Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KEGIATAN MANAJEMEN INDUSTRI JASA PANGAN

“PENYELENGGARAAN MAKANAN DI PONDOK PESANTREN AN-NUR


KECAMATAN SETU, KABUPATEN BEKASI”

Dosen Pengampu : Tri Marta Fadhilah, S.Pd, M.Gizi

Disusun Oleh :

Kelompok 3

1. Intan Aura Radhwa 202102004


2. Eriana Febrianti E. S 202102024
3. Halimah Tusadiyah W 202102028
4. Nur Arifah Maruao 202102030

PRODI S1 GIZI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA KELUARGA
BEKASI TIMUR
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan
mengenai mata kuliah Manajemen Industri Jasa Pangan, dengan judul “Penyelenggaraan
Makanan Institusi Di Asrama”.
Dalam penyusunan ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dan masih banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan yang penulis miliki. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Tri Marta
Fadhilah, S. Pd., M. Gizi selaku dosen mata kuliah. Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan seseorang. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
diharapkan. Untuk itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Bekasi, Maret 2024


Penyusun
Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Tujuan.............................................................................................................................. 2
1.3 Manfaat............................................................................................................................. 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 3
2.1 Manajemen Penyelenggaraan Makanan Institusi ............................................................. 3
2.2 Macam-macam Penyelenggaraan Makanan ..................................................................... 4
2.3 Penyelenggaraan Makanan Asrama ................................................................................. 5
BAB III ...................................................................................................................................... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................................. 7
3.1 Bentuk Penyelenggaraan Makanan Pondok Pesantren .................................................... 7
3.2 Proses Penyelenggaraan Makanan ................................................................................... 7
BAB IV .................................................................................................................................... 10
PENUTUP................................................................................................................................ 10
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 10
4.2 Saran ............................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11
DOKUMENTASI KEGIATAN............................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asrama adalah tempat atau wadah yang diorganisir sekelompok masyarakat
tertentu yang mendapat makanan secara kontinu. Pendirian asrama dan penyediaan
pelayanan makanan bagi penghuni asrama, didasarkan atas kebutuhan masyarakat yang
oleh suatu kepentingan harus berada di tempat dan dalam jangka waktu tertentu dalam
rangka melaksanakan tugasnya.
Penyelenggaraan makan merupakan rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan, termasuk kegiatan
pencatatan, pelaporan, dan evaluasi. Prinsip penyelenggaraan makan adalah
menyediakan makanan sesuai dengan macam dan kebutuhan zat gizi, disiapkan
dengan cita rasa yang tinggi, serta memenuhi syarat hygiene dan sanitasi (Rotua,
2017). Penyelenggaraan makanan institusi di pondok pesantren merupakan pelayanan
yang terdiri dari rangkaian kegiatan mulai perencanaan menu sampai dengan
pendistribusian makanan, dalam rangka memenuhi kebutuhan dan tercapainya status
kesehatan yang optimal melalui pemberian makanan (Taqhi SA, 2014).
Salah satu contoh dari penyelenggaraan makanan yaitu penyelenggaraan
makanan di asrama pondok pesantren. Penyelenggaraan makanan di asrama bertujuan
untuk menyediakan makanan yang bermutu bagi masyarakat asrama. Makanan yang
bermutu dapat dinilai dari rasa, aroma, warna, bentuk, tekstur, kematangan,
penampilan, temperatur, porsi, dan nilai gizi makanan.
Penyelenggaraan makanan asrama merupakan pelayanan makanan secara terus-
menerus bagi penghuni asrama, di dalam pelayanan makanan tersebut harus memenuhi
tingkat kesehatan agar bisa mengikuti kegiatan-kegiatan pembelajaran maupun
aktivitas fisik lainnya. Tingkat kesehatan tersebut diharapkan dapat dicapai melalui
pencapaian status gizi yang baik. Status gizi yang baik diharapkan dapat diwujudkan
dengan pemberian gizi makanan yang berkualitas yang diselenggarakan oleh
asrama(PGRS, 2013).

1
Bagian dari proses penyelenggaraan makanan yang memegang peran penting
adalah pendistribusian makanan. Pendistribusian makanan merupakan serangkaian
kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi, jenis makanan konsumen.
Sistem distribusi makanan tergantung dari jumlah tenaga, peralatan, jarak antara dapur
pusat dan ruangan, kondisi jalan, perlengkapan yang ada dan faktor lainnya (Rusmini
et al., 2020).
Pemberian makanan yang tepat dapat diupayakan melalui
penyelenggaraan makan. Penyelenggaraan makan merupakan rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan, termasuk
kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi Prinsip penyelenggaraan makan adalah
menyediakan makanan sesuai dengan macam dan kebutuhan zat gizi, disiapkan
dengan cita rasa yang tinggi, serta memenuhi syarat hygiene dan sanitasi (Rotua,
2017).

