BAB I
PENDAHULUAN
1.3 manfaat
1.3.1 Bagi Instalasi Gizi RSUD H.Hanafie Muoro Bungo
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan mengenai Penatalaksanaan Diet
pada Institusi Gizi dan sebagai masukan tentang pengembangan dalam
produksi makanan banyak dan bermanfaat dalam peningkatan menejemen
penyelenggaraan makanan.
1.3.2 Bagi Mahasiswa
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Terapi gizi yang terjadi salah satu faktor penunjang utama penyembuhan
tentunya harus diperhatikan agar pemberian tidak melebihi kemampuan organ
tubuh untuk melaksanakan fungsi metabolism. Terapi gizi harus selalu disesuaikan
seiring dengan perubahan fungsi organ selama proses penyembuhan. Dengan kata
lain, pemberian diet pasien harus dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan
perubahan keadaan klinis dan hasil pemeriksan laboratorium, baik pasien rawat
inap maupun rawat jalan. Upaya peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat
baik di dalam maupun di luar rumah sakit, merupakan tugas dan tanggung jawab
tenaga kesehatan, terutama tenaga yang bergerak di bidang gizi.
6
Visi pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang bermutu di rumah
sakit yang bersifat paripurna sesuai dengan jenis dan kelas rumah sakit.
Misi pelayanan gizi rumah sakit sejalan dengan misi rumah sakit. Misi
pelayanan gizi rumah sakit adalah :
BAB III
PELAKSANAAN PKL
Peralatan penghidang
Evaluasi
Menyusun laporan
TOTAL 10 Hari
(80 Jam)
BAB IV
Status
No Nama Pendidikan Keterangan
Kepegawaian
a. Tugas Nutrisionis
Nutrisionis di RS bertugas sebagai asuhan gizi keruangan (ADIME),
menyelenggarakan makanan (merencanakan anggaran belanja makanan,
merencanakan menu, menghitung kebutuhan bahan mkanan, memesan dan
membeli bahan makanan, menerima, menyimpan, dan menyalurkan bahan
makanan), organoleptik, mengawasi distribusi makanan dan pengolahan bahan
makanan, mengecek bahan makanan, melaporkan pemakaian bahan makanan
yang dipesan, dan mengawasi cs.
4.1.2 Distribusi Ketenagaan
a. Pengaturan Dinas
1) Jadwal dinas karyawan instalasi gizi dibagi atas shift dan non shift.
2) Pengaturan jadwal dinas karyawan gizi dibuat dan dipertanggung
jawabkan oleh masing-masing penanggung jawab yang diketahui oleh
kepala instalasi gizi dan kepala ruangan.
3) Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan langsung
direalisasikan ke karyawan gizi setiap satu tersebut.
4) Ahli gizi bertugas di penyelenggaraan makanan dan di asuhan gizi.
5) Apabila ada karyawan gizi karena sesuatu hal tidak dapat jaga sesuai
jadwal yang telah ditetapkan, maka karyawan yang bersangkutan harus
memberitahukan kepada penanggung jawab masing-masing untuk
pengaturan jaga shift berikutnya.
6) Pembagian jadwal dinas adalah sebagai berikut :
a) Pelaksana Produksi Makanan (Juru Masak), 7 hari kerja
Tabel 4.2 Jadwal Dinas Juru Masak
Hari
No Dinas/Shift
Senin-Minggu
15
1. Subuh 05.30-13.00
2. Pagi 07.15-14.15
3. Sore 14.15-20.00
Hari
No Dinas/Shift
Senin-Minggu
1. Pagi 06.30-14.00
2. Sore 14.00-20.00
Hari
No Dinas/Shift
Senin-Minggu
1. Pagi 07.15-14.15
2. Sore 14.15-20.15
Tenaga Gizi, sedangkan tenaga gizi yang ada sebanyak 13 orang masih kurang 24
orang dari standar kebutuhan untuk Rumah Sakit Tipe B.
