Anda di halaman 1dari 19

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PEMULIHAN

A. Latar Belakang
Masalah Gizi dapat terjadi pada setiap siklus kehidupan. Dimulai sejak janin hingga usila. Masalah
Gizi tersebut secara langsung disebabkan oleh asupan gizi yang kurang mencukupi untuk gizi balita. Oleh
sebab itu untuk membantu mencukupi kebutuhan Gizi masyarakat terutama anak balita 06 – 59 bulan dan
bumil KEK pemerintah mengembangkan program PMT.
PMT adalah kegiatan pemberian makanan kepada Balita usia 06 – 24 bulan.PMT ada dua yaitu
PMT Pemulihan dan PMT Penyuluhan . Memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memenuhi kebutuhan zat
gizi yang dibutuhkan oleh balita dan ibu hamil.
PMT Pemulihan diutamakan bersal dari bahan makanan local, jika bahan lokal terbatas dapat
digunakan makanan pabrikan yang tersedia di wilayah setempat dengan memperhatikan kandungan gizi,
kemasan, label dan masa kadaluarsa untuk keamanan pangan.

B. Tujuan
Untuk meningkatkan Status Gizi anak serta untuk mencukupi kebutuhan zat gizi anak agar
tercapainya status gizi dan kondisi gizi yang baik sesuai dengan umur anak tersebut.

C. Sasaran
Seluruh balita usia 6 – 59 bulan dengan prioritas pada balita kurus ( BB/TB – PB : < -2 sd )

D. Prinsip PMT
1. Makanan Tambahan Balita adalah suplement gizi berupa makanan tambahan dalam bentuk biscuit
dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang di berikan kepada bayi
dan balita usia 6 – 59 bulan dengan kategori kurus.
2. Hanya sebagai tambahan terhadap makanan pokok yang dikonsumsi oleh balita bukan sebagai
pengganti makanan utama. Bagi bayi 6 – 24 bulan makanan tambahan ini di berikan bersama
makanan pendamping Air Susu Ibu ( MPASI )
3. Tiap kemasan primer ( 4 keping / 40 gram ) MT Balita mengandung minimum 160 kalori, 3,2 – 4,8
gram Protein dan 4 – 7, 2 lemak.
4. Makanan Utama tetap diberikan 3 kali sehari
5. Merupakan kegiatan diluar gedung puskesmas dengan pendekatan keluarga.

E. Kegiatan Pokok
Pemberian Makanan Tambahan berupa Biskuit untuk anak usia 06 – 23 bulan selama 90 hari
makan

F. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Persiapan
- Mengidentifikasi laporan balita kurus dari laporan bulanan termasuk penyebab balita kurus
( Dilaporkan Di laporan hasil Kegiatan )
- Menyiapkan MT ( Makanan Tambahan ) sesuai kebutuhan
2. Pelaksanaan
- Mengantar MT ke Ibu balita sebulan sekali
- Mencatat distribusi MT dalam buku pemantauan
- Memastikan pemberian MT tepat sasaran dengan cara menanyakan ke ibu apakan MT sudah
diberikan
- Memantau peningkatan status gizi balita penerima MT setiap bulan sekali dengan cara
melakukan pengukuran antropometri dan menghitung status gizi ( aplikasi WHO ANTRO )
- Memberikan konseling kepada ibu balita penerima MT
3. Pencatatan dan Pelaporan
- Mencatat hasil kegiatan PMT dalam buku pemantauan dan di entri melalui aplikasi e - PPGBM
- Melaporkan hasil kegiatan PMT kepada Pimpinan Puskesmas dan Dinas KESEHATAN Kabupaten
setiap satu bulan sekali.
4. Ketentuan Pemberian :
1. MT diberikan pada balita 6 – 59 bulan dengan kategori kurus yang memiliki status gizi
berdasarkan indeks BB/TB dibawah -2 sd.
2. Tiap bungkus MT Balita berisi 4 keping biscuit ( 40 gram )
3. Usia 6 – 11 bulan diberikan 8 keping ( 2 bks primer ) per hari
4. Usia 12 – 59 bulan diberikan 12 keping ( 3 bks primer ) per hari
5. Pada balita yang diberikan makanan tambahan perlu dilakukan pemantauan berat badan dan
panjang/ tinggi badan setiap bulan.
6. Bila sudah mencapai berat badan sesuai panjang/ tinggi badan dan atau berat badan sesuai
umur,PMT Pemulihan dihentikan dan selanjutnya mengkonsumsi makanan keluarga gizi
seimbang.
7. Biskuit dapat langsung di konsumsi atau terlebih dahulu di tambah air matang dalam mangkok
bersih sehingga dapat dikonsumsi dengan menggunakan sendok
8. Setiap pemberian MT harus di habiskan

G. Hasil yang Diharapkan


Diharapkan dengan adanya Pemberian Makanan Tambahan ini balita penerima PMT dapat meningkat
berat badannya dan merubah status gizi nya menjadi lebih baik, dan apabila status gizi sudah membaik
ibu balita penerima PMT diharapkan dapat bisa mempertahan kan status gizi balitanya dan tetap
mengkonsumsi makanan keluarga sesuai gizi seimbang.

