Disusun Oleh:
Raudhatul Jannah (211010320007)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang ‘‘Ketenagaan dalam Sistem Penyelenggaraan
Makanan di Rumah Sakit”
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu kami cukup
menyadari bahwa tidak pernah ada kesempurnaan hakiki selama karya adalah
ciptaan dan hasil karya dari manusia. Begitu juga dengan makalah yang kami
sajikan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk dapat
menambah dan memperluas khazanah pengetahuan agar terus mendekati
kesempurnaan. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat dan informasi yang lebih lanjut kepada pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
t
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 1
1.3 Tujuan Masalah.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 penyelenggaraan makanan....................................................................2
2.2 sistem penyelenggaraan makanan.........................................................2
2.3 ketenagaan di instalasi gizi....................................................................6
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan............................................................................................12
3.2 Saran......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1) Input
Menurut (Kemenkes RI, 2013), input dalam sistem penyelenggaraan makanan
meliputi :
a. Sumber daya manusia
Ketenagaan dalam penyelenggaraan makanan merupakan hal penting karena
menjadi salah satu kunci dalam keberhasilan suatu kegiatan penyelenggaraan.
Berbagai fungsi keberhasilan kegiatan penyelenggaraan makanan meliputi fungsi
rekruitment, seleksi, pengembangan pengembangan dan pembinaan karir,
2
penilaian kerja serta sistem imbal saja.
b. Kualifikasi tenaga dalam penyelenggaraan makanan
Tenaga yang diperlukan dalam kegiatan meliputi tenaga profesi gizi, tenaga
profesi non gizi dan tenaga pelaksana teknis. Tenaga profesi gizi dibutuhkan
untuk memastikan kualitas pelayanan gizi terhadap konsumen. Berdasarkan
kualitas tenaga tersebut, menurut (Kemenkes RI, 2013) sekurang-kurangnya harus
memiliki tenaga yang terdiri dari penanggungjawabpengelola, penanggung
jawab pelaksana, penyedia (supervisor), dan tenaga pelaksana meliputi penjamah
makanan, pembersih peralatan dan pramusaji.
c. Staffing
Staffing merupakan penentuan jenis dan jumlah tenaga yag dibutuhkan untuk
melaksanakan suatu kegiatan. Penentuan tenaga ini dimulai dengan
mengidentifikasi dan menentukan kegiatan atau pekerjaan yang akan dilakukan,
mengidentifikasi keahlian atau skill yang diperlukan sesuai dengan kegiatan atau
pekerjaan tersebut, kemudian menjabarkannya dalam spesifikasi dan uraian tugas.
d. Penentuan Tenaga Kerja
Penyesuaian dalam menghitung kebutuhan tenaga dalam penyelenggaraan
makanan, antara lain penyesuaian hari libur atau cuti, produktifitas, pola
kedatangan pasien dan training.
e. Proses Penerimaan Tenaga Kerja
Umumnya, pada proses penerimaan tenaga kerja dilakukan melalui seleksi
administrasi, tes tulis dan wawancara. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain intelegensia, sikap, keterampilan, dan personality.
f. Pembinaan Tenaga Kerja
Pembinaan tenaga kerja dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan, meningkatkan
keterampilan serta diharapkan terjadi perubahan sikap dan perilaku yang positif
terhadap pekerjaannya.
g. Fasilitas dan sarana prasarana
Ketersediaan fasilitas yang memadai merupakan faktor penunjang yang sangat
penting dalam penyelenggaraan makanan. Fasilitas yang tidak memadai dapat
3
menjadi salah
2) Proses
Penyelenggaraan makanan institusi seperti panti asuhan dimulai dai proses
perencanaan anggaran, perencanaan menu, perhitungan kebutuhan makanan,
pemesanan, dan pembelian bahan makanan, penerimaan, persiapan, pengolahan
bahan makanan, pendistribusian bahan makanan, monitoring, evaluasi, pencatatan
dan pelaporan Perencanaan penyelenggaraan makanan :
a. Perencanaan Anggaran
Perencanaan anggaran belanja makanan (PABM) adalah kegiatan
perhitungan jumlah biaya yang diperlukan untuk penyedia bahan makanan
bagi konsumen. Anggaran tersebut meliputi bahan makanan, peralatan,
pemeliharaan, dan perbaikan alat, bruh dan kebutuhan lain yang
direncanakan.
