala pengukuran.
3. Self reported consumption, yaitu cara pengukuran sisa makanan individu dengan
menanyakan kepada responden tentang banyaknya sisa makanan, pada cara ini
responden yang menaksir sisa makanan menggunakan skala taksiran visual.
Penilaian terhadap hidangan makanan merupakan salah satu evaluasi penting
untuk pelayanan gizi dan sisa makanan pasien dapat dijadikan indikator keberhasilan
pelayanan gizi sebuah rumah sakit (PGRS, 2003).
BAB III

STANDAR MAKANAN UMUM

A. STANDAR MAKANAN BIASA


Makanan biasa sama dengan makanan sehari-hari yang beraneka ragam, bervariasi
sesuai bentuk, tekstur, dan aroma yang normal. Susunan makanan mengacu pada Pola
Menu Seimbang dan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan bagi orang dewasa
sehat.
Makanan biasa diberikan kepada pasien yang berdasarkan penyakitnya tidak
memerlukan makanan khusus (diit). Tidak ada pantangan secara khusus, makanan
diberikan dalam bentuk yang mudah dicerna dan tidak merangsang saluran cerna
(gastrointestinal). Tujuan diet makanan biasa adalah memberikan makanan sesuai
kebutuhan gizi untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
Bahan Makanan sehari dan Nilai Gizi
1. Kelas VVIP

Waktu Makanan Berat (gram)


Pagi (jam 06.00) Nasi 140
Lauk hewani 125
Lauk nabati 50
Sayur 75
Susu 240
Pukul 10.00 Snack 150
Teh manis 240
Siang (jam 12.00) Nasi 280
Lauk hewani 125
Lauk nabati 50
Sayur 75
Buah 100
Pukul 15.00 Snack 150
Teh manis 240
Sore (jam 18.00) Nasi 280
Lauk hewani 125
Lauk nabati 50
Sayur 75
Buah 75
Analisa zat gizi sehari : Energi : 2.945 kal
Protein : 91 gr
Lemak : 101 gr
Karbohidrat : 413 gr
2. Kelas VIP

Waktu Makanan Berat (gram)


Pagi (jam 06.00) Nasi 140
Lauk hewani 125
Lauk nabati 50
Sayur 75
Teh manis 240
Pukul 10.00 Snack 150
Teh manis 240
Siang (jam 12.00) Nasi 280
Lauk hewani 125
Lauk nabati 50
Sayur 75
Buah 100
Pukul 15.00 Snack 150
Teh manis 240
Sore (jam 18.00) Nasi 280
Lauk hewani 125
Lauk nabati 50
Sayur 75
Buah 75
Analisa zat gizi sehari : Energi : 2.869 kal
Protein : 90,5 gr
Lemak : 101 gr
Karbohidrat : 393 gr
3. Kelas I
Waktu Makanan Berat (gram)
Pagi (jam 06.00) Nasi 140
Lauk hewani 100
Lauk nabati 50
Sayur 75
Teh manis 240
Pukul 10.00 Snack 100
Siang (jam 12.00) Nasi 280
Lauk hewani 100
Lauk nabati 50
Sayur 75
Buah 100
Pukul 15.00 Snack 100
Teh manis 240
Sore (jam 18.00) Nasi 280
Lauk hewani 100
Lauk nabati 50
Sayur 75
Buah 75
Analisa zat gizi sehari : Energi : 2.402 kal
Protein : 68,9 gr
Lemak : 62,1 gr
Karbohidrat : 395 gr

4. Kelas II
Waktu Makanan Berat (gram)
Pagi (jam 06.00) Nasi 140
Lauk hewani 100
Lauk nabati 50
Sayur 75
Teh manis 100
Pukul 10.00 Snack 50
Teh manis 100
Siang (jam 12.00) Nasi 280
Lauk hewani 100
Lauk nabati 50
Sayur 75
Buah 100
Pukul 15.00 Snack 50
Teh manis 100
Sore (jam 18.00) Nasi 280
Lauk hewani 100
Lauk nabati 50
Sayur 75
Analisa zat gizi sehari : Energi : 2.291 kal
Protein : 64,5 gr
Lemak : 51,6 gr
Karbohidrat : 392 gr
5. Kelas III

Waktu Makanan Berat (gram)


Pagi (jam 06.00) Nasi 140
Lauk hewani 100
Lauk nabati 50
Sayur 75
Teh manis 100
Pukul 10.00 Snack 50
Teh manis 100
Siang (jam 12.00) Nasi 280
Lauk hewani 100
Lauk nabati 50
Sayur 75
Pukul 15.00 Snack 50
Teh manis 100
Sore (jam 18.00) Nasi 280
Lauk hewani 100
Lauk nabati 50
Sayur 75
Analisa zat gizi sehari : Energi : 2.140 kal
Protein : 55,4 gr
Lemak : 39,1 gr
Karbohidrat : 394 gr