H. Contoh Laporan Kegiatan


Terlampir

I. Lokasi Pelaksanaan
Desa yang terdapat balita kurus di wilayah Puskesmas

J. Waktu Pelaksanaan
90 Hari Makan
LAPORAN PERJALANAN DINAS

A. Dasar :
B. Yang Melaksanakan Perjalanan : 1. ………………..
2………………..
C. Tanggal Berangkat :
Tanggal Pulang :
D. Maksud Perjalanan Dinas : Pemberian PMT Pemulihan
E. Hasil Perjalanan Dinas :
Dari hasil identifikasi dilapangan balita yang mengalami gizi kurus disebab kan
oleh……………….. dan Ibu balita di berikan koseling ……………………
Hasil pemberian MP- ASI selama 1 bulan balita mengalami………… berat badan sebanyak …….
Sesuai/tidak dengan KBM ( apabila tidak ada peningkatan berat badan berikan penjelasan )

Hasil Recall : Kalori….., Protein…., lemak….., HA

Kebutuhan Seharusnya : Kalori…., Protein…., lemak….., HA

No Identitas AnaK Identitas Orang Pemeriksaa P1 P2 P3 Ket


Tua n
P1
1 NIK NIK Tanggal :
Nama Nama BB :
Anak
Anak Ke No. HP TB :
JK Alamat Cara Ukur :
Tgl Lahir RT Jumlah PMT
( bks ) :
Umur RW Thn Produksi
:
BB Lahir
Dst….

Demikian Laporan perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban dari kegiatan dan
dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Yang Melaksanakan Perjalanan Dinas :


1………………………….
2…………………………
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
SURVEILANS DAN PELACAKAN GIZI BURUK

A. Latar Belakang
Status Gizi anak Balita telah mengalami perbaikan dengan ditandai dengan menurunnya prevalensi balita
kurus berdasarkan indicator BB/TB dari 15% ( PSG 2016 ) menjadi 12,1% ditahun 2017, walaupun demikian
masalah balita pendek ( stunting ) meningkat dan masih tinggi sebesar 31,8% pada tahun 2017 dibanding kan
tahun 2016 sebesar 24,6% ( Data PSG )
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ( RPJMN ) bidang Kesehatan 2015 – 2019 telah
ditetapkan salah satu sasaran pembangunan yang akan dicapai adalah menurunkan prevalensi gizi kurang
menjadi setinggi tingginya 17% dan menurunkan prevalensi balita pendek menjadi setinggi – tingginya 28%
Kabupaten Paser pada tahun 2016 angka kejadian balita kurang gizi tahun 2017 prevalensinya 18,4% jadi
ada penurunan dari tahun 2016 sebesar 21,7% untuk Jumlah Kasus Gizi Buruk sendiri untuk tahun 2018 ada ……
kasus balita gizi buruk di kabupaten paser menunjukan tren penurunan dari tahun 2017 yaitu sebesar 34 kasus
gizi buruk.
Oleh karena itu pada tahun 2019 ini salah satu kegiatan program gizi adalah Surveilans dan pelacakan kasus
gizi buruk di kabupaten paser
B. Maksud dan Tujuan
a. Maksud Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan ini dimaksud kan untuk :
1. Memperoleh Informasi kasus Gizi Buruk secara cepat dan akurat, teratur dan berkelanjutan
2. Menemukan sedini mungkin kasus gizi buruk dan penanggulangannya secara cepat dan tepat.
b. Tujuan Kegiatan
1. Teridentifikasinya factor resiko gizi buruk disuatu wilayah sebagai bahan informasinya bagi sector
terkait dalam penentuan intervensinya
2. Ditetapkannya rencana pencegahan dan penanggulangan gizi buruk secara konferehensif
C. Peaksanaan Kegiatan
a. Uraian Kegiatan
Rangkaian kasus Penyelidikan atau investigasi terhadap factor resiko terjadinya kasus gizi buruk dan
penemuan kasus balita gizi buruk lainnya di wilayah kerja Puskesmas
b. Batasan Kegiatan
1. Mempelajari Laporan Balita Gizi Buruk
2. Menyiapkan Instrumen Pelacakan ( Form Pelacakan Kasus Gizi Buruk )
3. Menyiapkan alat antropometri
4. Melaksanakan Surveilans kasus Gizi Buruk bersama dokter atau petugas surveilans sesuai dengan form
pelacakan kasus gizi buruk ( Menimbang BB, Mengukur TB, dan memeriksa balita gizi buruk )
5. Identifikasi masalah dalam pelaksanann kegiatan surveilans gizi buruk dan rencana tindak lanjut
( intervensi )
D. Hasil Yang Diharapkan
1. Tersusunnya dokumen hasil Pelacakan kasus gizi buruk diwilayah Puskesmas tahun 2019
2. Laporan Kasus Gizi Buruk Tahun 2019
E. Laporan Hasil Kegiatan
( TERLAMPIR )
F. Lokasi Kegiatan
Wilayah Kerja Puskesmas
G. Waktu Pelaksanaan
Sesuai RUK
LAPORAN PERJALANAN DINAS

