DOSEN PENGAMPU
SITTI SAHARIAH ROWA, S.SiT, M.Kes
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 3
KELAS B (TINGKAT III)
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “SEPULUH LANGKAH PROSES
PENYELENGGARAAN MAKANAN RUMAH SAKIT” ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Manajemen Mutu
Penyelenggaraan Makanan. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber
bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang menjadi
bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Tujuan ..................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit ............................................. 2
B. Sepuluh Langkah-Langkah Proses Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit ........ 2
1. Perencanaan Aanggaran Belanja Makanan ....................................................... 2
2. Perencanaan Menu ............................................................................................ 3
3. Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan ......................................................... 7
4. Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan ..................................................... 8
5. Penerimaan Bahan Makanan............................................................................. 10
6. Penyimpanan dan Penyaluran Bahan Makanan ................................................ 11
7. Persiapan Bahan Makanan ................................................................................ 12
8. Pengolahan/Pemasakan Bahan Makanan .......................................................... 12
9. Distribusi Makanan ........................................................................................... 14
10. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi .................................................................. 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan makanan merupakan suatu keharusan, baik di lingkungan
keluarga maupun di luar lingkungan keluarga. Penyelenggaraan makanan di luar lingkungan
keluarga diperlukan oleh sekelompok konsumen karena berbagai hal yang mengakibatkan
mereka tidak dapat makan bersama dengan keluarganya di rumah (Moehyi,1992).
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit merupakan salah satu hal penting dalam
meningkatkan status gizi pasien di rumah sakit karena merupakan bagian dari penyembuhan
penyakitnya. Karena jika pasien tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup selama
perawatan di rumah sakit, maka kesembuhan yang diharapkan menjadi tidak optimal,
bahkan berisiko pada kematian pasien. Oleh karena itu, penyelenggaraan makanan menjadi
hal yang cukup penting dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Penyelenggaraan makanan
rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan
pendistribusian makanan kepada konsumen, dalam rangka pencapaian status kesehatan yang
optimal melalui pemberian diet yang tepat. Dalam hal ini termasuk kegiatan pencatatan,
pelaporan dan evaluasi (Depkes, 2003).
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian penyelenggaraan makanan rumah sakit
2. Untuk mengetahui 10 proses langkah-langkah penyelenggaraan makanan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. Perencanaan Menu
Menu adalah rangkaian dari beberapa hidangan atau masakan yang disajikan atau
dihidangkan untuk seseorang atau kelompok orang untuk setiap kali makan, yaitu dapat
berupa susunan hidangan pagi, hidangan siang dan hidangan malam. Perencanaan menu
adalah serangkaian kegiatan menyusun hidangan dalam variasi yang serasi untuk
manajemen penyelenggaraan makanan di institusi (Muchatob, 1991). Tujuan perencanaan
menu adalah tersedianya menu sesuai dengan tujuan sistem penyelenggaraan makanan,
baik komersial maupun non komersil.
Menurut Depkes (2007) tujuan institusi dan tenaga harus dipertimbangkan dalam
penyusunan menu. Langkah -langkah penyusunan menu menurut DepKes (2007) adalah:
a. Menetapkan macam menu
Pada tahap awal dengan mengacu kepada tujuan institusi, maka perlu ditetapkan
macam menu, apakah menu standar atau menu pilihan. Sedangkan menurut Moehyi
(1992), Ada tiga macam menu yang biasa digunakan, yaitu sebagai berikut :
Menu bebas, yaitu menu yang disusun sesuai dengan keinginan pemesan. Jenis
masakan dan jumlah masakan yang akan disajikan dapat beragam tergantung
permintaan pelanggan.
Menu pilihan, yaitu jenis menu yang menyajikan pilihan jenis makanan sehingga
konsumen dapat memilih makanan sesuai dengan seleranya. Akan tetapi, pilihan
jenis masakan dapat saja terdiri dari macam masakan yang sama, tetapi bahan utama
makanan yang berbeda. Misalnya ikan goreng, ayam goreng, dan udang goreng.
