Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
"Pengadaan dan Penyimpanan bahan makanan untuk kebutuhan instalasi
gizi rumah sakit" dengan tepat waktu.Penyusunan makalah ini untuk
memenuhi tugas pengganti UAS. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
sebagai wawasan tentang sistem peyelenggaraan makanan di instalasi
gizi rumah sakit bagi para pembaca dan juga bagi penulis.Kami berharap
semoga laporan ini bemanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya
bagi pembaca.Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna.Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................3
BAB II...........................................................................................................4
PEMBAHASAN........................................................................................4
1. Fungsi penyimpanan....................................................................18
BAB III........................................................................................................23
PENUTUP...............................................................................................23
Kesimpulan............................................................................................23
Daftar Pustaka.......................................................................................25
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
adalah serangkaian kegiatan menyusun dan memadukan hidangan dalam
variasi yang serasi, harmonis yang memenuhi kecukupan gizi, cita rasa
yang sesuai dengan selera komsumen /pasien, dan kebijakan institusi.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, telah membuat Standar
Pelayanan Minimal sebagai pedoman bagi Rumah Sakit dalam menjamin
pelaksanaan pelayanan kesehatan. Untuk standar pelayanan minimal gizi
meliputi ketetapan waktu pemberian makanan memiliki standar besar
90%, sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien memiliki standar
besar 20%, tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet 100%.
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
ketersediaan bahan makanan dan membuat keputusan sesuai dengan
kebutuhan institusi.
Pelelangan (tehe formal competitive of bid) Pembelian resmi dan
mengikuti prosedur pengadaan yang digariskan dalam Keputusan
Presiden yang disyaratkan pemerintah daerah untuk berbagai
pelelangan: lelang terbuka, lelang terbatas, penunjukan langsung,
pengadaan langsung
Pembelian musyawarah (the negotation of buying) Pembelian ini
termasuk pembelian semi resmi. Pembelian ini dilakukan hanya untuk
makanan yang hanya tersedia pada waktu tertentu, dalam jumlah
terbatas, dan merupakan makanan yang dibutuhkan pelanggan.
Pembelian yang akan datang (future contract) Pembelian ini dirancang
untuk bahan makanan yang terjamin keaman, kualitas, kondisi dan
harga yang dapat diandalkan karena jumlah bahan makanan terbatas.
Oleh karena itu, pembeli berjanji akan membeli makanan tersebut
dengan pengaturan harga saat ini, namun bahan makanan yang
dipesan sesuai dengan waktu dan kebutuhan pembeli dan institusi.
Pembelian tanpa tanda tangan (unsigned contract auction) Perjanjian
dibuat atas dasar kepercayaan dan dibagi menjadi 2 sebagai berikut :
Firm at the opening of price (FOP). Dimana harga bahan makanan
ditetapkan menurut harga saat ini. Subject approval of price (SAOP)
Dimana harga bahan makanan ditetapkan pada transaksi Ketika
harga bahan makanan tetap untuk bisnis
2. Penentuan kebutuhan anggaran makanan
a. Kumpulkan data macam dan jumlah konsumen.
b. Survei pasar, tentukan harga rata-rata.
c. Pedoman berat bersih bahan makanan yg digunakan dan dikonversikan
ke dalam berat kotor. D. Hitung harga makanan per orang per hari
dengan mengalikan berat kotor bahan makanan dengan harga satuan
sesuai konsumen.
5
d. Hitung anggaran bahan makanan setahun (jumlah konsumen yang
dilayani dalam 1 tahun dikalikan indeks harga makanan.