F. Dasar :
G. Yang Melaksanakan Perjalanan : 1. ………………..
2………………..
3……………………
H. Tanggal Berangkat :
Tanggal Pulang :
I. Maksud Perjalanan Dinas : Surveilans dan Pelacakan Kasus Gizi Buruk
J. Hasil Perjalanan Dinas :
Dari hasil Pelacakan Kasus Diperoleh data :
A. Identitas Umum
1. Nama Balita :
2. Anak Ke :
3. Umur Balita :
4. Umur Anak Terakhir:
5. TTL :
6. Berat Lahir :
7. BB Saat ditemukan :
8. Jenis Kelamin :
B. Data Keluarga
1. Nama KK :
2. Jumlah Anggota Keluarga :
3. Jumlah Anak :
4. Pekerjaan Ortu :
5. Pendidikan Ortu :
6. Status Keluarga : Gakin/Non Gakin
7. Ket Lain :
C. Data Klinis dan Penyakit Penyerta

D. Perubahan Konsumsi Makan


1. Perubahan Frekuensi Makan :
2. Perubahan Pola Makan :
E. Hasil Pengukuran Antropometri
1. BB :
2. TB :
3. LK :
4. LILA :
F. Hasil Pemeriksaan Antropometri
1. BB/TB :
2. BB/U :
3. TB/U :
4. IMT/U :
G. Hasil Pemeriksaan Fisik
1. Nafas (x/menit) :
2. Suhu :
3. Mata :
4. Telinga : Normal/Keluar Cairan
5. Kelenjar Getah Bening :
6. Perubahan Kulit :
7. Telapak Tangan Pucat :
8. Dehidrasi :
9. Mulut :
10. Cacat :
11. Tangan dan Kaki : Normal/Dingin
H. Riwayat Penyakit
1. Diare : YA/Tidak
2. Muntah : Ya / Tidak
3. Batuk : Ya/Tidak
4. Nafsu Makan : Ya/Tidak
5. Buang Air Besar ( X/HARI ) : 1 – 3 , 4 – 5 dan >5
6. Buang Air Kecil : Ya/ Tidak
7. Jika Ada Oedeme sudah berapa lama ?
8. Masih diberi ASI?
I. Pengobatan Yang Diberikan :
J. Konseling

Demikian Laporan perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban dari
kegiatan dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Yang Melaksanakan Perjalanan Dinas :


1………………………….
2…………………………
KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BUMIL

