PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran standar porsi makanan diet biasa makan sore pada kelas perawatan
II terkait dengan standar porsi pada pedoman pemberian makanan yang dibuat oleh RSUD
ULIN BANJARMASIN?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran ketepatan standar porsi makanan diet biasa makan siang dengan
standar porsi pada standar Pedoman Pemberian Makanan pada kelas perawatan II DI RSUD
ULIN BANJARMASIN .
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Pelayanan Makanan Rumah Sakit
Sasaran penyelenggaraan makanan dirumah sakit adalah pasien. Sesuai dengan
kondisi Rumah Sakit dapat juga dilakukan penyelenggaraan bagi pengunjung (pasien
rawat jalan atau keluarga pasien). Pemberian makanan yang memenuhi gizi seimbang
serta habis termakan merupakan salah satu cara untuk mempercepat penyembuhan
dan memperpendek hari rawat inap (Depkes, 2006).
Kegiatan pelayanan gizi rumah sakit terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu:
1. Pengadaan dan penyediaan makanan bagi pasien adalah serangkaian kegiatan
yang dimulai dari perencanaan macam dan jumlah bahan makanan, pengadaan
bahan makanan sehingga proses penyediaan makanan matang bagi pasien di
ruang perawatan.
2. Pelayanan gizi di ruang rawat inap adalah serangkaian kegiatan dimulai dari
menentukan kebutuhan gizi pasien sesuai dengan penyakit kelainannya,
penyusun menu, menentukan bentuk makanan, cara memberikan hingga
pelaksanaan evaluasi di ruang rawat inap.
3. Penyuluhan konsultasi dan rujukan gizi adalah serangkaian kegiatan
penyampaian pemahaman, sikap serta perilaku sehat bagi seseorang dan
masyarakat rumah sakit.
4. Penelitian dan pengembangan gizi terapan adalah kegiatan gizi dan
pengembangan yang merupakan kegiatan yang berikutnya dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan gizi di rumah sakit (Depkes, 1991).
3
Dalam memproduksi makanan perlu adanya beberapa standar makanan seperti
standar porsi, standar resep dan standar bumbu. Standar ini dapat menghasilkan
makanan yang sama siapapun pengolahnya (Mukrie, 1993).
1. Standar porsi
Standar porsi adalah rincian macam dan jumlah bahan makanandalam jumlah
bersih setiap hidangan.Dalam penyelenggaraan makanan orang banyak,
diperlukan adanya standar porsi untuk setiap hidangan, sehingga macam dan
jumlah hidangan menjadi jelas.Porsi yang standar harus ditentukan untuk semua
jenis makanan dan penggunaan peralatan seperti sendok sayur, centong, sendok
pembagi harus distandarkan.
2. Standar resep
Resep standar dikembangkan dari resep yang ada dengan melipatgandakan atau
memperkecil jumlah penggunaan bahan makanan yang diperlukan. Untuk
mencapai standar yang baik sesuai yang diharapkan diperlukan resep-resep yang
standar. Dalam standar resep tercantum nama makanan, bumbu yang diperlukan,
teknik yang diperlukan dan urutan melakukan pemasakan. Suhu dan waktu
pemasakan, macam dan ukuran alat yang dipakai, jumlah porsi yang dihasilkan,
cara memotong, membagi, cara menyajikan dan taksiran harga dalam porsi.
3. Standar bumbu
Standar bumbu adalah ketetapan pemakaian ukuran bumbu-bumbu sesuai dengan
ketentuan dalam standar resep. Tujuan dari standar bumbu adalah untuk
menciptakan mutu atau kualitas makanan yang relatif sama cita rasanya
(Almatsier, 2004).
4
diperlukan adanya standar porsi untuk setiap hidangan, sehingga macam dan jumlah
hidangan menjadi jelas. Porsi yang standar harus ditentukan untuk semua jenis
makanan dan penggunaan peralatan seperti sendok sayur, centong, sendok pembagi
harus distandarkan dan ukuran alat yang dipakai, jumlah porsi yang dihasilkan, cara
memotong, membagi, cara menyajikan dan taksiran harga dalam porsi.
Pemorsian menu makanan adalah suatu proses atau cara mencetak makanan
sesuai dengan standar porsi yang telah ditentukan. Standar porsi adalah rincian
macam dan jumlah bahan makanan dalam jumlah bersih pada setiap hidangan.
Dalam penyelenggaraan makanan di rumah sakit, diperlukan adanya standar porsi
untuk setiap hidangan, sehingga macam dan jumlah hidangan menjadi jelas. Porsi
yang standar harus ditentukan untuk semua jenis makanan dan penggunaan peralatan
seperti sendok sayur, centong, sendok pembagi harus distandarkan.
