Anda di halaman 1dari 7

Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


PELAYANAN GIZI
LOKAKARYA PEMBUATAN SOP TATALAKSANA BALITA DENGAN
MASLAH GIZI DAN TUMBUH KEMBANG, WEIGHT FALTERING,
GIZI BURUK, STUNTING TERMASUK RUJUKAN

Ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas Panggul

Ns. SUWARTO, S.Kep.


NIP. 19680611 199103 1 016

DINAS KESEHATAN PENGENDALIAN PENDUDUK DAN


KELUARGA BERENCANA
KABUPATEN TRENGGALEK

PUSKESMAS PANGGUL
JL. Panggul-Dongko RT.05 RW.02 Ds. Nglebeng Kec. Panggul Kab.
Trenggalek
Telp. 082234705052 Email: randuwok.pkmpanggul@gmail.com
TRENGGALEK 66364
TAHUN 2023
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
LOKAKARYA PEMBUATAN SOP TATALAKSANA BALITA DENGAN
MASALAH GIZI DAN TUMBUH KEMBANG, WEIGHT FALTERING,
GIZI BURUK, STUNTING TERMASUK RUJUKAN
PUSKESMAS PANGGUL
TAHUN 2023

A. PENDAHULUAN
Status gizi merupakan keadaan yang dapat menggambarkan gizi
seseorang apakah tergolong gizi baik, gizi kurang, gizi buruk atau gizi lebih.
Status gizi anak balita dapat digunakan sebagai indikator keadaan gizi
masyarakat dan dapat diketahui melalui prevalensi gizi anak umur 1-5 tahun,
karena golongan umur tersebut paling rentan terhadap gangguan gizi dan
sangat tergantung pada makanan yang diberikan kepada mereka. Survei
Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 memberikan gambaran status gizi balita
(stunting, wasting, underweight, overweight). Hasil SSGI Tahun 2022
menunjukkan bahwa terjadi penurunan angka stunting sebesar 2,8 %
dibandingkan dengan 2021 dari 24,4% menjadi 21,6%. Meski angka stunting
menurun, angka balita wasting dan underweight mengalami peningkatan.
Yakni angka wasting naik 0.6 % dari 7,1 % pada 2021 menjadi 7,7 % pada
2022. Sementara underweight naik 0,1 % dari 17,0 pada 2021 dan 17,1 %
pada 2022.

B. LATAR BELAKANG
Penurunan prevalensi stunting dipengaruhi oleh 4 masalah gizi, yakni
weight faltering, underweight, gizi kurang, dan gizi buruk. Setelah 4 masalah
gizi tersebut teratasi, penurunan prevalensi stunting akan terjadi. Pencegahan
stunting yang lebih tepat harus dimulai dari hulu yaitu sejak masa kehamilan
sampai anak umur 2 tahun atau 1000 hari pertama kehidupan. Pada periode
setelah lahir yang harus diutamakan adalah pemantauan pertumbuhan yang
dilakukan setiap bulan secara rutin. Dengan demikian dapat diketahui sejak
dini apabila anak mengalami gangguan pertumbuhan. Ketika balita berat
badannya tidak naik sesuai dengan kenaikan berat minimal setiap bulannya
(weight faltering) maka akan menjadi underweight dan wasting. Jika kondisi
tersebut dibiarkan berkepanjangan maka akan stunting.
Puskesmas sebagai pusat pelayanan dasar tingkat pertama telah
melakukan berbagai upaya dalam menanggulangi masalah gizi diwilayah
kerjanya melalui berbagai program yaitu kegiatan posyandu, penjaringan
balita KEP (Kekurangan Energi dan Protein), kegiatan penyuluhan kepada
ibu, pelacakan kasus, pemeriksaan kesehatan di Puskesmas, rujukan balita
gizi buruk ke Puskesmas Rujukan untuk gizi buruk dan Rumah Sakit,
imunisasi, pemberian obat cacing, pemberian suplemen gizi, serta pemberian
PMT pemulihan.
Dalam penanggulangan status gizi masyarakat intervensi gizi
langsung telah dilakukan oleh puskesmas sedangkan intervensi gizi tidak
langsung memerlukan peran serta tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat
sebagai orang yang mempunyai pengaruh dan dihormati di lingkungan
masyarakat biasanya menjadi panutan bagi orang-orang atau masyarakat
sekitarnya sehingga keterlibatan tokoh masyarakat juga berperan dalam
mengarahkan masyarakat agar peduli pada kesehatan.
Keberhasilan pembangunan kesehatan memerlukan keterpaduan baik
lintas program maupun lintas sektor. Penyelenggaraan program kesehatan
memerlukan dukungan lintas sektor terkait. Oleh karenanya, puskesmas harus
melakukan kerjasama dengan lintas sektor agar diperoleh dukungan dalam
pelaksanaan berbagai kegiatannya. Salah satu bentuk upaya untuk
penggalangan dan pemantauan berbagai kegiatan adalah melalui pertemuan
(Lokakarya).Kegiatan ini mengacu pada tata nilai Puskesmas Panggul yaitu
Ramah, yaman, untuk lebih mendekatkan diri pada sasaran untuk
memperoleh hasil yang diharapkan.
 Tata Nilai Puskesmas Panggul
Tata nilai yang diterapkan pada Puskesmas Panggul adalah “BerAKHLAK”:
1 Berorientasi : Komitmen memberikan pelayanan prima
Pelayanan demi kepuasan masyarakat.
2 Akuntabel : Bertanggung jawab atas kepercayaan yang
diberikan.
3 Kompeten : Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas

4 Harmonis : Saling peduli dan menghargai perbedaan


5 Loyal : Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
Bangsa dan Negara.
6 Adaftif : Terus berinovasi dan antusias dalam
menggerakkan dan menghadapi perubahan.