Contoh penentuan kebutuhan anggaran makanan
(Jumlah Klien x Berat Kotor BAHAN MAKANAN x Banyak Pemakaian)
Contoh: Dalam 1 siklus menu penggunaan daging 3x dengan standar
porsi rata-rata 50 gr. Rata2 jumlah konsumen yang mendapat daging 70
org/hr. Kebutuhan untuk siklus menu 10 hari adalah : 3x50gr dagingx 70
0rg = 10.5 kg Dalam 1 bulan ada 3x pengulangan siklus menu à 10.5 kg x
3 = 31.5 kg Kebutuhan1 tahun (12 bl) = 31.5 kg x 12= 378 kg Contoh lain:
Setengah porsi ayam 50 gr. Berat kotor ayam bdd 56% = 89 gr. Jumlah
pasien 70 0rg Kebutuhan ayam : 70 org x 89 gr = 62.30 kg
Secara lebih rincinya, penyusunan anggaran dapat diklasifikasikan
berdasarkan produk, sifat
Kegunaan, dan volume produksi sebagai berikut:
I. Berhubungan dengan produk
a. Biaya langsung: Semua bahan yang bentuknya merupakan integral
dari produk makanan dan dapat dihitung secara langsung seperti
biaya makan (baik konsumen atau untuk pegawai) dan upah
langsung.
b. Biaya tidak langsug: Merupakan biaya yang tidak dapat dibebankan
secara langsung pada suatu produk makanan seperti overhead,
pemeliharaan dan penyusutan.
II. Berhubungan dengan sifat kegunaan
a. Biaya investasi: Biaya digunakan utuk periode kurun waktu tertentu
seperti biaya
Gedung dan kitchen equipment.
b. Biaya pemeliharaan: Biaya yang dikeluarkan denga maksud
memperpanjang kapasitas barang investasi. Contoh: seperti
kebersihan gudang, perawatan barang elektronik (pendingin) untuk
bahan makanan segar, perbaikan ruang penyimpanan yang
bocor/cacat.
6
c. Biaya operasional: Biaya yang dipergunakan untuk
mengoperasikan barang investasi. Contoh: butuh ‘orang’ untuk
mengoperasikan alat-alat. Jadi, biaya operasional dapat terdiri dari
upah pengolah (koki) yang mengoperasikan peralatan masak untuk
mengolah makanan.
III. Berhubungan dengan volume produksi
a. Biaya tetap (fixed cost): Biaya yang relatif tidak dipengaruhi oleh
perubahan volume
Produksi sampai tingkat tertentu, biaya perunit turun searah
dengan naiknya volume.
Contoh; biaya gedung.
b. Biaya tidak tetap (variabel cost): Biaya secara proposional
dipengaruhi oleh perubahan volume, yaitu per unit relatif konstan.
Contoh: bahan makanan.
7
sehari, disusun berdasarkan kecukupan gizi pasien dan disesuaikan
dengan kebijakan rumah sakit.
d. Pemesanan harus sesuai dengan jumlah, macam, spesifikasi bahan
makanan yang tertera dalam SPJB (Surat Perjanjian Jual Beli).
e. Pemesan bahan makanan dengan frekwensi yang ditetapkan
f. Pesanan dalam jumlah berat/butir/buah.
g. Mengetahui sumber, kondisi dan sanitasi bahan makanan.
h. Pada akhir pesanan akan tercapai jumlah dana yang disepakati.
i. Melakukan pencatatan secara rinci dan Meneliti order sebelum dikirim
Tipe Spesifikasi:
A. Technical Specifications
Biasanya digunakan untuk bahan yang dapat diukur secara objektif
dan diukur dengan menggunakan instrument tertentu. Secara khusus
digunakan pada bahan makanan dengan tingkat kualitas tertentu yang
secara nasional sudah ada.
B. Approved Brand Specifications
Diaplikasikan pada kualitas barang yang telah dikeluarkan oleh
suatu pabrik dan telah diketahui oleh pembeli. Misalnya spesifikasi untuk
makanan kaleng, mesin pencuci, food processor, kertas dengan merk
tertentu, plastik dsb. Spesifkasi ini banyak diaplikasikan pada sistem
8
penyelenggaraan makanan yang lebih kecil, dimana tanggung jawab
pembelian dilakukan oleh supervisor.
C. Performance Spesifications
Kualitas suatu barang diukur fungsinya misalnya penggunaan
peralatan, deterjen kertas dsb. Contoh: kualitas dari alat untuk membuat
minuman diuji coba fungsi waktu terlama untuk mempertahankan
minuman panas.
