PENDAHULUAN
2
2. Departemen Kesehatan RI 2013 Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit Jakarta
(Departemen Kesehatan RI).
3. Departemen Kesehatan RI Sekretariat Jendral Pusat Sarana Prasarana dan peralatan
Kesehatan 2007 Pedoman Teknik Sarana dan Prasarana Rumah sakit Kelas C
Departemen Kesehatan RI (Departemen Kesehatan RI 2008 Standar Profesi Gizi Jakarta
Departemen Kesehatan RI).
4. Kementrian Kesehatan RI 2012 Standar Areditasi Rumah Sakit Jakarta
5. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
3
MEKANISME PENGELOLAAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT
Monev
kontrol ulang
Rawat Inap Rawat Jalan
Pelayanan
Sumber: Kemenkes, 2013. PGRS.
makanan
pasien
Penyajian Makanan
Persiapan & Pengolahan
di Ruang Rawat Distribusi Makanan
Makanan
Inap
4
BAB II
KETENAGAAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT
A. Koordinator Gizi
Koordinator Gizi melaksanakan tugas mengkoordinasikan :
a. Perencanaan dan evaluasi pelayanan gizi
b. Pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan pelayanan gizi.
c. Pemantauan proses pelayanan
d. Pengkajian data kasus
Untuk melaksanakan tugas- tugas tersebut, maka pendidikan tenaga Gizi di rumah sakit
Citama yang mempunyai kelas Tipe C harus mempunyai kriteria tertentu:
a. Lulusan S1- Gizi/ Kesehatan dengan Pendidikan dasar D3- Gizi.
b. Lulusan D4 – Gizi dengan Pendidikan dasar D3- Gizi
c. Serendah- rendahnya lulusan D3 Gizi
B. Pelaksana
Pelaksana yang dimaksud adalah petugas gizi yang bertugas sebagai controller, juru masak
dan juru saji
a. Controller.
Controller adalah staff di bawah kepala unit gizi yang mempunyai kriteria pendidikan
SMU/SLTP.Adapun uraian kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Mencatat pengeluaran bahan makanan basah
2. Mencatat pengeluaran bahan makanan kering
3. Mencacat pemakaian alat makan pasien
4. Mencatat permintaan ke bagian logistic umum dan logistic farmasi
5. Mengecek ke seluruh ruangan pasien untuk memastikan pasien sudah mendapatkan
makan.
5
6. Mentester makanan yang sudah masak.
b. Juru Masak
Juru masak yaitu tenaga pengolahan bahan makanan yang bertugas mulai dari persiapan
bahan makanan hingga pendistribusian mempunyai kriteria pendidikan SMU/ SLTP +
Kursus Masak. Adapun uraian tugas dari juru masak adalah sebagai berikut :
1. Memasak nasi,nasi tim,bubur sesuai dengan jumlah pasien.
2. Memasak sayuran,lauk hewani,lauk nabati sesuai dengan jumlah pasien dan
membedakannya sesuai dengan diet pasien.
3. Memotong sayuran sesuai dengan menu.
4. Mencuci peralatan masak.
5. Merapihkan meja persiapan masak.
6. Mentester makanan yang sudah di masak
7. Operan makanan yang sudah matang ke juru saji.
c. Juru Saji
Juru Saji adalah staff di bawah kepala unit gizi yang mempunyai kriteria
pendidikanSMU/SLTP. Adapun uraian tugas dari juru saji adalah sebagai berikut :
1. Menulis etiket makan (pagi,siang dan sore)
2. Menyiapkan peralatan makan sesuai dengan jumlah pasien
3. Menyiapkan peralatan makan sesuai dengan kelas pasien
4. Memberikan trolley makan dan trolley snack
5. Membuat stiker snack pasien
6. Menyiapkan snack pasien berdasarkan stiker snack dan mengantarnya ke
kamar pasien.
7. Menyiapkan makanan sesuai dengan diet pasien dan mengantarnya ke kamar
pasien.
8. Mengambil peralatan makan yang kotor dari ruang perawatan pasien
9. Mencuci peralatan makan yang kotor dari ruang perawatan pasien
10. Menyiapkan dan mengantar peralatan (teko,termos dan gelas) untuk pasien
yang baru datang ke ruang perawatan pasien.