B. STANDAR MAKANAN LUNAK


Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah,
ditelan, dan dicerna dibandingkan makanan biasa. Cara pemasakan yang dihindari adalah
menggoreng. Bentuk makanan pokok yang diberikan adalah bubur, porsi yang diberikan
sehari adalah 600 gr.
Indikasi pemberian :
Makanan lunak diberikan kepada pasien sesudah operasi tertentu, pasien dengan
penyakit infeksi dengan kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi, pasien dengan kesulitan
mengunyah dan menelan, serta sebagai perpindahan dari makanan saring ke makanan
biasa. Tujuan diet makanan lunak adalah memberikan makanan dalam bentuk lunak yang
mudah ditelan dan dicerna sesuai kebutuhan gizi dan keadaan penyakit.

Bahan Makanan Yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan


Bahan makanan Makanan yang boleh Makanan yang tidak boleh
diberikan diberikan
Sumber karbohidrat Beras ditim, dibubur, Nasi digoreng, beras ketan,
kentang direbus, macaroni, ubi, singkong, tales
soun, mie, misoa direbus,
roti, biscuit, tepung sagu,
tapioca, maezena, hunkwe,
gula, madu
Sumber protein hewani Daging, ikan, ayam, unggas Daging dan ayam berlemak
tidak berlemak direbus, dan berurat banyak, ikan
dikukus, ditim, dipanggang,
telur rebus, ceplok air,
diorak-arik, bakso ikan, sapi
atau ayam direbus, susu
milk shake, yoghurt, keju.
Sumber protein nabati Tempe dan tahu direbus, Kacang merah
dikukus, ditumis,
dipanggang, kacang hijau
direbus, susu kedelai
Sayuran Sayuran tidak banyak serat Kol, sawi, kapri, daun
dan dimasak seperti: daun singkong, melinjo, nangka
bayam, daun kangkung, muda, daun melinjo,
kacang panjang muda, keluwih.
buncis muda, oyong muda
dikupas, labu siam, labu
kuning, labu air dan wortel.
Buah-buahan Buah-buahan segar Nanas, nangka masak,
dihaluskan atau dipure durian
tanpa kulit seperti pisang
matang, papaya, jeruk
manis, dan juice buah.
Bumbu Dalam jumlah terbatas : Cabe, merica
garam, gula, pala, kayu
manis, asam, saos tomat,
cuka, kecap
Minuman Sirup, teh, kopi encer, jus Minuman yang
sayuran dan jus buah, air mengandung gas : soda,
putih masak limun, softdrink, teh dan
kopi kental

C. STANDAR MAKANAN SARING


Makanan saring adalah makanan semi padat yang mempunyai tekstur lebih halus
daripada makanan lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna. Menurut keadaan
penyakit, makanan saring dapat diberikan langsung kepada pasien atau merupakan
perpindahan dari makanan cair kental ke makanan lunak.
Makanan saring diberikan kepada pasien sesudah mengalami operasi tertentu,
pada infeksi akut termasuk infeksi saluran cerna, serta kepada pasien dengan kesulitan
mengunyah, atau sebagai perpindahan dari makanan cair kental ke makanan lunak.
Makanan saring diberikan sesuai kelas perawatan. Tujuan diet makanan saring adalah
memberikan makanan dalam bentuk semipadat sejumlah yang mendekati kebutuhan gizi
pasien untuk jangka waktu pendek sebagai proses adaptasi terhadap bentuk makanan
yang lebih padat.

