Anda di halaman 1dari 8

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

1 2 Keterangan :
3
1. Lenghtboard
2. Microtoise
3. Timbangan
4. Kursi
3m 5. Meja
6. Almari penyimpangan

3m

B. Standar Fasilitas
a) Pelayanan gizi dalam gedung
1. Ruang konsultasi gizi berdekatan dengan poli-poli lainnya
2. Luas minimal ruangan adalah 3mX2m
3. Atap harus kuat terhadap kemungkinan bencana
4. Langit-langit harus kuat berwarna terang dan mudah dibersihkan,
ketinggian terhadap lantai minimal 2,8 m
5. Dinding harus kuat, rata, tidak berpori, kedap air dan mudah dibersihkan
6. Lantai harus kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna terang,
mudah dibersihkan
7. Ventilasi harus cukup agar sirkulasi udara tetap terjaga
8. Perlengkapan :
1) Meja
2) Kursi
3) Timbangan
4) Microtoise
5) Daftar penukar bahan makanan
6) Food model
7) Media KIE
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
1. Pelayanan Gizi di Dalam Gedung
Kegiatan pelayanan gizi di dalam gedung terdiri dari upaya
promotif,preventif, dan kuratif serta rehabilitatif baik rawat jalan maupun
rawatinap yang dilakukan di dalam puskesmas. Kegiatan pelayanan gizidi
dalam gedung terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu pelayanan gizirawat jalan dan
pelayanan gizi rawat inap.

a. Pelayanan Gizi Rawat Jalan


Pelayanan gizi rawat jalan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi:

1. Pengkajian gizi
2. Penentuan diagnosis gizi sistematis,
3. Intervensi gizi
4. Monitoring dan evaluasi asuhan gizi
Tahapan pelayanan gizi rawat jalan diawali dengan skrining/penapisan gizi
oleh tenaga kesehatan di Puskesmas untuk menetapkan pasien berisiko
masalah gizi. Apabila tenaga kese hatan menemukan pasien berisiko masalah
gizi maka pasien akan di rujuk untuk memperoleh asuhan gizi, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengkajian Gizi
Tujuan : mengidentifikasi masalah gizi dan factor penyebab melalui
pengumpulan, verifikasi dan interpretasi data secara sistematis. Kategori
data pengkajian gizi meliputi:

a. Data Antropometri
Pengukuran Antropometri dapat dilakukan dengan berbagai cara
meliputi pengukuran Tinggi Badan (TB) / Panjang Badan (PB) dan Berat
Badan (BB), Lingkar Lengan Atas (LILA), Lingkar Kepala, Lingkar
Perut,dll

b. Data Pemeriksaan Fisik/Klinis


Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan klinis
yang berhubungan dengan gangguan gizi, Pemeriksaan fisik meliputi
tanda-tanda klinis kekurangan gizi atau kelebihan gizi seperti rambut,
otot, kulit,baggy pants, penumpukan lemak dibagian tubuh tertentu,dll.

c. Data Riwayat Gizi


Ada dua macam pengkajian data riwayat gizi pasien yang umum di
gunakan yaitu secara pengkajian riwayat gizi kualitatif dan kuantitatif;

1. Pengkajian riwayat gizi secara kualitatif dilakukan untuk


7
memperoleh gambaran kebiasaan makan/pola makan sehari
berdasarkan frekuensi konsumsi makanan.
2. Pengkajian gizi secara kuantitatif dilakukan untuk mendapatkan
gambaran asupan gizi sehari,dengan cara recall 24 jam, yang dapat
di ukur dengan menggunakan bantuan food model.
d. Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Data hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendeteksi
adanya kelainan biokimia darah terkait gizi dalam rangka mendukung
diagnosis penyakit serta menegakkan diagnosis gizi pasien.hasil
pemeriksaan laboratorium ini dilakukan juga untuk menentukan
intervensi gizi dan memonitor/mengevaluasi terapi gizi. Contoh data
hasil pemeriksaan laboratorium terkait gizi yang dapat digunakan
misalnya kadar gula darah, kolesterol, LDL, HSL, Trigliserida,
Ureum,Kreatinin dll.

