Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia
-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ”SISTEM
PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI KOMERSIAL”, Makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
sebagai bahan referensi untuk proses pembelajaran.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan
karena pengetahuan yang kami miliki sangat kurang.
Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen system penyelanggaraan makanan adalah menurut Depkes
(2003) menjelaskan bahwa penyelenggaraan makanan adalah rangkaian
kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan
kepada konsumen dalam rangka pencapaiana status yang optimal melalui
pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan,
dan evaluasi bertujuan untuk mencapai status kesehatan yang optimal melalui
pemberian makan yang tepat (Rahmawati, 2011). Oleh karena itu,
penyelenggaraan makanan perlu menerapkan unsur ilmu manajemen agar hasil
yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Manajamen praktis
sebagai aplikasi dari ilmu manajemen dapat diterapkan ke dalam pengelolaan
makanan di rumah makan untuk jumlah produk lebih dari 50 porsi. Unsur- unsur
manajemen yang dimaksud berkaitan dengan Perencanan, pengorganisasiaan,
pelaksanaaan, pengontrolan, dan evaluasi sebagai bahan masukan untuk siklus
manajemen berikutnya. Bagian yang dikelola di dalam catering pelayanan
lembaga adalah perpaduan antara manusia, bahan pangan, dan alat
pengolahan pangan untuk menghasilkan makanan yang siap konsumsi, dengan
menerapkan system kerja tertentu, misalnya system kerja manual dengan alat
sederhara dan alat mekanis yang dioperasikan manusia
Manajemen makanan Institusi pada hakekatnya adalah penyelenggaraan
makanan dalam jumlah yang besar. Ukuran “besar” yang dimaksud minimal 50
porsi yang dibuat secara masal sampai dengan 5000 porsi untuk satu periode
waktu makan. Makanan Institusi dibutuhkan oleh golongan masyarakat yang
berada di dalam organisasi tertentu dari golongan yang heterogen maupun yang
homogen, yang tinggal untuk sementara secara rutin dalam institusi tertentu,
minimal dalam kurun 5 – 10 jam setiap harinya.
Tujuan penyelenggaran makanan Institusi adalah tersedianya makanan yang
memuaskan bagi konsumen, dengan manfaat yang optimal bagi Institusi. Secara
khusus penyelenggara makanan Institusi dituntut untuk :
1. Menghasilkan makanan berkualitas yang baik dipersiapkan dan dimasak
dengan layak.
2. Memberikan pelayanan yang cepat , akurat dan menyenangkan.
3. Memberikan makanan dengan menu seimbang, bervariasi, dan sesuai
dengan kebutuhan.
4. Harga layak serasi dengan pelayanan yang diberikan.
5. Menerapkan Standar kebersihan dan sanitasi yang tinggi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah MSPM mengenai manajemen sistem
penyelenggaraan makanan komersial
2. Tujuan Khusus
Memahami prosedur dalam pengadaan makanan institusi (Perhitungan
kebutuhan bahan makanan, pembelian, penerimaan, penyimpanan dan
distribusi makanan).
Mengetahui prosedur, produksi dan distribusi bahan makanan.
Mengetahui pengendalian biaya dan pengkajian mutu penyelengaraan
makanan institusi.
Mengetahui tata letak, macam dan syarat dapur institusi.
C. Manfaat
Dapat mengetahui system penyelenggaraan yang ada dalam suatu institusi. Dan
memberikan informasi dan pengetahuan pada pembaca tentang perlunya
memperhatikan manajemen sistem penyelenggaraan makanan yang baik dan benar
BAB II
A. Gizi institusi
Penyelenggaraan makanan merupakan proses pengelolaan makanan untuk orang
banyak. Pada hakekatnya penyelenggaraan makanan merupakan program kegiatan
di dapur, yang mencangkup perencanaan anggaran belanja, perencanaan menu,
perencanaan bahan makanan, persiapan, pengolahan, penyajian makanan.