Bahan Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan


Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan
Sumber karbohidrat Beras dibubur saring atau Beras ketan, jagung, cantel,
dihaluskan (diblender), roti ubi, talas, singkong.
panggang, krakers, biscuit,
tepung beras, maizena,
sagu, hunkwe, dibuat bubur
atau pudding, gula pasir,
gula merah, gula aren,
sirup.
Sumber protein hewani Rolade daging, gadon Daging, ayam, ikan, telur
daging, telur rebus digoreng, diawet, ikan
banyak duri seperti
bandeng, mujaer, mas, selar.
Sumber protein nabati Rolade tahu, gadon tahu, Tahu dan tempe goring
pepes tahu, tahu tim
campur, kacang hijau
disaring, susu kedelai
Sayuran Bayam, wortel, jepan, Kol, sawi, daun singkong,
tomat, dihaluskan dan nangka muda, kluwih
disaring
Buah-buahan Papaya, melon, tomat Buah-buahan yang banyak
pisang, jeruk disaring atau serat atau menimbulkan gas
dibuat juice (nangka, durian, kedondong,
nanas)
Bumbu-bumbu Bumbu yang tidak tajam Bumbu yang tajam seperti
dalam jumlah terbatas cabe dan merica
(garam dan kecap)
Minuman Susu, sirup, teh encer, kopi Minuman beralkohol dan
encer, yoghurt minuman yang mengandung
soda
Selingan Cantik manis, carang Agar-agar, pisang goring,
gesing, kue bolu, pisang sosis, martabak
rebus, kentang rebus, roti
kacang ijo
D. STANDAR DIIT CAIR
Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga kental.
Makanan cair ini diberikan kepada pasien sebelum dan sesudah operasi tertentu, keadaan
mual dan muntal, dan sebagai makanan tahap awal pasca pendarahan saluran cerna.
Menurut konsistensi makanan, makanan cair terdiri atas tiga jenis, yaitu : Makanan Cair
Jernih, Makanan Cair Penuh dan Makanan Cair Kental.
1. Makanan Cair Jernih
Makanan cair jernih adalah makanan yang disajikan dalam bentuk cairan
jernih pada suhu ruang dengan kandungan sisa (residu) minimal dan tembus pandang
bila diletakkan dalam wadah bening. Jenis cairan yang diberikan tergantung pada
keadaan penyakit atau jenis operasi yang dijalani. Makanan ini hanya diberikan
selama 1-2 hari karena nilai gizinya sangat rendah, yaitu hanya terdiri dari sumber
karbohidrat.
Bahan Makanan yang dianjurkan : teh manis, sari buah, sirup, air gula, kaldu
jernih. Tujuan diet ini ada 2 yaitu memberikan makanan dalam bentuk cair, yang
memenuhi kebutuhan cairan tubuh yang mudah diserap dan hanya sedikit
meninggalkan sisa (residu) serta mencegah dehidrasi dan menghilangkan rasa haus.

2. Makanan Cair Penuh


Makanan cair penuh adalah makanan yang berbentuk cair atau semicair pada
suhu ruang dengan kandungan serat minimal dan tidak tembus pandang bila
diletakkan dalam wadah bening. Makanan cair penuh diberikan kepada pasien yang
mempunyai masalah untuk mengunyah, menelan atau mencernakan makanan padat.
Makanan ini dapat diberikan melalui oral, pipa atau enteral (Naso Gastric Tube =
NGT), secara bolus atau drip (tetes).
Tujuan diet makanan cair penuh adalah
a) Memberikan makanan dalam bentuk cair dan setengah cair yang memenuhi
kebutuhan gizi.
b) Meringankan kerja saluran cerna.

Bahan makanan yang diberikan sehari adalah :


Bahan makanan Zonde 1500 kalori Zonde 1700 kalori
Gram URT Gram URT
Tepung maizena 20 4 sdm 20 4 sdm
Telur ayam 150 3 btr 150 3 btr
Jeruk 100 2 bh sdg 100 2 bh sdg
Margarine 10 1 sdm 20 2 sdm
Tepung susu (whole) 160 32 sdm 200 40 sdm
Gula pasir 80 8 sdm 100 10 sdm
Energi (Kal) 1.475 1.765
Protein (Gram) 64 78
Lemak (Gram) 62 70
Hidrat arang (Gram) 169 208
Kalsium (Gram) 1,7 2,5
Besi (mg) 5,7 5,9
Vitamin A (SI) 3624 3824
Thiamin (mg) 0,7 0,9
Vitamin C (mg) 59 62
Natrium (mg) 669 929

Bahan Makanan yang diberikan


Sumber hidrat arang : maizena, tepung beras, hunkwe, sagu, dibuat saos
Sumber protein hewani : susu, telur ayam yang dicampur dalam minuman
Sumber protein nabati : susu kedelai, kacang hijau saring
Lemak : margarine, mentega
Buah-buahan : sari buah, jeruk, papaya, tomat, sirsak, apel
Minuman : teh encer, sirup, air gula dan kaldu

3. Makanan Cair Kental


Makanan adalah makanan yang mempunyai konsitensi kental atau semipadat
pada suhu kamar, yang tidak membutuhkan proses mengunyah dan mudah ditelan.
Menurut keadaan penyakit, makanan cair kental dapat diberikan langsung kepada
pasien atau merupakan perpindahan makanan cair penuh ke makanan saring.
Tujuan diet makanan cair kental adalah memberikan makanan yang tidak
membutuhkan proses mengunyah, mudah ditelan, dan mencegah terjadinya aspirasi
(cairan masuk kedalam saluran napas), yang memenuhi kebutuhan gizi. Indikasi
pemberian makanan cair kental pada pasien dengan penyakit yang disertai
peradangan, ulkus peptikum atau gangguan structural atau motorik pada rongga
mulut.
Makanan ini diberikan dalam porsi kecil dan sering (tiap 2-3 jam sekali).
Contoh makanan cair kental : sup krim jagung, kentang pure, susu, jus sayuran, jus
buah-buahan, milkshake, pudding maizena.

