PENDAHULUAN
1
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui proses penyelenggaraan makanan institusi
b. Menghitung kalori setiap menu.
c. Menghitung unitcost.
d. Mengetahui cara memodifikasi menu.
e. Menghitung ketenaga kerjaan.
1.3 Manfaat
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang manajemen
penyelenggaraan makanan institusi di Rumah Sakit Dr. Asmir Salatiga .
2. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan bagi ahli gizi Rumah Sakit khususnya rawat inap tentang
evaluasi manajemen penyelenggaraan makanan institusi di Rumah Sakit Dr.
Asmir Salatiga.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
makanan yang sudah matang, dan penyajian makanan hendaknya memperhatikan
syarat higiene dan sanitasi, mengingat permasalahan dari suatu makanan ditentukan
oleh ada tidaknya kontaminasi terhadap makanan (Soediono, dkk, 2009). Proses
penyelenggaraan makanan Rumah Sakit terdiri dari beberapa kegiatan seperti
penerimaan, penyimpanan, pengolahan dan pendistribusian makanan. Penerimaan
merupakan kegiatan yang meliputi pemeriksaan atau penelitian pencatatan dan
pelaporan tentang macam, kualitas dan kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai
dengan pesanan serta spesifikasi yang telah ditetapkan. Penyimpanan adalah suatu
tata cara menata, menyimpan, memelihara keamanan bahan makanan kering dan
basah baik kualitas maupun kuantitas di gudang bahan makanan kering dan basah,
serta pencatatan dan pelaporannya (PGRS, 2006). Pengolahan adalah suatu kegiatan
mengubah (memasak, bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan,
berkualitas dan aman untuk dikonsumsi (PGRS, 2006). Distribusi adalah serangkaian
kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan
konsumen yang dilayani (makanan biasa ataupun makanan khusus). Tujuan konsumen
mendapat makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku.
4
BAB III
METODE
5
BAB IV
HASIL
6
pembangunan nasional. Hal ini menjadikan orientasi baru dalam pembangunan
kesehatan di Indonesia. Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang
penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Tuntutan pemenuhan kebutuhan masyarakat Kota salatiga dan sekitarnya
akan pelayanan kesehatan terutama pelayanan kesehatan di Rumkit Tk.IV
04.07.03 dr. Asmir Salatiga mempunyai kecenderunagan meningkat, sehingga
diikuti peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam berbagai hal
baik perawatan medis, peningkatan sarana fisik maupun non fisik, khususnya
ketersediaan alat kedokteran yang sesuai dengan perkembangan kemajuan
kedokteran modern. Dalam rangka mewujudkan upaya pelayanan kesehatan
yang berkualitas Rumkit Tk.IV 04.07.03 dr. Asmir Salatiga sudah seharusnya
menyediakan sarana dan prasarana kesehatan, pelayanan kesehatan yang
memadai dan terjangkau bagi masyarakat pada umunya dan pesrrta Asuransi
Sosial Jamkesmas pada khusunya.
Profil Rumah Sakit
a. Nama Rumah Sakit : Rumkit Tk.IV 04.07.03 dr. Asmir Salatiga
b. Kelas Rumah Sakit : Tipe C
c. Status Kepemilikan : Hankam
d. Alamat : Jalan dr. Muwardi No. 50 salatiga
e. Kecamatan : Tingkir
f. Kabupaten / Kotamadya : Salatiga
g. Provinsi : Jawa tengah
h. Jumlah Tempat Tidur : 126
i. No. Telpon : Telp (0298) 314616; Fax (0298) 314616
j. Email : asmir_040703@yahoo.co.id
4.1.1.2. Visi
Menjadi rumah sakit kebangggan prajurit dan masyarakat umum
dengan pelayanan prima.
7
4.1.1.3. Misi
Memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan dilandasi sikap
profesionalisme, disiplin dan bermoral.
8
4.1.4 Denah Dapur
DENAH DAPUR
R
N P
M O
I H G
S J
F
K E.1
L. 1
D
C B A
9
4.2 Perhitungan kalori
Tabel 1. Perhitungan kalori menu biasa pada hari ke V pada kelas I, VIP, VVIP
10
Juice melon Melon 100 38.2 0.9 0.2 8.3
11
Malam Nasi putih Beras 50 130.0 2.4 0.2 28.6
17,00
12
Tabel 2. Perhitungan kalori menu biasa pada hari ke V pada kelas II dan III
13
Kecap manis 10 6,0 1,0 - 0,6
14
Jagung manis 50 54.0 1.6 0.6 12.6
Tabel 3. Perhitungan kalori menu diet pada hari ke V pada kelas I, VIP, VVIP
15
makaroni 25 88.3 3.0 0.4 17.7
16
Terong 25 7.0 0.2 0.1 1.6
17
Total sehari 1456.5 94.1 55.4 204.6
Tabel 4. Perhitungan kalori menu diet pada hari ke V pada kelas II dan III
18
Siang Nasi putih Beras 50 130.0 0.2 0.5 28.6
11.30
19
Minyak 2,5 21.6 - 2.5 -
Tabel 5. Perhitungan kalori menu Biasa pada hari ke VI pada kelas I, VIP, dan VVIP
20
Minyak 2,5 21.6 - 2,5 -
21
Onclang 5 1.1 0.1 - 0.3
22
Buah Apel 150 88.6 0.3 0.6 2.3
Tabel 6. Perhitungan kalori menu Biasa pada hari ke VI pada kelas II dan III
23
Ayam baboto Daging ayam 40 114.0 10.8 7.6 -
Gula merah 5
minyak 5 43.1 - 5.0 -
24
Soto semarang Daging ayam suwiir 50 142.4 13.4 9.4 -
Tabel 7. Perhitungan kalori menu Diet pada hari ke VI pada kelas I, VIP, dan VVIP
25
Putih telur (tinggi 30 15.0 3.2 - 0.3
protein)
26
Teh Gula tropicana 10 - - - 10
tawar+tropicana
27
Tabel 8. Perhitungan kalori menu Diet pada hari ke VI pada kelas II dan III
28
11,30
29
Seledri 5 0.6 0.1 - 0.1
4.3 Unicost
Tabel 9. Perhitungan unitcost menu biasa pada hari ke V pada kelas I, VIP, VVIP berbumbu
Menu V Biasa kelas I, VIP, VVIP (berbumbu)
Santan 15 73,7
Minyak 5 86
Wortel 30 413,9
Makaroni 25 1.422
Seledri 5 230
30
semur
Minyak 5 86
wortel 30 413,9
Terong 25
Santan 15 73,7
Santan 15 73,7
minyak 5 86
minyak 5 86
Cah bayam, Bayam 50 1.045
jagung manis
Total 13.484
31
Bumbu 10% 1.348
Tabel 10. Perhitungan unitcost menu biasa pada hari ke V pada kelas I, VIP, VVIP tidak berbumbu
Menu V Biasa kelas I, VIP, VVIP ( tidak berbumbu)
Total 18.567
32
Total 14.832
berbumbu
Overhead 3.339
(10%)
Tabel 11. Perhitungan unitcost menu biasa pada hari ke V pada kelas II dan III berbumbu
Menu V Biasa kelas II dan III (berbumbu)
33
Makaroni 25 1.422
Seledri 5 230
wortel 30 413,9
Terong 25
Santan 15 73,7
Santan 15 73,7
minyak 5 86
minyak 5 86
Cah bayam, Bayam 50 1.045
34
jagung manis
Total 13.484
Total 14.832
berbumbu
Tabel 12. Perhitungan unitcost menu biasa pada hari ke V pada kelas II dan III tidak berbumbu
Menu V Biasa kelas II dan III ( tidak berbumbu)