Menu standar atau master menu, yaitu susunan menu yang digunakan untuk
penyelenggaraan makanan dengan waktu cukup panjang antara 3 hari atau sampai
10 hari. Macam hidangan untuk tiap kali makan biasanya terbatas dan tidak banyak
berbeda dengan menu makanan keluarga sehari-hari.
b. Menetapkan siklus menu
Bila menu yang ditetapkan adalah standar, maka perlu ditetapkan macam siklus
menu yang cocok dengan tipe sistem penyelenggaraan makanan yang sedang berjalan.
Macam siklus menu 5 hari, 7 hari atau 10 hari.
3
c. Menetapkan periode siklus menu
Periode siklus menu adalah lamanya siklus menu berlaku dan perlu penggantian
atau modifikasi kembali. Pada menu yang baru disusun, dimana keadaan konsumen belum
terlalu dipahami oleh manajemen, biasanya diberlakukan lebih cepat, misalnya 3 bulan.
Pada institusi yang telah lama dibentuk dan pihak manajemen telah melakukan perbaikan-
perbaikan dapat diberlakukan lebih lama, misalnya 6 bulan atau 1 tahun.
d. Menetapkan pola menu
Pola menu yang dimaksud adalah golongan macam hidangan yang direncanakan
untuk setiap waktu makan. Tujuan dibuat pola menu agar dalam siklus menu dapat
dipastikan menggunakan bahan makanan sumber zat gizi yang dibutuhkan konsumen.
Selain itu dengan penetapan pola dapat dikendalikan bahan makanan sumber zat gizi yang
diperlukan. Contoh dari pola menu adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Pola Menu
Pagi 10.00 Siang 15.00 Malam
Nasi/penukar Makanan Nasi/penukar Makanan Nasi/penukar
Lauk hewani Selingan Lauk hewani Selingan Lauk hewani
Sayuran Lauk nabati Lauk nabati
Buah Sayuran Sayuran
Susu Buah Buah
Susu Susu
Buah 110 50 - - 12
Minyak 5 50 - 5 -
4
f. Membuat master menu
Master menu adalah alokasi item bahan makanan ke dalam matrix dalam siklus
menu. Tujuan dibuatnya master menu adalah agar distribusi bahan makanan yang digunakan
tersebar lebih harmonis, sehingga pengulangan penggunaan bahan makanan tercatat dengan
baik. Manfaat master menu adalah mudah dalam melakukan modifikasi menu pada kegiatan
perencanaan ulang, apabila suatu saat terjadi perubahan dana. Contoh dari master menu
adalah sebagai berikut:
5
- Bening bayam - Melon
- Apel
6
j. Melakukan penilaian yang dilakukan oleh pihak manajemen
Instrumen penilaian disebar kepada setiap manajer. Misalnya manajer produksi,
distribusi dan marketing. Bila tidak ada ketidaksetujuan oleh salah satu manajer, maka perlu
diperbaiki kembali sehingga menu telah benar-benar disetujui oleh manajer.
k. Melakukan pretes/try out
Bila menu telah disetujui oleh pihak manajer dan mungkin pemilik, maka perlu
dilakukan uji pengembangan menu sebagai uji coba.
8
d. Adanya daftar pesanan bahan makanan.
e. Tersedianya dana.
Langkah pemesanan bahan makanan adalah sebagai berikut:
1. Ahli gizi membuat rekapitulasi kebutuhan bahan makanan untuk esok hari dengan
cara : standar porsi x jumlah pasien.
2. Hasil perhitungan diserahkan ke bagian gudang logistik.
3. Bagian gudang menyiapkan bon pesanan bahan makanan dan memberikan bon
pesanan kepada rekanan.