Bahan makanan yang diberikan :

Sumber karbohidrat : kentang, gelatin, tapioka dibuat pudding


Sumber protein : susu, es krim, yoghurt, telur ayam, tahu giling
Sumber lemak : margarine, mentega
Sayuran : sayuran dibuat jus dan dikentalkan dengan gelatin
Buah-buahan : buah dibuat jus, jeli dan pure
Bumbu : garam, bawang merah, gula, kecap
BAB IV
STANDAR MAKANAN KHUSUS

A. STANDAR DIIT RENDAH GARAM


Yang dimaksud dengan garam dakam Diet Rendah Garam adalah garam natrium
seperti yang terdapat didalam garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO3), baking powder,
natrium benzoate dan vetsin (mono sodium glutamat). Makanan sehari-hari biasanya
cukup mengandung natrium yang dibutuhkan sehingga tidak ada penetapan kebutuhan
natrium sehari. WHO menganjurkan pembatasan garam dapur hingga 6 gram sehari
(ekivalen dengan 2400 mg natrium).
Diet rendah garam diberikan kepada pasien dengan edema atau asites dan atau
hipertensi seperti yang terjadi pada penyakit dekompensasio kordis, sirosis hati, penyakit
ginjal tertentu, toksemia pada kehamilan, dan hipertensi esensial. Tujuan diet rendah
garam adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

Bahan Makanan yang boleh diberikan Makanan yang tidak boleh


makanan diberikan
Sumber Beras, kentang, terigu, tapioca, Roti, biskuit dan kue yang dimasak
hidrat arang hunkwe, gula, makanan yang diolah dengan garam dapur atau soda
tanpa garam dapur dan soda seperti:
macaroni, mie, bihun
Sumber Daging dan ikan maksimum 100 gr Ikan, pindang, telur asin, telur
protein sehari, telur maks 1 btr sehari, susu pindang, nugget
hewani maks 200 gr sehari
Sumber Semua kacang-kacangan dan Semua kacang-kacangan dan
protein nabati hasilnya yang diolah tanpa garam hasilnya yang diolah menggunakan
garam
Sayuran Semua sayuran segar Kapri polong
Buah-buahan Semua buah-buahan segar
Lemak Minyak Margarine dan mentega
Bumbu- Semua bumbu segar dan kering Garam dapur, baking powder, soda
bumbu yang tidak mengandung garam kue, vetsin, kecap, terasi, ebi, saos,
dapur dan ikatan natrium megi, bumbu penyedap
Minuman Teh, kopi, minuman botol ringan Coklat

B. STANDAR DIIT TINGGI KALORI TINGGI PROTEIN


Diit tinggi kalori tinggi protein yang diberikan kepada pasien berupa makanan
biasa ditambah lauk dan susu. Tujuan diet tinggi kalori tinggi protein adalah untuk
memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan
mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
Bahan makanan yang ditambahkan pada makanan biasa sehari
No Bahan makanan TKTP 1 TKTP 2
Berat (gr) URT Berat (gr) URT
1 Susu 200 1 gls 400 2 gls
2 Telur 50 1 btr 100 2 btr
3 Daging 50 1 ptg sdg 100 2 ptg sdg
Analisa zat gizi
Kalori : (Kal) 2.690 3.040
Protein : (gr) 103 120
Lemak : (gr) 73 98
Karbohidrat : (gr) 420 420

Pembagian makanan sehari


Waktu TKTP 1 TKTP 2
Pagi 1 gelas susu 1 gelas susu
Siang 1 butir telur 1 ptg daging
Sore - 1 gelas susu
Malam 1 ptg daging 1 butir telur
1 ptg daging

Bahan makanan yang dianjurkan


Sumber protein hewani : ayam, daging, hati, ikan, telur, susu, keju. Sumber
protein nabati : kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe.
Bahan makanan yang tidak dianjurkan
Makanan yang terlalu manis dan gurih yang dapat mengurangi nafsu makan
seperti gula-gula, dodol, cake, tarcis dsb.