2. Penentuan Diagnosis Gizi


Diagnosis gizi spesifik untuk masalah gizi yang bersifat sementara sesuai
dengan respon pasien. Dalam melaksanakan asuhan gizi, tenaga gizi
puskesmas seharusnya bisa menegakkan diagnosis gizi secara mandiri
tanpa meninggalkan komunikasi dengan profesi di puskesmas dalam
memberikan layanan.

Tujuan diagnosis gizi adalah mengidentifikasi adanya masalah gizi, factor


penyebab,serta tanda dan gejala yang ditimbulkan.

3. Pelaksanaan Intervensi Gizi


Intervensi gizi adalah suatu tindakan yang terencana yang di tujuakn untuk
mengubah perilaku gizi , kondisi lingkunagan, atau aspek status kesehatan
individu.

Intervensi gizi dalam rangka pelayanan gizi rawat jalan meliputi:

a. Penentuan jenis diet sesuai dengan kebutuhan gizi individual.


Jenis diet disesuaikan dengan keadaan /penyakit serta kemampuan
pasien/klien untuk menerima makanan dengan memperhatikan
pedoman gizi seimbang
(Energi,protein,lemak,karbohidrat,Vitamin,mineral,air dan serat), factor
aktifitas, factor stress serta kebiasaan makan/pola makan. Kebutuan
gizi pasien di tentukan berdasarkan status gizi, pemeriksaan klinis, dan
data laboratorium.

b. Edukasi Gizi
Edukasi gizi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan terkait perbaikan gizi dan kesehatan

c. Konseling Gizi
Konseling yang diberikan sesuai kondisi pasien meliputi konseling gizi
terkait penyakit, konseling ASI, konseling Pemberian Makan Bayi dan
Anak ( PMBA ), konseling aktifitas fisik, dan konseling factor risiko
Penyakit Tidak Menular (PTM). Tujuan konseling adalah untuk
mengubah perilaku dengan cara meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman mengenai masalah gizi yang di hadapi.

4. Monitoring dan Evaluasi Gizi Rawat Jalan


Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan,
keberhasilan pelaksanaan intervensi gizi pada pasien dengan cara :

1. Menilai pemahaman dan kepatuhan pasien terhadap intervensi gizi


2. Menentukan apakah intervensi yang dilaksankan sesuai dengan
rencara diet yang telah di tetapkan.
3. Menginformasikan yang menyebabkan tujuan intervensi gizi tidak
tercapai
4. Menetapkan kesimpulan yang berbasis fakta.

Evaluasi hasil :

a. Membandingkan data hasil monitoring dengan tujuan rencana diet atau


standar rujukan untuk mengkaji perkembangan dan menemukan
tindakan selanjutnya.
b. Mengevaluasi dampak dari keseluruhan intervensi terhadap hasil
kesehatan pasien secara menyeluruh, meliputi perkembangan
penyakit, data hasil pemeriksaan laboratorium, dan status gizi.

Hal-hal yang di monitor dan di evaluasi dalam pelaksanaan asuhan gizi


antara lain :

1. Perkembangan data antropometri


2. Perkembangan data hasil pemeriksaan laboratorium terkait gizi
3. Perkembangan data fisik/klinis
4. Perkembangan data asupan makan
5. Perkembangan diagnosis gizi
6. Perubahan perilaku dan sikap

c. Pelayanan Gizi Rawat Inap


Intervensi gizi pada pelayanan gizi rawat inap mencakup penyelenggaraan
pemberian makan pasien, pamantauanasupan makanan, konseling gizi dan
pergantian jenis diet apabila diperlukan. Pelayanan gizi rawat inap merupakan
serangkaian kegiatan yang meliputi:
1) Pengkajian gizi

Pengkajian gizi bertujuan untuk mengidentifikasi masalah gizi dan faktor


penyebab melalui pengumpulan, verifikasi, daninterpretasi data secara
sistematis. Kategori data pengkajian gizi meliputi: Data Antropometri, Data
Pemeriksaan Fisik/Klinis, Data Riwayat Gizi, Data Laboratorium.

