Dosen Pengampu:
Dali,SKM.,M.Kes
Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini berjudul “STANDAR
MAKANAN RUMAH SAKIT”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Akhir kata,saya sampaikan terimakasih dosen pembimbing yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan
dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme
tubuh. Kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit meliputi asuhan gizi rawat jalan, asuhan
gizi rawat inap, penyelenggaraan makanan, serta penelitian dan pengembangan (PGRS,
2013). Pada ruang rawat inap, pelayanan bertujuan untuk memperoleh asupan makan
yang sesuai kondisi kesehatan dalam upaya mempercepat proses penyembuhan,
mempertahankan dan meningkatkan status gizi (Kemenkes RI, 2013).
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit bertujuan untuk menyediakan makanan
yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman, dan dapat diterima oleh konsumen
guna mencapai status gizi yang optimal (PGRS, 2013). Makanan sebagai asupan energi
dan protein berkaitan erat dengan siklus biologis manusia dan metabolisme tubuh serta
menjadi pendukung dalam terapi farmasi, dimana efektifitas obat dipengaruhi oleh
ketersediaan nutrisi dalam tubuh (NHS, 2005 dalam Rosita, 2017).
Kondisi fisik dan psikis pasien di rumah sakit dapat mempengaruhi tingkat asupan
makan pasien, sehingga tingkat asupan makan pasien dapat dirangsang dengan cara
penampilan hidangan yang menarik saat penyajian. Menurut Semedi dkk (2013)
Kepuasan pasien juga dapat meningkatkan asupan energi dan protein pasien yang
selanjutnya dapat memperkecil penurunan status gizi pasien.
Kepuasan pasien yang mempengaruhi asupan makan merupakan salah satu faktor
penting dalam penyelenggaraan makanan, khususnya pada kegiatan pendistribusian
karena saat pendistribusian, makanan menjadi output dari penyelenggaraan makanan.
Dalam proses penyajian makanan perlu memperhatikan prinsip-prinsip, salah satu prinsip
yaitu prinsip tepat penyajian yang disesuaikan dengan kelas pelayanan dan kebutuhan.
Tepat penyajian yaitu tepat menu, tepat waktu, tepat tata hidang dan tepat volume
(Kemenkes RI, 2013). Ketepatan waktu pembagian makanan dengan jam makan pasien
serta jarak waktu yang sesuai antara makan pagi, siang dan malam hari dapat
mempengaruhi sisa makanan pasien (Priyanto, 2009).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Makanan Rumah Sakit?
2. Apa saja jenis-jenis makanan Rumah Sakit?
3. Apa pengertian Makanan Biasa?
4. Apa pengertian Makanan Lunak?
5. Apa saja macam-macam Makanan Cair?
C. Tujuan Makalah
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui berbagai macam bentuk makanan secara umum.
2. Tujuan Khusus
Mampu menjelaskan pengertian bentuk makanan lunak.
Mampu memahami tujuan, dan syarat-syarat pemberian makanan lunak.
Mampu mengolah menu seuai yang telah disusun.
D. Manfaat Makalah
Meningkatkan pengetahuan mahasiswa terkait macam bentuk makanan yang akan
menunjang proses pembelajaran mata kuliah Gizi dan Diet serta meningkatkan
keterampilan mahasiswa dalam menyusun dan mengolah makanan.
BAB II
PEMBAHASAN
Makanan yang disajikan oleh rumah sakit ini merupakan bagian dari proses
penyelenggaraan makanan rumah sakit. Menurut Depkes RI tahun 2006, penyelenggaraan
makanan rumah sakit merupakan suatu rangkaian kegiatan. Mulai dari perencanaan menu
sampai dengan distribusi makanan kepada pasien. Agar kesehatan pasien kembali pulih
atau sembuh.
Makanan yang baik bukan hanya mengandung zat gizi seimbang tetapi juga
mempunyai rasa dan penampilan yang baik, sehingga makanan yangdisajikan dapat
dihabiskan.Makanan yang dihabiskan tanpa meninggalkan sisamerupakan suatu
keberhasilan dalam penyelenggaraan makanan (Mukrie,1990).
b. Makanan Lunak
Gambaran Umum
Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah
dikunyah, ditelan, dan dicerna dibandingkan Makanan Biasa. Makanan ini
mengandung cukup zat-zat gizi, asalkan pasien mampu mengkonsumsi
makanan dalam jumlah cukup. Menurut keadaan penyakit, Makanan Lunak
dapat diberikan langsung kepada pasien atau sebagai perpindahan dari
Makanan Saring ke Makanan Biasa.
Tujuan Diet
Tujuan Diet Makanan Lunak adalah memberikan makanan dalam bentuk
lunak yang mudah ditelan dan dicerna sesuai kebutuhan gizi dan keadaan
penyakit.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet Makanan Lunak adalah sebagai berikut:
(1) Energi, protein, dan zat gizi lain cukup.