Waktu Menu makanan Bahan makanan Berat (gr) Harga
35
Buah jeruk jeruk 100 987,5
Teh manis Gula 10 147
Total tidak 5.312
berbumbu
Total 14.832
berbumbu
Overhead 2.014
(10%)
Tabel 13. Perhitungan unitcost menu Menu V Diet kelas I, VIP, VVIP berbumbu
Menu V Diet kelas I, VIP, VVIP (berbumbu)
36
Tahu bb kalio Tahu 50 825
wortel 30 413,9
Makaroni 25 1.422
seledri 5 230
Minyak 5 86
Wortel 30 413,9
Terong 25 287,5
37
Minyak 5 86,2
Total 14.360
Total 15.796
berbumbu
Tabel 14. Perhitungan unitcost menu Menu V Diet kelas I, VIP, VVIP tidak berbumbu
Menu V Diet kelas I, VIP, VVIP ( tidak berbumbu)
Teh tawar
+Tropicana (DM)
38
Selingan 15.00 Buah pear 100 537
Total 15.796
berbumbu
Unicost 31.931
39
Tabel 15. Perhitungan unitcost menu Menu V Diet kelas II dan III berbumbu
Menu V Diet kelas II dan III (berbumbu)
Waktu Menu makanan Bahan makanan Berat (gr) Harga
Santan 15 737,1
wortel 30 413,9
Makaroni 25 1.422
seledri 5 230
Minyak 5 86
40
Wortel 30 413,9
Terong 25 287,5
Minyak 5 86,2
Total 14.360
Total 15.796
berbumbu
Tabel 16. Perhitungan unitcost menu Menu V Diet kelas II dan III tidak berbumbu
Menu V Diet kelas II dan III ( tidak berbumbu)
Waktu Menu makanan Bahan makanan Berat (gr) Harga
41
Pagi 06.30 Nasi putih beras 50 63,2
Teh tawar
+Tropicana (DM)
Total 15.796
berbumbu
Food cost 24.135
42
Unicost 30.168
Tabel 17. Perhitungan unitcost menu hari ke X Biasa kelas I, VIP, VVIP berbumbu
Menu X Biasa kelas I, VIP, VVIP (berbumbu)
Buncis 25 316
Tempe 50 479,1
Soon 20 1.564
Kecambah 20 260
43
Seledri 5 230
Onclang 5 161
Santan 15 737,1
Kecap 5 132,2
Putren 30 690
Wortel 30 413, 9
Total 16.001
44
Tabel 18. Perhitungan unitcost menu hari ke X Biasa kelas I, VIP, VVIP tidak berbumbu
Menu X Biasa kelas I, VIP, VVIP ( tidak berbumbu)
Waktu Menu makanan Bahan makanan Berat (gr) Harga
PAGI 06.30 Nasi Beras 50 63,2
45
Total 17.601
berbumbu
Tabel 19. Perhitungan unitcost menu hari ke X Biasa kelas II dan III berbumbu
Menu X Biasa kelas II dan III (berbumbu)
Buncis 25 316
Tempe 50 480,5
46
Kecap manis 5 132,2
Soon 20 1.564
Kecambah 20 260
Seledri 5 230
Onclang 5 161
Santan 15 737,1
Putren 30 690
Wortel 35 479,2
47
Total 16.609
Tabel 20. Perhitungan unitcost menu hari ke X Biasa kelas II dan III tidak berbumbu
Menu X Biasa kelas II dan III ( tidak berbumbu)
48
Total tidak 5.849
berbumbu
Total 18.269
berbumbu
Tabel 21. Perhitungan unitcost menu hari ke X diet kelas I, VIP, dan VVIP berbumbu
Menu X Diet kelas I, VIP, VVIP (berbumbu)
Tempe 50 480,5
49
SIANG 11.30 Ayam bb kecap Daging ayam 50 575
Soon 20 1.564
Kecambah 20 260
Seledri 5 230
Onclang 5 161
Tempe bb kuning Tempe 50 480,5
50
Minyak goreng 2,5 43,1
Total 18.492
berbumbu
Tabel 22. Perhitungan unitcost menu hari ke X diet kelas I, VIP, dan VVIP tidak berbumbu
Menu X Diet kelas I, VIP, VVIP (tidak berbumbu)
Selingan
51
Selingan Buah pear Buah pear 150 537
Total 18.492
berbumbu
Unicost 50.414
52
4.4 Modifikasi Menu
Tabel 23. Modifikasi menu hari ke V biasa kelas I, VIP, dan VVIP
Minyak
Soup makaroni Kapri Soup Kapri
makaroni
Wortel wortel
Makaroni Makaroni
Seledri seledri
53
Selingan Roti wonder Roti wonder
09.00
Juice melon melon Juice melon melon
Siang Nasi putih beras Nasi putih Beras Dari makan pagi selalu
11.30 disajikan daging ayam
Ayam balado Daging ayam Ikan nila Ikan nila atau telur ayam, jadi
balado ayam balado digantikan
Tomat Tomat dengan ikan nila
sehingga pasien tidak
Minyak Minyak bosan.
minyak
Sayur lodeh Labu siam Sayur lodeh Labu siam
wortel wortel
Terong Terong
Santan Santan
54
semangka
minyak tauge
minyak
Minyak
55
Buah jeruk jeruk Buah pisang
Minyak
Soup makaroni Kapri Soup Kapri
makaroni
Wortel wortel
Makaroni Makaroni
56
Siang Nasi putih beras Nasi putih Beras Dari makan pagi selalu
11.30 disajikan daging ayam
Ayam balado Daging ayam Ikan pindang Ikan pindang atau telur ayam, jadi
balado ayam balado digantikan
Tomat Tomat dengan ikan nila
sehingga pasien tidak
Minyak Minyak cepat bosan dan tempe
goreng keju berbeda
dengan tempe yang
Tempe bumbu tempe Tempe goreng Tempe selalu disajikan oleh
semur keju
rumah sakit
Kecap manis Tepung terigu
Minyak Keju
minyak
Terong Terong
Santan Santan
57
Sambal goreng Telur ayam Telur balado Telur ayam yang dihasilkan pada
telur ceplok pembuatan bb balado
minyak Tomat sangat menarik sehingga
dapat membuat pasien
Tahu bacem Tahu Tahu isi Tahu memiliki nafsu makan
Kecap manis bihun dan tahu isi ada
penambahan sayur wortel
Gula merah wortel dan tauge
minyak tauge
minyak
Minyak
58
rujak rujak memakai bahan santan
dan tahu bb kalio juga
Santan Santan
memakai santan dan ada
Tahu bb kalio Tahu Tahu bunga Tahu penambahan sayur pada
kukus tahu kukus.
Minyak Wortel
Daun bawang
Telur puyuh
Soup makaroni kapri Soup makaroni Kacang merah
wortel wortel
Makaroni makaroni
Daun bawang Daung bawang
seledri seledri
Siang Nasi putih Beras Nasi putih Beras Dari makan pagi selalu
11.30 disajikan daging ayam
Ayam balado Daging ayam Ikan bandeng Ikan atau telur ayam, jadi
59
balado ayam balado digantikan
dengan ikan nila
tomat tomat
sehingga pasien tidak
Minyak Minyak cepat bosan
Tempe bumbu Tempe Tempe bumbu tempe
semur semur tropicana
Minyak Kecap tropicana
Minyak
Sayur asem Labu siam Tumis sawi Sawi putih
wortel
Wortel wortel
Terong Minyak
Minyak
Buah pepaya D
60
Telur kukus bb Telur ayam Telur kukus bb Telur ayam
kuning kuning
Tahu bacem Tahu Tumis tahu saus Tahu pada tahu tumis terdapat
tiram banyak warna yang
Kecap tropicana Bawang bombai menarik seperti paprika
hijau dan merah sehingga
menarik untuk dilihat
Minyak Bawang putih
Paprika merah
Paprika hijau
Kecap tropicana
minyak
Tumis labu siam Labu siam Tumis labu siam Labu siam
Minyak Minyak
Buah apel
61
makanan makanan makanan
Pagi Nasi putih beras Nasi putih Beras Pada menu
06.30 sebelumnya ada telur
Telur bumbu Telur ayam Telur bumbu Telur ayam bumbu rujak yang
rujak rujak dimana menu ini
memakai bahan santan
Santan Santan dan tahu bb kalio juga
Tahu bb kalio Tahu Tahu bunga Tahu memakai santan dan ada
kukus penambahan sayur pada
tahu kukus.