A. Latar Belakang
Masalah Gizi dapat terjadi pada setiap siklus kehidupan. Dimulai sejak janin hingga usila. Masalah
Gizi tersebut secara langsung disebabkan oleh asupan gizi yang kurang mencukupi untuk ibu hamil. Gizi
Kurang pada ibu hamil akan mempengaruhi proses tumbuh kembang janin yang beresiko kelahiran bayi
berat lahir rendah ( BBLR ). Mengingat dampak dikemudian hari pada tumbuh kembang janin, ibu hamil
sebagai bagian dari WUS, merupakan sasaran yang perlu mendapat perhatian khusus. Upaya untuk
meningkatkan status gizi selama ibu hamil adalah pemberian makanan tambahan ( PMT ). PMT adalah
kegiatan pemberian makanan tambahan kepada Ibu Hamil.PMT ada dua yaitu PMT Pemulihan dan PMT
Penyuluhan . Memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan oleh
ibu hamil.
PMT Pemulihan diutamakan bersal dari bahan makanan local, jika bahan lokal terbatas dapat
digunakan makanan pabrikan yang tersedia di wilayah setempat dengan memperhatikan kandungan gizi,
kemasan, label dan masa kadaluarsa untuk keamanan pangan.
B. Tujuan
Pemberian Makanan Tambahan pada ibu hamil bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi ibu hamil dan
diharapkan dapat merubah status gizi nya menjadi normal
C. Sasaran
Bumil KEK yang berada di wilayah kerja Puskesmas
D. Prinsip PMT
Prinsip dasar Pemberian Makanan Tambahan dilakukan untuk memenuhi kecukupan gizi ibu hamil KEK
dan tetap mengkonsumsi makanan keluarga sesuai gizi seimbang
E. Kegiatan Pokok
Pemberian Makanan Tambahan berupa Biskuit untuk Bumil KEK selama 90 hari makan
F. Cara Melaksanakan Kegiatan
1. Persiapan
- Pustu/Polindes menyerahkan formulir rekapitulasi data sasaran ibu hamil ke Puskesmas
- Menyiapkan data sasaran PMT Ibu Hamil di Puskesmas untuk di kirim ke Dinas Kesehatan
Kabupaten
2. Pelaksanaan
- Petugas Puskesmas menerima PMT Ibu Hamil dari Dinas Kesehatan Kabupaten
- Petugas mendistribusikan PMT Ke sasaran
- Petugas Memantau PMT Bumil yang telah didistribusikan
- Mencatat distribusi MP – ASI dalam buku pemantauan
- Memantau peningkatan status gizi setiap bulan sekali dengan cara melakukan pengukuran
antropometri dan menghitung status gizi ( aplikasi WHO ANTRO )
- Memberikan konseling kepada ibu hamil penerima PMT
3. Pencatatan dan Pelaporan
- Mencatat hasil kegiatan PMT dalam buku pemantauan
- Melaporkan hasil kegiatan PMT kepada Pimpinan Puskesmas dan Dinas KESEHATAN Kabupaten
setiap satu bulan sekali.

G. Ketentuan Pemberian :
1. MT diberikan pada ibu hamil KEK yaitu ibu hamil yang memiliki LILA dibawah 23,5 cm
2. Pemberian MT ibu hamil terintegrasi dengan pelayanan antenatal care ( ANC )
3. Tiap bungkus MT Ibu Hamil berisi 3 keping biscuit berlapis ( 60 gram )
4. Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping biscuit lapis per hari
5. Pada Kehamilan trimester II dan III diberikan 3 keping biscuit per hari
6. Pemantauan pertambahan berat badan sesuai standar kenaikan berat badan dan LILA. Apabila
berat badan sudah sesuai standar kenaikan berat badan dan atau ibu hamil tidak lagi dalam
kategori KEK sesuai pemeriksaan LILA, selanjutnya mengkonsumsi makanana
Mengkonsumsi makanan keluarga gizi seimbang.

H. Hasil yang Diharapkan

Diharapkan dengan adanya Pemberian Makanan Tambahan ini ibu hamil penerima PMT dapat
meningkat berat badannya dan merubah status gizi nya menjadi lebih baik, dan apabila status gizi sudah
membaik ibu hamil penerima PMT diharapkan dapat bisa mempertahan kan status gizinya.

I. Contoh Laporan Kegiatan

Terlampir
LAPORAN PERJALANAN DINAS

A. Dasar :
B. Yang Melaksanakan Perjalanan : 1. ………………..
2………………..
C. Tanggal Berangkat :
Tanggal Pulang :
D. Maksud Perjalanan Dinas : Pemberian MT Bumil
E. Hasil Perjalanan Dinas :
Dari hasil identifikasi dilapangan ibu hamil yang mengalami KEK disebab kan
oleh……………….. dan Ibu Hamil di berikan koseling ……………………
Hasil PMT selama 1 bulan Bumil mengalami………… berat badan sebanyak …….

No Identitas Ibu Alamat Pemeriksaan P1 P2 P3 KET


Hamil
1 NIK Alama Tanggal
t
Nama Ibu BB
Nama Rt TB
Suami
Kehamilan Rw LILA
ke
Tanggal Jumlah PMT
Lahir ( bks )
Umur Tahun
Produksi
No. Hp

Demikian Laporan perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban dari kegiatan dan
dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Yang Melaksanakan Perjalanan Dinas :


1………………………….
2…………………………
KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KUNJUNGAN RUMAH BALITA YANG TIDAK DATANG KE POSYANDU

( DO Penimbangan )