Penyelenggaraan makanan banyak mempunyai prinsip yaitu menyediakan makanan
yang berkualitas baik, cita rasa yang tinggi, yang sesuai dengan selera konsumen,
dengan pelayanan yang wajar dan tingkat sanitasi yang tinggi. (Mukrie, 1993)
Berdasarkan aspek penggunaan bahan makanan terdapat 4 (empat) tipe
penyelenggaraan makanan institusi, yaitu penyelenggaraan makanan konvensional,
penyelenggaraan makanan yang terpusat (Commissary), penyelenggaraan
makanan siap dimasak (Ready-Prepared), dan penyelenggaraan makanan olahan
yang siap dipanaskan (Assembly-serve System).
1. Tujuan
Tujuannya adalah tersedianya makanan yang memuaskan bagi klien, dengan
manfaat yang optimal bagi Institusi dalam bentuk keuntungan. Secara khusus
dituntut untuk :
a. Menghasilkan makanan berkualitas yang baik dipersiapkan dan dimasak
dengan layak.
b. Pelayanan yang cepat , akurat dan menyenangkan.
c. Menu seimbang dan bervariasi
d. Harga layak serasi dengan pelayanan yang diberikan
e. Standar kebersiahan dan sanitasi yang tinggi.
2. Ciri-ciri
a. Pengelola adalah masyarakat umum atupun kadang-kadang dibawah
naungan pemerintah
b. Manajemen pengelolaan nya sudah jelas menurut kesepakatan pemiliknya
2
c. Penyediaan makanan, macam dan frekuensinya tidak harus kontiyu
d. Konsumen heterogen, dan menuntut tanggung jawab kesehatan yang lebih
luas
e. Makanan yang disajikan baik macam maupun variasinya tidak terikat oleh
suatu peraturan termasuk mutu gizi nya namun harus aman bagi klien nya.
Walaupun demikian sebagai wahana tempat berkumpulnya sekelompok
masyarakat, maka dianjurkan makanan yang dihidangkan merupakan
gambaran/cerminan makanan yang memiliki ciri khas sendiri, misalnya
sumber protein hewani/nabati, sayuran, manisan(serba-serbi) dan lainnya.
f. Konsumen bebas memilih macam dan jumlah hidangan nya dengan harga
bervariasi. Pemilik tetap dinjurkan untuk menyediakan hidangan yang dapat
memberikan informasi pada kliennya, baik dalam bentuk fisik maupun tulisan.
g. Pelayanan makanan dapat self service/melayani diri sendiri, dilayani dimeja,
dilayani dengan kereta makanan dan cara-cara lainnya yang sudah
ditetapkan oleh pengelola atau pemilik institusi tersebut.
h. Dipersiapkan dengan standart sanitasi yang tinggi serta pelayanan yang
maksimal menurut kemampuan institusi tersebut.
3. Ketenagaan
a. Jenis dan Jumlah tenaga
Jumlah kualifikasi dan keterampilan tenaga pemasak makanan perlu
dipertimbangkan sesuai macam dan jumlah hidangan yang direncanakan
b. Higiene dan Keselamatan Kerja
Higiene pangan adalah semua kondisi dan ukuran yang diperlukan untuk menjamin
keamanan dan kesesuaian pangan pada semua tahap rantai makanan (Codex
Alimentarius Commission,1997). Higiene ada 2 yaitu :
Higiene personal
Higiene personal mengacu pada kebersihan tubuh seseorang. Kesehatan pekerja
atau penjamah makanan memegang peranan penting dalam sanitasi makanan.
Manusia merupakan sumber potensial mikrobia penyebab penyakit yang
dipindahkan pada orang lain melalui makanan. Upaya yang paling utama
menghindari kontaminasi pada makanan adalah menerapkan standar tinggi
terhadap hygiene personal.
3
Higiene peralatan
Pemilihan peralatan yang digunakan dalam pengolahan pangan dengan
mempertimbangkan bahan yang digunakan dan kemudahan pembersihan. Bahan
yang digunakan untuk peralatan pengolahan pangan merupakan bahan yang tidak
bereaksi dengan bahan pangan. Pertimbangan kemudahan pembersihan peralatan
tergantung pada konstruksi alat tersebut.