11. Mengepel lantai dan membersihkan saluran air.
12. Menanyakan menu saran ke pasien.
13. Mengisi air panas ke dalam termos dan mengantarnya untuk kebutuhan
pasien.
A. Uraian Pekerjaan
Kegiatan rutin yang di lakukan oleh petugas gizi setiap shieftnya adalah sebagai berikut :
1. Memasak nasi, nasi tim, bubur sesuai jumlah pasien.
2. Memasak sayuran, lauk hewani, nabati sesuai jumlah pasien dan membedakannya
sesuai diet pasien.
3. Memotong sayuran sesuai dengan menu
4. Menyiapkan bumbu sesuai dengan menu.
8
5. Mencuci peralatan memasak
6. Merapikan dan membersihkan meja persiapan memasak.
7. Mentester makanan yang sudah di masak.
8. Operan makanan yang sudah siap ke juru saji.
9. Menulis stiker makan pasien (pagi, siang dan sore)
10. Menyiapkan peralatan makan pasien sesuai dengan jumlah pasien dan kelas pasien.
11. Membersihkan trolley makan dan trolley snack pasien.
12. Membuat stiker snack pasien (pagi dan siang).
13. Menyiapkan snack pasien (pagi dan siang)
14. Membuat minuman untuk snack pasien (pagi dan siang)
15. Menyiapkan makanan sesuai dengan diet pasiendan mengantarnya ke ruang
perawatan pasien.
16. Mengambil peraltan makan yang kotor dari kamar pasien.
17. Mengisi air panas ke dalam termos dan mengantarkannya untuk kebutuhan pasien.
18. Mengepel lantai dan membersihkan saluran air.
19. Menanyakan menu untuk makan pagi pasien.
C. Pengaturan Jaga
Pengelolaan makanan rumah sakit merupakan hal terpenting di dalam rumah sakit,
sehingga gizi harus ada sewaktu-waktu sehingga di buat 24 jam. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut dalam pembagian dinas gizi di buat 3 shift. Adapun rincian shift nya
antara lain :
a. Dinas pagi 7 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan sebanyak 5 orang (1 orang
kepala unit,1 orang coordinator gizi, 1 orang juru masak,2 orang juru saji).
b. Dinas siang 7 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan sebanyak 4 orang petugas gizi.
9
c. Dinas malam 10 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan sebanyak 3 orang petugas
gizi.
10
BAB III
STANDART FASILITAS
11
3.2 STANDAR FASILITAS
Instalasi Gizi memiliki fasilitas ruangan yang terdiri dari :
1. Ruang penerimaan dan penyimpanan bahan makanan.
Digunakan sebagai penerimaan bahan makanan yang di dalamnya memiliki fasilitas sebagai
berikut :
a. Chiller
b. Lemari bahan makanan kering
c. Kulkas pendingin
i. Tidak menempel pada lantai,dinding atau langit –langit dengan ketentuan sebagai
berikut :
1. Jarak bahan makanan dengan lantai : 15 cm
2. Jarak bahan makanan dengan dinding : 5 cm
3. Jarak bahan makanan dengan langit-langit : 60 cm
Berikut syarat-syarat penyimpanan bahan makanan berdasarkan jenis bahan makanannya :
A. Penyimpanan bahan makanan kering
a. Bahan makanan harus di tempatkan secara teratur menurut macam golongan
ataupun urutan pemakaian bahan makanan
b. Menggunakan bahan makanan yang di terima terlebig dahulu (FIFO = First In First
Out).untuk mengetahui bahan makanan yang di terima di beri tanggal penerimaan
c. Pemasukan dan pengeluaran bahan makananserta berbagai pembukuan di bagian
penyimpanan bahan makanan ini,termasuk kartu stok bahan makanan harus
segera di isi tanpa di tundaletakkan pada tempatnya,di periksa dan di teliti secara
kontinyu
d. Kartu atau buku penerimaan,stok dan pengeluaran bahan makanan,harus di isi
dan di letakkan pada tempatnya
e. Gudang di buka pada waktu yang telang di tentukan
f. Semua bahan makanan di tempatkan dalam tempat tertutup,terbungkus rapat dan
tidak berlobang.di letakkan pad arak bertingkat yang cukup kuat dan tidak
menempel pada dinding
g. Pintu harus selalu terkunci pada saat tidak ada kegiatan serta di buka pada waktu
–waktu yang di tentukan.pegawai yang keluar masuk gudang juga hanya pegawai
yang di tentukan
h. Suhu ruangan harus kering hendaknya berkisar antara 19-21oC
i. Pembersihan ruangan harus secara periodic 2 klai seminggu
j. Penyemprotan ruangan dengan insektisida hendaknya di lakukan secara
periodikdengan mempertimbangkan keadaan ruangan
k. Semua lobang yang ada di gudang harus berkassa,serta bila terjadi perusakan
oleh binatang pengerat,harus di perbaiki.
