Anda di halaman 1dari 2

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS CINTA KARYA
Jl. Raya Pangeran Pekik Nyaring Desa Cinta Karya Kec. Plakat Tinggi
30757
0853 6868 3203/ email: Puskesmascitakarya3@gmail.com

KERANGKA ACUAN
ASUHAN GIZI PASIEN RAWAT INAP

I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Asuhan Gizi rawat Inap adalah serangkaian proses kegiatan asuhan gizi yang
berkesinambungan dimulai dari pengkajian gizi, penentuan diagnosis gizi, intervensi gizi, dan
monitoring evaluasi pada pasien rawat inap. Intervensi gizi rawat inap mencakup kegiatan
konseling gizi, penyediaan makanan pasien rawat inap, pemantauan asupan makanan dan
pergantian jenis diet bila diperlukan. Pelayanan gizi suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi,
makanan, dietetic masyarakat, kelompok, individu atau klien yang merupakan rangkain kegiatan
yang meliputi pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi
gizi, makanan, dan dietetic dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat
atau sakit.
Tahapan pelayanan gizi rawat inap diawali dengan skrining/penapisan gizi oleh tenaga
kesehatan untuk menetapkan pasien beresiko masalah gizi atau tidak.Skrining gizi dilakukan pada
pasien baru 1 x 24 jam setelah masuk rawat inap antara lain pasien gizi buruk dengan komplikasi
medis, pasien penyakit menular, dan pasien dengan penyakit degenerative. Pasien rawat jalan
maupun rawat inap harus mendapat pelayanan gizi sesuai Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT).
(Kemenkes RI, 2014).
Masalah gizi pada pasien baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
proses penyembuhan pasien. Kecenderungan peningkatan kasus penyakit yang terkait gizi pada
semua kelompok rentan mulai dari ibu hamil, bayi, anak, remaja, hingga lanjut usia (Lansia),
memerlukan penatalaksanaan gizi secara khusus. Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan gizi yang
bermutu untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal dan mempercepat
penyembuhan (PGRS, 2013).
Resiko kurang gizi dapat timbul keadaan sakit, terutama pada pasien dengan anoreksia,
kondisi mulut dan gigi geligi yang buruk, gangguan menelan, penyakit saluran cerna disertai mual,
muntah, dan diare, infeksi berat, lansia dengan penurunan kesadaran dalam waktu yang lama, dan
menjalani kemoterapi. Asupan energy yang tidak adekuat, lama hari rawat, penyakit non infeksi,
dan diet khusus merupakan factor yang mempengaruhi terjadinya malnutrisi (PGRS, 2013).
Terapi gizi adalah bagian dari perawatan penyakit atau kondisi klinis yang harus
diperhatikan agar pemberiannya tidak melebihi kemampuan organ tubuh untuk melaksanakan
fungsi metabolism. Terapi gizi disesuaikan dengan perubahan fungsi organ. Pemberian diet pasien
harus dievaluasi dan diperbaiki sesuai perubahan keadaan klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium, baik pasien rawat inap maupun rawat jalan. Upaya peningkatan status gizi dan
kesehatan masyarakat baik di dalam maupun diluar rumah sakit merupakan tugas dan tanggung
jawab tenaga kesehatan, terutama tenaga gizi.
Dalam pelaksanaan asuhan gizi diperlukan keterlibatan dan kerjasama erat dengan
berbagai profesi yang tergabung dalam tim asuhan gizi. Profesi yang terlibat adalah dokter,
perawat, ahli gizi, dan profesi lainnya sebagai pendukung seperti farmasi, ahli patologi klinik,
radiologi, rekam medik, dan administrasi. Tiap tim memberikan sumbangan spesifik sesuai
keahliannya yang diharapkan saling mengisi dalam memberikan asuhan gizi yang optimal. Agar
efektif diperlukan koordinasi yang baik berupa lisan, tulisan dan rekam medic setiap kondisi
pasien. Bagi sejumlah pasien dengan penyakit berat diperlukan pelayanan gizi dengan pemberian
makanan enteral atau makanan parenteral. Selain itu mungkin diperlukan pemberian zat gizi
pelengkap dalam bentuk vitamin dan mineral (Sunita Almatsier, 2009).
Dalam hal ini pemberian makanan pada pasien diberikan sebanyak 2x yaitu pada pagi hari
jam 08.00 dan siang hari jam 14.00 sesuai dengan dana yang diberikan.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk memberikan pelayanan gizi pada pasien rawat inap agar memperoleh asupan
makanan sesuai kondisi kesehatannya dalam upaya mempercepat proses penyembuhan,
mempertahankan dan meningkatkan status gizi.
1.2.2 Tujuan Khusus
2. Menyelenggarakan asuhan gizi terstandar pada pelayanan gizi rawat inap
3. Menyelenggarakan makanan sesuai standar kebutuhan gizi dan aman dikonsumsi
4. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling gizi pada pasien dan keluarga

II. PELAKSANAAN
2.1 SASARAN
Pasien yang rawat inap di puskesmas

2.2 METODE
Konseling/ penyuluhan

2.3 MEDIA
Leaflet terapi diit

2.4 TEMPAT DAN WAKTU


Puskesmas Sempol
Waktu kondisional sesuai dengan pasien yang rawat inap
2.5 PEMBIAYAAN
-
2.6 LUARAN
1. Pasien mengerti terapi diit penyakit yang diderita
2. Pasien melaksanakan terapi diit yang diberikan

2.7 EVALUASI
Konseling dilakukan pada pasien rawat inap dan dengan keluarga pasien tentang penjelasan
terapi diit penyakit pasien tersebut. Selama pemberian diit tersebut apakah penyakit pasien
mengalami perbaikan dan bagaimana intake makanan pasien selama sakit. Jika psien mendapat
makanan dari luar maka keluarga harus memenuhi terapi diit yang diberikan.

2.8 PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


Pemberian konseling dicatat dalam buku visite pasien dan pemberian diit juga dicatat dalam
rekam medic pasien. Makanan yang diberikan pada pasien dievaluasi apakah dihabiskan atau tidak
dan makanan apa saja yang diberikan keluarga pada pasien.

III. PENUTUP
Kegiatan asuhan gizi rawat inap dilakukan rutin setiap hari dan berjalan lancar.

LAMPIRAN

Mengetahui
Kepala Puskesmas Sempol Penanggung jawab Program Gizi

Mince Yan, SST, M.Kes Fira Bunga Nurjannah


NIP. 19730113 200604 2 008

Anda mungkin juga menyukai