Oleh :
Pembimbing
Podojoyo, SKM, M.Kes
Dr. Yuli Hartati, S,Pd, M.Si
Yunita Nazarena, S.Gz, M.Si
Tri Friantini, AMG, S.Tp
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Belajar
Lapangan (PBL) Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi di Rumah
Sakit Dr. Saiful Anwar Malang.
Laporan ini merupakan salah satu tugas dalam Praktek Belajar Lapangan
(PBL) Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi, dimana
dalam penyusunan laporan ini mendapatkan bantuan, arahan serta bimbingan
dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang
2. Ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang
3. Ketua Program Studi Diploma IV Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palembang
4. Direktur Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang
5. Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang
6. Maryam Razak, STP, MSi. selaku Supervisor yang telah memberikan
masukan dan nasehatnya.
7. Seluruh Karyawan Instalasi Gizi yang telah ikut membantu dalam
pelaksanaan studi kasus.
8. Staf perpustakaan yang telah membantu memberikan literatur
Kami menyadari bahwa Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL)
Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan.
Harapan kami semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun dan pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
No table of contents entries found.
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan makanan Rumah Sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada pasien. Kegiatan
penyelenggaraan makanan merupakan bagian dari kegiatan di Instalasi Gizi Rumah Sakit
sebagai unit pelayanan gizi rumah sakit untuk memenuhi asupan zat gizi pasien.
Penyelenggaraan makanan rumah sakit dilaksanakan dengan tujuan untuk menyediakan
makanan yang kualitasnya baik jumlah yang sesuai dengan kebutuhan serta pelayanan
yang layak dan memadai bagi pasien yang membutuhkan (Ratna, 2009).
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II
GAMBARAN UMUM INSTITUSI
Sebelum Perang Dunia ke II, RSUD Dr. Saiful Anwar (pada waku
itu bernama Rumah Sakit Celaket) merupakan rumah sakit militer KNIL,
yang ada pendudukan Jepang diambil alih oleh Jepang dan tetap digunakan
sebagai rumah sakit militer. Pada saat perang kemerdekaan RI, Rumah Sakit
Celaket dipakai sebagai rumah sakit tentara, sementara untuk umum,
digunakan Rumah Sakit Sukun yang ada dibawah Kotapraja Palembang pada
saat itu. Tahun 1947 (saat clash II), karena keadaan bagunan yang lebih baik
dan lebih muda, serta untuk kepentingan strategi militer, Rumah Sakit Sukun
diambil alih oleh tentara pendudukan dan dijadikan rumah sakit militer,
sedangkan Rumah Sakit Celaket dijadikan rumah sakit umum.
Pada tanggal 14 September 1963, Yayasan Perguruan Tinggi Jawa
Timur/IDI membuka Sekolah Tinggi Kedokteran Malang dan memakai
Rumah Sakit Celaket sebagai tempat praktek (Program Belajarsama STKM-
RS) Celaket tanggal 23 Agustus 1969). Tanggal 2 Januari 1974, dengan
Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 001/0/1974,
dengan Kedokteran Malang dijadikan Fakultaas Kedokteran Universitas
Brawijaya Malang, dengan Rumah Sakit Celaket sebagai tempat praktek.
Pada tanggal 12 Nopember 1979, oleh Gurbenur Kepala Daerah
Tingkat I Jawa Timur, RUmah Sakit Celaket diresmikan sebagai Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar. Keputusan menteri Kesehatan RI
No. 51/Menkes/SK/II/1979 tanggal 22 Februari 1979, menetapkan RSUD
Dr. Saiful Anwar sebagai rumah sakit rujukan. Pada bulan April 2007
dengan keputusan Menteri Kesehatan RI No.673/MENKES/SK/VI/2007
RSUD Dr. Saiful Anwar ditetapkan sebagai Rumah Sakit kelas A. pada
tanggal 30 Desember 2008 ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum
(BLU) dengan keputasan Gubernur Provinsi Jawa Timur No :
188/439/KTS/013/2003. Pada tanggal 20 Januari 2011 RSUD Dr. Saiful
Anwar ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama Akreditasi A
dari Kementrian Kesehatan RI dengan Nomor Sertifikat
123/MENKES/SK/I/2011.
b. Visi Misi
Visi :
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang :
Menjadi Rumah Sakit kelas dunia pilihan masyarakat
Misi :
Visi :
Misi:
B. Struktur Organisasi
Pelayanan makanan yang diatur oleh Instalasi Gizi RSUD Dr. Saiful
Anwar Malang terdiri atas pasien IRNA (instalasi rawat inap). Untuk
pelayanan makanan yang diproduksi sendiri oleh instalasi gizi meliputi
kelas I, II dan III, sedangkan untuk pelayanan makan pasien Irna Utama di
outsourchingkan (pihak ketiga).