b. Kebutuhan Juru Masak
Berdasarkan perhitungan Work Load Indicator Staf Need (WISN), kebutuhan
Tenaga pengolah/juru masak yang dibutuhkan dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Pembagian jenis dan jumlah aktifitas juru masak
Pembagian jenis dan aktifitas juru masak berdasarkan pengamatan dan
wawancara yang dilakukan kepada juru masak. Adapun pembagian dan
jumlah aktifitas tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5 Jenis dan Jumlah Waktu Aktifitas Juru Masak di Instalasi Gizi RSUD
H. Hanafie Muara Bungo Tahun 2019
Waktu Kerja
Langsung
Mempersiapkan Extra
0 0 0 0 60 10,61
Jaga Malam
Mengolah Bahan
60 17,91 120 21,23 120 21,23
Makanan
17
Membersihkan Kompor
20 5,97 20 3,53 20 3,53
dan Lingkungan Kerja
Tidak Langsung
Pribadi
air panas, semuanya itu dilakukan hanya oleh 2 orang perempuan yang
merupakan masalah yang dihadapi juru masak pada waktu shift subuh.
Total waktu untuk aktifitas produktif langsung pada waktu shift subuh,
shift pagi, dan shift sore adalah 1.165 menit. Jadi penggunaan waktu produktif
pershift sebesar 1.165 dibagi tiga shift ialah sebesar 388,3 menit. Waktu kerja
tersedia bagi juru masak dalam satu shift kerja sebesar 7 jam atau 420 menit,
sehingga rata-rata pengguna waktu kerja produktif perhari sebesar 92,45%
dan sisanya sebesar 31,7 menit (7,54%) digunakan untuk melakukan kegiatan
lain.
Dari wawancara juga diketahui bahwa para juru masak sudah mengetahui
dengan jelas pembagian kerja per shift dan perorangan, dan pekerjaan ini
sudah dilakukan selama bertahun-tahun di sana, sehingga sudah sangat
terbiasa dan cekatan dalam melakukan tugas masing-masing. Oleh sebab itu
penambahan juru masak sifatnya tidak mendesak.
selama 7 jam. Berikut adalah tabel perhitungan waktu kerja tersedia juru
masak di instalasi Gizi RSUD H. Hanafie Muara Bungo :
Tabel 4.6 Waktu Kerja Tersedia Juru Masak di Instalasi Gizi RSUD H. Hanafie
Muara Bunga Tahun 2019
C Pendidikan/Pelatihan 0 Hari/Tahun
Tabel 4.7 Standar Beban Kerja Juru Masak di Instalasi Gizi RSUD H. Hanafie
Muara Bungo Tahun 2019
Langsung
Tidak Langsung
Pelatihan 0 116.340 0
Rumus
Menerima
1 x/hari 10 2.770 116.340 0,023
Telepon
Rumus :
Rata−rata Waktu(menit/tahun)
Standar Kelonggaran =
Waktu Kerja Tersedia
23
Langsung
Mengecek Inventaris
2 365 730 0,28
Alat 23.268
Mempersiapkan
3 365 1.095 0,76
Bumbu 2.326,8
Mempersiapkan Susu
6 365 2.190 1,37
dan Makanan Cair 1.939
Mempersiapkan Extra
5 365 1.825 1,19
Jaga Malam 1.939
Mengolah Bahan
7 365 2.555 5,52
Makanan 646,3
24
Membersihkan
Kompor dan 4 365 1.460 0,68
Lingkungan Kerja 3.324
Tidak Langsung
Pencatatan dan
2 365 730 0,34
Pelaporan 3.878
Kebutuhan Tenaga
19,59
Pemasak
Standar
0,25
Kelonggaran
Total 19,59
Rumus :
Rasio WISN merupakan suatu ukuran “pengganti” (proxy) bagi tekanan kerja
yang dialami tenaga kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari mereka di suatu
fasilitas kesehatan. Sebuah rasio WISN benilai 1 menunjukan bahwa jumlah staf
dan beban kerja disuatu fasilitas kesehatan berada dalam pekerjaan seimbang.