C. STANDAR DIIT RENDAH SISA


Diit rendah sisa diberikan kepada pasien dengan diare berat, peradangan saluran
cerna akut, divertikulitis akut, obstipasi spastic, penyumbatan sebagian saluran cerna,
hemoroid berat serta pra dan pasca bedah saluran cerna.
Diit rendah sisa diberikan pada pasien berupa makanan yang mudah cerna, tidak
merangsang baik secara mekanis, thermis maupun kimia dengan cara menghindarkan
makanan tinggi serat, makanan terlalu pedas atau terlalu dingin, makanan tinggi lemak,
terlalu manis, terlalu asam dan terlalu berbumbu serta makanan harus dimasak hingga
lunak. Tujuan diit ini adalah memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit
mungkin meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses, dan tidak
merangsang saluran cerna.
Bahan makanan yang dianjurkan :
Sumber hidrat arang Beras ditim, dibubur, kentang rebus, macaroni, soun, mie,
misoa direbus, roti, biskuit, tepung sagu, tapioka, maezena,
hunkwe dibubur atau pudding.
Sumber protein Daging ikan, ayam, unggas tidak berlemak, dikukus, ditim,
hewani dipanggang, telur rebus, ceplok air.
Sumber protein Tempe dan tahu direbus, dikukus, ditumis, dipanggang, susu
nabati kedelai.
Sayuran Sayuran yang berserat rendah dan dimasak seperti: kacang
panjang muda, buncis muda, bayam, labu siam, labu kuning,
labu air, tomat dan wortel.
Buah-buahan Buah segar dihaluskan atau dipure tanpa kulit (pisang matang,
papaya, jeruk, jeruk manis & jus buah).
Lemak Margarine, mentega dan minyak dalam jumlah terbatas untuk
menumis, mengoles dan setup.
Bumbu Garam, vetsin, gula, cuka, salam, laos, kunyit, kunci dalam
jumlah terbatas.
Minuman Sirup, teh encer, kopi encer, jus sayuran dan jus buah, air putih
masak.
Bahan makanan yang tidak dianjurkan :
Sumber hidrat arang Beras ketan, jagung, ubi, singkong, talas, tarcis, dodol dan
kue-kue yang manis dan gurih
Sumber protein Daging berserat kasar, daging, ikan, ayam diawet, telur ceplok,
hewani didadar
Sumber protein Kacang merah, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai,
nabati dan kacang tolo
Sayuran Sayuran yang berserat tinggi seperti : daun singkong, daun
katuk, daun papaya,daun dan buah melinjo, oyong, pare serta
semua sayuran yang dimakan mentah.
Buah-buahan Buah yang dimakan dengan kulitnya seperti apel, jambu biji
dan pier serta jeruk dimakan dengan kulit, nangka, durian,
nanas.
Lemak Minyak untuk menggoreng, lemak hewani, kelapa, santan
Bumbu Cabe dan merica
Minuman Kopi dan teh kental, minuman beralkohol dan minuman
bersoda (soft drink).

D. STANDAR DIIT LAMBUNG

Diit lambung diberikan kepada penderita ulkus pepticum, oseophagitis, gastritis,


tukak colon, typus abdominalis dan sesudah operasi saluran pencernaan. Makanan
diberikan berbentuk makanan saring atau lunak sesuai kondisi penderita. Tujuan diit
memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta
mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.

Makanan yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan

Bahan Makanan Makanan yang boleh Makanan yang tidak boleh


diberikan diberikan
Sumber hidrat arang Beras dububur, roti Beras ketan, mie, bihun,
dipanggang, biskuit, cake, dodol, agar-agar dan
krakers, tepung-tepungan lain-lain yang terlalu manis
dibubur atau dibuat poding. dan gurih
Sumber protein hewani Daging, hati, ikan, ayam Daging, ikan, ayam yang
digiling atau dicincang dan digoreng, telur diceplok
direbus, disemur, ditim, atau digoreng, nugget.
dipanggang, telur ayam
rebus, didadar, diceplok air
dan dicampur dalam
makanan, susu.
Sumber protein nabati Tahu, tempe direbus, Tahu dan tempe digoreng,
ditumis, dikukus, kacang kacang tanah, kacang
hijau direbus dan merah, kacang tolo.
dihaluskan.
Sayuran Sayuran yang tidak banyak Sayuran yang banyak serat
serat dan menimbulkan gas; dan menimbulkan gas; kol,
bayam, labu siam, wortel, sawi, daun singkong, lobak,
tomat direbus dan ditumis. sayuran mentah
Buah-buahan Papaya, pisang, jeruk, Nanas, durian, jambu biji,
melon, semangka, sari buah. apel, kedondong, nangka,
buah yang dikeringkan
Lemak Margarine dan mentega Macam-macam minyak dan
lemak hewan, santan.
Bumbu-bumbu Garam, gula, bawang dalam Lombok, merica, cuka dan
jumlah terbatas, kunci, bumbu lain yang
tarasi, laos, salam, sereh. merangsang.
Minuman Sirup, teh Minuman bersoda dan
beralkohol, kopi

E. STANDAR DIIT HATI


Makanan diberikan berbentuk makanan lunak atau biasa sesuai keadaan penderita
dan kelas perawatan. Tujuan diet untuk mencapai dan mempertahankan status gizi
optimal tanpa memberatkan fungsi hati.
Bahan makanan yang dibatasi yaitu :
▪ Semua makanan dan daging yang banyak mengandung lemak.
▪ Makanan yang digoreng
▪ Santan / kelapa
▪ Bahan makanan yang menimbulkan gas seperti : ubi, kacang merah, kol, sawi,
lobak, nangka muda, ketimun.
▪ Agar – agar
Bahan makanan yang tidak dianjurkan adalah makanan yang mengandung alkohol, teh
atau kopi kental.