Minyak Wortel
Daun bawang
Telur puyuh
wortel wortel
Makaroni makaroni
Daun bawang Daung bawang
seledri seledri
Siang Nasi putih Beras Nasi putih Beras Dari makan pagi selalu
11.30 disajikan daging ayam
62
Ayam balado Daging ayam Ikan bandeng Ikan atau telur ayam, jadi
balado ayam balado digantikan
tomat tomat dengan ikan nila
sehingga pasien tidak
Minyak Minyak cepat bosan
Tempe bumbu Tempe Tempe bumbu tempe
semur semur tropicana
Minyak
Sayur asem Labu siam Tumis sawi Sawi putih
wortel
Wortel wortel
Terong Minyak
Minyak
Buah pepaya D
Selingan
15.00
63
kuning kuning
Tahu bacem Tahu Tumis tahu saus Tahu pada tahu tumis terdapat
tiram banyak warna yang
Kecap tropicana Bawang bombai menarik seperti paprika
hijau dan merah sehingga
menarik untuk dilihat dan
Minyak Bawang putih membuat pasien
Paprika merah berselera atau nafsu
makan.
Paprika hijau
Kecap tropicana
minyak
Tumis labu siam Labu siam Tumis labu siam Labu siam
Minyak Minyak
Buah apel
Teh Gula tropicana
tawar+tropicana
(DM)
64
waktu Menu Bahan Menu Bahan makanan Alasan
makanan makanan makanan
Pagi 6,30 Nasi putih Beras Nasi putih Beras Untuk menambah warna
menarik karena paha
Paha bb woku Daging ayam Paha bb woku Daging ayam bagian
bagian paha paha bumbu woku sedikit
memakai kunyit begitu
Tempe bumbu Tempe Steak tempe Tempe pula tempe bb kuning.
kuning Tidak ada warna yang
Minyak Tepung terigu membedakan keduanya.
gula gula
Siang Nasi putih Beras Nasi putih Beras Ikan nila bb kuning kukus
65
11,30 sangat memiliki warna
bagus sehingga dapat
Ayam baboto Daging ayam Ikan nila bb Ikan nila
kuning kukus membuat pasien menambah
selera makan begitu juga
Kunyit dengan nugget tahu crispi
Tahu bb Tahu Nuget tahu Tahu sedikit ada warna merah
kemangi crispi kecoklatan
Telur ayam
Sop kacang Kacang merah Sop kacang Kacang merah
merah merah
kentang kentang
Kapri Kapri
tomat tomat
Onclang Onclang
Wortel Wortel
Buah pisang Buah pisang
66
Malam Nasi putih Beras Nasi putih Beras
17,00
minyak
Soto semarang Daging ayam Soto semarang Daging ayam suwiir
suwiir
Soon Soon
Kecambah Kecambah
Seledri Seledri
Onclang Onclang
67
Menu sebelum modifikasi Menu modifikasi
waktu Menu Bahan Menu Bahan makanan Alasan
makanan makanan makanan
Pagi 6,30 Nasi putih Beras Nasi putih Beras Untuk menambah warna
menarik karena paha
Paha bb woku Daging ayam Paha bb woku Daging ayam bagian
bagian paha paha bumbu woku sedikit
memakai kunyit begitu
Tempe bumbu Tempe Steak tempe Tempe pula tempe bb kuning.
kuning Tidak ada warna yang
Minyak Tepung terigu membedakan keduanya.
Telur ayam
Minyak
Oseng kc wortel Oseng kc wortel
panjang, wortel panjang,
wortel
Kacang panjang Kacang panjang
Minyak Minyak
Teh manis Gula Teh manis Gula
Selingan
09.00
68
Siang Nasi putih Beras Nasi putih Beras Warna antara bb
11,30
yakiniku dan tahu bb
kemangi sangat bagus di
Ayam baboto Daging ayam ayam bb Ayam mana bb yakiniku
yakiniku berwarna coklat dan bb
kecap kemangi kuning sangat
mengunggah selera
Gula merah makan pasien
Minyak
kemangi kemangi
Sop kacang Kacang merah Sop kacang Kacang merah
merah merah
kentang kentang
Kapri Kapri
tomat tomat
Onclang Onclang
Wortel Wortel
Selingan
15.00
69
Malam Nasi putih Beras Nasi putih Beras
17,00
minyak
Soon Soon
Kecambah Kecambah
Seledri Seledri
Onclang Onclang
70
Tabel 29. Modifikasi menu hari ke VI Diet kelas I, VIP, VVIP
71
naga
gula gula
Ayam baboto Daging ayam Ikan nila bb Ikan nila Dari makan pagi selalu
kuning disajikan daging ayam
Kunyit atau telur ayam, jadi
ayam balado digantikan
dengan ikan nila
Tahu bb Tahu Tahu bb Tahu sehingga pasien tidak
kemangi kemangi cepat bosan
kemangi kemangi
kentang wortel
Kapri
tomat
Onclang
Wortel
Buah pisang Buah pisang
72
Selingan Roti wonder Roti wonder
15.00
Kecambah Kecambah
Seledri Seledri
Onclang Onclang
73
Tabel 30. Modifikasi menu hari ke VI Diet kelas II dan III
Minyak
Minyak Minyak
74
gula gula
Ayam baboto Daging ayam Ikan pindang Ikan nila Dari makan pagi selalu
bb tomat disajikan daging ayam atau
telur ayam, jadi ayam
tomat balado digantikan dengan
Tahu bb Tahu Tahu bb Tahu ikan ikan pindang balado
kemangi kemangi sehingga pasien tidak cepat
bosan
kemangi kemangi
Sop kacang Kacang merah Sop kacang Kacang merah
merah merah
kentang kentang
Kapri Kapri
tomat tomat
Onclang Onclang
Wortel Wortel
75
Teh manis Gula pasir Teh manis Gula pasir
Minyak Minyak
minyak
Soon Soon
Kecambah Kecambah
Seledri Seledri
Onclang Onclang
76
4.5 Perhitungan Tenaga Kerja
Tabel 31. Perhitungan tenaga kerja faktor kerja
77
(bawang bombay),
Proses pembuatan oseng kc. 37 3,189
Panjang dan wortel
Pembuatan bubur sumsum 10 11.802
78
Pembuatan bubur sumsum 10 11,802
1 bulan 12 bulan
A Instalasi gizi Menyiapakan bahan 30 360 0,33
makanan
Pengukusan nasi 30 360 0,48
Masak bubur 30 360 0,57
79
Proses pemanasan 30 360 0,42
kembali tempe bumbu
kuning diet dan biasa
4,48
80
Tabel 36. Perhitungan tenaga kerja kuntitas pokok sift malam
1 bulan 12 bulan
A Instalasi gizi Menyiapkan bahan 30 360 0,33
makanan
Pengukusan nasi 30 360 0,48
81
(makan besar)
BOBOT
BOBOT
No. URAIAN X No. URAIAN X
LOKASI,
BANGUNAN, FASILITAS PENGHAWAAN
1. Halaman bersih, rapi, tidak 1 1 0
becek, dan berjarak sedikitnya 8. Ruang kerja maupun peralatan 1
500 meter dari sarang lalat / dilengkapi ventilasi yang baik
tempat pembuangan sampah, sehinggaterjadi sirkula siudara dan
serta tidak tercium bau busuk tidak pengap.
atau tidak sedap yang berasal
dari sumber pencemaran.
2. Konstruksi bangunan kuat, 1 1 AIR BERSIH
aman, terpelihara, bersih dan
bebas dari barang-barang yang
tidak berguna atau barang sisa.
3. Lantai kedap air,rata,tidak licin, 1 1 4
9. Sumber air bersih aman, 5
tidak retak, terpelihara dan
jumlah cukup dan bertekanan
mudah dibersihkan.
82
4. Dinding dan langit-langit dibuat 1 1
AIR KOTOR
dengan baik, terpelihara dan
bebas dari debu (sarang laba-
laba)
83
Tabel 37. Tabel sanitasi II
BOBOT
BOBOT
No. URAIAN X No. URAIAN X
84
Pakaian kerja, dalam keadaan 1 5
17. 1 25. Bahan racun/pestisida disimpan 5
bersih, rambut pendek dan tubuh
bebas perhiasan. tersendiri di tempat yang
aman, terlindung, mengguna-
MAKANAN kan label / tanda yang jelas
5 untukdi gunakan.