5. Penyajian makanan
Penyajian makanan merupakan rangkaian akhir dari perjalanan makanan.makanan yang di
sajikan adalah makanan yang siap dan layak untuk di konsumsi
Hal-hal yang perlu di perhatikan pada tahap penyajian makanan antara lain sebagai berikut
:
a. Tempat penyajian
b. Perhatikan jarak dan waktu tempuh dari tempat pengolahan makanan ke tempat
penyajian
Prinsip penyajian makanan
1. Prinsip pewadahan yaitu setiap jenis makanan di tempatkan dalam wadah yang
terpisah dan memiliki tutup untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang
2. Prinsip kadar air yaitu makanan yang mengandung air tinggi,baru di campur menjelang
penyajian untuk menghindari makanan cepat basi
3. Prinsip edible part yaitu setiap bahan yang di sajikan merupakan bahan yang dapat di
makan,hal ini bertujuan untuk menghindari kecelakaan salah makan
4. ]prinsip panas yaitu penyajian makanan yang harus di sajikan dalam keadaan
panas,hal ini bertujuan untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan meningkatkan
selera makan.panas yaitu makanan yang di sajikan usahakan tetap dalam keadaan
panas.
5. Prinsip bersih yaitu setiap peralatan/wadah yang di gunakan harus higienis,utuh,tidak
cacat atau rusak
6. Prinsip handling yaitu setiap penanganan makanan tidak boleh kontak langsung
dengan anggota tubuh
7. Prinsip tepat penyajian di sesuaikan dengan kelas pelayananan dan kebutuhan.tepat
penyajian yaitu tepat menu,tepat waktu,tepat tata hidang (tepat diet) dan tepat volume
(sesuai jumlah)
6. Pendistribusian Makanan
Pendistribusian Makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran makanan sesuai
dengan jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yang dilayani (makanan biasa maupun
makanan khusus.) Tujuan pendistribusian makanan yaitu agar konsumen mendapat
makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku. Agar pendistribusian makanan dapat
berjalan dengan baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Tersedianya standar pemberian makanan rumah sakit menyangkut standar
penyediaan energi dan zat gizi lainnya serta dietetika.
b. Tersedianya standar porsi yang ditetapkan rumah sakit
c. Adanya peraturan pengambilan makanan
d. Adanya bon permintaan makanan.
e. Tersedianya makanan sesuai ketentuan diet pasien/ kebutuhan konsumen.
f. Tersedianya peralatan makanan
g. Tersedianya sarana pendistribusian makanan
h. Tersedianya tenaga pramusaji.
i. Adanya jadwal pendistribusian makanan di dapur utama.
Adapun sistem penyaluran makanan dirumah sakit Citama adalah sietem
sentralisasi maksudnya adalah makanan pasien dibagikan dan disajikan dalam alat makan
di tempat pengolahan.
BAB V
LOGISTIK
Keperluan logistic di unit gizi meliputi bahan non medis yang di penuhi oleh instalasi gizi seperti
hand scoon,masker,hair masck dll,sedangkan untuk bahan-bahan reagensia dan ATK (Alat Tulis
Kantor)di penuhi oleh bagian pengadaan /logistik.
Medis ke logistik
Farmasi
Ka.Gizi Permintaan
Barang
Non Medis ke
Logistik Umum
Saat ini di Rs Citama masih tersedia logistik umum.pemeseanan barang meliputi : ATK
saja.pengorderan di lakukan 3 kali dalam seminggu (Senin,Rabu dan Jumat).
Untuk pemesanan bahan makanan basah masih di lakukan pemebelian langsung ke pasar yang di
lakukan setiap hari
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien (pasien safety) rumah sakit adalah system dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman.sistem tersebut meliputi :
Assesment resiko identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien,pelaporan dan analisa insiden.kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.sistem tersebut di harapkan dapat
mencegah terjadinya cidera yang di sebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya di lakukan.
