KOTA MAKASSAR
HALIMATUSSA’DIYYAH 70200116044
PEMINATAN GIZI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
limpahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
“MANAJEMEN LAYANAN MAKANAN INSTITUSI” dengan judul
“MANAJEMEN LAYANAN MAKANAN INSTITUSI DI PONDOK
PESANTREN AL-IMAM ASHIM KOTA MAKASSAR”
Penyusun laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak dan tidak
lupa pula berterima kasih banyak kepada dosen mata kuliah yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada saya dalam menyusun laporan ini,
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan masalah............................................................................ 3
C. Tujuan ............................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyelenggraan Makanan Instiusi .................................................. 5
B. Prinsip Manajemen dalam Penyelenggaraan Makanan................... 6
C. Kebutuhan energy dan Gizi Anak Usia Sekolah ............................. 15
D. Hygiene dan Sanitasi dalam Penyelenggaraan Makanan ................ 16
E. Higiene Personal dan Higiene Perlengkapan Karyawan ................. 20
F. Penilaian ketersediaan pangan ........................................................ 21
G. Gaya terima makanan ...................................................................... 22
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum tentang Pondok Pesantren ................................ 24
B. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 26
C. Metode penelitian ............................................................................ 26
D. Insrumen .......................................................................................... 26
E. Hasil Penelitian ............................................................................... 26
F. Pembahasan .................................................................................... 30
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 34
B. Saran ................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 36
LAMPIRAN ...............................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen system penyelanggaraan makanan adalah menurut Depkes
(2003) menjelaskan bahwa penyelenggaraan makanan adalah rangkaian
kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian
makanan kepada konsumen dalam rangka pencapaiana status yang optimal
melalui pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan,
pelaporan, dan evaluasi bertujuan untuk mencapai status kesehatan yang
optimal melalui pemberian makan yang tepat (Rahmawati, 2011). Oleh
karena itu, penyelenggaraan makanan perlu menerapkan unsur ilmu
manajemen agar hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Manajemen makanan Institusi pada hakekatnya adalah
penyelenggaraan makanan dalam jumlah yangbesar. Ukuran “besar” yang
dimaksud minimal 50 porsi yang dibuat secara masal sampai dengan 5000
porsi untuk satu periode waktu makan. Makanan Institusi dibutuhkan oleh
golongan masyarakat yang berada di dalam organisasi tertentu – dari golongan
yang heterogen maupun yang homogen, yang tinggal untuk sementara secara
rutin dalam institusi tertentu, minimal dalam kurun 5 – 10 jam setiap harinya.
Pelayanan makanan yang cepat dan menyenangkan berkaitan dengan
distribusi makanan yang dikelola dengan prinsip kecepatan dan keakuratan,
didukung oleh fasilitas yang layak – seperti alat makan dan alat distribusi
makanan. Untuk kepentingan ini perlu pengembangan cara-cara
pendistribusian makanan yang efisien dalam menjamu jumlah minimal 50
orang pada waktu yang relative bersamaan sehingga tidak terjadi antrian yang
bisa memboroskan waktu istirahat jam makan karyawan. (Novita Kusumawati,
2012 )
Penyelenggaraan makanan institusi dapat dijadikan sarana untuk
peningkatkan keadaan gizi warganya bila institusi tersebut dapat
menyediakanmakanan yang memenuhi prinsip-prinsip dasar penyelenggaraan
1
2
makanan, variasi rasa masakan, variasi warna- aroma- tekstur- dan konsistensi
makanan, serta kemampuan tenaga pelaksana dan pesawat dapur yang
memadai untuk mengejar jam waktu makan yang tepat. Harga yang layak
dalam makanan institusi menjadi pertimbangan penting lainnya meningat
pemberian makan dalam periode waktu yang cukup lama bahkan hampr
sepanjang waktu dimana karyawan itu berada di lembaganya.
Pada sebuah penyelenggaraan makanan diperlukan manajemen system
penyelenggaraan yang baik dan benar sesuai ketentuan yang berlaku, agar
dapat membeikan kepuasan bagi konsumen. Dengan diadakannya observasi
langsung ke lapangan intitusi, diharapkan mahasiswa dapat menganalisis dan
mengevaluasi manajemen system penyelenggaraan makanan pada institusi
tersebut.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penyelenggaraan makanan di Pondok Pesantren Tahfizul
Qur’an Al-Imam Ashim, mencakub
1. Bagaimana perencanaan anggaran belanja dan perencanaan menu di
Pondok Pesantren Tahfizul Qur’an Al-Imam Ashim?
2. Bagaimana pengadaan bahan makanan di Pondok Pesantren Tahfizul
Qur’an Al-Imam Ashim?
3. Bagaimana penerimaan dan penyimpanan bahan makanan di Pondok
Pesantren Tahfizul Qur’an Al-Imam Ashim?