Dengan gambaran jumlah pasien yang telah dilayani instalasi gizi
mulai dari kelas I, II dan III selama 2012 sebagai berikut:
Tabel 2.1. Jumlah Pasein yang Dilayani di RSUD Dr. Saiful
Anwar
Jumlah Konsumen Ra
No Ruang Perawatan
P
1 Kelas I 21.546 59
2 Kelas II 38.792 106
3 Kelas III 134.005 367
4 Irna Utama 31.027 85
Jumlah 225.373 617
Tabel 2.1. dapat diartikan bahwa konsumen yang dilayani RSUD Dr. Saiful
Anwar setiap harinya kurang lebih 617 orang.
Minyak Kelapa = 4 gr
Protein
Gula Pasir
1 Sct = 40 gr (200 cc
Jus Buah
CAIR RGRL DJ I Tepung Susu Skim 1500 cc
Minyak Kelapa 1 Sct = 40 gr
Gula Pasir (200 cc/kkal)
Gula Pasir = 3 gr
Protein
KCL
F 100 MODISCO Tepung Susu Skim 1000 cc
I, II Minyak Kelapa 100 cc = 135 Kkal
Berikut ini adalah contoh standar resep dari beberapa menu yang
disajikan untuk 50 porsi di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang pada tabel 3.4.
Tabel 3.4. Contoh Standar Resep RSUD Dr.Saiful
Anwar Malang
Sayur Asem
Bahan :
1 ¼ kg kacang panjang, dipotong kira-kira 3 cm
500 gram tauge kedele
750 gram manisah / labu siam, dikupas dan dipotong dadu
250 gram daun So
750 gram kubis
Air 15 liter
Bumbu
150 gram bawang merah
75 gram bawang putih
50 gram cabe merah
40 gram kemiri
75 gram asem jawa
10 lbr daun salam
25 gram lengkuas, memarkan
50gramWarna
gula merah sisir : Bening kecoklatan
50gramAroma
garam : Khas asam
C.Klasifikasi
Rasa : Segar dan sedikit asam
Tekstur : Tidak keras dan tidak terlalu lembek
Konsistensi : Cair
Bentuk Potongan : Kacang panjang dipotong panjang 3 cm, jagung
3. Standar Bumbu
manis dipotong bulat besar, manisa dipotong dadu, tauge utuh, daun so
Standar bumbu
utuh, dan adalah
kacang komposisi
tanah utuh. bumbu yang telah dibakukan dan
diberlakukan di institusi
Suhu penyajian dalam (60˚
: Hangat rangka penyeragaman rasa hidangan
– 80˚C)
(bumbu dasar). Tujuan standar bumbu yaitu untuk konsistensi rasa
hidangan yang diproduksi dan penyederhanaan persiapan bumbu. Pada
institusi yang besar, masing- masing mempunyai jenis standar bumbu
yang khas dan berbeda untuk setiap institusinya. Manfaat standar
bumbu adalah mempermudah dalam peracikan bumbu dan satu macam
dapat digunakan beberapa macam hidangan dan jumlah porsi tertentu.
(Depkes, 2007).
Contoh dari standar bumbu yang terdapat pada RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang tertera pada lampiran 5.
Perencanaan kebutuhan bahan makanan pada RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan jumlah pasien.
Petugas distribusi mendapatkan bon pemesanan sesuai
dengan jumlah pasien dari setiap ruangan. Lalu petugas
distribusi memberikan rekapan pasien pada petugas
perencanaan kebutuhan. Dengan begitu bisa dilihat berapa pasien
yang ada pada hari itu.
Kegiatan persiapan bahan makanan di RSUD Dr. Saiful Anwar ada 2, yaitu
persiapan bahan makanan basah dan persiapan bahan makanan kering.
a. Persiapan Bahan Makanan Kering
Persiapan bahan makanan kering contohnya saja untuk beras, langsung
diberikan pada bagian pengolahan makanan pokok, yang terlebih
dahulu akan dilakukan proses persiapan seperti pencucian beras dan
selanjutnya akan diolah menjadi makanan pokok seperti nasi dan nasi
tim.
b. Persiapan Bahan Makanan Basah
Persiapan bahan makanan basah di mulai pada saat
kegiata penerimaan bahan makanan basah seperti sayur-sayuran, lauk
nabati dan lauk hewani selesai. Ada 3 persiapan bahan
makanan basah, yaitu persiapan sayuran dan buah, persiapan lauk dan
persiapan bumbu.