I. Latar Belakang
a. Dasar Hukum
1. UU No. 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Permenkes No. tentang SPM BIDANG KESEHATAN KAB/KOTA
3. Permendagri No. 19 Tahun 20111 tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial
Dasar di Posyandu
4. Surat Edaran Menteri Kesehatan No. 331/IX/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN
Bulan penimbangan balita
b. Gambaran Umum
Kabupaten Paser pada tahun 2015 angka kejadian balita gizi kurangnya 20,8%
Sedangkan untuk prevalensi gizi buruk Kab. Paser mengalami penurunan tahun
2014 prevalensinya 16,4% dan tahun 2015 prevalensinya 13 %
Penimbangan Balita di posyandu merupakan point penting kegiatan pelayanan
kesehatan seperti imunisasi, konseling ASI, kegiatan deteksi dan stimulasi
tumbuh kembang dan lain lain Pada Renstra Kemenkes tahun 2015 – 2019 telah
ditetapkan bahwa pada tahun 2019 sekurang kurangnya 80% anak ditimbang
secara teratur di posyandu. Sedangkan untuk pencapaian di kabupaten paser
sendiri sd bulan Juli
Pemetaan status gizi balita sebagai hasil dari penimbangan di posyandu dan
sweeping penimbangan merupakan dasar acuan untuk penentuan intervensi
dan kebijakan ditahun berikutnya.
Oleh Karena itu pada tahun 2017 ini salah satu kegiatan program perbaikan dan
peningkatan gizi masyarakat salah satunya adalah kunjungan rumah balita yang
tidak datang ke posyandu.
II. Maksud dan Tujuan
a. Maksud Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan ini dimaksud untuk :
1. Tersisirnya balita yang tidak hadir pada penimbangan di posyandu
2. Mengidentifikasi balita yang tidak hadir di posyandu
3. Mengunjungi balita BGM dan 2T yang tidak datang ke posyandu
b. Tujuan Kegiatan
1. Mendapatkan data hasil penimbangan bayi dan balita yang tidak hadir ke posyandu
2. Meningkat kan kesadaran masyarakat tentang pentingnya posyandu
III. Pelaksanaan Kegiatan
a. Uraian Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan setelah jadwal penimbangan di Posyandu .
b. Batasan Kegiatan
1. Melakukan Pengukuran Antropometri ( Menimbang berat badan dan mengukur
tinggi badan )
2. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya membawa bayi/balita ke posyandu
IV. Indikator Keluaran dan Keluaran
a. Indikator Keluaran
Diperolehnya data sasaran yang tidak hadir di posyandu
b. Keluaran
Laporan data Bulanan dan status gizi
V. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan direncanakan akan dilaksanakan dari bulan Januarai – Desember 2017 bertempat
di masing – masing wilayah posyandu
VI. Biaya Pelaksanaan
Kegiatan ini dibeban pada anggaran BOK thn 2019

LAPORAN PERJALANAN DINAS

A. Dasar :
B. Yang Melaksanakan Perjalanan : 1. ………………..
2………………..
C. Tanggal Berangkat :
Tanggal Pulang :
D. Maksud Perjalanan Dinas : Kunjungan Rumah Balita Yang Tidak Datang Ke
Posyandu Di Desa……
E. Hasil Perjalanan Dinas :
Dari hasil kegiatan kunjungan rumah diperoleh data :
1. Hasil Antropometri

S riil D JUML K N O T B 2T BGM D/S N/D


posy H
YG DO

2. Status Gizi
BB/TB
TB/U
BB/U
IMT/U
3. Alasan
4. Apabila ada yang di DDTK …………….
5. Konseling ………………
6. Jika ada balita yang belum diimunisasi di laporkan ke petugas pemegang pemegang
program
7. Jika ada lansia di rumah tangga tersebut dilaporkan ke petugas pemegang program
lansia

Demikian Laporan perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban dari kegiatan dan
dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Yang Melaksanakan Perjalanan Dinas :


1………………………….
2………………………
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PEMANTAUAN KESEHATAN BALITA DI POSYANDU

I. LATAR BELAKANG
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
( UKBM ) yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembanguna Kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar utamanya untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi
Upaya Pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan mengoptimalkan tumbuh
kembang anak dapat dilaksanakan secara merata apabila system pelayanan berbasis
masyarakat seperti posyandu dapat dilakukan efektif dan efisien dan dapat menjangkau
semua sasaran yang membutuhkan layanan kesehatan ank, ibu hamil, ibu menyusui dan
ibu nifas. Pelayanan kesehatan dasar di posyandu adalah pelayanan kesehatan yang
mencakup sekurang – kurangnya 5 kegiatan yaitu kesehatan Ibu dan Anak, KB,
Imunisasi, Gizi dan penangulangan Diare

II. TUJUAN
A. Menunjang percepatan penurunan AKI, AKB dan AKABA di Indonesia melalui upaya
pemberdayaan masyarakat
B. Meningkatkan peran lintas sector dalam penyelenggaraan posyandu, terutama
berkaitan dengan AKI, AKB dan AKABA
C. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan dasar terutama yang berkaitan dengan
penurunan AKI, AKB dan AKABA

III. LINGKUP KEGIATAN


Melakukan pelayanan kesehatan dasar di Posyandu dan mempersiapkan data – data yang
menjadiinformasi untuk keberlangsungan program kesehatan.