1.2 Tujuan
2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui mengenai manajemen sistem penyelenggaraan
makanan institusi di Pondok Pesantren An-Nur, sehingga dengan adanya kegiatan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa.
2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui penyelenggaraan makanan di asrama.
2. Memahami Perencanaan Anggaran, Perencanaan Menu dan siklus menu,
standar makanan beserta prosedurnya pada asrama.

1.3 Manfaat
1. Bagi Pondok Pesantren
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi
dalam meningkatkan pelayanan gizi di Pondok Pesantren An-Nur Kecamatan
Setu, Kabupaten Bekasi .
2. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang penyelenggaraan makanan
pada sebuah institusi.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Penyelenggaraan Makanan Institusi

Manajemen penyelenggaraan makanan institusi adalah serangkaian


kegiatan yang dimulai dari perencanaan menu, pengolahan sampai dengan
evaluasi dalam rangka penyediaan makan untuk kelompok masyarakat (warga)
di sebuah institusi (Yoon, 2010). Tujuannya adalah untuk menyediakan makanan
yang sesuai dengan kebutuhan warga, baik dari segi mutu, jenis maupun jumlahnya
sehingga dapat meningkatkan status gizi dan kesehatan warga (Muchlas, 2016).
Penyelenggaraan makanan merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi seluruh
kegiatan input, proses, dan output dari penyelenggaraan makan itu sendiri
(Sutyawan, 2014).
Penyelenggaraan Makanan Institusi/massal (SPMI/M) adalah penyelenggaraan
makanan yang dilakukan dalam jumlah besar atau massal. Batasan mengenai jumlah
yang diselenggarakan di setiap negara bermacam-macam, sesuai dengan kesepakatan
masing-masing. Di Inggris dianggap penyelenggaraan makanan banyak adalah bila
memproduksi 1000 porsi per hari, dan di Jepang 3000-5000 porsi sehari. Sedangkan di
Indonesia penyelenggaraan makanan banyak atau massal yang digunakan adalah bila
penyelenggaraan lebih dari 50 porsi sekali pengolahan. Sehingga kalau 3 kali makan
dalam sehari, maka jumlah porsi yang diselenggarakan adalah 150 porsi sehari.
Berkembangnya kegiatan penyelenggaraan atau pelayanan makanan dalam
jumlah besar pada institusi-institusi (misalnya: asrama, pelayanan makanan anak
sekolah, restoran/rumah makan, warung dan cafe) terutama di perkotaan adalah
disebabkan oleh karena kurang tersedianya waktu untuk menyiapkan makanan bagi
keluarga karena semakin banyak para wanita yang bekerja di luar rumah untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
Di samping itu faktor jarak ke tempat tugas yang jauh, kesulitan dalam
perjalanan sehingga makanan yang dibawa menjadi rusak dan kemajuan teknologi
menuntut penggunaan jam kerja yang efektif bagi tenaga kerja. Oleh karena itu
keberadaan tempat pelayanan makanan di berbagai tempat sudah menjadi sangat

3
penting. Bahkan saat ini semakin banyak kita temukan penjaja makanan (food vendors)
yang menyediakan makanan di sepanjang jalan baik di kota maupun di pedesaan,
sehingga mempermudah setiap orang yang membutuhkan makanan setiap saat

2.2 Macam-macam Penyelenggaraan Makanan


Penyelenggaraan kelompok dapat dibedakan menurut waktu penyelenggaraan,
sifat penyelenggaraan dan tempat penyelenggaraan. ( Moehyi, 1992).
a. Waktu penyelenggaraan
Waktu penyelenggaraan makanan kelompok dapat dibedakan seperti berikut:
1) Penyelenggaraan makanan hanya satu kali saja, baik berupa makanan
lengkap atau hanya berupa makanan kecil (snack food). Termasuk
dalam jenis penyelenggaraan makanan untuk pesta atau jamuan makan
atau snack pada acara tertentu.
2) Penyelenggaraan makanan secara tetap untuk jangka waktu tidak
terbatas. Pada penyelenggaraan makanan seperti ini makanan yang
disediakan umumnya adalah makanan lengkap, baik untuk satu kali
makan atau lebih setiap hari, misalnya penyelenggaraan makanan untuk
asrama, panti asuhan, rumah sakit, ko lembaga masyarakat, pusat
industri dan kampus mahasiswa.
3) Penyelenggaraan makanan dalam keadaan darurat. Penyediaan makanan
dilakukan untuk jangka waktu tertentu berupa makanan lengkap, yang
diperuntukkan bagi para pengungsi korban kebakaran, atau korban
bencana lain yang melibatkan orang dalam jumlah yang cukup banyak.