Bahan makanan yang diberikan sehari


No Bahan makanan Diit hati 2 Diit hati 3
Berat (gr) URT Berat (gr) URT
1 Beras 120 4 gls BB 250 5 gls tim
2 Maezena 20 4 sdm 20 4 sdm
3 Telur 25 ½ btr 25 ½ btr
4 Daging 50 1 ptg sdg 100 2 ptg
5 Tempe - - 50 2 ptg
6 Sayuran 200 2 gls 200 2 gls
7 Buah 300 3 ptg 300 3 ptg
8 Margarin 25 2 ½ sdm - -
9 Minyak - - 25 2 ½ sdm
10 Gula pasir 100 10 sdm 60 6 sdm
Analisa zat gizi :
Kalori (Kal) 1475 2013
Protein (gr) 27 54
Lemak (gr) 30 46
Hidrat arang (gr) 278 349

F. STANDAR DIIT RENDAH LEMAK


Diit rendah lemak bertujuan memberi istirahat pada kantong empedu dan
mengurangi rasa sakit, memberi makanan dan minuman secukupnya untuk memelihara
berat badan normal dan keseimbangan cairan tubuh. Makanan diberikan berbentuk lunak
atau biasa menurut keadaan penderita sesuai kelas perawatan.
Penyakit kandung empedu yang membutuhkan diet khusus yaitu kolelitiasis dan
kolesistitis. Kolelitiasis adalah terbentuknya batu empedu yang bila masuk ke dalam
saluran empedu menimbulkan penyumbatan dan kram. Penyaluran empedu ke duodenum
terganggu sehingga mengganggu absorbsi lemak. Sedangkan kolesistitis adalah
peradangan kandung empedu. Penyebab utamanya adalah batu empedu yang menyumbat
saluran empedu. Penyakit ini disertai jaundice (ikterus), karena cairan empedu yang tidak
bias masuk ke saluran cerna berubah warna menjadi bilirubin yang berwarna kuning dan
masuk ke peredaran darah.
Bahan makanan yang tidak dianjurkan yaitu :
 Makanan yang digoreng dan mengandung lemak tinggi, santan/kelapa
 Makanan yang menimbulkan gas seperti : ubi, kacang merah, kol, sawi, nangka,
durian, nangka muda, lobak dan ketimun.
 Bumbu yang merangsang seperti cabe, bawang, merica, asam, cuka, jahe.
 Minuman yang mengandung soda dan alkohol.

G. STANDAR DIIT DIABETES MELLITUS


Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan hormon insulin
secara absolute atau relatif. Diit diabetes mellitus (DM) bertujuan untuk menyesuaikan
makanan dengan kesanggupan tubuh untuk menggunakannya, agar penderita mencapai
keadaan faali normal dan dapat melakukan pekerjaan sehari-hari.
Bahan makanan yang dianjurkan antara lain :
 Sumber karbohidrat kompleks, seperti nasi, roti, mi, kentang, singkong dan sagu.
 Sumber protein rendah lemak, seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe,
tahu, dan kacang-kacangan.
 Sumber lemak jenuh dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah
dicerna. Makanan terutama diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup,
direbus, dan dibakar.

Bahan makanan yang tidak dianjurkan yaitu gula pasir, gula jawa, sirup, madu,
susu kental manis, kue-kue manis, dodol, cake, abon, dendeng, sarden, kecap, dsb.
Pembagian Makanan Sehari menurut waktu makan :
Waktu Bahan makanan Kalori
1.500 1.700 1.900
Pukul 07.00 Nasi / penukar ¾ gls ¾ gls 1 ¼ gls
Daging / penukar 25 gr 25 gr 25 gr
Tempe / penukar 50 gr 50 gr 50 gr
Sayuran gol A Sesuka Sesuka Sesuka
Sayuran gol B - - -
Minyak 5 gr 5 gr 5 gr
Pukul 10.00 Buah / penukar 75 gr 75 gr 75 gr

Pukul 12.00 Nasi / penukar 1 ¼ gls 1 ½ gls 1 ½ gls


Daging / penukar 50 gr 50 gr 50 gr
Tempe / penukar 50 gr 50 gr 50 gr
Sayuran gol A Sesuka Sesuka Sesuka
Sayuran gol B 75 gr 75 gr 75 gr
Buah 75 gr 75 gr 75 gr
Minyak 5 gr 10 gr 10 gr
Pukul 16.00 Buah / penukar 75 gr 75 gr 75 gr

