Anda di halaman 1dari 3

PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN

S No. Dokumen : 440/PKM-LUA/SOP G01


O No. Revisi : 00
P Tanggal Terbit : 14 Agustus 2021
Halaman :1/ 3

PUSKESMAS
LUBUK
ULANG Wetra Fauza, SKM, M.Kes
ALING NIP. 19800505 201001 1 037
1. Pengertian Serangkaian proses kegiatan asuhan gizi yang berkesinambungan dimulai dari pengkajian
gizi, penentuan diagnosis gizi, intervensi gizi, dan monitoring dan evaluasi kepada
pasien/klien rawat jalan. Intervensi gizi rawat jalan umumnya berupa kegiatan konseling
gizi dan dietetik atau penyuluhan gizi.
2. Tujuan 1. Menciptakan sistem pelayanan gizi yang komprehensif di Puskesmas
2. Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) mampu memberikan pelayanan gizi yang bermutu dalam
rangka mengatasi masalah gizi perorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan Unit Kerja Puskesmas Lubuk Ulang Aling Nomor:
440/04/SK/TU/LUA/2021 Tentang Perubahan Atas Keputusan Pimpinan Nomor:
440/02/SK/TU/LUA/2021 Tentang Penanggung Jawab Pelayanan dan Pemegang Program
Unit Kerja Puskesmas Lubuk Ulang-Aling Tahun 2021
4. Referensi 1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
3. Peraturan Presiden No. 42 tahun 2013 tentang Gerakan Percepatan Perbaikan Gizi
4. Peraturan Presiden No. 72 tahun tentang Sistem Kesehatan Nasional
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1333 tahun 1999tentang Standar Pelayanan
Puskesmas Perawatan
6. Keputusan Bersama Menteri Kesehatan RI No. 894/Menkes/SKB/2001 dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara No. 35 tahun 2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Nutrisionis dan Angka Kreditnya
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 26 Tahun 2013 tentang Praktik Tenaga Gizi
8. Buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas, Kementerian Kesehatan RI Tahun 2014
9. Buku Pedoman Asuhan Gizi Puskesmas, Kementerian Kesehatan RI Tahun 2018
5. Langkah Tahapan pelayanan gizi rawat jalan diawali dengan skrining/penapisan gizi oleh tenaga
Pelaksanan kesehatan di Puskesmas untuk menetapkan pasien berisiko masalah gizi. Apabila tenaga
kesehatan menemukan pasien berisiko masalah gizi maka pasien dirujuk untuk memperoleh
asuhan gizi, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengkajian Gizi
Kategori data pengkajian gizi
a. Data Antropometri : Pengukuran Tinggi Badan (TB)/Panjang Badan (PB) DAN Berat
Badan (BB), Lingkar Lengan Atas (LiLA), Lingkar Kepala, Lingkar Perut, Rasio
Lingkar Pinggang Panggul (RLPP), dll
b. Data Pemeriksaan Fisik/Klinis : Deteksi kelainan klinis yang berhubungan dengan
gizi meliputi tanda-tanda klinis kekurangan atau kelebihan gizi seperti rambut, otot,
kulit, baggy pants, penumpukan lemak dibagian tertentu, dll.
c. Data Riwayat Gizi : 1) Pengkajian kualitatif untuk memperoleh gambaran kebiasaan
makan/ pola makan sehari berdasrakan frekuensi konsumsi makanan.
2) Pengkajian kuantitatif unutk mendapatkan gambaran asupan gizi sehari dengan
cara recall 24 jam, yang dapat diukur dengan bantuan food model.
d. Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium: Dilakukan untuk mendeteksi adanya
kelainan biokimia terkait gizi seperti kadar gula darah, kolesterol, LDL, HDL,
trigliserida, ureum, kreatinin, dll.
2. Penentuan Diagnosis Gizi
Tenaga Pelaksana Gizi menggunakan data yang dikumpulkan pada pengkajian gizi
untuk mengidentifikasi dan menetapkan diagnosis klien atau populasi dengan
menggunakan Terminologi Diagnosis Gizi. Diagnosis gizi mencakup masalah,
kemungkinan etiologi/ penyebab, dan tanda gejala umum yang diidentifikasi dalam
tahap pengkajian gizi.
Tiga kategori pengkajian gizi:
a. Domain Asupan : Asupan makan atau gizi yang terlalu banyak atau terlalu sedikit
dibandingkan dengan kebutuhan aktual atau perkiraan.
b. Domain Klinis : masalah gizi yang berhubungan dengan kondisi medis atau fisik.
c. Domain perilaku atau lingkungan : Sikap, kepercayaan, lingkungan fisik, akses
terhadap makanan, atau keamanan pangan.
3. Pelaksanaan intervensi Gizi
Intervensi gizi adalah suatu tindakan terencana yang ditujukan untuk mengubah
perilaku gizi, kondisi lingkungan atau aspek status kesehatan individu, meliputi:
a. Penentuan jenis diet sesuai dengan kebutuhan gizi individual dengan
memperhatikan pedoman gizi seimbang (energi, lemak, karbohidrat, vitamin,
mineral, air dan serat), faktor aktifitas, faktor stres serta kebiasaan makan.pola
makan.
b. Edukasi Gizi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terkait
perbaikan gizi dan kesehatan.
c. Konseling Gizi bertujuan untuk mengubah perilaku dengan cara meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman mengenai masalah gizi yang dihadapi.
4. Monitoring dan Evaluasi Gizi
Terdiri dari kegiatan memantau, mengukur dan mengevaluasi keberhasilan asuhan gizi
pada klien/ masyarakat. Pengelolaan outcome dari monitoring dan evaluasi dibagi
menjadi empat kategori yaitu: pengukuran antropometri, data riwayat gizi, data
laboratorium, data klinis/fisik.
Waktu yang diperlukan antara 15-30 menit untuk satu orang pasien.
6. Unit Terkait 1. IGD
2. Poli Umum
3. Laboratorium
7. Dokumen 1. Form Rujukan Konsultasi
Terkait 2. Form Skrining Gizi
3. Form Asuhan Gizi
4. Rekam Medis
8. Rekaman
Historis No. Point yang Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
Perubahan Diubah

Anda mungkin juga menyukai