Pembelian
Pembelian bahan makanan merupakan serangkaian kegiatan penyediaan
macam, jumlah, spesifikasi/kualitas bahan makanan yang sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di institusi/rumah sakit yang bersangkutan. Pembelian bahan makanan terkait
dengan produk yang benar, jumlah yang tepat, waktu yang tepat dan harga yang benar.
Untuk rumah sakit kelas pemerintah, berlaku ketentuan pemerintah yang mengatur dan
menetapkan bahwa pembelian bahan makanan dilakukan secara kontrak berdasarkan
pelelangan. Prosedur/sistem pembelian yang sering dilakukan antara lain :
a. Pembelian langsung ke pasar
Cara ini sebenarnya dapat digolongkan sebagai pembelian setengah resmi,
karena banyak hal-hal yg merupakan kesepakatan antara pembeli dan penjual yang
tidak dapat dikendalikan secara pasti. Walaupun demikian cara ini masih melaksanakan
prosedur pembelian dari segi administrasinya. Biasanya pesanan dapat dilakukan
melalui telepon atau datang langsung ke pasar atau berdasarkan perjanjian antara
pembeli dengan penjual. Kebanyakan cara ini kurang tertib dalam administrasinya
seperti bon pesanan atau bon penerimaan dan pencatatan sering tidak dilakukan.
b. Pembelian dengan musyawarah (the negotiated of buying)
Cara pembelian ini termasuk pembelian setengah resmi. Cara pembelian ini
dilakukan hanya utk bahan makanan yang hanya tersedia pada waktu-waktu tertentu
dan jumlahnya terbatas dan merupakan bahan makanan yang dibutuhkan klien. Sebagai
contoh pembelian ikan yang hanya ada pada musim tertentu, maka pembeli dan penjual
mengadakan kesepakatan bahan makanan sebelumnya untuk pengadaan tersebut.
9
c. Pembelian yang akan datang (Fiture contrak)
Cara pembelian ini dirancang untuk bahan makanan yang telah terjamin dan pasti,
terpercaya mutu, keadaan dan harga. Kesepakatan harga adalah harga saat ini, akan
tetapi BM yg dibeli dan dipesan sesuai waktu dan kebutuhan pembeli.
d. Pembelian tanpa tanda tangan (unsigned contrak/ auction)
Cara pembelian ini juga termasuk pembelian setengah resmi. Perjanjian
dilakukan atas dasar kepercayaan, sehingga pihak penjual, rekanan maupun pemborong
harus memiliki reputasi yang tinggi dalam pelaksanaan pembelian bahan makanan.
e. Pembelian melalui tender/ pelelangan (The Formal Competitive)
Cara pembelian dengan pelelangan merupakan cara pembelian yang resmi dan
mengikuti prosedur pembelian yg telah dijabarkan dalam Keppres serta peraturan yg
ditetapkan oleh Pemda atau penanggung jawab tertentu. Melalui pelelangan berarti
akan terjadi kompetisi antar rekanan atau sesama penjual. Pemberitahuan pelelangan
harus disebarluaskan melalui media massa, radio, surat kabar, poster di institusi dll.
10
6. Penyimpanan dan Penyaluran Bahan Makanan
Penyimpanan
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan,
memelihara bahan makanan kering dan basah serta mencatat dan pelaporannya. Setelah
bahan makanan yang memenuhi syarat diterima, bahan makanan tersebut harus segera
dibawa ke ruangan penyimpanan, gudang atau ruangan pendingin. Apabila bahan
makanan langsung akan digunakan, setelah ditimbang dan diawasi oleh bagian
penyimpanan bahan makanan dibawa ke ruangan persiapan bahan makanan (Moehyi,
1992).
Utari (2009) yang mengutip pedoman teknis proses penyediaan makanan dalam
sistem penyelenggaraan makanan institusi (Depkes RI, 2003), prasyarat penyimpanan
bahan makanan adalah:
1. Adanya sistem penyimpanan barang.
2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan.