IV. Sasaran Posyandu


Sasaran Posyandu adalah seluryh masyarakat terutama :
a. Bayi berusia kurang dari 1 tahun
b. Anak Balita 1 – 5 tahun
c. Ibu Hamil, Ibu menyusui dan ibu nifas
d. Wanita Usia Subur

V. Waktu dan Lokasi

VI. Keluaran
Terlaksananya kegiatan posyandu diseluruh wilayah kerja Puskesmas setiap bulannya
selama tahun 2019

VII. Hasil
Tersedianya data status gizi balita dan masyarakat yang mendapatkan pelayanan di
posyandu

VIII. Pembiayaan
Biaya Kegiatan berasal dari dana BOK TA. 2019
LAPORAN PERJALANAN DINAS

A. Dasar :
B. Yang Melaksanakan Perjalanan : 1. ………………..
2………………..
C. Tanggal Berangkat :
Tanggal Pulang :
D. Maksud Perjalanan Dinas : Pemantauan Kesehatan Bayi Dan Balita Di Desa……
E. Hasil Perjalanan Dinas :
Dari hasil kegiatan kunjungan rumah diperoleh data :

1. Hasil Antropometri

NO VARIABLE Hasil Penimbangan


0 – 23 Bulan 24 – 60 Bulan
1 S
2 K
3 D
4 N
5 O
6 T
7 B
8 2T
9 BGM
10 Balita Kurus
11 Gizi Buruk
12 Vit a

NO GOL UMUR CAKUPAN


D/S K/S N/D BGM/D

2. Status Gizi……………..
3. Konseling ………………

Demikian Laporan perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban dari kegiatan dan
dapat digunakan sebagaimana mestinya

Yang Melaksanakan Perjalanan Dinas :


1………………………….
2…………………………
KERANGKA ACUAN KEGIATAN

INTEGRASI OPERASI TIMBANG DAN PEMBERIAN VIT. A

I. Latar Belakang

Pembengunan Kesehatan menjadi investasi utama untuk pengembangan Sumber Daya Manusia
( SDM ) Indonesia, oleh karena itu pemenuhan gizi untuk menciptakan generasi yang sehat di masa
depan sangat diperlukan. Saat ini masalah kekurangan Gizi di Indonesia masih cukup tinggi baik
masalah gizi kurang ( underweight ), pendek ( stunting ) maupun kurus ( wasting ) serta masalah
kegemukan ( overweight ) juga semakin meningkat. Stunting mencerminkan kondisi gagal tumbuh
akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga nak menjadi sangat pendek untuk anak seusiannya.
Kekurangan Gizi kronis terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia duat tahun atau periode
1000 Hari Pertama Kehidupan ( HPK ), sehingga perlu dilakukan kegiatan pemantauan pertumbuhan
pada balita setiap bulan di posyandu dan masalah gizi lainnya melalui pendekatan keluarga.

Pemantauan pertumbuhan pada balita di posyandu juga merupakan bagian dari strategi untuk
menurunkan prevalensi masalah gizi dalam sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional ( RPJMN ) 2015 – 2019. Selain itu Permenkes Nomor 39 tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga ( PIS – PK ) juga dijelas kan
bahwa pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu upaya dalam penurunan prevalensi balita
pendek ( stunting ). Untuk itu sebagai upaya deteksi dan intervensi dini gangguan pertumbuhan
dilakukan penguatan pelaksanaan pemantauan pertumbuhan agar status gizi terutama berdasarkan
indicator Berat Badan menurut panjang badan/ tinggi badan sebagai entry point kegiatan pelayanan
kesehatan lainnya.

Terkait dengan upaya tersebut, kementrian kesehatan menetapkan penyelenggaraan Operasi


Timbang setiap bulan Februari dan Agustus bertepatan dengan bulan pemberian Vitamin A.