Dalam menetapkan spesifikasi bahan makanan mendiskripsikannya
haruslah sesederhana mungkin, tetapi lengkap dan jelas.
Secara garis besar berisi:
Nama bahan makanan / produk
Ukuran / tipe unit / kontainer Tingkat kualitas
Umur bahan makanan
Warna bahan makanan
Identifikasi pabrik
Masa pakai bahan makanan / masa kadaluarsa
Data isi produk bila dalam suatu kemasan
Satuan bahan makanan yang dimaksud
Keterangan khusus lain bila diperlukan
9
Beras C4, bersih, bulir beras tidak pecah, warna beras tidak
gelap, bebas hama dan penyakit
Tidak bau apek, asam dan bau asing lain
Bebas dari campuran bekatul
Bebas dari bahan kimia
Ketan putih
Spesifikasinya :
Ketan bersih, bulir tidak pecah, warna putih, Bebas hama
dan penyakit
Tidak bau apek, asam dan bau asing lain
Bebas dari campuran bekatul
Bebas dari bahan kimia
Tepung beras
Spesifikasinya :
Tepung beras merk rose
Warna putih terang
Tidak ada kotoran , serangga dan benda asing.
Tidak menggumpal
Baunya tidak apek, asam atau berbau lain
Tepung terigu
Spesifikasinya :
Tepung terigu protein tinggi
Warna Putih bersih
Berat per kemasan 1kg
Tidak ada kotoran , serangga dan benda asing.
Tidak menggumpal
Baunya tidak apek, asam atau berbau lain
10
Tidak menggumpal
Kemasan tidak robek atau rusak
Tidak menimbulkan bau apek
Roti tawar
Spesifikasinya :
Tidak bau apek atau bau asing lainnya
Bebas dari kotoran
Berwarna putih
Bebas dari bahan kimia
Kentang
Spesifikasinya :
Kentang lokal
Warnanya putih kekuning-kuningan
Bentuknya bulat lonjong, Permukaannya rata
Kulitnya tidak ada kotoran, Tidak berlubang ataupun lecet,
Tidak ada hama, tidak bau busuk
Berat 1 kentang rata-rata 60 gram
Ubi jalar
Spesifikasinya :
Bebas bau apek, masih dalam keadaan utuh, tidak
Terpotong-potong
Kulit tidak lecet, tidak berlubang
Bebas dari hama,
Warna kulit ungu, warna isi ungu segar
Jagung
Spesifikasinya :
Bebas bau busuk, asam dan bau asing lain
- Bebas dari hama, penyakit, Bebas dari bahan kimia
- 1 tongkol jagung beratnya 150 gram
11
2. Lauk hewani
Bahan makanan :
Udang
Spesifikasinya :
Udang galah
Kenampakan utuh
Berwarna cerah
Ruas-ruas udangnya kokoh
Baunya segar tidak amis
Kepala, kulit, ekor masih utuh
Bersih dari jeroan
Besarnya sedang dengan berat 1 ekor udang 10 gram
Kemasan udang mengguanakan plastik kedap udara dan
dalam keadaan beku
Daging sapi
Spesifikasinya :
Daging sapi has dalam, Bersih dari lemak
Berwarna merah segar
Dagingnya tebal, Tekstur dagingnya kompak
Bebas dari warna-warna memar, Baunya tidak busuk
Kemasan daging menggunakan plastik kedap udara dan
dalam keadaan beku
Daging kambing
Spesifikasinya :
Daging kambing has dalam, Bersih dari lemak
Dagingnya tebal, Tekstur dagingnya kompak
Berwarna merah segar
Bebas dari warna-warna memar, Baunya tidak busuk
Tidak ada mikroba
12
Kemasan daging menggunakan plastik kedap udara dan
dalam keadaan beku
Ayam
Spesifikasinya :
Ayam negeri atau broiler, tanpa kulit
Masih segar, tidak berbau amis, berwarna putih segar
Kemasan tidak rusak dan kedap udara, dalam keadaan
beku
Telur ayam
Spesifikasinya :
Telur ayam negeri
Permukaan telur mulus, tidak terdapat kotoran
Kulit telur tidak retak
Apabila di kocok tidak menimbulkan suara
Berat rata-rata telur 55 gr
Kemasa telur menggunakan trai
3. Lauk nabati
Bahan makanan :