Semakin kecil rasio WISN semakin besar tekanan beban kerja. Rasio WISN yang
kecil menunjukan bahwa jumlah tenaga yang ada saat ini lebih kecil dari pada
yang dibutuhkan untuk mengatasi beban kerja yang ada. Sebaliknya rasio WISN
besar menunjukkan adanya kelebihan tenaga apabila dibandingkan dengan beban
kerja. Menurut analisis rasio WISN hasil dari perhitungan kebutuhan juru masak
tersebut masuk dalam kategori kecil. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan
menurut rasio WISN adalah 0,42 pada rasio WISN digambarkan batas – batas
angka yang sudah ditetapkan :
WISN RATIO
Beban kerja yang terlalu berat atau ringan akan berdampak terjadinya
inefisiensi kerja. Beban kerja yang terlalu ringan berarti terdapat kelebihan tenaga
kerja yang menyebabkan rumah sakit harus menggaji jumlah tenaga kerja lebih
banyak dari produktifitas yang sama sehingga terjadi inefisiensi biaya. Sebaliknya
jika terjadi kekurangan tenaga kerja dapat menyebabkan keletihan fisik maupun
psikologis bagi tenaga pekerja akhirnya tenaga pekerja menjadi tidak produktif
karena terlalu lelah bekerja.
bertahun - tahun sehingga sudah sangat terbiasa dan cekatan dalam melakukan
tugas masing – masing.
Tabel 4.10 Jenis Dan Jumlah Aktifitas Pramusaji di Instalasi Gizi RSUD H.
Hanafie Muara Bungo Tahun 2019
Waktu Kerja
Jenis Kegiatan Pagi Sore
% %
(Menit) (Menit)
Langsung
Tidak langsung
Pelatihan 0 0 0 0
Tidak produktif
Pribadi
Total waktu untuk aktifitas produktif langsung pada waktu shift pagi, dan
shift sore adalah 960 menit. Jadi penggunaan waktu produktif pershift sebesar
960 dibagi dua shift ialah sebesar 480 menit. Waktu kerja tersedia bagi
pramusaji dalam satu shift kerja sebesar 7 jam atau 420 menit, sehingga rata-
rata pengguna waktu kerja produktif perhari sebesar 87,5% dan sisanya
sebesar 52,5 menit (12,5%) digunakan untuk melakukan kegiatan lain.
Tabel 4.11 Waktu Kerja Tersedia Pramusaji di Instalasi Gizi RSUD H. Hanafie
Muara Bungo Tahun 2019
Tabel 4.12 Standar Beban Kerja Pramusaji di Instalasi Gizi RSUD H. Hanafie
Muara Bungo Tahun 2019
Langsung
31
Tidak langsung
Pelatihan 0 116.340 0
Rumus
Waktu Kerja Tersedia
Standar Beban Kerja =
Rata−rata Perkegiatan Pokok
Rata-rata Waktu
Standar
Faktor Kelonggaran Frekuensi Waktu Jumlah Kerja
Kelonggaran
Permenit Tersedia
Rapat 1 x/bulan 30 360 116.340 0,003
5) Kebutuhan pramusaji
Menghitung kebutuhan perunit kerja tujuannya adalah agar diperolehnya
jumlah dan jenis/kategori SDM yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan selama kurun waktu 1 tahun.
Data yang diperlukan yaitu waktu tersedia, standar beban kerja, standar
kelonggaran, kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama 1 tahun.
Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan
pelayanan yang telah dilaksanakan di Instalasi Gizi.
33
Jumlah
Kuantitas Standar
Hari Kebutuhan
Jenis Aktivitas Kuantitas Kegiatan Beban
Tahun Tenaga
Pokok/Menit Kerja
2019
Langsung
Tidak langsung
Pelatihan 0
0 0 0
34
Standar kelonggaran
0,25
Total 44,56
Rumus :
WISN RASIO
Tabel 4.15 Latar Pendidikan Tenaga Gizi di Instalasi Gizi RSUD H. Hanfie
Muara Bungo Tahun 2019
No Pendidikan Jumlah
1 S1 Kesehatan Masyarakat 1
2 S1 Gizi Klinik 7
3 D3 Gizi 2
4 D1 Gizi 3
5 SMK 4
6 SMA 17
7 SMP 2
Jumlah 36
36
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSUD H. Hanafie Muara Bungo
Tahun 2019
Kepala Ruangan
Sub Instalasi Pengadaan Sub Instalasi Sub Instalasi Asuhan Sub Instalasi Litbang
Makanan Pembekalan Gizi Gizi Terapan
Penjelasan :
DAFTAR PUSTAKA