A. PENDAHULUAN
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, upaya kesehatan
dilaksanakan secara merata, bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Sehubungan dengan itu, puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan terdepan bertanggung
jawab untuk terus meningkatkan upaya memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan
dengan mutu yang lebih baik dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat. Sarana
pelayanan kesehatan yang paling banyak dikunjungi masyarakat adalah puskesmas
walaupun hanya 27,8%. Sarana berikutnya adalah dukun, dokter praktek swasta dan 10%
lainnya memilih berobat sendiri (Azrul, 2002).
Menurut buku pedoman pelayanan gizi institusi, pelayanan makanan adalah pelayanan
yang membantu masyarakat dalam keadaan sehat atau sakit untuk memperoleh makanan
yang sesuai. Sedangkan pelayanan makanan di institusi adalah pelayanan makanan yang
diberikan institusi bagi pasien rawat inap. Kegiatan pelayanan makanan di ruang rawat inap
adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dari upaya perencanaan penyusunan diet pasien
hingga pelaksanaan evaluasi di ruang perawatan, serta merupakan tindak lanjut dari kegiatan
pengadaan makanan dari instalasi gizi. Tujuan kegiatan pelayanan makanan tersebut adalah
untuk memberi diet yang sesuai dengan syarat gizi minimal dan untuk mencegah
kambuhnya kembali penyakit pasien (Depkes RI, 1991). Pengaturan makanan bagi orang
sakit bukan merupakan tindakan yang berdiri sendiri. Pengaturan makanan merupakan satu
kesatuan dalam upaya penyembuhan penyakit. Selain itu makanan juga mempunyai fungsi
memberi rasa kenyang, rasa puas dan nyaman, rasa diperhatikan dan lainnya (Moehyi,
1988).
B. LATAR BELAKANG
Penyajian makanan pada orang sakit cenderung lebih kompleks daripada penyajian
makanan pada orang sehat karena adanya perubahan nafsu makan (Almatsier, 1992).
Kepuasan pasien dalam penampilan dan rasa makanan, terutama penyajian makanan sangat
berkaitan dengan sisa makanan pasien, di mana penyajian makanan yang buruk dapat
berdampak pada banyaknya sisa makanan pasien (Alzubaidy, 2008). Sisa makanan di
Puskesmas dapat memberikan informasi tentang banyaknya makanan yang dibuang
(Connors et al., 2004), besar kecilnya daya terima pasien (Renaningtias, 2004), dan
kepuasan pasien terhadap makanan (Heryawanti, 2004).
Pelayanan makanan merupakan salah satu jenis pelayanan di Puskesmas yang
berperan penting dalam mendukung penyembuhan pasien karena berpengaruh pada lamanya
masa penyembuhan dan kualitas hidup dan menyumbang peranan besar pada kepuasan
pasien terutama pasien rawat inap terhadap rumah sakit (Sahin et al., 2006). Penilaian
kepuasan pasien adalah pendekatan yang cukup efektif, murah, dan mudah sebagai indikator
keberhasilan penyelenggaraan makanan di Puskesmas yang hasilnya dapat digunakan
sebagai dasar dalam upaya menjaga mutu pelayanan di rumah sakit (Kemenkes RI, 2013).
Mutu pelayanan makanan yang baik dapat berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien.
E. CARA PELAKSANAAN
1. Petugas memasak menu sesuai dengan jadwal menu sehat pada hari itu.
2. Dengan memperhatikan sanitasi dan higiene makanan
3. Petugas membersihkan dan mensterilkan alat-alat makan
4. Petugas menyiapkan makanan pasien pada tempat yang sudah bersih tadi.
5. Petugas menutup alat makan supaya tidak terkena debu
6. SASARAN
Sasaran program dalam kegiatan ini adalah : seluruh pasien rawat inap yang ada di
Puskesmas Bangsal.
7. JADWAL PELAKSANAAN
Penyiapan makanan dilakukan satu jam sebelum jadwal pendistribusian makanan.
2. Pelaporan
Pelaporan dilakukan dengan menggunakan format yang sudah tersedia