18. Sumber makanan, keutuhan dan 5
tidak rusak. 4
26. Perlindungan terhadap se- 4
1 rangga, tikus, hewan pelihara-
19. Bahan makanan terolah dalam 1
an dan hewan
kemasan asli, terdaftar,berlabel pengganggu lainnya.
dan tidakkadaluwarsa.
65
JUMLAH
BOBOT
BOBOT
No. URAIAN X No. URAIAN X
KHUSUS GOLONGAN B
28. Tersedia 1 (satu) buah lemari 4 36. Pertemuan sudut lantai dan
es (kulkas) dinding lengkung (konus). 1
JUMLAH 70 37. Tersedia ruang belajar. 1
85
30. 40. Lemari pendingin dapat 4
Fasilitas pencucian dibuat dengan 2 men-capaisuhu–10°C.
tiga bakpencuci.
JUMLAH 92
1
33. 44. Rak pembawa
Tempat memasak terpisah 1 1
secara jelas dengan tempat makanan/alat dilengkapi
penyiapan makanan matang. dengan roda penggerak.
66
JUMLAH 100
86
BAB V
PEMBAHASAN
A. PENYELENGGARAAN MAKANAN
1. Pengertian
Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian
Kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian
makanan kepada konsumen, dalam rangka pencapaian status kesehatan yang
optimal melalui pemberian diet yang tepat.Dalam hal ini termasuk kegiatan
pencatatan, pelaporan dan evaluasi.
2. Tujuan
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit dilaksanakan dengan tujuan
untuk menyediakan makanan yang kualitasnya balk dan jumlah yang sesuai
kebutuhan serta pelayanan yang layak dan memadai bagi konsumen yang
membutuhkannya.
3. Sasaran
Sasaran penyelenggaraan makanan di rumah sakit adalah
konsumen/pasien maupun karyawan.Sesuai dengan kondisi rumah sakit dapat
juga dilakukan penyelenggaraan makanan bagi pengunjung (pasien rawat
jalan atau keluarga pasien).
Dalam penyelenggaraan makanan rumah sakit, standar masukan
(input) meliputi biaya, tenaga, sarana dan prasarana, metoda, peralatan;
sedangkan standar proses meliputi penyusunan anggaran belanja bahan
makanan, perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan,
pembelian bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan bahan makanan,
persiapan bahan makanan, serta pengolahan makanan dan pendistribusian
makanan. sedangkan standar keluaran (output) adalah mutu makanan dan
kepuasan konsumen.
4. Bentuk Penyelenggaraan Makanan di Instalasi Gizi
Kegiatan pengadaan/penyediaan makanan di Instalasi Gizi Rumkit
04.07.03 dr. Asmir dimulai dari perencanaan, macam dan jumlah bahan
makanan, pengadaan bahan makanan hingga proses penyediaan makanan
matang bagi pasien dan karyawan. Proses kegiatan ini meliputi :
a. Perencanaan menu
Perencanaan menu merupakan serangkaian kegiatan menyusun
hidangan dalam variasi yang serasi untuk manajemen penyelenggaraan
87
makanan di Instalasi Gizi dengan tujuan agar tersedia siklus menu dan
pedoman menu untuk penderita menurut kelas perawatan. Siklus menu
yang digunakan adalah siklus menu 10 hari dan siklus menu tersebut
diganti setiap 6 bulan.Hal tersebut dibentuk untuk mempermudah dalam
menafsirkan menu dalam pemesanan bahan makanan dan
pengolahannya.
Dalam pembuatan siklus menu diatas dipertimbangkan kecukupan gizi
yang berlaku di Rumkit 04.07.03 dr. Asmir berdasarkan standar
kecukupan gizi, jumlah pasien yang dilayani, jumlah pegawai yang ada di
Instalasi Gizi, jumlah peralatan dapur yang tersedia, faktor musim dan
iklim serta anggaran yang tersedia.
b. Perencanaan kebutuhan bahan makanan
Perencanaan kebutuhan bahan makanan adalah suatu proses
untuk menetapkan jumlah, macam dan kualitas bahan makanan yang
diperlukan dalam kurun waktu tertentu dalam rangka melaksanakan
kegiatan pengadaan makanan.
c. Penyediaan/pembelian bahan makanan
Penyediaan/pembelian bahan makanan adalah suatu proses
penyediaan bahan makanan melalui prosedur dan peraturan yang
berlaku.
88
minyak goreng, telur, teh, garam, tepung maizena, susu bubuk, margarine
sedangkan bahan makanan basah disimpan di cooling cel yaitu sayuran
dan racikan bumbu-bumbu.
f. Persiapan dan pengolahan bahan makanan
Persiapan bahan makanan adalah proses mengupas, menyiangi,
memotong, mencuci dan lain-lain. Pengolahan bahan makanan adalah
suatu proses kegiatan terhadap bahan makanan yang telah dipersiapkan
dan bumbu-bumbu yang dipergunakan untuk diperlakukan sesuai
dengan menu. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan cita rasa makanan
dan nilai cerna bahan makanan.
g. Penyaluran makanan
Penyaluran makanan adalah suatu proses kegiatan yang mencakup
pembagian makanan dan penyampaian makanan kepada penderita
berdasarkan bon permintaan dari masing-masing ruangan.
Penyaluran/distribusi makanan kepada pederita dilakukan dengan cara
desentralisasi dan sentralisasi. Waktu pembagian makanan kepada
pasien sebagai berikut :
1) Makan pagi : 06.00 – 07.00 WIB
2) Snack pagi : 09.00 - 10.00 WIB
3) Makan siang : 11.00 – 12.00 WIB
4) Snack sore : 14.00 – 15.00 WIB
5) Makan sore : 17.00 – 18.00 WIB
h. Pencatatan dan pelaporan
Instalasi Gizi melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan
harian, bulanan, tribulan dan tahunan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.Pencatatan dan pelaporan yang ada yaitutentang pengadaan
makanan yang meliputi pencatatan penerimaan dan pengeluaran bahan
makanan, pencatatan bon permintaan bahan makanan untuk penderita
dan pegawai, pencatatan bukti pengeluaran makanan.
89
di rumah sakit (misalnya 10 hari/seminggu).
2) Prasyarat :
a) Peraturan pemberian makanan rumah sakit
b) Standar porsi dan standar resep
c) Standar bumbu
3) Langkah Perencanaan Menu :
a) Bentuk tim kerja untuk menyusun menu yang terdiri dari ahli gizi/
dietisien, kepala masak (chief cook), dokter spesialis gizi klinik, dll.
b) Kumpulkan tanggapan/keluhan konsumen mengenai menu dengan
caramenyebarkan kuesioner.
c) Buat rincian macam dan jumlah konsumen yang akan dilayani.
d) Kumpulkan data peralatan dan perlengkapan dapur yang tersedia.
e) Sesuaikan penyusunan menu dengan macam dan jumlah tenaga.
f) Perhatikan kebiasaan makan daerah setempat, musim, iklim dan
pasar.
g) Tetapkan siklus menu yang akan dipakai.
h) Tetapkan standar porsi.
4) Susun menu dengan cara
a) Kumpulkan berbagai jenis hidangan,kelompokkan berdasarkan
jenis makanan (kelompok lauk hewani, kelompok nabati, kelompok
sayuran, kelompok buah) sehingga memungkinkan variasi yang
lebih banyak.
b) Susun pola menu dan master menu yang memuat garis besar
frekuensi penggunaan bahan makanan harian dengan siklus menu
yang berlaku.
c) Masukkan hidangan hewani yang serasi warna , komposisi,
konsistensi bentuk dan variasinya; kemudian lauk nabati, sayur,
buah dan snack.
d) Siapkan formulir penilaian yang meliputi pola menu kombinasi
warna, tekstur, konsistensi, rasa, aroma, ukuran, bentuk potongan,
temperatur makanan, pengulangan menu penyajian dan sanitasi.
e) Nilai menu dengan beberapa penilaian objektif.
f) Lakukan pre-test untuk mengetahui tanggapan konsumen/pasien.
g) Buat perbaikan menu dan selar.jutnya menu siap untuk diusulkan
kepada pengambil keputusan (sesuai dengan struktur organisasi).
b. Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan
90
1) Pengertian
Perhitungan kebutuhan bahan makanan adalah kegiatan penyusunan
kebutuhan bahan makanan yang diperlukan untuk pengadaan bahan
makanan
2) Tujuan
Tercapainya usulan anggaran dan kebutuhan bahan makanan untuk
pasien dalam satu tahun anggaran.