2) Persiapan Bumbu
Pengolahan lauk dan sayur dilakukan oleh 5 orang untuk dinas subuh
dan 5 orang untuk dinas sore. Pengolahan lauk dan sayur dibagi
menjadi 3 pengolahan, yaitu pengolahan dalam bentuk biasa, lunak dan
rendah garam. Pengolahan bahan makanan dengan diet RG dijadikan
satu dengan pengolahan bahan makanan untuk jenis diet lunak,
namun saat pengolahan tidak ditambahkan garam. Penambahan garam
diberikan saat masakan matang kemudian dipisahkan antara diet RG
dan jenis diet yang lain
c) Meniriskan beras
Pada pengolahan lauk hewani sudah sesuai dengan menu dan standar resep
pada hari tersebut. Standar porsi lauk hewani (ayam, daging dan ikan) untuk
setiap kelas sama yaitu ayam 1/12 potong (60 gram), daging 40 gram dan
ikan 50 gram. Pengolahan lauk hewani dibedakan menjadi 3 macam, yaitu
lauk hewani untuk makanan biasa, lauk hewani untuk makanan lunak dan lauk
hewani yang diolah dengan rendah garam.
Pengolahan lauk nabati sudah sesuai dengan menu dan standar porsi pada
hari tersebut. Standar porsi lauk nabati tiap kelas sama yaitu tempe 30 gram
dan tahu 1/6 kotak (50 gram). Pada dasarnya pengolahan lauk nabati sama
dengan pengolahan lauk hewani. Pengolahan lauk nabati dibedakan menjadi 3
macam, yaitu lauk nabati untuk makanan biasa, lauk nabati untuk makanan
lunak dan lauk nabati yang diolah dengan rendah garam.
c) Pengolahan Sayuran
Pengolahan sayuran sudah sesuai dengan menu. Rata-rata standar porsi
sayuran adalah 50 gram. Pengolahan sayuran dilakukan dengan cara
menumis dengan air sedikit atau merebus dengan banyak air.
Pengolahan sayuran dibedakan menjadi 3 macam, yaitu sayuran untuk
makanan biasa, sayuran untuk makanan lunak dan sayuaran yang diolah
dengan rendah garam.
b) Pengolahan Cair
Pengolahan cair adalah pengolahan formula yang berbahan dasar susu
skim atau susu fullcream, minyak dan gula dan juga ada pengolahan dapat
menyebabkan terganggunya sirkulasi udara di dalam ruang produksi dan
mempersulit jalur evakuasi.
I. Pencahayaan
Pada aspek ini, penilayan hanya mendapatkan 1 point dari 2 point maksimal.
Pada ruang produksi Instalasi Gizi RSUD Dr.Saiful Anwar sudah memiliki kuat
cahaya yang tepat, namun sirkulasi yang dimiliki masih kurang.
J. Karyawan
Karyawan yang bebelajar dibagian produksi sudah terhindar dari penyakit
menular seperti penyakit kulit, bisul, luka terbuka, dan ISPA. Namun, beberapa
hal yang masih belum terpenuhi dari karyawan dibagian produksi adalah masih
adanya beberapak karyawan yang berkosmetik, menggunakan perhiasan, serta
tidak menggunakan alat pelindung diri yang lengkap. Sehingga hal tersebut
dapat mengurangi penilaian terhadap aspek karyawan.
BAB IV
A. Kesimpulan
5. Luas ruang pengolahan sebesar 54.4 m2 kurang memenuhi luas unit
pengolahan untuk rumah sakit tipe A. Sedangkan untuk kebutuhan luas
belajar per orang sudah terpenuhi yaitu sebesar 6m 2/orang dan sudah
terbebas dari barang-barang tidak berguna.
6. Ruang distribusi yang terdapat di area depan dapur instalasi gizi setelah
ruang pengolahan memilik luas belajar yang sudah sesuai yaitu 3m 2/orang
namun untuk luas bangunan ruang distribusi untuk rumah sakit tipe
A belum terpenuhi menurut PGRS (2006).
7. Untuk desain layout dapur dan arus belajar sudah sesuai dengan standar,
yaitu searah/tidak bolak balik yang dimulai dari ruang penerimaan
yang
9. Berdasarkan uji kelayakan fisik di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang yang
dilakukan dengan cara pengamatan selama praktek belajar lapangan
managemen sistem penyelenggaraan makan massal (MSPM) rumah sakit
dan dinilai berdasarkan Kepmenkes 1096 yaitu sebesar 77 point atau
83,7% dimana hasil tersebut masih belum memenuhi persyaratan
kelayakan fisik dan hygiene sanitasi makanan jasa boga golongan B
dengan skor minimal 83 point atau 83/92 x100% = 90,2%.
B. Saran
2. Lantai dapur yang retak atau rusak segara diperbaiki untuk menghindari
adanya kecelakaan belajar saat proses penyelengaraan makanan.