b. Sifat penyelenggaraan
Sifat penyelenggaraan makanan kelompok dapat dibedakan sebagai berikut :
1) Penyelenggaraan makanan yang bersifat komersial.
Pada penyelenggaraan makanan yang bersifat komersial,
penyelenggaraan makanan bertujuan untuk memperoleh keuntungan.
Usaha jasa boga kantin, kafetaria, restoran dan warung makan tergolong
penyelenggaraan makanan yang bersifat komersial.

4
2) Penyelenggaraan makanan yang bersifat nonkomersial.
Penyelenggaraan makanan non komersial tidak bertujuan untuk mencari
keuntungan. Penyelenggaraan makanan untuk orang sakit di rumah
sakit, penghuni asrama, panti asuhan, barak militer, pengungsi dan
narapidana tergolong penyelenggaraan makanan bersifat nonkomersial.

2.3 Penyelenggaraan Makanan Asrama


Asrama adalah tempat atau wadah yang diorganisir sekelompok masyarakat
tertentu yang mendapat makanan secara kontinu. Pendirian asrama dan penyediaan
pelayanan makanan bagi penghuni asrama, didasarkan atas kebutuhan masyarakat yang
oleh suatu kepentingan harus berada di tempat dan dalam jangka waktu tertentu dalam
rangka melaksanakan tugasnya.
1. Tujuan Penyelenggaraan Makanan Asrama
a. Menyediakan makanan bagi sekelompok masyarakat asrama yang
mendapat makanan secara continue.
b. Mengatur menu yang tepat agar dapat diciptakan makanan yang
memenuhi kecukupan gizi klien.
2. Karakteristik penyelenggaraan makanan asrama
a. Standar gizi disesuaikan menurut kebutuhan golongan orang-
orang yang di asramakan serta disesuaikan dengan sumber daya
yang ada.
b. Melayani berbagai golongan umur ataupun sekelompok usia
tertentu.
c. Dapat bersifat komersial, memperhitungkan laba rugi institusi,
bila dipandang perlu dan terletak di tengah perdagangan/kota.
d. Frekuensi makan 2-3 kali sehari, dengan atau tanpa selingan.
e. Jumlah yang dilayani tetap.
f. Macam pelayanan tergantung dari kebijakan dan peraturan
asrama.
g. Tujuan penyediaan makanan lebih diarahkan untuk pencapaian
status kesehatan penghuni asrama.

5
3. Penyajian Makanan Penyelenggaraan Makanan Asrama
Menurut Moehyi (1992), ada beberapa cara penyajian makanan, baik
dalam penyelenggaraan makanan institusi maupun dalam penyelenggaraan
makanan komersial, yaitu sebagai berikut.
1) Penyajian makanan di atas meja makan
Pelayanan akan menyajiakan makanan yang diperlukan setelah
konsumen duduk di kursi yang tersedia di sekitar meja makan. Dengan
demikian, konsumen tidak mengambil sendiri makanan yang
diperlukannya.
2) Penyajian makanan dengan cara prasmanan
Makanan disajikan kepada konsumen di suatu tempat khusus
dalam jumlah banyak. Makanan ditata letaknya sedemikian rupa, pada
suatu ujung meja biasanya ditempatkan nasi yang diikuti dengan
penenempatan berbagai macam lauk-pauk, sayur-mayur, hidangan
penutup. Konsumen memilih sendiri makanan yang disenangi dan besar
porsi makanan yang dikehendakinya.
3) Penyajian makanan dengan cara kafetaria
Penyajian makanan dengan cara kafetaria memungkinkan
konsumen mengambil dan memilih sendiri makanan yang disukainya.
Akan tetapi berbeda dengan cara prasmanan dalam hal berikut. Ruang
untuk penyajian makanan dibuat dan diatur secara khusus sehingga
waktu konsumen mengambil makanan harus mengikuti urutan tertentu.

Dalam penyelenggaraan makanan asrama, adanya kontinuitas


pelaksanaan merupakan faktor yang penting, karena konsumennya
mendapatkan kebutuhan gizi sehari dari penyelenggaraan makanan tersebut.
Khusus untuk asrama atlit, angkatan bersenjata, dimana kegiatan mereka
dikategorikan sebagai pekerjaan berat, sedang ataupun sangat berat, maka
dibutuhkan pengaturan menu yang tepat agar dapat diciptakan makanan dalam
volume kecil tetapi dapat memenuhi kecukupan gizi mereka; karena makanan
dengan volume besar sering tidak dapat dihabiskan oleh para penghuni asrama.