B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak di harapkan (KTD) di Rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak di harapkan
Keselamatan pasien dalam ruang lingkup gizi meliputi aspek makanan. Makanan merupakan
salah satu komponen penting dalam rantai penyembuhan pesien di rumah sakit.makanan yang di
berikan tidak hanya harus memenuhi unsur gizi tetapi juga unsur keamanannya,dalam arti harus
bebas dari komponen-komponen yang menyebabkan penyakit.
KEAMANAN MAKANAN
Keamanan makanan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah makanan
dari kemungkinan cemaran biologis, kimiawi dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan,
dan membahayakan kesehatan, sehingga menjadi hal yang mutlak harus dipenuhi dalam proses
pengolahan makanan di rumah sakit. Makanan yang tidak aman dapat menyebabkan penyakit yang
disebut foodborne disease, yaitu gejala penyakit yang timbul akibat mengkonsumsi makanan yang
mengandung atau tercemar bahan/senyawa beracun atau organisme pathogen.
Pengolahan Makanan
Cara pengolahan makanan yang baik dan benar dapat menjaga mutu dan keamanan hasil olahan
makanan. Sedangkan cara pengolahan yang salah dapat menyebabkan kandungan gizi dalam
makanan hilang secara berlebihan. Secara alamiah beberapa jenis vitamin (B dan C) rentan rusak
akibat pemanasan. Bahan makanan yang langsung terkena air rebusan akan menurun nilai gizinya
terutama vitamin- vitamin larut air (B kompleks dan C), sedangkan vitamin larut lemak (ADEK) kurang
terpengaruh.
Pengolahan makan yang baik adalah pengolahan makanan yang mengikuti kaidah prinsip-prinsip
higiene dan sanitasi atau cara produksi makanan yang baik yaitu :
1. Tempat pengolahan makanan atau dapur harus memenuhi persyaratan teknis higiene sanitasi
untuk mencegah risiko pencemaran terhadap makanan dan dapat mencegah masuknya lalat,
kecoa, tikus dan hewan lainnya.
2. Menu disusun dengan memperhatikan: Pemesanan dari konsumen, Ketersediaan bahan, jenis
dan jumlahnya, Keragaman variasi dari setiap menu, Proses dan lama waktu pengolahannya,
Keahlian dalam mengolah makanan dari menu terkait.
3. Pemilihan bahan (sortir) untuk memisahkan/membuang bagian bahan yang rusak/afkir dan untuk
menjaga mutu dan keawetan makanan serta mengurangi risiko pencemaran makanan.
4. Peracikan bahan, persiapan bumbu, persiapan pengolahan dan prioritas dalam memasak harus
dilakukan sesuai tahapan dan harus higienis dan semua bahan yang siap dimasak harus dicuci
dengan air mengalir.
Peralatan
a. Peralatan yang kontak dengan makanan
a) Peralatan masak dan peralatan makan harus terbuat dari bahan tara makanan (food
grade) yaitu peralatan yang aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan.
b) Lapisan permukaan peralatan tidak larut dalam suasana asam/basa atau garam yang
lazim terdapat dalam makanan dan tidak mengeluarkan bahan berbahaya dan logam
berat beracun seperti Timah Hitam (Pb), Arsenikum (As), Tembaga (Cu), Seng (Zn),
Cadmium (Cd), Antimon (Stibium) dan lain- lain.
c) Talenan terbuat dari bahan selain kayu, kuat dan tidak melepas bahan beracun.
d) Perlengkapan pengolahan seperti kompor, tabung gas, lampu, kipas angin harus bersih,
kuat dan berfungsi dengan baik, tidak menjadi sumber pencemaran dan tidak
menyebabkan sumber bencana (kecelakaan).
e) Peralatan bersih yang siap pakai tidak boleh dipegang di bagian yang kontak langsung
dengan makanan atau yang menempel di mulut.
f) Kebersihan alat artinya tidak boleh mengandung Eschericia coli dan kuman lainnya.
g) Keadaan peralatan harus utuh, tidak cacat, tidak retak, tidak gompal dan mudah
dibersihkan.