Tempe
Spesifikasinya :
Kedelai murni
Tidak bau apek atau bau asing lainnya
Bebas dari kotoran
Berwarna putih
Bebas dari bahan kimia
Kemasan menggunakan plastik
Tahu
Spesifikasinya :
13
Tidak bau apek atau bau asing lainnya
Bebas dari kotoran
Berwarna putih
Bebas dari bahan kimia
Berat 1 tahu 50 gram
Kemasan Menggunakan plastik
Bebas dari bahan kimia
Kacang hijau
Spesifikasinya :
Warna hijau
Tidak berbau
Tidak ada kotoran
Kelapa Warna putih
Tekstur nya sedikit keras
Berbentuk bulat
4. Sayur - sayuran
Bahan makanan :
Wortel
Spesifikasinya :
Wortel impor,
Warnanya orange,
Tidak berlubang
Tidak ada hama,
Tidak busuk
Berat 1 buah rata-rata 250 gram
Sawi
Spesifikasinya :
Warnanya hijau segar,
Tidak berlubang,tidak ada hama
14
Tidak busuk, dikemas menggunakan plastik
Kacang panjang
Spesifikasinya :
Kacang panjang, Warnanya hijau segar, Tidak berlubang
Tidak ada hama, Tidak busuk
Berat 1 ikat 100 gram, kemasan menggunakan plastik
Tauge
Spesifikasinya :
Warnanya putih bersih
Tidak ada hama, Tidak busuk
Bebas dari kotoran
Berat 1 bungkus 250 gram dan dikemas menggunakan
plastik
Bayam
Spesifikasinya :
Warnanya hijau segar,
Tidak berlubang,
Tidak ada hama,tidak busuk,
Dikemas menggunakan plastik
Terong
Spesifikasinya :
Warnanya hijau segar,
Besar terong sama,
Tidak berlubang,
Tidak ada hama,
Tidak busuk, tidak lecet,
Tidak bau apek
Dikemas menggunakan plastik
Kangkung
Spesifikasinya :
Warnanya hijau segar,
15
Kangkung lokal,
Tidak busuk,
Tidak berulat, tidak terpotong-potong
Ukuran perikat sebesar genggaman,
Dikemas perikat menggunakan plastik crap
5. Buah - buahan
Bahan makanan :
Semangka
Spesifikasinya :
Bentuk bulat
Tidak terdapat ulat atau busuk
Warna daging merah
Berat rata rata 500 gr – 1 kg
Aroma segar dan tidak beraroma busuk
Jeruk
Spesifikasinya :
Bentu bulat
Warna oranye,matang dipohon
Berat rata – rata 80 gr – 100 gr
Tidak terdapat ulat,tidak busuk
Pisang
Spesifikasinya :
Bentuk lonjong
Warna kuning,matang di pohon
Berat rata – rata 70 – 100 gr
Tidak busuk.tidak lecet, Tidak hitam
Anggur
Spesifikasinya :
Bentuk bulat,
16
Tidak busuk,tidak berulat
Tidak tercecer
6. Susu dan HO
Bahan makanan :
Susu kental manis
Spesifikasinya :
Bentuk kental
Tidak berbau busuk
Warna putih,
Kemasan tidak rusak
Yoghurt
Spesifikasinya :
Kental,warna putih
Kemasan tidak bocor
Aroma tidak busuk
Keju
Spesifikasinya :
Bungkus utuh tidak terbuka
Kemasan tidak berlubang
7. Minyak
Bahan makanan :
Minyak kelapa
Spesifikasinya :
Warna kuning keemasan,
Tidak menggupal
Tidak tengik,
Margarin
Spesifikasinya :
Kemasan utuh tidak berlubang
Tidak berbau tengik
Berwarna kekuningan
17
8. Serba serbi
Bahan makanan :
Gula pasir
Spesifikasinya :
Tidak menggumpal,
Warna putih
Tidak bersemut,
Kemasan masih baik
Kecap
Spesifikasinya :
Warna hitam,
Bungkus tidak rusak
Tidak kadaluarsa
18
ditimbang dan diperiksa/diverifikasi oleh bagian penyimpanan dan segara
dibawa ke ruang persiapan pengolahan atau ke dapur
Ruang penyimpanan mempunyai peran yang sangat penting dalam
menjaga kualitas dan keamanan pangan agar tetap terjaga,oleh karena
itu, institusi atau unit gizi harus memiliki tempat penyimpanan makanan
kering (food storage) dan ruang pendingin (freezer). Ukuran dan bentuk
gudang disesuaikan dengan ukuran instasinya.
