Anda di halaman 1dari 3

PEMANTAUAN GARAM YODIUM

No B/I/KAK/....../II/18
Dokumen
KERANGKA No Revisi 0

ACUAN Tanggal 5/2/2018


Terbit
Halaman 1/4
UPTD PUSKESMAS drg. PUSTIKA SARI
CILACAP UTARA II NIP.197806192005012007

A. PENDAHULUAN
Salah satu upaya yang memiliki dampak positif terhadap peningkatan kualitas
sumber daya manusia adalah upaya peningkatan status gizi masyarakat melalui komsumsi
pangan dan gizi yang mencukupi dan memadai.

Masalah kurang gizi yang belum dapat ditanggulangi dalam Pembangunan Jangka
Panjang Tahap I, hingga kini adalah masalah Anemia Gizi dan Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium( GAKY ). Masalah GAKY merupakan masalah yang serius karena
diperkirakan pada saat ini terdapat sekitar 42 juta penduduk Indonesia tinggal di daerah
yang lingkungannya miskin yodium.

Lebih jauh telahdiidentifikasi bahwa para penderita GAKY memiliki produktivitas


kerja yang rendah, sehingga dapat mengurangi penghasilan sampai 15 persen. Dengan
demikian, rendahnya produktivitas kerja mereka secara mikro berpengaruh terhadap
ekonomi keluarga dan secara makro berpengaruh terhadap Produk Domestik Bruto ( PDB )
Negara. Penanggulangan GAKY yang paling tepat adalah dengan suplementasi yodium,
baik secara langsung melalui pemberian kapsul minyak beryodium maupun tidak langsung
melalui konsumsi garam beryodium

Di masyarakat, garam yang dikonsumsi adalah garam NaCl. Garamini diperoleh


dengan proses penguapan air laut maupun cara lain, yang aman untuk digunakan sebagai
bahan makanan. Jenis air lautdan proses penguapan air laut tersebut akan menghasilkan
kualitas garam yang berbeda – beda. Hal ini terutama disebabkan karena perbedaan dalam
metoda penguapan air laut dan sumber air laut yang digunakan.

B. LATAR BELAKANG
Oleh karena berbedanya kualitas garam yang dihasilkan, maka dibuat suatu standar
garam konsumsi dengan nomor SNI 01-3556-1994. Mutu garam konsumsi disesuaikan
dengan kemampuan para produsen dan kebutuhan konsumen.

Dalam SNI, kadar yodium dalam garam ditentukan sebesar 30-80 ppm dalam
bentuk KIO3, hal ini dikaitkan dengan jumlah garam yang dikonsumsi tiap orang perhari
adalah 6 – 10 gram, sedangkan kebutuhan tubuh akan yodium adalah sekitar 100 – 150 ug

1
tiap orang perhari. SNI garam konsumsi diterapkan secara wajib terhadap produsen,
distributor / pedagang sesuai dengan Keppres No. 69 tahun 1994 tentang Pengadaan
Garam Beryodium untuk melindungi kesehatan masyarakat. Untuk itu perlu dipantau agar
garam konsumsi yan beredar tetap terjamin keamanannya.

Sebaran dan besar masalah garam yang beredar diberbagai daerah sangat penting
untuk diketahui, agar para pengelola program dapat secara tepat merencanakan
penanggulangannnya. Karena itu perlu dilakukan pemantauan garam beryodium secara
terintegrasi mulai dari tingkat produsen, distributor, pasar, dan ditingkat masyarakat
diseluruh Indonesia.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pemeriksaan garam yodium mempunyai tujuan secara umum yaitu untuk
memperoleh gambaran berkla tentang cakupan konsumsi garam beryodim di
masyarakat
2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya informasi tentang konsumsi garam beryodium di Tingkat desa
dengan pengujian garam.
b. Diperolehnya informasi tentang bentuk garam yang digunakan ditingkat
masyarakat.
c. Diperolehnya informasi tentang tempat pembelian garam yang digunakan
masyarakat.
d. Diperolehnya informasi tentang ada/tidak nya merk dagang produk garam yang
dikonsumsi masyarakat.

D. TATA NILAI PROGRAM


Tata Nilai dalam pelaksanaan kegiatan
 Ramah
Selalu melayani dengan senyum dan kata yang santun
 Professional
Selalu melaksanakan pelayanan dengan kompetensi dan profesi
 Jujur
Selalu melaksanakan pelayanan sesuai dengan hati nurani
 Transparan
Selalu melakukan pelayanan dengan jelas, mudah diakses dan dimengerti serta
siap memberikan informasi yang benar.

E. TATA HUBUNGAN KERJA LINTAS SEKTOR DAN LINTAS PROGRAM


Peran Lintas sector dan lintas program dalam pelaksanaan upaya perbaikan gizi UPTD
Puskesmas Cilacap Utara II harus jelas sehingga dalam palaksanaanya akan terakomodir
dengan baik sesuai tujuan yang hendak dicapai. Peran lintas sector dan lintas program
terlampir.

F. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan pokok pemantauan garam yodium adalah menilai kwalitas garam yang di
konsumsi masyarakat.

Rincian kegiatan meliputi :

2
1. Melakukan pemeriksaan garam dengan iodine test

2. Melakukan penilaian

3. Melakukan dokumentasi

4. Melakukan analisa dan tindak lanjut

5. Membuat laporan

G. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Metode

Dengan melakukan Pemeriksaan garam

2. Teknologi Dan Alat

a. Iodine test
b. Microsoftoffice.

H. SASARAN
Sasaran Kegiatan : Masyarakat (Balita ) di 2 Kelurahan

I. JADWAL KEGIATAN
a. Jadwal Kegiatan : Februari dan Agustus 2018
b. Pelaksana : Kader Posyandu di 2 Kelurahan
Petugas Gizi
Bidan Desa

J. SUMBER BIAYA
Anggaran biaya berasal dari dana APBD untuk pengadaan Iodina test

K. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah pelaksaan kegiatan yaitu setiap
akhir bulan. Petugas gizi melakukan dokumentasi dan membuat analisa dan rencana tindak
lanjut.

L. PELAPORAN & EVALUASI


Hasil kegiatan dilaporkan sebagai pendukung yang bias dipertanggungjawabkan,
dan diinterprestasikan /analisa ,dievaluasi, RTL dan ditindaklanjuti sebagai rangkaian
proses PDCA (Plan,Do,Chek ,Action)

Anda mungkin juga menyukai