Logam seperti besi dan tembaga cukup baik digunakan sebagai kerangka peralatan
pengolahan pangan, namun tidak dapat digunakan sebagai peralatan yang
bersentuhan langsung dengan bahan pangan. Kedua jenis logam tersebut,
meskipun konstruksinya cukup kuat, namun dapat mengoksidasi zat gizi bahan
pangan khususnya minyak, sehingga menghasilkan komponen radikal yang
berbahaya bagi kesehatan. Penggunaan bahan ini masih banyak ditemukan seperti
pada wajan.
4
Hitung anggaran bahan makanan setahun (jumlah konsumen yang dilayani
dalam 1 tahun dikalikan indeks harga makanan)
Hasil akan dilaporkan kepada pengambil keputusan (sesuai dengan struktur
organisasi masing-masing) untuk meminta perbaikan.
Rencana anggaran diuulkan secara resmi melalui jalur administratif yang
berlaku.
b) Perencanaan menu
Menu adalah rangkaian dari beberapa hidangan atau masakan yang disajikan atau
dihidangkan untuk seseorang atau kelompok orang untuk setiap kali makan, yaitu
dapat berupa susunan hidangan pagi, hidangan siang dan hidangan malam.
Perencanaan menu adalah serangkaian kegiatan penyusun hidangan dalam variasi
yang serasi untuk manajemen penyelenggaraan makanan di institusi. (Muchatob,
1991)Sebelum proses penyelenggaraan makanan banyak dilakukan, tentunya perlu
perencanaan dan persiapan yang matang sehingga proses penyelenggaraan
makanan banyak dapat berjalan dengan baik. Factor yang mempengaruhi antara
lain :
- Memperhatikan factor social budaya,agama,pendidikan,demografi dan
kebiasaan makan lingkungan setempat)
- Macam dan peraturan institusi
- Macam dan jumlah orang yang dilayani
- Peralatan dan perlengkapan dapur yang tersedia
- Macam dan jumlah pegawai
- Musim(trend)/keadaan pasar
- Dana yang tersedia
c) Standar makanan
Standar adalah suatu acuan yang bersifat khusus/teknis dan dibakukan, digunakan
sebagai dasar atau patokan untuk melakukan tindakan lebih lanjut. Standar
makanan adalah suatu acuan atau pedoman penggunaan bahan makanan dan
pemberian makanan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan acuan..
Contoh pengadaan standar makanan : Makanan hanya boleh menggunakan bahan
tambahan makanan sekitar 2gr/kg dan lain-lain
5
5. Prosedur dalam pengadaan makanan (Perhitungan kebutuhan bahan makanan
Pembelian, penerimaan, penyimpanan dan distribusi makanan)
6
menyiapkan semua peraturan dan prosedur yang menyangkut soal pembelian
bahan makanan. Peraturan lelang, peraturan kontrak, sangsi bila melanggar
peraturan dan spesifikasi bahan makanan harus dijelaskan pada penjual yang
bersangkutan dengan hal pembelian bahan makanan. (Mukrie, 1980). Menurut
PGRS , 2013 Sistem pembelian yang sering dilakukan antara lain :
1. Pembelian langsung kepasar
2. Pembelian dengan musyawarah
3. Pembelian yang akan datang
4. Pembelian tanpa tanda tangan
5. Pembelian melalui pelelangan
7
persiapan pemasakan. Fungsi penyimpanan berbeda-beda antara institusi besar
dan kecil. Bagi institusi besar penyimpanan dapat bertindak sebagai stok bahan
makanan dan sistem penyimpanannya dipusatkan (Mukrie, 1990).Penyimpanan
bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, bagian memelihara
jumlah, kualitas, dan keamanan bahan makanan kering dan segar di gudang bahan
makanan kering dan dingin/beku. Tujuannya adalah tersedianya bahan makanan
yang siap digunakan dalam jumlah dan kualitas yang tepat sesuai dengan
kebutuhan. Langkah penyimpanan bahan makanan adalah sebagai berikut :
Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima, segera dibawa
keruang penyimpanan, gudang atau ruang pendingin.