b. Perencaan Menu
Perencanaan Menu merupakan serangkaian kegiatan menyusun hidangan
dan variasi yang sesuai untuk manajemen penyelenggaraan makanan di
institusi. Kegiatan ini sangat penting dalam sistem pengelolaan makanan,
karena menu sangat berhubungan dengan kebutuhan dan penggunaan
sumber daya lainnya dalam sistem tersebut seperti anggaran belanja,
perencanaan menu harus disesuaikan dengan anggaran yang ada dengan
mempertibangkan kebutuhan gizi dan aspek kepadatan makanan dan
variasi bahan makanan. Menu seimbang perlu untuk kesehatan, namun
agar menu yang disediakan dapat dihabiskan, maka perlu disusun variasi
menu yang baik, aspek komposisi, warna, rasa, rupa, dan kombinasi
masakan yang serasi (Purwaningtiyas Sulistiyo, 2013).
c. Penerimaan Bahan Makanan
Penerimaan bahan makanan adalah rangkaian kegiatan meneliti,
memeriksa, mencatat, dan melaporkan bahan makanan yang diperiksa
sesuai spesifikasi yang ditetapkan dalam kontrak atau surat perjanjian jual
beli (Purwaningtiyas Sulistiyo, 2013).
d. Penyimpanan Bahan Makanan
4
Penyimpanan bahan makanan dilakukan jika ada bahan makanan yang
tidak langsung diolah dan harus disimpan lebih dari 1 hari. Secara umum
setiap jenis bahan makanan segar memiliki suhu penyimpanan tertentu
yang optimal untuk menjaga kualitas. Selanjutnya syarat penyimpanan
bahan makanan segar, bahan makanan segar mudah sekali rusak baik oleh
sinar maupun suhu. Bahan makanan segar harus disimpan dalam tempat
yang dingin yaitu lemari es atau pendingin. Ada beberapa syarat ruang
penyimpanan dingin, antara lain :
1. Pengecekan terhadap suhu dan pembersihan lemari es sebaiknya
dilakukan setiap hari.
2. Pencairan es pada refingerator harus segera setelah terjadi pengerasan.
Sebaiknya dalam memilih refingerator yang otomatis dapat mencairkan
es kembali.
3. Semua bahan makanan yang disimpan harus dibersihkan dan dibungkus
dalam kontainer plastik atau timah.
4. Tidak menempatkan bahan makanan yang berbau keras dengan
makanan yang tidak berbau dalam satu tempat.
e. Pengolahan Bahan Makanan
Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan mengubah
(memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan,
berkualitas dan aman untuk dikonsumsi. Tujuan pengolahan bahan
makanan adalah mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi bahan
makanan, meningkatkan nilai cerna, meningkatkan dan mempertahankan
warna, rasa, keempukan dan penampilan makanan, dan bebas dari
organisme dan zat berbahaya untuk tubuh.
f. Pendistribusian Bahan Makanan
Pendististribusian bahan makanan merupakan kegiatan yang mencakup
pembagian makanan dan penyampaian makanan kepada konsumen yang
dilayani sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Menurut Depkes (2006)
ada dua cara distribusi, yaitu dengan cara sentralisasi dan desentralisasi.
Distribusi sentralisasi yaitu cara pendistribusian dimana semua kegiatan
5
pembagian makanan dipusatkan pada satu tempat. Distribusi desentralisasi
adalah membagi makanan dalam jumlah besar, kemudian menata makanan
dan alat makan yang telah disediakan di pantry ruangan.