4. Bagaimana persiapan dan pengolahan bahan makanan di Pondok
Pesantren Tahfizul Qur’an Al-Imam Ashim?
5. Bagaimana pendistribusian dan penyajian makanan di Pondok Pesantren
Tahfizul Qur’ab Al-Imam Ashim?
6. Bagaimana evaluasi dan pengawasan di Pondok Pesantren Tahfizul
Qur’ab Al-Imam Ashim?
4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Bagaimana perencanaan anggaran belanja dan
perencanaan menu di Pondok Pesantren Tahfizul Qur’an Al-Imam Ashim
2. Untuk mengetahui Bagaimana pengadaan bahan makanan di Pondok
Pesantren Tahfizul Qur’an Al-Imam Ashim
3. Untuk mengetahui Bagaimana penerimaan dan penyimpanan bahan
makanan di Pondok Pesantren Tahfizul Qur’an Al-Imam Ashim
4. Untuk mengetahui persiapan dan pengolahan bahan makanan di Pondok
Pesantren Tahfizul Qur’an Al-Imam Ashim
5. Untuk mengetahui pendistribusian makanan di Pondok Pesantren Tahfizul
Qur’an Al-Imam Ashim
6. Untuk mengetahui evaluasi dan pengawasan dipondok pesantren Tahfizul
Qur’an Al-Imam Ashim
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk memberi definisi sebuah pondok pesantren, harus kita melihat
makna perkataannya. Kata pondok berarti tempat yang dipakai untuk makan
dan istirahat. Istilah pondok dalam konteks dunia pesantren berasal dari
pengertian asrama-asrama bagi para santri. Perkataan pesantren berasal dari
kata santri, yang dengan awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat
tinggal para santri (Dhofier 1985). Maka pondok pesantren adalah asrama
tempat tinggal para santri. Menurut Wahid (2001), “pondok pesantren mirip
dengan akademi militer atau biara (monestory, convent) dalam arti bahwa
mereka yang berada di sana mengalami suatu kondisi totalitas.”
5
6
menyediakan menu seimbang dan bervariasi dengan harga layak dan sesuai
Menurut Yuliati dan Santoso (1995) fungsi manajemen dibagi menjadi empat,
1. Perencanaan
perencanaan adalah :
2. Perencanaan Menu
makanan yang disiapkan pun harus familiar bagi anak. Untuk dapat
menu untuk anak usia sekolah adalah sebagai berikut (Nasoetion &
Riyadi 1995) :
sekolah.
3. Pengorganisasian
administrasi.
4. Pelaksanaan
media pendidikan, maka perlu peran serta orang tua dalam membina
dan jumlah produk yang akan dibeli. Standar resep sebaiknya dibuat
perjalanan.
bahan makanan.
picnic style (out door), dan big lunch. Jenis big lunch menyediakan
garpu.
berikut :
pemotong sayuran.
air untuk cuci tangan, dan serbet. Alat minum terdiri dari
5. Pengawasan
Angka kecukupan gizi adalah nilai yang menunjukkan jumlah zat gizi
yang diperlukan tubuh untuk hidup sehat setiap hari bagi hampir semua
tertentu, seperti hamil dan menyusui (Muhilal & Muhilal 2004). Angka
Nilai ini berbeda untuk setiap individu, sehingga ada yang tinggi dan ada
yang rendah.
Menurut Pudjiadi (1997), kebutuhan energi anak dipengaruhi oleh
dengan PAL. Energi pertumbuhan untuk anak usia 10-19 tahun adalah 1.9
adalah salah satu usaha pencegahan dari penyakit yang menitikberatkan pada
kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dari segala
macam bahaya yang dapat merusak kesehatan, mulai dari sebelum makanan
dan sanitasi lingkungan kerja, serta kesehatan pekerja. Secara lebih terperinci
Sanitasi makanan yang buruk dapat disebabkan oleh tiga faktor, yaitu
faktor fisik, kimia, dan mikrobiologis (Widyati & Yuliarsih 2002). Faktor
fisik adalah ruangan yang kurang mendapat pertukaran udara yang kurang
17
lancar, suhu yang panas atau lembab, dan lain-lain. Kerusakan makanan yang
makanan lain yang berlemak, dan tidak retak. Alat dan obat
tersebut antara lain sapu, sikat bertangkai, ember, kain pel yang
dilakukan satu hari dalam sebulan, pada saat dapur tidak beroperasi.
makananan. Ada dua macam cahaya, yaitu cahaya alam dam cahaya
sisa makanan yang cair, serta air kotor dari pencucian alat dapur dan
2002).
dan bila sampah telah penuh diganti dengan yang baru. Sampah
1988).
alat dapur yang kotor. Oleh karena itu pencucian alat dapur juga
sabun, serbet kertas, atau hand dryer (Widyati & Yuliarsih 2002).