Sebuah ukuran porsi menunjukkan berat makanan dari resep khusus yang
akan disajikan, misaknya kentang atau nasi umumnya dilaporkan sebagai berat
(gram) atau volume (ml) dan mungkin juga dijelaskan dalam unit rumah tangga
(URT). Ada hal-hal penting yang harus dipertimbangkan untuk menentukan standar
porsi, seperti berikut
- Ukuran porsi harus terlihat menarik di piring, hal ini berkaitan dengan komposisi
bahan makanan
- Ukuran porsi harus memenuhi kepuasan pasien
- Ukuran porsi harus berdasarkan rekomendasi dari hasil diagnosis gizi pasien
Porsi bahan makanan mentah yang digunakan harus sesuai dengan standar
porsi masing-masing lauk hewani tersebut untuk memenuhi gizi pasien. Standar
porsi merupakan standar macam dan jumlah bahan makanan dalam berat bersih dari
suatu hidangan perorangan untuk sekali makan. Porsi matang suatu hidangan dapat
mengalami perubahan atau ketidaksesuaian dengan standar porsi yang ada, bisa
bertambah bahkan berkurang. Bagian yang dapat dimakan merupakan salah satu
penyebab selain proses persiapan dan pengolahan.
Kesalahan dalam persiapan, pemotongan maupun cara pengolahan mungkin
menjadi salah satu penyebab ketidaksesuaian porsinya. Pengolahan dengan cara
digoreng akan mengakibatkan penyusutan berat pada suatu bahan makanan, karena
dengan digoreng kandungan air yang terkandung di dalam bahan makanan menjadi
berkurang.
5
2.3 Gizi
Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti “makanan”. Gizi adalah
substansi organic dan nonorganic yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan
oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier, 2004). Gizi merupakan bagian
dari proses kehidupan dan proses tumbuh kembang manusia, sehingga pemenuhan
kualitas tumbuh kembang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dimasa yang akan datang. Kebutuhan gizi seseorang ditentukan oleh factor usia,
jenis kelamin, jenis kegiatan dan lain sebagainya
Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara
jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan. Setiap nutrient memiliki
komposisi kimia tertentu yang akan menampilkan sekurang-kurangnya satu fungsi
khusus pada saat makanan dicerna dan diserap oleh tubuh.
Pada umumnya zat gizi dibagi dalam lima kelompok utama, yaitu karbohidrat,
lemak, protein, vitamin dan mineral. Sedangkan sejumlah pakar juga berpendapat air
juga merupakan bahagian dalam zat gizi. Hal ini didasarkan kepada fungsi air dalam
metabolism makanan yang cukup penting walaupun air dapat disediakan di luar
bahan pangan.
2.4 Pasien
Pasien merupakan jenis konsumen yang paling sulit merasa puas dalam
pelayanan makanan terutama karena memiliki masalah fisioligis dan psikologis.
Masalah kesehatan yang diderita juga berakibat pada nafsu makan mereka sehingga
mereka memilih-milih makanan. Untuk jenis konsumen ini, makanan lebih bersifat
pengobatan daripada untuk pencegahan penyakit.
Ada beberapa jenis makanan yang disajikan oleh fasilitas pelayanan kesehatan.
Tipe pelayanan makanan ini berdasarkan kondisi individu. Beberapa pelayanan
makanan di rumah sakit telah membuat perencanaan menu yang baik. Jenis makanan
menjadi hal yang sangat diperhatikan dan disusun dalam siklus menu di bawah
tanggung jawab ahli gizi.
Hidangan memiliki beberapa modifikasi diet yang bervariasi dari perbedaan
tekstur hingga kalori dan kandungan zat gizi spesifik, karena banyak orang yang
membutuhkan diet khusus seperti rendah natrium, rendah kalori atau modifikasi
6
hidangan lainnya, baik secara permanen atau dalam jangka waktu yang lama,
merupakan suatu kebutuhan bagi semua tipe penyelenggara pelayanan makanan
untuk memasukkan item khusus pada menunya. Manajer pelayanan makanan harus
hati-hati merencanakan menu berdasarkan status kesehatan pasien. Suasana di rumah
sakit dapat mengganggu penciuman dan penerimaan pasien terhadap makanan.
Meskipun beberapa makanan di rumah sakit dapat dimodifikasi, makanan juga
disiapkan untuk pasien dengan diet normal, dokter, perawat dan pegawai rumah sakit
B. kerangka teori
B. Kerangka Konsep
7
BAB III
METODE PENELITIAN
3.4. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang ada di kelas II RSUD
ULIN BANJARMASIN. Meskipun jumlah pasien setiap hari berbeda namun dalam
penelitian ini peneliti mengambil total keseluruhan bed yang ada untuk perhitungan
sampling.
8
3.6 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Instrumen Satuan Skala
Besar dan Berat dan standar Timbangan Gram Rasio
standar porsi porsi dari jenis menu
Porsi makanan makanan yang akan
yang disajikan disajikan ke pasien
Arsip pedoman Label tentang menu URT Gram Rasio
pemberian diet dan porsi diet
makanan RS yang direncanakan
untuk disajikan pada
pasien
Kesesuaian Besar porsi dan Sesuai : Sesuai Nomi
antara besar dan standar porsi makanan Selisih = 0 atau nal
standar porsi yang direncanakan Tidak
Tidak sesuai:
porsi yang ada sesuai dengan besar Sesuai
Selisih ≠ 0
dan disajikan porsi dan standar porsi
makanan yang
disajikan
9
DAFTAR PUSTAKA
10