Persiapan pengolahan harus dilakukan dengan menyiapkan semua peralatan yang akan
digunakan dan bahan makanan yang akan diolah sesuai urutan prioritas. Pengaturan suhu dan waktu
perlu diperhatikan karena setiap bahan makanan mempunyai waktu kematangan yang berbeda. Suhu
pengolahan minimal 900C agar kuman patogen mati dan tidak boleh terlalu lama agar kandungan zat
gizi tidak hilang akibat penguapan.
Untuk menjaga keselamatan pasien, perlu di lakukan identifikasi positif pada saat pemberian
makanan kepada pasien. identifikasi positif ini dengan cara menanyakan nama pasien,tempat tanggal
lahir pasiensebelum memberikan makanan ke pasien.hal ini di lakukan untuk menghindari kesalahan
identitas pasien pada saat memberikan makan
secara umum,identifikasi resiko keselamatan pasien adalah :
1. Salah pasien
2. Salah jenis diet’
3. Salah bentuk makanan
4. Salah frekuensi pemberian makanan
5. Salah cara pemberian diet
6. Salah jenis bahan makanan
7. Salah menterjemah pesanan makanan
8. Salah menu
Laporan
kejadian
INSIDEN Atasan
Laporan kejadian
(KTD/KNC) Feed (2x24Biru/
jam) Merah/
Investigasi Langsung
Back ke Analisa/
sederhana Pembelajaran/ Hasil Investigasi
unit GradinHijau kuning regrading Laporan
Tangani segera Rekomendasi Rekomendasi RCA Laporan
GGg
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
6.1 PENGERTIAN
Keselamatan kerja (safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus diterapkan
dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja petugas ataupun
kelalaian / kesengajaan. Petugas harus memahami keamanan gizi dan tingkatannya,
mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan
pekerjaannya sesuai dengan SPO serta mengontrol bahan makanan secar baik menurut
pelayanan gizi yang benar.
Kesehatan setiap petugas gizi harus selalu di pantau untuk itu setiap petugas harus
mempunyai Kartu kesehatan yang selalu di bawa setiap saat dan di perlihatkan kepada
Dokter bila petugas tersebut sakit. Minimal setiap tahun di laksanakan pemeriksaan
kesehatan rutin termasuk pemeriksaan laboratorium.Bila petugas gizi sakit lebih dari 3 hari
tanpa keterangan yang jelas tentang penyakitnya maka petugas yang bertanggung jawab
terhadap K3 gizi harus melapor kepada kepala unit gizi tentang kemungkinan terjadinya
pajanan yang di peroleh dari laboratorium yang menyelidikinya.
3. Sarana dan Prasarana K3 gizi umum yang harus di siapkan di gizi adalah
a. Baju kerja celemek dan topi yangh terbuat dari bahan yang tidak panas,tidak licin dan
enak di pakai sehingga tidak menggangu gerak pegawai sewaktu kerja.
b. Memakai sandal yang tidak licin bila berada di lingkunagn dapur (jangan yang
menggunakan sepatu yang berhak tinggi)
c. Menggunakan cempal/serbet pada tempatnya
d. Tersedia alat sanitasi yang sesuai misalnya air dalam keadaan bersih dan jumlah yang
cukup,sabun, alat pengering dsb
e. Tersedia alat/P3K yang sederhana
4. Pengamanan pada keadaan darurat.
a. Sistem tanda bahaya
b. Sistem evakuasi
c. Perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
d. Alat komunikasi darurat baik di dalam atau di luar gizi
e. Sistem informasi darurat
f. Pelatihan khusus berkala tentang pengamanan keadaan darurat
g. Alat pemadam kebakaran,masker pasir dan sumber air yang terletak pada lokasi yang
mudah di capai
h. Alat seperti kampak,palu,obeng,tangga dan tali
i. Nomer telepon ambulance,pemadam kebakaran dan polisi di setiap ruang gizi
BAB VIII
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN GIZI
7.1 PENGERTIAN
1. Pengawasan
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengusahakan agar
pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana, instruksi, pedoman, standar, peraturan dan
hasil yang telah ditetapkan sebelumnya agar mencapai tujuan yang diharapkan.