3) Persyaratan
a) Adanya kebijakan rumah sakit
b) Tersedianya data peraturan pemberian makanan rumah sakit
c) Tersedianya data standar makanan untuk pasien
d) Tersedianya data standar harga bahan makanan
e) Tersedianya siklus menu
f) Tersedianya data jumlah konsumen/pasien yang dilayani
Langkah
c. Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan
1) Tentukan jumlah pasien dengan mengacu pada Daftar Pesanan
Makanan Pasien.
2) Tentukan standar porsi tiap bahan makanan dan burat berat kotor
3) Hitung berapa kali pemakaian bahan makanan setiap siklus menu
4) Hitung dengan cara :Jumlah pasien x berat kotor x jumlah pemakaian
d. Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan
1) Pengertian
Pemesanan adalah penyusunan permintaan (order) bahan makan
berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata-rata jumlah
konsumen atau pasien yang dilayani.
2) Tujuan
Tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai standar atau
spesifikasi yang ditetapkan.
3) Persyaratan :
a) Adanya kebijakan rumah sakit tentang penqadaan bahan
makanan
b) Adanya Surat perjanjian dengan bagian logistik rekanan
c) Adanya spesifikasi bahan makanan
d) Adanya daftar pesanan bahan makanan
e) Tersedianya dana
91
4) Langkah Pemesanan Bahan Makanan
a) Ahli gizi membuat rekapitulasi kebutuhan bahan makanan untuk
esok hari dengan cara : standar porsi x jumlah pasien
b) Hasil perhitungan diserahkan ke bagian gudang logistic
c) Bagian gudang menyiapkan bahan makanan sesuai dengan
permintaan
d) Bagian pengolahan mengambil bahan makanan yang dipesaan
(order),
e. Penerimaan, Penyimpanan dan Penyaluran Bahan Makanan
1) Penerimaan Bahan Makanan
a) Pengertian :
Suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan/penelitian, pencatatan
dan pelaporan tentang macam, kualitas dan kuantitas bahan
makanan yang diterima sesuai dengan pesanan Berta spesifikasi
yang telah ditetapkan.
b) Tujuan :
Tersedianya bahan makanan yang siap untuk diolah.
c) Prasyarat
Tersedianya rincian pesanan bahan makanan harian berupa
macam dan jumlah bahan makanan yang akan diterima.
Tersedianya spesifikasi bahan makanan yang telah ditetapkan.
d) Langkah Penerimaan Bahan Makanan
Setelah bahan makanan diambil dari gudang logistik kemudian
diperiksa satu persatu, untuk mengetahui bila ada barang yang
tidak ada, kurang, atau berlebih.
Kemudian bahan makanan disimpan di ke gudang penyimpanan
kecil sesuai dengan jenis barang.
Esok harinya masing-masing bagian pengolahan mengambil
bahan makanan sesuai dengan kebutuhannya.
2) Penyimpanan Bahan Makanan
a) Pengertian :
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tats cara menata,
menyimpan, memelihara keamanan bahan makanan kering dan
basah baik kualitas maupun kwuantitas di gudang bahan makanan
kering dan basah serta pencatatan dan pelaporannya.
b) Tujuan :
92
Tersedianya bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan
kwuantitas yang tepat sesuai dengan perencanaan.
c) Prasyarat :
Adanya sistem penyimpanan barang.
Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai
persyaratan.
Tersedianya kartu stok/buku catatan keluar masuknya bahan
makanan.
d) Langkah Penyimpanan Bahan Makanan
Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima, harus
segera dibawa ke ruang penyimpanan, gudang atau ruang
pendingin.
Apabila bahan makanan langsung akan digunakan, Setelah
ditimbang dandiawasi oleh bagian penyimpanan bahan
makanan setempat dibawa ke ruang persiapan bahan makanan.
Untuk semua kelas rumah sakit diperlukan ruang
penyimpanan untuk bahan makanan kering (gudang-bahan
makanan) dan ruang pendingin, serta ruang pembeku
(freezer).Freezer (pembeku) umumnya dimiliki oleh Instansi yang
besar yang dimaksudkan untuk menyimpan bahan makanan untuk
jangka waktu yang agak lama.
93
Semua bahan makanan ditempatkan dalarn tempat tertutup,
terbungkus rapat dan tidak berlobang. Diletakkan di atas rak
bertingkat yang cukup kuat dan tidak menempel pada dinding.
Pintu harus selalu terkunci pada saat tidak ada kegiatan serta
dibuka pada waktu-waktu yang ditentukan. Pegawai yang
masuk keluar gudang juga hanya pegawai yang ditentukan.
Suhu ruangan harus kering hendaknya berkisar antara 19-21°
C.
Pembersihan ruangan secara periodik, 2 kali seminggu.
Penyemprotan ruangan dengan insektisida hendaknya
dilakukan secara periodik dengan mempertimbangkan
keadaan ruangan.
Semua lubang yang ada digudang harus berkasa, bila terjadi
pengrusakan oleh binatang pengerat, harus segera diperbaiki
Syarat penyimpanan bahan makanan segar :Karena bahan
makanan segar mudah rusak dalam suhu tinggi atau sinar
matahari, maka bahan makananan ini harus disimpan dalam
tempat yang dingin sesuai dengan suhu yang diperlukan.
94
pendingin, perhatikan sifat bush tersebut sebelum dimasukkan ke
dalam ruang/lemari pendingin.
95
f. Persiapan Bahan Makanan
1) Pengertian
Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam
penanganan bahan makanan, yaitu meliputi berbagai proses antara lain
membersihkan, memotong, mengupas, mengocok, merendam, dsb.
2) Tujuan
Mempersiapkan bahan-bahan makanan, serta bumbu-bumbu sebelum
dilakukan kegiatan pemasakan.
3) Prasyarat :
a) Tersedianya bahan makanan yang akan dipersiapkan
b) Tersedianya peralatan persiapan
c) Tersedianya protap persiapan
d) Tersedianya aturan proses-proses persiapan
g. Pengolahan bahan Makanan
1) Pengertian
Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan mengubah
(memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap
dimakan, berkualitas, dan aman untuk di konsumsi.
2) Tujuan :
a) Mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi bahan makanan
b) Meningkatkan nilai cerna
c) Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, tekstur, aroma dan
penampilan makanan
d) Bebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk tubuh.
3) Prasyarat
a) Tersedianya siklus menu
b) Tersedianya peraturan pengguna Bahan Tambahan Pangan (BTP)
c) Tersedianya bahan makanan yang akan diolah
d) Tersedianya peralatan pengolahan bahan makanan
e) Tersedianya aturan penilaian
f) Tersedianya prosedur tetap pengolahan
4) Macam Proses Pemasakan :
a) Pemasakan dengan medium udara, seperti :
Membakar/mengepan yaitu memasak bahan makanan dalam
oven sehingga masakan menjadi kering atau kecoklatan.
Memanggang yaitu memasak bahan makanan langsung diatas
96
bara api sampai kecoklatan dan mendapat lapisan yang kuning.
b) Pemasakan dengan menggunakan medium air, seperti :
Merebus yaitu memasak dengan banyak air. Pada dasarnya ada 3
cara dalam merebus, yaitu :
- Api besar untuk mendidihkan air dengan cepat; untuk merebus
sayuran.
- Api sedang untuk memasak santan dan berbagai masakan
sayur.
- Api kecil untuk membuat kaldu juga dipakai untuk masakan
yang memerlukan waktu lama.
Menyetup yaitu memasak dengan sedikit air.
- Mengetim : memasak dalam tempat yang dipanaskan dengan
air mendidih.
- Mengukus : memasak dengan uap air mendidih. Air pengukus
tidak boleh mengenai bahan yang dikukus.
- Menggunakan tekanan uap yang disebut steam cooking.