Secara umum tempat penyimpanan harus memenuhi persyaratan-
persyaratan
Sebagai berikut :
1. Tempat penyimpanan bahan makanan harus terhindar dari kemungkinan
kontaminasi baik oleh bakteri, serangga, tikus dan hewan lainya maupun
bahan bahaya.
2. Penyimpanan harus memperhatikan prinsip first in first out (FIFO) dan first
expired first out (FEFO) yaitu bahan makanan yang di simpan terlebih
dahulu dan yang mendekati masa kadaluarsa di manfaatkan/digunakan
lebih dahulu.
3. Tempat atau wadah penyimpanan harus sesuai dengan jenis bahan
makanan
Contohnya bahan makanan yang cepat rusak di simpan dalam lemari
pendingin dan bahan makanan kering disimpan ditempat yang kering dan
tidak lembab.
4. Ketebalan dan bahan padat tidak lebih dari 10cm.
5. Kelembaban penyimpanan dalam ruangan:80-90%.
6. Penyimpanan bahan makanan olahan pabrik.
7. Makanan dalam kemasan tertutup disimpan pada suhu +10 derajat
celcius.
8. Penyimpanan bahan makanan harus memperhatikan suhu.
9. Tidak menempel pada lantai, dinding atau langit-langit dengan ketentuan
sebagai berikut :
Jarak bahan makanan dengan lantai: 15 cm
19
Jarak bahan makanan dengan dinding: 5 cm
Jarak bahan makanan dengan langit-langit: 60 cm
1. Fungsi penyimpanan
Fungsi penyimpanan untuk menjamin penjadwwalan yang telah
ditentukan dalam fungsi sebelumnya seakurat mungkin dan dengan biaya
terendah. Fungsi ini mencakup semua fungsi yang berkaitan dengan
pengelolaan, pengendalian dan penyimpanan barang.
Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan
pengolahan bahan persedian ditempat penyimpanan. Penyimpanan
berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan dalam funsi
sebelumnya dengan pemenuhan setepat-tepatnya dan biaya serendah-
rendahnya. Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai pengurusan,
pengolahan dan penyimpanan barang. Fungsi yang lain adalah kualitas
barang dapat dipertahankan, barang terhindar dari kerusakan,pencarian
barang yang lebih mudah dan barang yang aman dari pencuri.
20
Faktor-faktor dalam Penyimpanan Bahan Makanan Menurut Depkes. RI
(2013), faktor penting yang perlu diperhatikan dalam penyimpaaan bahan
makanan, yaitu:
1. Keadaan ruang penyimpanan dan peralatan harus cukup luas dan
mempunyai ruang-ruang, diantaranya ruang penyimpanan kering dan
basah.
2. Letaknya harus dekat dengan ruang penerimaan dari produksi.
3. Ruangan harus bersih dan penyusunan peralatan dan bahan makanan
harus sistematik dan teratur.
4. Harus dilengkapi dengan peralatan dasar seperti timbangan dan cukup
ruangan untuk mensortir bahan makanan, menimbang serta cukup luas
untuk petugas dan lalu lintas kereta dorong bahan makanan yang masuk
atau bahan makanan yang akan keluar.
5. Harus cukup kontainer untuk tempat bahan makanan segar (sayur-
sayuran) dan bahan makanan jadi.
