DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SIMOMULYO
Jalan.Gumuk Bogo No. 01 Surabaya (60181)
Telp. (031) 5312201
A. PENDAHULUAN
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin
status gizi baik serta dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian anak.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih terbilang tinggi bila
dibandingkan dengan negara lain dikawasan ASEAN (Kompas, 2004).
Bebrapa penelitian epidemologis menyatakan bahwa ASI melindungu bayi dan
anak dari penyakit infeksi misalnya diare dan ispa. Semakin sedikit jumlah
bayi yang mendapat ASI Eksklusif, maka kualitas kesehatan bayi dan anak
balita akan semakin buruk, yang pada akhirnya dapat menyebabkan
terjadinya gizi kurang & buruk serta meningkatkan AKB. Gizi buruk secara
langsung maupun tidak langsung akan menurunkan tingkat kecerdasan anak,
terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak serta menurunkan
produktivitas.
B. LATAR BELAKANG
Pemberian ASI eksklusif dapat menekan angka kematian bayi hingga
13% sehingga dengan dasar asumsi jumlah penduduk 219 juta, angka
kelahiran total 22/1000 kelahiran hidup, angka kematian balita 46/1000
kelahiran hidup maka jumlah bayi yang akan terselamatkan sebanyak 30 ribu.
Namun yang patut disayangkan tingkat pemberian ASI secara eksklusif di
Kota Surabaya hingga saat ini masih sangat rendah yakni antara 62,67% .
Salah satu faktor penyebab adalah masa cuti yang relatif singkat bagi
ibu yang bekerja serta keagresifan produsen susu formula mempromosikan
produknya kepada masyarakat. Secara nasional cakupan pemberian ASI
Eksklusif di Indonesia pada tahun 2009 mencapai angka 34,3%. Menurut
penelitian Rohani (2007) menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu sangat
berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif, hal ini ditunjukan akan terjadi
peningkatan pemberian ASI Eksklusif jika disertai dengan peningkatan
pengetahuan tentang ASI Eksklusif (Sugiarti, 2011). Menurut Salfina (2003)
mengatakan bahwa 75,6% ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif adalah
ibu dengan pendidikan tamat SD, dan berstatus sebagai pekerja lepas atau
buruh (Firmansyah, 2012). Dalam rangka mendukung keberhasilan menyusui,
sampai tahun 2013 telah dilatih sebanyak 4.314 orang konselor menyusui dan
415 orang fasilitator pelatihan konseling menyusui. Dengan adanya kelompok
pendukung asi, maka untuk meningkatkan cakpan pemberian asi eksklusif
dengan cara memberntuk kampung asi.
C. TUJUAN
Kegiatan Kampung ASI bertujuan untuk meningkatkan cakupan
pemberian ASI Eksklusif di wilayah Puskesmas Simomulyo.
F. SASARAN
Sasaran Kampung ASI adalah ibu hamil dan atau ibu menyusui beserta
keluarganya.
G. PENDANAAN
Kegiatan Kampung ASI didanai oleh dana BOK.
1. Nama Kegiatan :
2. Target
JumlahSasaran :
KriteriaSasaran :
Lain lain :
HasilEvaluasi :
Permasalahan :
Tidakadamasalahterkaitketepatanjadwal
RencanaTindakLanjut :
Kegiatantetapdilakukandengankonsisten
Mengetahui
KepalaUPTD PuskesmasSimomulyo Penanggungjawab UKM