Apabila bahan makanan langsung akan digunakan, setelah ditimbang dan
diperiksa oleh bagiian penyimpaan bahan makanan setempat dibawa ke ruang
persiapan bahan makanan.
8
Tersedianya peralatan pemasakan bahan makanan
Tersedianya aturan dalam menilai hasil pemasakan
g. Distribusi makanan
Distribusi makanan adalah serangkaian proses kegiatan penyampaian makanan
sesuai dengan jenis makanan dan jumlah porsi konsumen yang dilayani. Tujuannya
adalah agar konsumen mendapat makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku.
(PGRS, 2013) Distribusi makanan adalah kegiatan penyaluran makanan sesuai
dengan jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yang dilayani (berupa makanan
biasa atau makanan khusus). Tujuan dari kegiatan pendistribusian makanan adalah
konsumen mendapatkan makanan sesuai dengan ketentuian yang berlaku
(Depkes,2006). Proses distribusi berdasarkan Mukrie (1990) mengenal dua cara
pendistribusian makanan kepada konsumen, yaitu:
Cara sentralisasi
Semua kegiatan pembagian makanan dipusatkan pada suatu tempat (centralized).
Sebelum memilih cara sentralisasi ini, maka penanggung jawab penyediaan
makanan sudah harus memperhitungkan konsekuensi yang harus diadakan seperti
luas tempat, peralatan, tenaga dan kesepian manajemen yang menyeluruh.
Cara desentralisasi
Cara pendistribusian desentralisasi biasa diterapkan di institusi yang memiliki ruang
makan atau unit-unit pelayanan yang berada pada lokasi yang berbeda.Fokus
kegiatan masih tetap berada di unit pembagian utama, kemudian selanjutnya
menata makanan dalam alat-alat makan perorangan yang telah disediakan di dapur
ruangan.Sistem ini membutuhkan pos pelayanan makan sementara yang berfungsi
menghangatkan kembali makanan, membuat minuman atau seisinya, menyiapkan
peralatan makanan sesuai dengan porsi yang ditetapkan, meneliti macam dan
jumlah makanan, serta membawa hidangan kepada konsumen
9
kegiatan dalam rangka pengawasan rutin mulai dari bahan baku, proses produksi
hingga produk akhir. Pengawasan mutu bertujuan untuk mencapai sasaran
dikembangkannya peraturan di bidang proses sehingga produk yang dihasilkan
aman dan sesuai dengan keinginan masyarakat dan konsumen (Puspitasari,
2004).Terdapat empat jenis-jenis pengawasan mutu produk menurut Prawirosentono
(2004), antara lain adalah sebagai berikut:
Pengawasan Mutu Bahan Baku
Apakah bahan baku yang digunakan sesuai dengan mutu direncanakan? Hal ini
perlu diamati sejak rencana pembelian bahan baku, penerimaan bahan baku di
gudang, penyimpanan bahan baku di gudang, sampai dengan saat bahan baku
tersebut akan digunakan.
Pengawasan Proses Produksi
Bahan baku yang telah diterima gudang, selanjutnya diproses dalam mesin-mesin
produksi untuk diolah menjadi barang jadi. Dalam hal ini, selain cara kerja peralatan
produksi yang mengolah bahan baku dipantau, juga hasil kerja mesin-mesin tersebut
dipantau dengan cara statistik agar menghasilkan barang sesuai yang direncanakan.
Pengawasan Produk Jadi
Pemeriksaan atas hasil produksi jadi untuk mengetahui apakah produk sesuai
dengan rencana ukuran dan mutu atau tidak. Sekaligus untuk mengetes mesin-
mesin yang mengolah selama proses produksi. Bila produk atau produk setengah
jadi sesuai dengan bentuk, ukuran dan standar mutu yang direncanakan, maka
produk-produk tersebut dapat digudangkan dan dipasarkan (didistribusikan). Bila
terdapat barang yang cacat, maka barang tersebut harus dibuang atau remade dan
mesin perlu disetel kembali agar beroperasi secara akurat.