II. Tujuan

a. Seluruh Balita yang ada diwilayah kerja Posyandu dapat diregistrasi secara lengkap
b. Melakukan Penimbangan, Pengukuran dan Pengkajian Status Gizi kepada seluruh
Balita yang ada diwilayah kerja Posyandu
c. Terlacaknya secara dini kasus gizi baik itu gizi kurang, balita kurus, gizi buruk dan
stunting
III. Rincian Kegiatan

a. Kordinasi dengan lintas sector dan lintas program.


b. Jadwal Kegiatan sama dengan jadwal Posyandu
c. Melakukan pengukuran Antropometri ( BB, TB dan PB ) dan Pemberian Kapsul vit. A
d. Kunjungan Rumah balita yang tidak hadir ke Posyandu
e. Merekap semua sasaran yang sudah melakukan pengukuran Antropometri
f. Mengentri data dan hasil pengukuran ke aplikasi e- PPGBM
g. Melakukan Verifikasi hasil pengukuran menggunakan aplikasi WHO – Antro atau buku
pedoman Antrhopometri WHO – NCHS thn 2005
h. Melakukan pencatatan dan Pelaporan

IV. Indikator Keluaran dan Keluaran


A. Indikator Keluaran
Diperolehnya data sasaran yang tidak hadir di posyandu
B. Keluaran
Laporan data Bulanan dan status gizi

V. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan direncanakan akan dilaksanakan di bulan Februari dan Agustus bertempat di
masing – masing wilayah posyandu

VII. Biaya Pelaksanaan


Kegiatan ini dibeban pada anggaran BOK thn 2019

LAPORAN PERJALANAN DINAS

A.Dasar :

B. Yang Melaksanakan Perjalanan : 1. ………………..

2………………..

C. Tanggal Berangkat :

Tanggal Pulang :

D. Maksud Perjalanan Dinas : Integrasi Operasi Timbang dan Bulan Vitamin A

E. Hasil Perjalanan Dinas :

Dari hasil kegiatan kunjungan rumah diperoleh data :

1. Data Balita ( Form terlampir )

2. Hasil Pengukuran ( rekapan )

S riil D JUML K N O T B 2T BGM D/S N/D


posy H
YG
TDK
POSY

3. Status Gizi

BB/TB
TB/U
BB/U
IMT/U

Demikian Laporan perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban dari kegiatan dan
dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Yang Melaksanakan Perjalanan Dinas :


1………………………….
2………………………
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
VALIDASI DATA HASIL KEGIATAN OPERASI TIMBANG

I. Latar Belakang
Penimbangan balita di Posyandu juga merupakan entry point kegiatan pelayanan
kesehatan seperti imunisasi, pengobatan diare, konseling laktasi, kegiatan deteksi dan stimulasi
tumbuh kembangdan lain – lain. Meningkatkan cakupan dalam Instruksi Presiden Nomer 3
tahun 2010 dan Renstra Kementrian Kesehatan 2015 – 2019 ditetapkan tahun 2019
sekurangnya 80% anak balita ditimbang secara teratur di Posyandu.
Pemetaan status gizi balita sebagai hasil dari bulan penimbangan Balita merupakan
dasar dan acuan untuk penentuan intervensi dan kebijakan program gizi di selanjutnya.
Oleh karena itu pada tahun 2019 ini salah satu kegiatan program perbaikan gizi dan
peningkatan gizi masyarakat salah satunya adalah Validasi Data Hasil Kegiatan Operasi Timbang
yang dilaksanakan di seluruh Posyandu yang ada di wilayah kerja masing – masing Puskesmas.

II. Tujuan
1. Mengetahui gambaran peta status gizi di masing – masing wilayah kerja Puskesmas
2. Di perolehnya data status gizi yang akurat
3.

III. Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan dilaksanakan pada pasca kegiatan Operasi Timbang

IV. Rincian Kegiatan


1. Menyisir Balita dengan masalah gizi yang di temukan pada saat kegiatan operasi
timbang
2. Melakukan Pengukuran ulang Berat Badan dan Tinggi Badan Balita
3. Melakukan wawancara kepada keluarga balita
4. Melakukan penyuluhan dan konseling kepada keluarga balita

V. Indikator Keluaran
Tersusunnya dokumen sasaran hasil validasi data balita dengan masalh gizi di wilayah
kerja masing – masing Puskesmas.

VI. Tempat Pelaksanaan kegiatan


Kegiatan dilaksanakan pada bulan maret dan September di wilayah kerja masing –
masing Puskesmas.

VII. Biaya
Kegiatan ini bersumber dari anggaran BOK TA 2019
LAPORAN PERJALANAN DINAS

A.Dasar :

B. Yang Melaksanakan Perjalanan : 1. ………………..

2………………..