6
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Bentuk Penyelenggaraan Makanan Pondok Pesantren


Penyelenggaraan makanan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam
rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat.
Penyelenggaraan makanan asrama bertujuan untuk menyediakan makanan yang
berkualitas bagi masyarakat asrama dan mengatur diet yang tepat agar makanan yang
disediakan dapat memenuhi kecukupan gizi konsumen.
Penyelenggaraan makanan di Pondok Pesantren untuk makanan utama
dilakukan siklus menu tujuh hari pada waktu siang dan malam tanpa selingan. Setiap
hari penyelenggaraan makanan di Pondok Pesantren An-Nur menyediakan makanan
untuk 42 orang. Penyelenggaraan makanan biasa dilakukan oleh kepala dapur yang
bertanggung jawab dan dibantu oleh dua orang santri yang setiap harinya akan
diberikan tugas sesuai jadwal yang diberikan.

3.2 Proses Penyelenggaraan Makanan


2.1 Perencanaan Menu
Menu merupakan susunan hidangan makanan yang siap dikonsumsi
dalam satu kali makan dengan tujuan untuk memenuhi asupan zat gizi yang
diperlukan tubuh (Hamidah S dan Komariah K, 2018). Perencanaan menu
adalah suatu perencanaan hidangan atau makanan untuk seseorang maupun
kelompok dan menu yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan gizi penerima
(Sutyawan dan Setiawan B, 2013).
Perencanaan menu di Pondok Pesantren An-Nur menerapkan siklus
menu tujuh yang berbeda setiap harinya dengan sistem dadakan dan tidak
adanya pengadaan snack/selingan. Kebutuhan bahan makanan adalah kegiatan
penyusunan kebutuhan bahan makanan yang diperlukan untuk pengadaan bahan
makanan agar tercapai usulan anggaran belanja dan kebutuhan bahan makanan
untuk komunitas. Sumber anggaran belanja diatur oleh bendahara asrama/

7
kepala dapur. Kepala dapur bertugas membelanjakan semua kebutuhan bahan
makanan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

2.2 Pengadaan dan Pembelian Bahan Makanan


Pengadaan dan pembelian bahan makanan merupakan kegiatan dalam
penyediaan bahan makanan. Pada kegiatan ini dilakukan perencanaan
pengadaan bahan makanan yang meliputi penetapan dan spesifikasi bahan
makanan (menentukan jenis,macam dan kualitas bahan makanan dan
melakukan survei ke beberapa pasar untuk mendapatkan harga yang cocok. lalu
untuk kegiatan pembelian bahan makanan merupakan prosedur penting untuk
memperoleh bahan makanan, biasanya terkait dengan pembelian produk yang
benar,jumlah yang sesuai, waktu yang tepat dan harga yang sesuai
Pengadaan dan pembelian bahan makanan di asrama dibeli dan
ditentukan berdasarkan kebutuhan dari perencanaan menu. Pembelian bahan
pangan dilakukan langsung oleh kepala dapur sebagai bendahara yang ada di
Pondok Pesantren An-Nur. Bahan makanan dibeli langsung di pasar dan juga
ada di tempat langganan beli, pembelian bahan makanan dilakukan setiap hari
yakni dibeli pada pagi hari.

2.3 Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Makanan


Penerimaan bahan makanan merupakan kegiatan meneliti, mencatat,
memeriksa, dan melaporkan bahan makanan yang sesuai dengan spesifikasi
yang telah disepakati. Lalu untuk penyimpanan bahan makanan adalah suatu
tata cara agar bahan makanan tersimpan, tertata dan menjaga bahan makanan
basah dan kering, baik kualitas maupun kuantitas di tempat penyimpanan bahan
makanan basah dan kering serta pencatatan dan pelaporannya. Bertujuan untuk
mempertahankan kondisi mutu bahan makanan yang tersimpan, melindungi
bahan makanan dari kerusakan, kerusakan dan gangguan dari lingkungan
lainnya.
Bahan makanan yang dibeli masih dalam keadaan segar, tidak layu dan
tidak busuk. Hal ini dikarenakan pada saat pembelian dibeli pada pagi hari
dimana bahan makanan masih segar. Setelah membeli bahan makanan secara
langsung kepasar, kepala dapur akan menyimpan persediaan bahan makanan

8
kedalam kulkas. Jika terdapat bahan makanan yang tersisa akan dimasukan
kembali ke lemari pendingin.