3. Tersedianya kartu stok atau buku catatan keluar masuknya bahan makanan.
Ada 4 prinsip penyimpanan bahan makanan yang sesuai dengan suhunya (Depkes
RI, 200):
1. Penyimpanan sejuk (colling) pada suhu 10ºC-15ºC seperti jenis minuman, buah dan
sayuran.
2. Penyimpanan dingin (chilling) pada suhu 4ºC-10ºC seperti makanan berprotein yang
segera akan diolah.
3. Penyimpanan dingin sekali (freezing) pada suhu 0ºC-4ºC seperti bahan makanan
yang mudah rusak untuk jangka waktu 24 jam.
4. Penyimpanan beku (frozen) pada suhu <0ºC seperti bahan protein yang mudah rusak
untuk jangka waktu <24 jam.
Penyaluran
Penyaluran bahan makanan adalah tata cara mendistribusikan bahan makanan
berdasarkan pemintaan harian. Tujuan daripada penyaluran bahan makanan adalah
tersedianya bahan makanan yang siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai
dengan pesanan. Untuk melaksanakan kegiatan penyaluran bahan makanan ada beberapa
11
syarat yang harus diperhatikan yaitu adanya bon permintaan bahan makanan dan tersedianya
kartu stok/buku catatan keluar masuknya bahan makanan (Moehyi, 1992).
7. Persiapan Makanan
Menyiapkan makanan meliputi kegiatan membersihkan dan menghilangkan
bagian–bagian yang tidak dimakan, memotong, menghaluskan, menggiling, mencampur,
membentuk serta kegiatan lainnya yang harus dikerjakan sebelum bahan makanan siap
diolah. Persiapan yang sempurna terhadap bahan makanan sangat penting dan tidak hanya
ditinjau dari segi gizi, tetapi juga dari segi biaya operasionalnya. Selain itu, bagian ini perlu
diawasi untuk mencegah terjadinya pembuangan bahan makanan, misalnya pengupasan
yang terlalu tebal. Persiapan yang biasa dilakukan adalah: memotong, mengiris, mengocok,
menghaluskan, dan sebagainya merupakan persiapan yang biasa saja (Oktrizanita, 2005).
13
6) Prosedur Kerja Dalam Pemasakan
Menerima bahan makanan dan bumbu dari persiapan
9. Distribusi Makanan
Serangkaian kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis
makanan konsumen yang dilayani (makanan biasa maupun khusus) (Depkes RI, 2003).
Tujuan dari distribusi makanan adalah agar konsumen mendapat makanan sesuai diet dan
ketentuan yang berlaku.
1) Hal Yang Perlu Diperhatikan
Hal berikut ini perlu diperhatikan dalam pendistribusian dan penyajian makanan
kepada konsumen.
a. Makanan harus didistribusikan dan disajikan kepada konsumen tepat pada
waktunya.
14
b. Makanan yang disajikan harus sesuai dengan jumlah atau porsi yang telah
ditentukan.
c. Kondisi makanan yang disajikan juga harus sesuai. Dalam hal ini yang perlu
diperhatikan adalah temperatur makanan pada waktu disajikan.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen, dalam
rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat.
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit merupakan salah satu hal penting dalam
meningkatkan status gizi pasien di rumah sakit karena merupakan bagian dari
penyembuhan penyakitnya. Karena jika pasien tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup
selama perawatan di rumah sakit, maka kesembuhan yang diharapkan menjadi tidak
optimal, bahkan berisiko pada kematian pasien. Penyelenggaraan makanan yang baik
harus melalui proses perencanaan anggaran, perencanaan menu, perencanaan kebutuhan
bahan makanan, pemesan dan pembelian bahan makanan, penerimaan bahan makanan,
persiapan, pengolahan, distribusi serta pencatatan, pelaporan dan evaluasi yang sangat
penting untuk perbaikan di masa yang akan datang.
18
DAFTAR PUSTAKA
19