Panasnya lebih tinggi daripada merebus.
c) Pemasakan dengan menggunakan lemak, seperti :
Menggoreng : memasukkan bahan makanan dalam minyak banyak
atau dalam mentega/margarine sehingga bahan menjadi kering dan
warna kuning kecoklatan.
d) Pemasakan langsung melalui Dinding panci.Dinding alat langsung
dipanaskan seperti membuat kue wafel.Menyangrai : menumis tanpa
minyak, biasa dilakukan untuk kacang, kedelai.
e) Pemasakan dengan kombinasi, seperti: menumis adalah memasak
dengan sedikit minyak atau margarine, untuk membuat layu atau
setengah masak dan ditambah air sedikit dan ditutup.
f) Pemasakan dengan elektromagnetik :Memasak dengan
menggunakan energi dari gelombang elektromagnetik misalnya
memasak dengan menggunakan oven microwave.
h. Pendistribusian Makanan
1) Pengertian
Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran
makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan konsumen
yang dilayani (makanan biasa maupun makanan khusus)
2) Tujuan
97
Konsumen mendapat makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku
3) Prasyarat :
a) Tersedianya standar pemberian makanan rumah sakit,
menyangkut standar penyediaan energi dan zat gizi lainnya serta
dietetika.
b) Tersedianya standar porsi yang ditetapkan rumah sakit.
c) Adanya peraturan pengambilan makanan.
d) Adanya bon permintaan makanan.
e) Tersedianya makanan sesuai ketentuan diet pasien / kebutuhan
konsumen.
f) Tersedianya peralatan makan.
g) Tersedianya sarana pendistribusian makanan.
h) Tersedianya tenaga pramusaji.
i) Adanya jadwal pendistribusian makanan di Instalasi Gizi.
4) Macam Penyaluran Makanan
Sistem penyaluran yang digunakan sangat mempengaruhi makanan
yang disajikan, tergantung pada jenis dan jumlah tenaga, peralatan
dan perlengkapan yang ada.Terdapat 3 (tiga) sistem penyaluran
makanan yang biasa dilaksanakan di rumah sakit, yaitu sistem yang
dipusatkan (sentralisasi), sistem yang tidak dipusatkan
(desentralisasi), dan kombinasi antara sentralisasi dengan
desentralisasi.
a) Penyaluran makanan yang dipusatkan.
Cara ini lazim disebut dengan cara distribusi "sentralisasi".
Dengan ketentuan ini, makanan pasien dibagi dan disajikan dalam
alat makan di tempat pengolahan makanan.
b) Penyaluran makanan yang tidak dipusatkan.
Cara ini lazim disebut dengan sistem distribusi
"desentralisasi".Makanan pasien dibawa dari tempat pengolahan
ke ruang perawatan pasien, dalam jumlah banyak/besar, untuk
selanjutnya disajikan dalam alat makan masing-masing pasien
sesuai dengan permintaan makanan.
c) Penyaluran makanan kombinasi.
Penyaluran makanan kombinasi dilakukan dengan cara sebagian
makanan ditempatkan langsung ke dalam alat makanan pasien
sejak dari tempat produksi (dapur), dan sebagian lagi dimasukkan
98
kedalam.wadah besar, pendistribusiannya dilaksanakan setelah
sampai di ruang perawatan.
99
Besar porsi sukar diawasi, khususnya bagi pasien yang
menjalankan diet.
Pengawasan harus lebih banyak dilakukan.
Ruangan pasien dapat terganggu oleh keributan pembagian
makanan serta ban masakan.
Rumah sakit Dr. Asmir Salatiga 10 siklus menu dan setiap menu memiliki
energi, protein, lemak dan karbohidrat. Pada hasil perhitungan kalori siklus menu ke V
dan IV dapat dibahas bahwa menu makan dapat dibagi ke dalam menu biasa dan menu
diet. Di rumah sakit ada 3x makan besar yaitu pagi, siang, malam dan 2x selingan yaitu
pagi, sore Pada Menu biasa di sajikan untuk kelas VVIP, VIP, I, II, III begitu pula dengan
menu dietnya. Untuk menu V biasa kelas II dan III tidak ada selingan dan hanya dapat
snack kecil yaitu di jam makan siang, sedangkan untuk kelas I, VIP, VVIP mempunyai
selingan pagi, sore dan snack besar namun snack besarnya tidak ada pada jam makan
siang. Untuk kelas II dan III, buahnya hanya pepaya, semangka, melon dan pisang,
sedangkan kelas I, VIP, dan VVIP, buah yang disajikan yaitu melon, semangka, pepaya,
pisang, apel, pear, dan pisang. Menu V biasa kelas (II dan III) dan (I, VIP, VVIP) menu
sama, hanya berbeda pada selingan dan snacknya. Menu biasa II dan III perhitungan
kalorinya untuk sehari yaitu energi 1,625.2 kcal, protein 59.3 g, lemak 61,4 g, dan
karbohidrat sebesar 212,7 g. Untuk menu biasa kelas I, VIP, VVIP energinya sebesar
2.266,6 kcal, protein sebesar 89,9 g, lemak 69,3 g, dan karbohidrat 330,4. Pada menu
diet kelas II dan III tidak ada selingan hanya saja pada menu diet ini ada bahan yang
diubah seperti gula pasir di ganti menjadi gula tropicana. Untuk menu diet kelas I, VIP,
VVIP ada selingan akan tetapi tidak ada snack. Perhitungan kalori untuk menu V diet
kelas II dan III yaitu energi sebesar 1343,6 kcal, protein sebesar 51,6 g, lemak 54,5 g,
dan Karbohidrat sebesar 175,2, sedangkan menu diet untuk kelas I, VIP, VVIP total
energinya sebesar 1456,6 kcal, protein sebesar 94,1 g, lemak sebesar 54,5 g, dan
karbohidrat sebesar 204,6 g.
Pada menu VI biasa kelas II dan III tidak selingan sama seperti dengan menu V
biasa kelas II dan III dan hanya ada snack kecil pada saat jam makan siang. Menu VI
biasa kelas I, VIP, VVIP ada selingan dan snack besar tetapi tidak ada snack pada jam
makan siang. Untuk perhitungan kalori pada menu biasa kelas II dan III yaitu totalnya
energi sebesar 1819,4 kcal, protein sebesar 80.8 g, lemak sebesar 66,3 g, dan
karbohidratnya sebesar 239,5. Menu VI biasa kelas I, VIP, VVIP total energinya yaitu
sebesar 2.675,5 kcal, protein sebesar 97,5 g, lemak 70,2, dan karbohidrat 351,4 g. Menu
100
VI diet kelas II dan III total energinya yaitu sebesar 1555,1 kcal, protein 75,6 g, lemak
64,2 g, dan karbohidrat sebesar 170,8. Sedangkan untuk menu VI kelas I, VIP, dan VVIP
total energinya yaitu sebesar 1934,7 kcal, protein sebesar 82,4 g, lemak 61,8 g dan
karbohidrat 236,8 g.
Pada Pada tabel diatas dapat dibahas bahwa untuk menu V biasa kelas I, VIP
dan VVIP terdapat menu atau bahan makanan yang berbumbu dan tidak berbumbu.