C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Terselenggaranya Lokakarya Pembuatan SOP Tatalaksana Balita dengan
Masalah Gizi Tumbuh Kembang, Weight Faltering, Gizi Buruk, Stunting
beserta Rujukannya dalam rangka pemantauan status gizi balita di
wilayah kerja Puskesmas Panggul.

2. TUJUAN KHUSUS
a) Tersusunya pedoman untuk mengatasi masalah gizi pada balita (Weight
Faltering, Gizi Buruk, Stunting)
b) Meningkatakan kesadaran pentingnya pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan balita.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan Pokok : Pertemuan
2. Rincian Kegiatan
a) Koordinasi dengan lintas program serta lintas sektor terkait
dilaksanakannya pertemuan ini
b) Rincian kegiatan dalam tatalaksana balita masalah gizi
c) Membuat kesepakatan/komitmen untuk pelaksanaan kegiatan

E. CARA MELAKUKAN KEGIATAN


1. Registrasi peserta
2. Pembukaan
3. Sambutan Kepala Puskesmas
4. Materi Tatalaksana Balita dengan Masalah Gizi (Weight Faltering,Gizi
Kurang, Gizi Buruk, Stunting)
5. Materi Juknis PMT Lokal 90 hari untuk Ibu hamil KEK da Balita Gizi
Kurang
6. Diskusi, kesepatan, dan penutupan.

F. SASARAN
1. Danramil Kec. Panggul (1 Orang)
2. Kapolsek Kec. Panggul (1 Orang)
3. Kepala Desa se- wilayah kerja Puskesmas Panggul (10 Orang)
4. TP-PKK (10 Orang)
5. Kader Posyandu Balita (20 Orang)

G. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR


1. Peran lintas Program
Dokter, Bidan Koordinator KIA, Bidan desa adalah sebagai
penanggungjawab dan pelaksana dari kegiatan tersebut
2. Peran Lintas Sektor
Kader kesehatan, Kepala Desa, Kecamatan berperan dalam kegiatan
sosialisasi ke warganya apabila ada masalah gizi, di wilayahnya segera
melaporkan untuk ditindak lanjuti segera dilakukan penanganan yang
sesuai

H. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan ini dilaksanakan pada:
Hari : Kamis, 20 Juli 2023
Pukul : 09.00 WIB – Selesai

Jadwal Susunan Acara Lokakarya Pembuatan SOP


NO JAM ACARA PENGARAH PJ
1. 09.00- 09.15 WIB Pembukaan Pembawa acara Panitia
Menyanyikan Lagu Petugas Panitia
Kebangsaan Indonesia Raya
Pembacaan Visi , Misi Tata Petugas Panitia
Nilai dan Maklumat Pelayanan
Do’a Petugas Panitia

2. 09.15 - 09.30 WIB Sambutan Kepala Puskesmas Pimpinn rapat/ Panitia


Kepala
Puskesmas
3. 09.30- 10.30 WIB Materi 1 Petugas Panitia
4. 10.30-11.30 WIB Materi 2 Petugas Panitia
5. 11.30 - 12.30 WIB diskusi dan kesepakatan - Petugas Panitia
kesepakatan
6. 12.30 WIB Penutupan Petugas Panitia
I. SUMBER DANA/ PEMBIAYAAN
Bersumber dari Pemanfaatan dana Bantuan Operasional Kesehatan/ BOK
Puskesmas Panggul Tahun Anggaran 2023 dengan perincian sebagai berikut :
1. Konsumsi Makanan dan Minuman : 47 kotak x Rp 17.500,-
= Rp. 822.500,-
2. Bantuan Transport : 40 orang x Rp 100.000,-
= Rp. 4.000.00,-
3. Banner : Rp. 64.000 (Dana BLUD)

J. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN


PELAPORAN
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan lokakarya dilakukan setiap selesai
pelaksanaan kegiatan dengan pelaporan pelaksanaan kegiatan tersebut
kepada Kepala Puskesmas.

K. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan pelaporan sesuai dengan tanggal pelaksanaan kegiatan. Pada
kegiatan evaluasi ada kesepakatan/ komitmen sasaran. Perlu adanya
pemantauan sasaran agar tidak terjadi masalah baru yang ditemukan.

.
Trenggalek, Juli 2023

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Panggul, Pengelola Program Gizi

Ns. SUWARTO, S.Kep. YENI ROSALINA, A.Md,Gz


Penata Tk.I NIP. 19990607 202203 2 002
NIP. 19680611 199103 1 016

Anda mungkin juga menyukai