3) Output
Output dalam sistem penyelenggaraan makanan menurut (Kemenkes, 2013)
yaitu meliputi syarat gizi, cita rasa dan selera, standar sanitasi dan konumsi
serta pelayanan yang layak, tepat dan cepat, sedangkan menurut
(Hidayah,2010) output penyelenggaraan makanan berupa pengawasan mutu
produksi dan kepuasan konsumen. Faktor yang mempengaruhi mutu dari
makanan yaitu suhu, waktu dan metode pemasakan sesuai standar resep, besar
porsi harus sesuai dengan standar porsi yang ditetapkan, serta rasa,
penampilan dan tingkat kematangan menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi. Kepuasan konsumen didapatkan dengan melakukan penilaian
mutu makanan melalui evaluasi kepuasan konsumen atau melihat daya terima
konsumen terhadap makanan yang disajikan.
9
2) Kualifikasi Tenaga Gizi di Instalasi Gizi
Dalam ketetapan tentang akreditasi rumah sakit, jelas dinyatakan bahwa
instalasi gizi harus di pimpin dan dikepalai oleh seseorang yang benar-benar ahli
di bidang gizi dan dietetik, serta memiliki pengetahuan manajemen dan
kepemimpinan yang tangguh. Di samping di tuntut memiliki keahlian di bidang
gizi dan dietetik, juga harus menguasai administrasi makanan banyak dan
manajemen perkantoran.
Oleh karena itu, maka kualifikasi tenaga adalah sebagai berikut;
a. Pembina
Sarjana (S1, S2, Dalam Bidang gizi, kesehatan masyarakat,
kedokteran.
b. Pengelola
Sarjana (S1, S2, Dalam bidang pendidikan gizi sampai sarjana muda
gizi, kemudian ditambah kesehata khusus, diutamakan;
Bidang gizi klinik dan gizi instalasi
Manajemen dan administrasi
Kesehatan masyarakat
c. Pelaksana
Sarjana-S1, dalam bidang pendidikan dasar gizi, hingga sarjana
muda gizi, kemudian ditambah keahlian khusus di bidang gizi
klinik, gizi institusi, manajemen dan adminitasi dan kesehatan
masyarakat
Sarjana muda, Gizi-SO
Tenaga Menengah meliputi
lulusan sekolah menengah kesehatan jurusan gizi (sebelum
tahun 1980)
Sekolah memengah teknologi kerumah tanggaan negeri
jurusan BOGA
Sekolah menengah kesejahteraan keluarga jurusan BOGA
Sekolah kesejahteraan keluarga tingkat atau jurusan
10
memasak
Tenaga dasar gizi
lulusan sekolah menengah tingkat pertama yang telah di
kursus gizi dan dietetik selama 3 bulan
lulusan sekolah kepandaian putri
lulusan sekolah kesejahteraan keluarga tingkat pertama
bagian memasak
lulusan sekolah menengah kejuruan tingkat pertama jurusan
BOGA
Tenaga prakarya, yaitu lulusan sekolah tingkat pertama
Pelaksana administrasi, Lulusan sarjana muda lembaga
administrasi negara. Lulusan KPPA.
11
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan penjelasan diatas mengenai ketenagaan dalam
siste penyelenggaraan makanan dirumah sakit maka peran ahli gizi sangat
dibutuhkan baik jumlah dan kualitasnya, yang mana dibantu oleh pembantu ahli
gizi, pemasak, layanan adminisitrasi, prakarya dan sebagainya. Namun ada hal
yang harus diperhatikan yaitu tenaga pemasak yang masih dianggap sebelah mata
dimana kurang diapresiasi dan dihargai sehingga tidak termasuk ke dalam
golongan tenaga ahli melainkan hanya pembantu atau tenaga tidak ahli saja.
3.2 Saran
Semoga dengan adanya penulisan makalah ini dapat memperluas ilmu
bagi para pembaca serta menjadi acuan perbaikan yang lebih baik lagi
kedepannya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Http://www.slideshare.net/winkarwardhani/k-etenagaan-di-instalasi-gizi
13
14