(Fadiati 1988).
20
sebaiknya pakaian khusus dan diganti setiap hari, karena pakaian merupakan
salah satu sumber bakteri. Pakaian yang digunakan di dapur sebaiknya dipilih
dari bahan yang berwarna terang, mudah menyerap keringat, tidak panas, dan
tidak ketat, sehingga tidak mengganggu pada waktu bekerja. Sepatu yang
digunakan sebaiknya memiliki hak pendek, tidak licin, ringan dan enak
dipakai. Dengan standar higiene personal yang tinggi seorang petugas dapat
2002).
dilakukan dengan :
2. Penjepit makanan
21
3. Sendok garpu
1. Celemek
2. Penutup rambut
3. Sepatu dapur
1. Tidak merokok
(polos).
keperluannya
kamar kecil
dicatat informasi tentang bentuk olahan pangan. Hal ini terkait dengan
koreksi kandungan vitamin dan mineral, terutama vitamin A, vitamin B,
22
Sa’diyyah 2007). Penilaian terhadap kandungan energi dan zat gizi dari
oleh makanan itu. Kualitas cita rasa mempunyai pengertian seberapa jauh
Daya terima anak usia sekolah terhadap makanan dapat dilihat dari
jumlah makanan yang dihabiskan. Selain itu daya terima dapat juga dilihat
makanan juga dipengaruhi oleh kesukaan (Uripi & Santoso 1995; Marotz
2005).
makanan baru pada anak. Hal ini dimaksudkan agar anak dapat mengenal
24
25
D. Instrument
Dalam pengumpulan data dibutuhkan beberapa instrument sebagai alat
untuk mendapatkan data yang valid dan akurat. Oleh karena itu, penelitian
lapangan (field research) yang meliputi observasi dan wawancara dengan
daftar pertanyaan yang telah disediakan, dibutuhkan kamera, alat perekam
(recorder) dan alat tulis menulis berupa buku catatan dan pulpen.
E. Hasil Penelitian
1. Karakteristik responden
Jumlah pengurus pondok pesantren Tahfizul Qur’an Al-Imam
Ashim yang menetap di kampus II berjumlah 2 namun yang sempat kami
wawancarai sebanyak 2 orang, sedangkan pengelolah atau penyelenggara
makanan yang dipercayai di pondok pesantren Al-Imam Ashim sebanyak
2 orang (suami istri) dan berhasil kami wawancarai keduanya. Selain itu
kami juga sempat mewawancarai beberapa santri di pesantren.
27
Tabel 3.1
Karasteristik responden
No Informan Jenis kelamin Keterangan
“ kalau sayuran seperti bayam saya cuci dua kali karena biasanya kalau
hanya di cuci 1 kali masih ada pasir pasirnya. Kalau untuk pencucian
bahan makanannya saya kerjakan di sana (sambil menunjuk tempat
pencucian alat/bahan yang berada di dekat pengolahan makanan)”
6. Distribusi dan Penyajian Makanan
Distribusi makanan kepada santri adalah dengan cara pembagian.
Dimana semua makanan yang telah diolah dibawa ke satu tempat
kemudian pengelola makanan yang membagikan makanan secara
bergiliran kepada santri. Untuk peralatan makan, pengelola makanan
menyediakan, namun terkadang hanya digunakan oleh pembina dan santri
senior. Sedangkan untuk santri lainnya membawa alat makannya sendiri
dari asramanya. Berikut pernyatan informan kami:
“ kalau pembagiannya itu kami (pengelola makanan) yang bagikan
kepada santri secara bergiliran”
“alat makannya itu santri sendiri bawa piring dan sendoknya dari
asramanya”
F. Pembahasan
Sistem Penyelenggaraan makanan institusi di Pondok Pesantren
Tahfizul Qur’an Al Imam Ashim kampus II dilakukan untuk mengetahui
bagaimana sistem perencanaan anggaran dan menu, pembelian bahan
makanan, penerimaan dan penyimpanan bahan makanan, persiapan dan
31
dari bak penyimpanan air. Sumber air yang digunakan di pondok pesantren
yaitu bersumber dari PDAM.
Pengolahan bahan makanan merupakan suatu kegiatan terhadap bahan
makanan yang telah dipersiapkan menurut prosedur yang ditentukan dengan
menambahkan bumbu standar menurut resep, jumlah klien, serta perlakuan
spesial yaitu pemasakan dengan air, lemak, pemanasan dalam rangka
mewujudkan masakan dengan cita rasa yang tinggi (Mukrie,1990).