C. Tanggal Berangkat :

Tanggal Pulang :

D. Maksud Perjalanan Dinas : Integrasi Operasi Timbang dan Bulan Vitamin A

E. Hasil Perjalanan Dinas :

Dari hasil kegiatan VALIDASI DATA diperoleh data :

No Nam Tgl Nama ALAMAT BB TB BB/TB BB/U TB/U IMT/ KET


a Lahir Orang U
Tua
1
2
3
Dst

Demikian Laporan perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban dari kegiatan dan
dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Yang Melaksanakan Perjalanan Dinas :


1………………………….
2………………………
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PEMBERIAN TTD REMAJA PUTRI

A. Latar Belakang
Masalah Kesehatan dan Gizi di Indonesia pada periode 1000 Hari Pertaman Kehidupan
( HPK ) menjadi focus perhatian karena tidak hanya berdampak pada angka kesakitan dan
kematian pada ibu dan anak, melainkan juga memberikan konsekuensi kualitas hidup individu
yang bersifat permanen sampai usia dewasa. Timbulnya masalah gizi pada anak usia dibawah
dua tahun erat kaitannya dengan persiapan kesehatan dan gizi seorang perempuan untuk
menjadi calon ibu termasuk remaja putri.
Remaja Putri yang menderita anemia ketika menjadi ibu hamil beresiko melahirkan bayi
dengan Berat Bayi Lahir Rendah dan Stunting. Anemia Gizi Besi menjadi salah satu penyebab
utama anemia, diantaranya karena asupan makanan sumber zat besi yang kurang. Rematri pada
masa pubertas sangat beresiko mengalami anemia gizi besi hal ini disebab kan banyaknya zat
besi yang hilang selama menstruasi. Selain itu diperburuk oleh kurangnya asupan zat besi
dimana zat besi pada rematri sangat dibutuhkan tubuh untuk percepatan pertumbuhan dan
perkembangan.
Karena itu maka pemerintah Indonesia melakukan intensifikasi pencegahan dan
penanggulangan anemia pada rematri dan WUS dengan memprioritaskan pemberian TTD
melalui institusi sekolah.

B. TUJUAN
1.Menurunkan prevalensi Anemia pada rematri dan WUS
2.Meningkatkan cakupan pemberian TTD pada rematri dan WUS
3. Meningkatkan kepatuhan mengkonsumsi TTD pada rematri dan WUS
4. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan prilaku tenaga kesehatan dalam
penanggulangan anemia pada rematri dan WUS
5. Meningkatkan manajemen suplementasi TTD pada rematri dan WUS
6. Meningkatkan kinerja tenaga kesehatan dalam pemberian TTD pada rematri dan WUS

C. SASARAN
1. Pengelola program terdiri dari :
a. Tenaga Kesehatan
b. Kepala Sekolah dan guru UKS

2. Penerima program terdiri dari :


a. Rematri usia 12 – 18 thn.

D. PELAKSANAAN

1. Cara pemberian TTD dengan dosis 1 ( satu ) tablet setiap minggu sepanjang tahun
2. Pemberian Tablet Tambah Darah dilakukan untuk remaja putri usia 12 – 18 tahun
3. Pemberian TTD pada remaja putri melalui UKS di institusi pendidikn ( SMP dan SMA
atau yang sederajat ) dengan menentukan hari minum TTD bersama setiap minggunya
sesuai kesepakatan di wilayah kerja masing – masing.

E. LANGKAH – LANGKAH

1. Dinas Kesehatan Kabupaten Kota membuat alokasi TTD Remaja Putri sesuai dengan
sasaran untuk di distribusikan ke Puskesmas
2. Puskesmas melakukan distribusi TTD ke sekolah melalui kegiatan UKS serta secara
bertahap melakukan pemeriksaan Hb sebagai bagian dari kegiatan penjaringan
kesehatan anak sekolah
3. Tim pelaksana UKS atau Puskesmas melakukan pemantauan kepatuhan remaja putri
dalam mengkonsumsi TTD
4. Memberikan laporan secara berjenjang atas kegiatan yang dilaksanakan sesuai
dengan prosedur yang berlaku.

F. SUMBER BIAYA
Kegiatan ini bersumber pada anggaran BOK TA 2019

LAPORAN PERJALANAN DINAS

A.Dasar :

B. Yang Melaksanakan Perjalanan : 1. ………………..

2………………..

C. Tanggal Berangkat :

Tanggal Pulang :

D. Maksud Perjalanan Dinas : Pemantauan Pemberian TTD Remaja Putri

E. Hasil Perjalanan Dinas :

Jumlah remaja putri di sekolah ……. Berjumlah…… yang mendapat TTD berjumlah …..
( data terlampir )
Selain itu dilakukan penyuluhan tentang …….
Kendala yang dihadapi……
Solusinya ……
DLL

Demikian Laporan perjalanan dinas ini dibuat sebagai pertanggung jawaban dari kegiatan dan
dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Yang Melaksanakan Perjalanan Dinas :


1………………………….
2………………………

Anda mungkin juga menyukai