6. Harus cukup ventilasi, sirkulasi udara, bebas dari serangga dan binatang
pengerat. Sangat di anjurkan menggunakan alat sirkulasi udara di dinding.
7. Rak-raknya harus mempunyai jarak dengan lantai sehingga bahan
makanan tidak berada langsung diatas lantai. Jarak lantai dengan bahan
makanan atau rak kurang lebih 25 cm, 15 cm dari dinding dan 30 cm dari
langit-langit, sehingga memungkinkan udara bebas mengalir.
8. Harus mempunyai cukup fasilitas untuk penyimpan bahan segar seperti
refrigerator/ freezer dengan kondisi yang baik (temperatur baik).
9. Rak-raknya harus cukup dan mudah digeser sehingga mudah di
bersihkan.
10. Temperatur ruangan untuk bahan makanan kering sebaiknya 19-20°C dan
penyimpanan bahan makanan segar 0-10℃.
11. Hindari ruangan gelap dan lembab karena kondisi demikian memudahkan
timbulnya organisme perusak terutama tepung-tepungan dan rempah-
rempah.
21
12. Jendela ruang penyimpanan sebaik nya dibuat tipe dorong, serta bertirai
yang tidak tembus pandang, sehingga dapat melindungi bahan makanan
dari sinar matahari.
22
kartu stok bahan makanan harus segera diisi tanpa ditunda,
diletakkan pada tempatnya, diperiksa dan diteliti secara kontinyu.
4. Kartu atau buku penerimaan, stok dan pengeluaran bahan makanan,
harus segera diisi dan diletakkan pada tempatnya.
5. Gudang dibuka pada waktu yang telah ditentukan.
6. Semua bahan makanan ditempatkan dalam keadaan tertutup,
terbungkus rapat dan tidak berlubang, diletakkan di atas rak bertingkat
yang cukup dan kuat dan tidak menempel pada dinding.
7. Pintu harus selalu terkunci pada saat tidak ada kegiatan serta dibuka
pada waktu yang telah ditentukan. Pegawai yang masuk keluar
gudang juga hanya pegawai yang ditentukan.
8. Suhu ruangan harus kering hendaknya berkisar antara 19 – 210C
9. Pembersihan ruangan secara periodic, 2 kali seminggu.
10. Penyemprotan ruangan dengan insektisida hendaknya dilakukan
secara periodic dengan mempertimbangkan keadaan ruangan.
11. Semua lubang yang ada di gudang harus berkasa, serta bila terjadi
pengrusakan oleh binatang pengerat, harus segera diperbaiki.
c. Fasilitas Penyimpanan Bahan Makanan kering
Berdasarkan Permenkes nomor 56 tahun 2014 fasilitas penyimpanan
makanan
Kering yang harus ada di instalasi gizi rumah sakit tipe A, B, C dan D.
1) Timbangan digital
2) Timbangan duduk
3) Pallet
4) Tempat sampah
5) Tangga lipat
6) Hand lift
7) Trolley barang
8) Timbangan lantai
9) Container tertutup
10) AC Split.
23
3. Penyimpanan bahan makanan basah
a. Pengertian penyimpanan bahan makanan basah
Klasifikasi penyimpanan bahan makanan basah mencakup semua fasilitas
penyimpanan makanan yang memiliki fasilitas untuk memantau dan
mengendalikan faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban relatif dan
kadar air. Penyimpanan berpendingin dapat diklasifikasikan sebagai
penyimpanan udara terkontrol,lemari es ini merupakan tipe
penyimpanan udara yang terkontrol yang bekerja pada suhu dibawah
nol derajat, rangkaian lemari es dapat menekan suhu dibawah nol
derajat.
b. Persyaratan Penyimpanan Bahan Makanan Basah
1) Bahan makanan harus diletakan dalam tempat yang tetap, sesuai
dengan sistematika pemakaian bahan makanan. Tempat
penyimpanan bahan makanan kering dan segar seharusnya diletakan
terpisah.