2) Penentuan diagnosis gizi


Diagnosis gizi spesifik untuk masalah gizi yang bersifat sementara sesuai
dengan respon pasien. Dalam melaksanakan asuhan gizi, tenaga gizi
puskesmas seharusnya bisa menegakkan diagnosis gizi secara mandiri
tanpa meninggalkan komunikasi dengan profesi lain di puskesmas dalam
memberikan layanan.
Tujuan diagnosis gizi adalah mengidentifikasi adanya masalah gizi, faktor
penyebab, tanda dan gejala yang ditimbulkan. Untuk mengetahui ruang
lingkup diagnosis gizidapat merujuk pada Buku Pedoman Proses Asuhan
Gizi Terstandar, Kementerian Kesehatan RI 2014, atau di Buku Pedoman
Asuhan Gizi di Puskesmas, WHO dan Kementerian Kesehatan.

3) Intervensi gizi
Intervensi gizi adalah suatu tindakan yang terencana yangditujukan untuk
mengubah perilaku gizi, kondisi lingkungan, atau aspek status kesehatan
individu. Intervensi gizi dalam rangka pelayanan gizi rawat jalan meliputi:
1) Penentuan jenis diet sesuai dengan kebutuhan gizi individual
Jenis diet disesuaikan dengan keadaan/penyakit yang diderita serta
kemampuan pasien/klien untuk menerima makanan dengan
memperhatikan pedoman gizi seimbang (energi, protein, lemak,
karbohidrat, vitamin,mineral, air, dan serat), faktor aktifitas, faktor stres
serta kebiasaan makan/pola makan. Kebutuhan gizi pasien
ditentukan berdasarkan status gizi, pemeriksaan klinisdan data hasil
pemeriksaan
laboratorium.
2) Konseling Gizi
Konseling yang diberikan sesuai kondisi pasien/klien. Materi konseling
gizi meliputi hubungan gizi terkait penyakit, prinsip gizi seimbang,
pemilihan bahan makanan, keamanan pangan, interaksi obat dan
makanan, bentuk dan cara pemberian makanan sesuai keluhan dan
kondisi klinis pasien, kebutuhan gizi pasien, dan sebagainya. Tujuan
konseling adalah untuk mengubah perilaku dengan cara meningkatkan
pengetahuandan pemahaman mengenai masalah gizi yang dihadapi.
3) Penyelenggaraan Makanan
Penyelenggaraan makanan Puskesmas Rawat Inap
merupakan
rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu, perencanaan
kebutuhan bahan makanan,perencanaan anggaran belanja,
pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan,
pemasakan bahan makanan, distribusi dan pencatatan pelaporan serta
evaluasi. Penyelenggaraan makanan di Puskesmas Rawat Inap
dilaksanakan dengan tujuan menyediakan makanan yang
berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman,dan dapat diterima
oleh pasien guna mencapai status gizi yang optimal. Penyelenggaraan
makanan pasien rawat inap di Puskesmas Balen.
4) Monitoring dan Evaluasi asuhan gizi

Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan,


keberhasilan pelaksanaan intervensi gizi pada pasien dengan cara :
1. Menilai daya terima pasien dengan mengetahui asupan
2. Menilai pemahaman dan kepatuhan pasien terhadap intervensi gizi
3. Menentukan apakah intervensi yang dilaksankan sesuai dengan
rencara diet yang telah di tetapkan.
4. Menginformasikan yang menyebabkan tujuan intervensi gizi tidak
tercapai
5. Menetapkan kesimpulan yang berbasis fakta.

Anda mungkin juga menyukai