2.4 Pengolahan Bahan Makanan


Pengolahan bahan makanan dilakukan setelah bahan makanan diterima.
Bahan makanan sebelum dimasak dilakukan proses pencucian, hal ini bertujuan
untuk menjamin kebersihan bahan makanan. Bahan makanan diolah atau
dimasak dengan porsi besar atau sesuai jumlah santri yang ada di asrama. Dalam
proses pemasakan tidak menggunakan standar resep dalam pengolahan bahan
makanan secara khusus, akan tetapi biasa menggunakan resep masakan
rumahan atau dilakukan berdasarkan pengalaman juru masak saja.

2.5 Penyajian dan Distribusi Makanan


Proses pendistribusian dan penyajian makanan dilakukan setelah semua
proses dalam pengolahan selesai. Penyajian makanan langsung disajikan di
dapur utama dengan sistem prasmanan terporsi. Masing-masing santri secara
berurutan akan mengambil jatah makanannya menggunakan wadah piring yang
dibawa sendiri atau terkadang menggunakan nampan besar dan dimakan
bersama-sama berisi 3-5 orang untuk kemudian proses makannya dilakukan di
dalam kamar mereka masing-masing. Penyajian makanan terdiri dari nasi, telur,
sayur, buah dan disesuaikan dengan jumlah santri. Kemudian, pada
pendistribusian dilakukan oleh kepala dapur dan dibantu oleh dua santri yang
piket.

2.6 Pencatatan/Pelaporan dan Tata Ruang Dapur


Catatan keluar masuknya bahan makanan, proses pengambilan dan
penataan bahan makanan di penyimpanan menggunakan metode first in first out
(FIFO) yaitu bahan yang dikeluarkan/digunakan adalah bahan makanan yang
pertama masuk. Pencatatan dan pelaporan hanya mencatat tentang bahan
makanan yang keluar. Tata ruang dapur yang ada di Ponpes berbentuk “L”
dengan konsep semi-outdoor.

9
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Penyelenggaraan makan merupakan rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan, termasuk kegiatan
pencatatan, pelaporan, dan evaluasi. Prinsip penyelenggaraan makan adalah
menyediakan makanan sesuai dengan macam dan kebutuhan zat gizi, disiapkan
dengan cita rasa yang tinggi, serta memenuhi syarat hygiene dan sanitasi (Rotua,
2017).
Penyelenggaraan makanan asrama merupakan pelayanan makanan secara terus-
menerus bagi penghuni asrama, di dalam pelayanan makanan tersebut harus memenuhi
tingkat kesehatan agar bisa mengikuti kegiatan-kegiatan pembelajaran maupun
aktivitas fisik lainnya. Tingkat kesehatan tersebut diharapkan dapat dicapai melalui
pencapaian status gizi yang baik. Status gizi yang baik diharapkan dapat diwujudkan
dengan pemberian gizi makanan yang berkualitas yang diselenggarakan oleh
asrama(PGRS, 2013).

4.2 Saran
Disarankan kepada pihak penyelenggara makanan di Pondok Pesantren An Nur untuk
lebih memperhatikan kelengkapan gizi pada menu makanan dan higienitas dalam
pengolahan makanan. Selain itu, menjaga sanitasi dan kebersihan dapur harus
dilakukan demi menjaga makanan terhindar dari kontaminasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Choiriyah, S., Sholichah, F., & Widiastuti, W. (2021). Sistem penyelenggaraan makan pagi
dan status gizi santriwati Pondok Pesantren Putri Mbah Rumi. Penelitian Gizi Dan Makanan
(The Journal of Nutrition and Food Research), 44(1), 31-44.

Kurniawan, M. M., & Nurlaela, L. MANAJEMEN PENYELENGGARAAN MAKANAN DI


ASRAMA TNI AL KOBANGDIKAL SURABAYA.

Prameswari, G. N. (2020). Penyelenggaraan Makanan, Tingkat Kecukupan Energi dan Status


Gizi pada Siswi SMP. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development), 4(4),
566-576.

Sholichah, F., & Syukur, F. (2020). Sistem Penyelenggaraan Makanan di Pondok Pesantren
Tahfidz. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Indonesia, 1(2), 90-100.

Bakri, B., Intiyati, A., Widartika. (2018). Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi.
Jakarta: Kemenkes RI.

Zainal, A., & Samsulhadi, M. (2022). Islamic Centre Mu’adz Bin Jabal (ICM) sebagai
Preferensi Keagamaan Masyarakat Urban. PUSAKA, 10(1), 20-38.

11
DOKUMENTASI KEGIATAN

12

Anda mungkin juga menyukai