2) Penyusunan bahan makanan dapat diklasifikasikan menurut jenis
bahan makanan dan sistematika pemakaian bahan makanan. Bahan
makanan yang sejenis diletakan berdekatan dan bahan makanan
yang sering digunakan sebaiknya diletakan pada lokasi yang mudah
dicapai petugas.
3) Memperhatikan rotasi bahan makanan dengan mengunakan metode
FIFO dan FEFO dengan arti bahn makanan yang terdahulu diletakan
paling terdepan.
4) Suhu tempat harus betul-betul sesuai dengan keperluan bahan
makanan, agar tidak menjadi rusak.
5) Pengecekan terhadap suhu yang dilakukan dua kali dan pembersih
lemari es/ruangan pendingin di lakukan setiap hari.
6) Pencairan es pada lemari es harus segera dilakukan setelah terjadi
pengerasan. Pada berbagai tipe lemari es tertentu pencairan terdapat
alat otomatis pendingin tersebut.
24
7) Semua bahan yang akan dimasukan ke lemari/ruang pendingin
sebaiknya di bungkus plastic atau kertas timah.
8) Idak menepatkan bahan makanan yang berbau keras bersama bahan
makanan yang tidak berbau.
9) Khusus untuk sayuran, suhu penyimpanan harus betul-betul
diperhatikan. Untuk buah-buahan, ada yang tidak memerlukan
pendingin. Perhatikan siaf buah tersebut sebelum dimasukan ke
dalam ruang/lemari pendingin.
c. Pengelompokan Bahan Makanan Segar Sesuai Dengan Suhu
Penyimpanan
1) Penyimpanan segar (Fresh Cooling), bahan makanan disimpan dalam
lemari
Pendingin dengan suhu berkisar anatar 1-40 C untuk suhu cair, telur dan
makanan matang. Untuk sayuran segar berkisar antara 10-150 C.
2) Penyimpanan dingin (Chilly), bahan makanan disimpan di lemari es
dengan suhu antara (-5)- 00 C. Suhu ini dibutuhkan untuk menyimpan
daging, ikan atau unggas tidak lebih dari 3 (tiga) hari.
3) Penyimpanan beku (Freezer), suhu di ruang penyimpanan ini sangatlah
dingin yaitu sekitas (-10) 0 C, dapat digunakan untuk menyimpan
daging dalam waktu lama.
25
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
26
spesifikasi yang telah ditetapkan. Pembelian bahan makanan adalah
salah satu tanggung jawab kepala manajemen makanan.
Penyusunan Kebutuhan bahan makanan adalah menentukan jumlah,
macam jenis/type, spesifikasi dan kualitas//mutu bahan makanan yang
akan digunakan sebagai permintaan (pesanan) untuk jangka waktu
tertentu.
Spesifikasi bahan makanan adalah standar bahan makanan yang
ditetapkan oleh unit peminta (Instansi, perorangan) sesuai dengan ukuran,
besar untuk mempertahankan kualitas bahan makanan.
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu proses penataan,dan
pemeliharaan kualitas dan kuantitas bahan makanan kering dan basah,
serta pencatatan dan pelaporannya. Penyimpanan berfungsi untuk
menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan dalam funsi sebelumnya
dengan pemenuhan setepat-tepatnya dan biaya serendah-rendahnya.
Pengertian bahan makanan kering adalah bahan makanan dengan nilai
AW yang sangat rendah sekitar 0,065 dimana bakteri dan khamir tidak
dapat tumbuh, kecuali beberapa jenis kapang yang pertumbuhannya
hanya membutuhkan kadar air yang sangat rendah.Jenis bahan makanan
kering antara lain tepung terigu, mie, nasi, bumbu kering, aneka mie, dan
beberapa penyedap rasa. Pengertian penyimpanan bahan makanan
basah adalah Klasifikasi penyimpanan bahan makanan basah mencakup
semua fasilitas penyimpanan makanan yang memiliki fasilitas untuk
memantau dan mengendalikan faktor lingkungan seperti suhu,
kelembaban relatif dan kadar air.
27
Daftar Pustaka
28