Menu makanan yang berbumbu seperti telur bumbu rjak, tahu bumbu kalio, soup
makaroni dan sebagainya. Sedangkan makanan yang tidak berbumbu terdiri dari nasi,
teh manis dan buah. Pada tabel yang berbumbu total harganya bahan makanan yang
berbumbu yaitu sebesar Rp 13.484,00, untuk total harga ini di kalikan dengan bumbu
(10%) dan didapat hasilnya yaitu Rp 1.348. untuk mendapatkan total berbumbu maka
total harga berbumbu ditambahkan dengan hasil bumbu 10% sehingga didapatkan
hasil Rp 14.832,00. Pada bahan yang tidak berbumbu ditotal semua harganya sehinga
didapatkan hasil Rp 18,567,00. Untuk mendapat hasil foodcost didapatkan dari
penjumlahan total harga tidak berbumbu dan total berbumbu sehingga didapat Rp
33.399,00. Hasil unit cost dikali dengan tenaga kerja 15% dan overhead 10%, untuk
tenaga kerjanya didapatkan Rp 5.009 dan overead Rp 3.339. dari hasil food cost, tenaga
kerja, overhead akan dijumlah sehingga didapat hasil akhir unit cost yaitu sebesar Rp
41.747,00. Untuk menu V diet kelas I, VIP, danVVIP perhitungannya sama seperti yang
kelas I, VIP, dan VVIP yaitu tabel yang berbumbu total harganya bahan makanan yang
berbumbu yaitu sebesar Rp 14.360,00, untuk total harga ini di kalikan dengan bumbu
(10%) dan didapat hasilnya yaitu Rp 1.436. Untuk mendapatkan total berbumbu maka
total harga berbumbu ditambahkan dengan hasil bumbu 10% sehingga didapatkan
hasil Rp 15.796,00. Pada bahan yang tidak berbumbu ditotal semua harganya sehinga
didapatkan hasil Rp 9.750. Untuk mendapat hasil foodcost didapatkan dari
penjumlahan total harga tidak berbumbu dan total berbumbu sehingga didapat Rp
25.546,00. Hasil food cost dikali dengan tenaga kerja 15% dan overhead 10%, untuk
tenaga kerjanya didapatkan Rp 3.831,00 dan overead Rp 2.554,00. Dari hasil food cost,
tenaga kerja, overhead akan dijumlah sehingga didapat hasil akhir unit cost yaitu
sebesar Rp 31.931,00.
Untuk menu V biasa kelas II dan III, perhitungannya masih sama seperti yaitu
tabel yang berbumbu ditotal harganya bahan makanan yang berbumbu yaitu sebesar
Rp 13.484,00, untuk total harga ini di kalikan dengan bumbu (10%) dan didapat
hasilnya yaitu Rp 1.348. Untuk mendapatkan total berbumbu maka total harga
berbumbu ditambahkan dengan hasil bumbu 10% sehingga didapatkan hasil Rp
101
14.832,00. Pada bahan yang tidak berbumbu ditotal semua harganya sehinga
didapatkan hasil Rp 5.312,00 Untuk mendapat hasil foodcost didapatkan dari
penjumlahan total harga tidak berbumbu dan total berbumbu sehingga didapat Rp
20.144,00. Hasil food cost dikali dengan tenaga kerja 15% dan overhead 10%, untuk
tenaga kerjanya didapatkan Rp 3.021,00 dan overhead Rp 2.014,00. Dari hasil food
cost, tenaga kerja, overhead akan dijumlah sehingga didapat hasil akhir unit cost yaitu
sebesar Rp 25.179,00. Menu diet V kelas II dan III yaitu tabel yang berbumbu total
harganya bahan makanan yang berbumbu yaitu sebesar Rp 14.360,00, untuk total
harga ini di kalikan dengan bumbu (10%) dan didapat hasilnya yaitu Rp 1.436. Untuk
mendapatkan total berbumbu maka total harga berbumbu ditambahkan dengan hasil
bumbu 10% sehingga didapatkan hasil Rp 15.796,00. Pada bahan yang tidak berbumbu
ditotal semua harganya sehinga didapatkan hasil Rp 8.339,00. Untuk mendapat hasil
foodcost didapatkan dari penjumlahan total harga tidak berbumbu dan total berbumbu
Rp 15.790,00 sehingga didapat Rp 24.135,00. Hasil food cost dikali dengan tenaga kerja
15% dan overhead 10%, untuk tenaga kerjanya didapatkan Rp 3.620,00 dan overhead
Rp 2.413,00. Dari hasil food cost, tenaga kerja, overhead akan dijumlah sehingga
didapat hasil akhir unit cost yaitu sebesar Rp 30.168,00.
Pada tabel menu X biasa kelas I, VIP dan VVIP terdapat menu atau bahan
makanan yang berbumbu dan tidak berbumbu. Pada tabel yang berbumbu total
harganya bahan makanan yang berbumbu yaitu sebesar Rp 16.001,00, untuk total
harga ini di kalikan dengan bumbu (10%) dan didapat hasilnya yaitu Rp 1.600,00.
Untuk mendapatkan total berbumbu maka total harga berbumbu ditambahkan dengan
hasil bumbu 10% sehingga didapatkan hasil Rp 17.601,00. Pada bahan yang tidak
berbumbu ditotal semua harganya sehinga didapatkan hasil Rp 23,784,00. Untuk
mendapat hasil foodcost didapatkan dari penjumlahan total harga tidak berbumbu dan
total berbumbu Rp 17.601,00 sehingga didapat Rp 41.385,00. Hasil food cost dikali
dengan tenaga kerja 15% dan overhead 10%, untuk tenaga kerjanya didapatkan Rp
6.207,00 dan overhead Rp 4.138,00. dari hasil food cost, tenaga kerja, overhead akan
dijumlahkan sehingga didapat hasil akhir unit cost yaitu sebesar Rp 51.730,00. Untuk
menu X diet kelas I, VIP, danVVIP yaitu tabel yang berbumbu ditotal harganya bahan
makanan yang berbumbu yaitu sebesar Rp 16.811,00, untuk total harga ini di kalikan
dengan bumbu (10%) dan didapat hasilnya yaitu Rp 1.681. Untuk mendapatkan total
berbumbu maka total harga berbumbu ditambahkan dengan hasil bumbu 10%
sehingga didapatkan hasil Rp 18.492,00. Pada bahan yang tidak berbumbu ditotal
semua harganya sehinga didapatkan hasil Rp 21.840. Untuk mendapat hasil foodcost
102
didapatkan dari penjumlahan total harga tidak berbumbu dan total berbumbu Rp
18.492,00 sehingga didapat Rp 40.332.546,00. Hasil food cost dikali dengan tenaga
kerja 15% dan overhead 10%, untuk tenaga kerjanya didapatkan Rp 6.049,00 dan
overhead Rp 4.033,00. Untuk hasil unicost didapatkan dari hasil penjumlahan food
cost, tenaga kerja, overhead sehingga didapat hasil akhir unit cost yaitu sebesar Rp
50.414,00.
Untuk menu X biasa kelas II dan III, perhitungannya masih sama yaitu tabel
yang berbumbu ditotal harganya bahan makanan yang berbumbu yaitu sebesar Rp
16.609,00, untuk total harga ini di kalikan dengan bumbu (10%) dan didapat hasilnya
yaitu Rp 1.660. Untuk mendapatkan total berbumbu maka total harga berbumbu
ditambahkan dengan hasil bumbu 10% sehingga didapatkan hasil Rp 18.269,00. Pada
bahan yang tidak berbumbu ditotal semua harganya sehinga didapatkan hasil Rp
5.849,00 Untuk mendapat hasil foodcost didapatkan dari penjumlahan total harga
tidak berbumbu dan total berbumbu Rp 18.269,00 sehingga didapat Rp 24.118,00.
Hasil food cost dikali dengan tenaga kerja 15% dan overhead 10%, untuk tenaga
kerjanya didapatkan Rp 3.617,00 dan overhead Rp 2.411,00. Dari hasil food cost,
tenaga kerja, overhead akan dijumlah sehingga didapat hasil akhir unit cost yaitu
sebesar Rp 30.146,00. Menu diet X kelas II dan III yaitu tabel yang berbumbu total
harganya bahan makanan yang berbumbu yaitu sebesar Rp 18.745,00, untuk total
harga ini di kalikan dengan bumbu (10%) dan didapat hasilnya yaitu Rp 1.874. Untuk
mendapatkan total berbumbu maka total harga berbumbu ditambahkan dengan hasil
bumbu 10% sehingga didapatkan hasil Rp 20.619,00. Pada bahan yang tidak berbumbu
ditotal semua harganya sehinga didapatkan hasil Rp 1.063,00. Untuk mendapat hasil
foodcost didapatkan dari penjumlahan total harga tidak berbumbu dan total berbumbu
Rp 20.619,00 sehingga didapat Rp 21.682,00. Hasil food cost dikali dengan tenaga kerja
15% dan overhead 10%, untuk tenaga kerjanya didapatkan Rp 3.252,00 dan overhead
Rp 2.168,00. Dari hasil food cost, tenaga kerja, overhead akan dijumlah sehingga
didapat hasil akhir unit cost yaitu sebesar Rp 27.102,00.