2. Pengendalian
Pengendalian merupakan bentuk atau bahan untuk melakukan pembetulan atau
perbaikan pelaksanaan yang terjadi sesuai dengan arah yang ditetapkan. Pengertian
pengawasan dan pengendalian hampir sama. Perbedaannya jika pengawasan mempunyai
dasar hukum dan tindakan administratif, sedangkan pengendalian tidak. Pengawasan dan
pengendalian bertujuan agar semua kegiatan- kegiatan dapat tercapai secara berdaya guna
dan berhasil guna, dilaksanakan sesuai dengan rencana, pembagian tugas, rumusan kerja,
pedoman pelaksanaan dan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
3. Evaluasi/ Penilaian
Evaluasi merupakan salah satu implementasi fungsi menajemen. Evaluasi ini
bertujuan untuk menilai pelaksanan sesuai dengan rencana dan kebijaksanaan yang disusun
sehingga dapat mencapai sasaran yang dikehendaki. Melalui penilaian, pengelola dapat
memperbaiki rencana yang lalu bila perlu, ataupun membuat rencana program yang baru.
INDIKATOR SPM
Ketepatan waktu pemberian 1. 90 %
makanan kepada pasien
Sisa makanan yang tidak 2. max 20 %
termakan oleh pasien
Tidak adanya kejadian kesalahan 3. 100 %
pemberian diet
BAB IX
PENUTUP
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat kian kritis dalam
mendapatkan pelayanan yang maksimal khususnya di bidang kesehatan dan kedokteran. Hal
tersebut, berdampak pula pada bidang gizi dan dietetik yang merupakan salah satu peran dalam
terciptanya sebuah pelayanan rumah sakit. Pengelolaan makanan yang dilakukan di rumah sakit
tentunya akan disesuaikan dengan perkembangan jaman atau ilmu dan teknologi yang ada.
Pelayanan pengelolaan makanan rumah sakit merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan lainnya di rumah sakit dan cara menyeluruh merupakan salah satu upaya dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien rawat inap maupun rawat jalan. Pengelolaan
makanan rumah sakit mencakup beberapa aspek penting diantaranya aspek promotif, preventif,
kuratif rehabilitatif yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat atau pasien.
Pedoman pengelolaan makanan rumah sakit yang telah disusun ini bertujuan untuk
memberikan acuan yang jelas dan profesional dalam mengelola dan melaksanakan pelayanan gizi di
rumah sakit yang tepat bagi klien/pasien sesuai tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Selain itu,
dalam mengimplementasikan dan mengevaluasi kemajuan dan perkembangan gizi yang holistik
Pedoman Gizi Rumah Sakit yang telah disusun Unit Gizi RS. Citama hendaknya menjadi dasar setiap
sumber daya manusia atau tenaga kerja khususnya yang menguasai Unit Gizi RS. Citama
menjalankan organisasi dan tugasnya masing-masing semaksimal mungkin demi tercapainya kinerja
yang optimal. Pedoman pengelolaan makanan Rumah Sakit ini bersifat fleksibel atau dapat berubah
seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang ada.
Refrensi :
1. Alhamidi, F. (2006). Analisis Model Pengadaan Bahan Makanan Kering Berdasarkan Metode Eoq
pada Instalasi Gizi Rumah Sakit Roemani Semarang. Jurnal Undip Vol. 21 No. 3
2. Aprilandini, W. (2011). Higiene Pengolah Makanan Rumah Sakit (online),
(http://alumni.unair.ac.id/kumpulanfileartikel/4264836234_abs) Diakses 14 Maret 2012.
Cahyono, S. (2006). Root Cause Analysis Sebagai Metode Pemecahan Masalah Kejadian yang
Tidak Diharapkan. Jurnal PERSI. Depkes RI. (2003). Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta
3. Djarismawati, dkk. (2004). Pengetahuan dan Perilaku Penjamah Tentang Sanitasi Pengolahan
Makanan pada Instalasi Gizi Rumah Sakit di Jakarta (online),
(http://www.media.litbang.depkes.go.id/index.php?option=content&task=view&id=15
&Itemid=31) Diakses 14 Maret 2012.
4. Hamzah, A. (2000). Pola Asuh Anak pada Etnik Jawa Migran dan Etnik Mandar. Disertasi Program
Pascasarjana Universitas Airlangga. Surabaya. Moehji, S. (2003). Ilmu Gizi 2. Bhratara Niaga
Media. Jakarta. Rachmat, R. dkk. (2004). Hygiene Penyelenggaraan Makanan di Rumah Sakit.
Erlangga. Jakarta. Ratna, M.R. (2009). Evaluasi Manajemen Penyelenggaraan Makanan Institusi
di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso. Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi Surakarta
Vol. 4 No.2.Pdf