(2) Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak, sesuai dengan
keadaan penyakit dan kemampuan makan pasien.
(3) Makanan diberikan dalam porsi sedang, yaitu 3 kali makan lengkap dan 2
kaliselingan.
(4) Makanan mudah cerna, rendah serat, dan tidak mengandung bumbu yang
tajam.
Indikasi Pemberian
Makanan lunak diberikan kepada pasien sesudah operasi tertentu pasien
dengan penyakit infeksi dengan kenaikan suhu tubuh tidak terlalu tinggi,
pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan, serta sebagai perpindahan
dari Makanan Saring ke Makanan Biasa.
c. Makanan Saring
Gambaran Umum
Makanan saring adalah makanan semi padat yang mempunyai tekstur lebih
halus dari makanan lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan
dicerna.Makanan saring diberikan kepada pasien sesudah mengalami operasi
tertentu, pada infeksi akut termasuk infeksi saluran cerna, serta pada pasien
dengan kesulitan mengunyah dan menelan.Menurut keadaan penyakit,
makanan saring dapat diberikan langsung kepada pasien atau merupakan
perpindahan dari makanan cair kental ke makanan lunak.
Tujuan Diet
Tujuan Diet Makanan Saring adalah memberikan makanan dalam bentuk
semi padat sejumlah yang mendekati kebutuhan gizi pasien untuk jangka
waktu pendek sebagai proses adaptasi terhadap bentuk makanan yang lebih
padat.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet Makanan Saring adalah:
(1) Hanya diberikan untuk jangka waktu singkat selama 1-3 hari, karena
kurang memenuhi kebutuhan gizi, terutama energi dan tiamin.
(2) Rendals serat, diberikan dalam bentuk disaring atau diblender
(3) Diberikan dalam porsi kecil dan sering yaitu 6-8 kali sehari.
Indikasi Pemberian
Makanan Saring diberikan kepada pasien sesudah mengalami operasi tertentu,
pada infeksi akut termasuk infeksi saluran cerna, serta kepada pasien dengan
kesulitan mengunyah dan menelan, atau sebagai perpindahan dari Makanan
Cair Kental ke Makanan Lunak. Karena makanan ini kurang sehat dan
vitamin c, maka sebaiknya diberikan untuk jangka waktu pendek, yaitu
selama 1-3 hari saja.
d. Makanan Cair
Gambaran Umum
Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga
kental.Makanan ini diberikan kepada pasien yang mengalamigangguan
mengunyah, menelan dan mencernakan makanan yangdisebabkan oleh
menurunnya kesadaran, suhu tinggi, rasa mual,muntah, pasca pendarahan
saluran cerna, serta pra dan pasca bedahmakanan dapat diberikan secara oral
atau parenteral. Menurut konsistensi makanan, makanan cair terdiri atas tiga
jenis, yaitu Makanan Cair Jernih, Makanan Cair Penuh, dan Makanan Cair
Kental.
1) Makanan Cair Jernih
Makanan Cairan Jernih adalah makanan yang disajikan dalam bentuk
cairan jernih pada suhu ruang dengan kandungan sisa (residu) minimal
dan tembus pandang bila diletakkan pada wadah bening. Jenis cairan yang
diberikan tergantung keadaan penyakit atau jenis operasi yang dijalani.
a) Tujuan Diet
Tujuan diet Makanan Cair Jernih adalah untuk:
(1) Memberikan makanan dalam bentuk cair, yang memenuhi
kebutuhan cairan tubuh yang mudah diserap dan hanya sedikit
meninggalkan sisa (residu).
(2) Mencegah dehidrasi dan menghilangkan rasa haus.
(1) Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB. (2) Protein tinggi, yaitu 2,0-
2,5 g/kg BB.
(3) Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total.
(4) Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total.
(5) Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal. (6) Makanan
diberikan dalam bentuk mudah cerna.
Terdapat 2 macam diet TKTP, yaitu TKTP I dan TKTP II. Diet
TKTP 1 mengandung 2600 kalori dan 100 g (2g/kg BB) protein. Diet
TKTP II mengandung 3.000 kalori dan 125 g (2½ g/kg BB) protein.
Untuk memudahkan menambahkan konsumsi kalori dan protein
dilakukan dengan memberikan penambahan laut dan susu. Sumber
protein hewani yang baik diberikan adalah ayam, daging, hati, ikan, telur,
susu dan keju, sedangkan sumber protein nabati adalah kacang-kacangan
dan hasilnya, seperti tahu, tempe, dan oncom. Makanan yang terlalu
manis dan gurih yang dapat mengurangi nafsu makan, seperti gula-gula,
dodol, cake dan sebagainya, adalah bahan makanan yang dihindarkan.
E.