Untuk modifikasi menu, pada tabel diatas dapat dibahas bahwa dari menu Vdan
VI biasa dan diet kelas VVIP, VIP, I, II, III dimodifikasi menu yang sudah ada. Pada menu
V biasa kelas I, VIP, dan VVIP yang menu pagi 6.30 ada nasi putih, telur bb rujak, tahu
bb kalio, soup makaroni. Pada menu pagi ini untuk telur bumbu rujak memakai santan
dan tahu bumbu kalio juga memakai santan, jadi untuk tahunya dimodifikasi menjadi
steak tahu. Pada jam makan siang untuk lauk hewaninya yaitu ayam balado
dimodifikasi menjadi ikan nila karena dari makan pagi selalu disajikan daging ayam
103
atau telur ayam, jadi ayam balado digantikan dengan ikan nila sehingga pasien tidak
bosan. Pada jam makan malam, terdiri dari menu sambal goreng ceplok, tahu bacem,
dan cah bayam jagung manis. Untuk modifikasinya sambal goreng telur ceplok menjadi
telur rebus, tahu bacem menjadi tahu isi, dan cah bayam ke kuah bening karena
pengurangan penggunaan minyak jadi lauk hewani diolah menjadi rebus dengan kuah
bening bayam. Untuk menu V biasa kelas II dan III, sama seperti menu kelas I, VIP, dan
VVIP. Menu V diet kelas I, VIP, dan VVIP yang menu pagi 6.30 ada nasi putih, telur bb
rujak, tahu bb kalio, soup makaroni. Pada menu pagi ini untuk telur bumbu rujak
memakai santan dan tahu bumbu kalio juga memakai santan, jadi untuk tahunya
dimodifikasi menjadi tahu bunga kukus. Pada jam makan siang untuk lauk hewaninya
yaitu ayam balado dimodifikasi menjadi ikan bandeng balado karena dari makan pagi
selalu disajikan daging ayam atau telur ayam, jadi ayam balado digantikan dengan ikan
bandeng sehingga pasien tidak bosan. Pada jam makan malam, terdiri dari menu
sambal goreng ceplok, tahu bacem, dan cah bayam jagung manis. Untuk modifikasinya
tahu bacem menjadi tumis tahu saus tiram karena pada tahu tumis terdapat banyak
warna yang menarik seperti paprika hijau dan merah sehingga menarik untuk dilihat
dan membuat pasien berselera untuk makan. Menu V diet kelas II dan III sama, untuk
menunya sama seperti pada diet DM kelas I, VIP dan VVIP.
Pada tabel diatas dapat dibahas bahwa dari menu Vdan VI biasa dan diet kelas
VVIP, VIP, I, II, III dimodifikasi menu yang sudah ada. Pada menu VI biasa kelas I, VIP,
dan VVIP yang menu pagi 6.30 ada nasi putih, paha bumbu woku, tempe bumbu
kuning, dan oseng kacang panjang. Pada menu pagi ini untuk tempe bumbu kuning di
modif menjadi steak tempe karena untuk menambah warna menarik karena paha
bumbu woku sedikit memakai kunyit begitu pula tempe bb kuning. Tidak ada warna
yang membedakan keduanya. Pada jam makan siang untuk lauk hewaninya yaitu ayam
balado dimodifikasi menjadi ikan nila kukus karena dari makan pagi selalu disajikan
daging ayam atau telur ayam, jadi ayam balado digantikan dengan ikan nila sehingga
pasien tidak bosan. Pada jam makan malam, untuk tahu bacem dimodifikasi menjadi
tahu crispy karena soto semarang sangat cocok dengan tahu crispy yang cara
pengolahannya di goreng. Untuk menu VI biasa kelas II dan III, sama seperti menu
kelas I, VIP, dan VVIP. Menu VI diet kelas I, VIP, dan VVIP yang menu pagi 6.30 ada nasi
putih, telur bb rujak, tahu bb kalio, soup makaroni. Pada menu pagi ini untuk telur
bumbu rujak memakai santan dan tahu bumbu kalio juga memakai santan, jadi untuk
tahunya dimodifikasi menjadi tahu bunga kukus. Pada jam makan siang untuk lauk
hewaninya yaitu ayam balado dimodifikasi menjadi ikan bandeng balado karena dari
104
makan pagi selalu disajikan daging ayam atau telur ayam, jadi ayam balado digantikan
dengan ikan bandeng sehingga pasien tidak bosan. Pada jam makan malam, terdiri dari
menu sambal goreng ceplok, tahu bacem, dan cah bayam jagung manis. Untuk
modifikasinya tahu bacem menjadi tumis tahu saus tiram karena pada tahu tumis
terdapat banyak warna yang menarik seperti paprika hijau dan merah sehingga
menarik untuk dilihat dan membuat pasien berselera untuk makan. Menu V diet kelas
II dan III sama, untuk menunya sama seperti pada diet DM kelas I, VIP dan VVIP.
Pada perhitungan ketenaga kerja didapat hasil untuk sift pagi itu yang dibutuh
empat orang pengerja pemasak sekaligus bersih-bersih dan sift malam lima orang
pengerja pemasak sekaligus bersih-bersih didapur. Jumlah turiyah dapur yang ada di
instalasi gizi yaitu 10 orang. Untuk sift pagi di instalasi gizi yang bekerja hanya dua
orang dari penyiapan sampai ke pemorsian makanan. Untuk perhitungan tenaga kerja
seharusnya 4 orang jadi kurang dua orang. Untuk sift malam di instalasi gizi yang
bekerja hanya tiga orang, 1 penyiapan bahan-bahan, dua dari pemotongan sampai ke
pemorsian makanan. Untuk perhitungan tenaga kerja seharusnya 5 orang jadi kurang
dua orang.
Berdasarkan tabel dari hygine sanitasi dapat di dibahas bahwa, hygine sanitasi
instalasi gizi mendapatkan bobot nilai 65, dimana bobot ini menentukan hygine
sanitasi pada rumah sakit tentara Dr. Asmir Salatiga sudah sesuai standar dan sudah
baik dari kebersihan lingkungan maupun hygine perorangan. Untuk penyelenggaraan
makanan di Rumah Sakit Tentara Dr. Asmir Salatiga sudah bagus dari perencanaan
sampai ke pendistribusian. Untuk penyelanggaraan makanan ini di lakukan dengan
sistem swakelola yang dimana makanan tersebut diolah sendiri oleh rumah sakit,
sarana dan prasarana juga dimiliki oleh rumah sakit itu sendiri.
105
BAB VI
KESIMPULAN
1. Rumah Sakit Tentara Dr. Asmir Salatiga mempunyai siklus menu 10 hari plus 1
dimana setiap 10 hari menu akan diganti.
2. Perhitungan kalori untuk menu hari ke V biasa kelas 1, VIP, dan VVIP, kelas II dan
III, diet kelas kelas 1, VIP, dan VVIP, kelas II dan III. Untuk kelas II dan III tidak
disajikan selingan pagi maupun sore tetapi kelas II dan II akan mendapatkan snack
kecil pada saat jam makan siang. Begitu pula dengan menu hari ke VI Biasa dan Diet.
3. Perhtungan unitcost untuk menu hari ke V dan X ditentukan makanan berbumbu
dan tidak berbumbu. Untuk menentukana foodcost maka didapat hasil penjumlahan
total harga berbumbu dan tidak berbumbu. Sehingga foodcost akan dikalikan
dengan tenaga kerja 15% dan overhead 10%. Hasilnya akan dijumlahkan sehingga
keluarlah hasil unitcost.
4. Untuk modifikasi menu, pada siklus menu hari V dan VI dimodifikasi menu untuk
membuat makan lebih bervariasi dalam aspek rasa, aroma, penampilan serta
mempertahakan nilai gizinya.
5. Perhitungan tenaga kerja digunakan untuk melihat berapa banyak tenaga kerja yang
dibutuhkan.
6. Pada tabel hygine sanitasi dapat disimpulkan bahwa dapur instalasi gizi sudah
termasuk dalam kategori baik dalam sanitasi maupun hyginenya.
106
SARAN
107