Pukul 19.00 Nasi / penukar ¾ gls 1 ¼ gls 1 ½ gls


Daging / penukar 50 gr 50 gr 50 gr
Tempe / penukar 50 gr 50 gr 50 gr
Sayuran gol A Sesuka Sesuka Sesuka
Sayuran gol B 75 gr 75 gr 75 gr
Buah 75 gr 75 gr 75 gr
Minyak 5 gr 5 gr 5 gr

H. STANDAR DIIT JANTUNG


Diit jantung bertujuan untuk memberikan makanan secukupnya tanpa
memberatkan kerja jantung, menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk dan
mengubah jenis dan asupan lemak makanan, menurunkan asupan kolesterol serta
mencegah / menghilangkan penimbunan garam / air. Makanan diberikan dalam bentuk
cair, lunak atau biasa menurut keadaan penderita dan sesuai kelas perawatan.
Makanan diberikan dengan syarat :
 Kalori rendah terutama bagi penderita yang terlalu gemuk
 Protein dan lemak sedang
 Cukup vitamin dan mineral
 Rendah garam bila tekanan darah tinggi
 Mudah cerna, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas
 Serat cukup untuk menghindari konstipasi

Bahan makanan yang diberikan dan tidak diberikan :

Bahan makanan Makanan yang boleh Makanan yang tidak boleh


diberikan diberikan
Sumber hidrat arang Beras, singkong, kentang, Kue-kue yang terlalu manis
macaroni, mie, bihun, roti, dan gurih seperti cake,
biscuit, tepung-tepungan tercis, dodol dsb.
Sumber protein hewani Daging sapi kurus, ayam, Semua daging berlemak,
bebek, ikan, telur, susu ham, sosis, susu kental
skim, susu dalam jumlah manis, sarden, kuning telur,
terbatas keju, es krim.
Sumber protein nabati Kacang-kacangan kering -
maksimum 25 gr sehari,
tahu, tempe
Sayuran Sayuran yang tidak Sayuran yang menimbulkan
mengandung gas; bayam, gas; kol, sawi, nangka
kangkung, buncis, kacang muda, daun singkong.
panjang, tauge, labu siam,
gambas, tomat, wortel.
Buah-buahan Semua buah; nangka, Buah yang diawet dengan
durian, adpokat dalam gula seperti buah kaleng &
jumlah terbatas buah kering
Lemak Minyak, margarine, Goreng-gorengan, santan
mentega sedapat mungkin kental.
tidak untuk menggoreng,
kelapa dan santan encer
dalam jumlah terbatas
Bumbu—bumbu Garam, gula, bawang dalam Lombok, merica, cuka dan
jumlah terbatas, kunci, bumbu lain yang
tarasi, laos, salam, sereh. merangsang.
Minuman Teh encer, coklat, sirup, Kopi, teh kental, minuman
susu dalam jumlah terbatas yang mengandung soda dan
alkohol.

I. STANDAR DIIT RENDAH PROTEIN


Diit rendah protein diberikan kepada penderita kegagalan faal ginjal. Diit ini
diberikan dengan tujuan memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan faal
ginjal, menurunkan kadar ureum dan kreatinin darah serta mencegah atau mengurangi
retensi garam/air di dalam tubuh, mengganti kehilangan protein terutama albumin dan
mengontrol hipertensi.
Menurut keadaan penderita dan berat penyakit dapat diberikan diit rendah protein
20 gram, 30 gram, 40 gram protein, 50 gram protein, 60 gram protein, dengan syarat-
syarat;

▪ Protein dipilih yang bernilai biologi tinggi seperti yang terdapat dalam susu, telur dan
daging.

▪ Lemak terbatas, sehingga mengurangi makanan yang digoreng.

▪ Rendah garam.

Bahan Makanan Yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan:

Bahan makanan Makanan yang boleh Makanan yang tidak boleh


diberikan diberikan
Sumber hidrat arang Beras, jagung, singkong, -
kentang, makaroni, mie,
biskuit, tepung-tepungan,
gula.
Sumber protein hewani Daging sapi kurus, ayam, Kacang-kacangan dan hasil
bebek, ikan, telur, susu olahannya
dalam jumlah terbatas.
Lemak Minyak jagung, minyak Kelapa, santan, mminyak
kacang tanah, minyak kelapa, margarine, mentega
kelapa sawit, minyak biasa dan lemak hewan
kedelai, margarin, mentega
rendah garam.
Sumber vitamin dan Semua sayuran dan buah, Sayuran dan buah tinggi
mineral kecuali pasien dengan kalium pada pasien dengan
hiperkalemia, dianjurkan hiperkalemia
yang mengandung kalium
rendah/sedang