Pengawasan Pengepakan atau Kemasan
Kemasan merupakan alat untuk melindungi produk agar tetap dalam kondisi sesuai
dengan mutu. Tetapi ada pula produk yang tidak begitu memerlukan perhatian
khusus dalam hal kemasan maupun alat angkut, misalnya sayuran, kelapa,
singkong, dan sebagainya. Akan tetapi, tetap harus memilih alat angkut yang tepat
agar produk sampai tujuan dengan mutu tetap prima.
Pelaksanaan pengendalian mutu dan kegiatan produksi harus dilaksanakan secara
terus-menerus untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan dari
rencana standar agar dapat segera diperbaiki.
10
b. Evaluasi produksi dan distribusi
Evaluasi terbagi mejadi 2, yaitu evaluasi eksternal dan evaluasi internal. Evaluasi
eksternal meliputi evaluasi dari konsumen terhadap hidangan yang disajikan,
sedangkan evaluasi internal meliputi evaluasi terhadap menu, anggaran belanja,
jumlah dan standar porsi, kerusakan dan kekurangan bahan makanan, tenga kerja,
alat yang digunakan, dan proses dalam menyelenggarakan makan.
b. Ruang yang menyimpan bahan makanan kering memerlukan almari kayu untuk
menyimpan bahan makanan kering, timbangan, tempat dari bahan plastik dan dan
alat memasak seperti panci dan sebagainya.
11
a. Keadaan Fisik Dapur
Single Line / “I” Line Kitchen merupakan tipe dapur dengan bentuk satu garis linear.
Pada tipe ini, dapur kotor dan dapur bersih disatukan dalam tempat yang
sama.Karena tidak menggunakan banyak lahan,Single Line Kitchen ini cocok
diaplikasikan pada rumah tinggal dengan lahan terbatas termasuk apartemen tipe
studio. Namun, Anda harus ekstra cermat dalam menata dapur tipe ini agar aktifitas
memasak tetap efektif dan efesien.
12
Double Line / Galley Kitchenadalah tipe dapur yang berbentuk dua garis sejajar,
yaitu dengan menempatkan dapur kotor dan dapur bersih pada dua sisi berlawanan.
Pemisahan tersebut bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam aktifitas
memasak di dapur.Galley Kitchen awalnya didesain untuk kapal laut dan pesawat
terbang. Namun seiring perkembangan zaman, Galley Kitchen pun cocok
diaplikasikan pada rumah-rumah tinggal.
13
dapur bersih, tetapi juga mini bar sehinggadapur terkesan lebih glamour dan elegan.
Selain itu, dengan U-ShapedKitchen,Anda juga akan mendapatkan storageatau area
penyimpananyang lebih besar. Namun demikian, dapur jenis ini membutuhkan lahan
yang lebih luas daripada model yang lain.
6. Island
Island adalah meja tambahan yang ditempatkan pada salah satu bagian dapur,
dekat dengan main table.Fungsi Island adalah sebagai second table. Anda dapat
mempersiapkan bahan-bahan sebelum memasak di Island ini. Atau jika Anda ingin
lebih “ringkas”, Anda dapat menjadikan Island sebagai meja saji sekaligus tempat
makan juga. Namun demikian, tidak semua main table cocok dipadukan
dengan Island. Biasanya, main table yang dikombinasikan dengan Island adalah L-
Shaped atau U-Shaped Kitchen.
14
Daftar Pustaka
https://www.google.com/amp/s/docplayer.info/amp/62771246-Peralatan-dapur-serta-
manajemen-energi-dalam-penyelenggaraan-makanan.html
https://www.scribd.com/document/341754523/MAKALAH-MSPM-1
http://raraaqamaraa.blogspot.com/2016/03/makalah-manajemen-sistem.html
15