Pemberian bahan makanan sehari

Bahan makanan 20 30 40
(gram) (gram) (gram)
Beras 50 75 150
Maezena 40 40 20
Daging 25 50 50
Telur 50 50 50
Sayuran A 150 100 150
Sayuran B - 50 100
Buah 200 200 200
Minyak 50 50 50
Gula pasir 120 100 100
Susu 100 200 400
Nilai gizi
Kalori (Kal) 1.575 1.713 2.015
Protein (gr) 21 32 41
Lemak (gr) 64 70 76
Hidrat arang (gr) 239 247 297
Kalsium (gr) 0,3 0,4 0,6
Besi (mg) 7 8,8 9,2
Vitamin A (SI) 6.664 8.676 8.679
Thiamin (mg) 0,4 0,5 0,6
Vitamin C (mg) 118 131 132
Natrium (mg) 172 262 282
Kalium (mg) 1.309 1.934 2.396
J. STANDAR FORMULA

Bahan Makanan Per 100 kal Formula Formula Formula


75 100 135
Susu skim bubuk Gram 25 85 -
Susu full cream Gram - - 85
Gula pasir Gram 100 50 50
Tepung beras Gram - - 50
Tempe Gram - - 150
Minyak sayur Gram - - 60
Tambahan air Gram 1.000 1.000 1.000
Energi Kalori 750 1.000 1.350
Protein Gram 9 29 33
Lactosa Mmol 13 42 48
Potassium Mmol 36 59 63
Sodium Mmol 6 19 22
Magnesium Mmol 4,3 7,3 8
Seng Mg 20 23 30
Copper Mg 2,5 2,5 3,4
% energi protein - 5 12 10
% energi lemak - 36 53 57

1. Formula Bubur Tempe

Bahan makanan Formula Tempe


Gram URT
Tempe 100 4 ptg sdg
Tepung beras 40 4 sdm
Gula pasir 25 3 sdm
Minyak goreng 5 ½ sdm
Garam 2 ½ sdm
Air Secukupnya
Kandungan gizi
Energi : 429,1
Protein : 21,15
Lemak : 4,2
Karbohidrat : 73,1

Cara Pembuatan
a. Siapkan masing-masing bahan sesuai dengan jumlahnya
b. Tempe dipotong-potong kemudian direbus 10 menit lalu dihaluskan
c. Semua bahan dicampur kemudian ditambahkan air satu gelas belimbing kemudian
aduk
d. Masak diatas api kecil sambil diaduk-aduk selama 5-10 menit
e. Bubur tempe siap disajikan

2. Formula Bubur Susu

Bahan makanan Formula Bubur Susu


Gram URT
Susu 25 5 sdm
Tepung beras 40 4 sdm
Gula pasir 15 2 sdm
Kandungan zat gizi
Energi : 318,4 kalori
Protein : 8,1 gr
Lemak : 5,0 gr
Karbohidrat : 59,7 gr

Cara pembuatan :
1. Siapkan semua bahan sesuai jumlahnya, campur jadi satu kemudian diaduk rata.
2. Tambahkan air 1 gelas belimbing
3. Kemudian dimasak diatas api kecil sambil diaduk-aduk selama 5-10 menit.
4. Bubur susu siap disajikan.

3. Modisco

Bahan Modisco ½ Modisco I Modisco II Modisco III


makanan
Susu skim (gr) 10 10 10 -
Susu full - - - 12
cream (gr)
Gula pasir (gr) 5 5 5 7,5
Minyak sayur 2 ½ gr 5 - -
Margarin - - 5 5
Susu segar - - - 100
Nilai gizi Energi : 80 kal Energi :100kal Energi :100kal Energi :130kal
dalam 100 cc Protein : 3,5 gr Protein : 3,5 gr Protein : 3,5 gr Protein : 3 gr
cairan Lemak : 2,5 gr Lemak : 3,5 gr Lemak : 4 gr Lemak : 7,5 gr
BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Diet adalah sebagai usaha seseorang dalam mengatur pola makan dan mengurangi makan
untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan berat badan yang ideal.
Diet penyakit adalah salah satu usaha mengatur pola makan yang sehat dengan penyakit
yang diderita agar cepat menuju angka kesembuhan dan mencegah penyakit itu kembali lagi.
Macam - macam standar makanan umum di rumah sakit Umi Barokah Boyolali antara
lain:
1. Standar makanan biasa
2. Standar makanan lunak
3. Standar makanan saring
4. Standar diit cair
Untuk macam- macam standar makanan khusus di rumah sakit Umi Barokah Boyolali
antara lain :
1. Standar diit rendah garam
2. Standar diit Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP)
3. Standar diit rendah sisa
4. Standar diit lambung
5. Standar diit hati
6. Standar diit rendah lemak
7. Standar diit Diabetes Mellitus (DM)
8. Standar diit jantung
9. Standar diit rendah protein
10. Standar formula

Anda mungkin juga menyukai