Berdasarkan hasil wawancara bahan makanan yang diolah masih
dalam keadaan segar, tidak layu dan tidak busuk hal ini dikarenakan bahan
makanan segar seperti sayuran dan buah langsung dimasak pada hari tersebut
tidak ada yang disimpan. Dalam pengolahan bahan makanan tidak ada standar
waktu dan tekhik pengolahan setiap jenis makanan, hanya berdasarkan
pengalaman juru masak. Hal ini beresiko menyebabkan pengolahan bahan
makanan terlalu matang, masih mentah atau makanan tidak matang secara
merata. Hal ini akan mengurangi cita rasa dan penampilan makanan, selain itu
pemasakan yang terlalu lama dapat menghilangkan beberapa zat gizi seperti
vitamin. Namun dalam pengolahan makanan, pengelola makanan belum
menggunakan terlalu memperhatikan kehygienisan dalam mengolah makanan
seperti belum menggunakan penutup kepala, celemek, dan sarung tangan.
Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran
makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan konsumen yang
dilayani. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan diketahui bahwa
distribusi makanan kepada santri adalah dengan cara pembagian. Dimana
semua makanan yang telah diolah dibawa ke satu tempat kemudian pengelola
makanan yang membagikan makanan secara bergiliran kepada santri. Dan alat
makan yang digunakan untuk santri mereka membawa alat makannya sendiri
dari asramanya.
Evaluasi dan pengawasan di pondok pesantren tahfizul qur’an Al
Imam Ashim biasanya dilakukan oleh pengelola pondok sekali sebulan dan
terkadang ada dari pihak rumah sakit yang melakukan evaluasi terhadap
pengelolaan makanan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perencanaan anggaran dikelola oleh bendahara dimana untuk
mingguan bendahara memberikan sebesar 1.000.000 perminggunya
kepada pengelola makanan. Siklus menu tidak menentu setiap harinya
tergantung bahan yang ada tetapi menggunakan bahan yang sama
setiap minggunya dengan hari yang berbeda
2. Pembelian bahan makanan ada yang melalui supliermengantarkan
bahan makanan yang telah dipesan dengan menggunakan mobil atau
sepeda motor, dan juga langsung ke pasar.
3. Penerimaan bahan makanan langsung di terima oleh pengelola
makanan dari suplier mengantarkan bahan makanan yang telah dipesan
dengan menggunakan mobil atau sepeda motor, sedangkan pembelian
langsung di pasar adalah oleh pengelola makanan dengan
menggunakan kendaraan. Penyimpanan Bahan makanan ada yang
disimpan di dalam di rak penyimpanan seperti saos mie cuka kecap
dan bahan kering lainnyadan untuk penyimpanan bahan bahan segar
sebagian disimpan di dalam lemari pendingin
4. Persiapan dan pengolahan bahan makanan di pondok pesantren
menggunakan 2 kompor 2 mata dan 2 kompor 1 mata, dan tempat
untuk pencucian bahan/alat berada di dekat tempat pengolahan bahan
makanan. Untuk proses pemasakan ada 2 lokasi yang terpisah, ada
tempat yang biasa digunakan untuk menanak nasi dan ada satu tempat
yang gunakan untuk menyiapkan lauk pauk
5. Distribusi makanan kepada santri adalah dengan cara pembagian.
Dimana semua makanan yang telah diolah dibawa ke satu tempat
kemudian pengelola makanan yang membagikan makanan secara
bergiliran kepada santri
6. Evaluasi dan pengawasan di pondok pesantren tahfizul qur’an Al
Imam Ashim biasanya dilakukan oleh pengelola pondok sekali sebulan
34
35
dan terkadang ada dari pihak rumah sakit yang melakukan evaluasi
terhadap pengelolaan makanan.
B. Saran
1. Untuk dapur diperluas lagi dan untuk alurnya dibuat berurutan tidak bolak-
balik
2. Penataan layout sebaiknya ditata lebih rapi lagi.
3. Rak penyimpanan peralatan ditata rapi.
4. Penyimpanan bahan tidak ada yang diletakkan di lantai dan tidak
diletakkan di sembarang tempat
5. Disediakan gudang penyimpanan bahan makanan kering dan mentah
6. Kebersihan pekerja, dapur dan peralatan perlu ditingkatkan.
7. Untuk menu diusahakan ada perevisian atau pergantian dalam siklus setiap
3 bulan sekali.
36
DAFTAR PUSTAKA
VARIABEL PERTANYAAN
1. Kapan perencanaan anggaran
dilakukan?
2. Siapa yang yang terlibat dalam
perencanaan anggaran?
PERENCANAAN 3. Apa indikator untuk membuat
ANGGARAN perencanaan anggaran?
4. Kepada siapa rencana angggaran
diajukan?
5. Bagaimana prosedur pengusulan
anggaran?
1. Kapan perencanaan menu dilakukan
dan siapa yang terlibat?
2. Bagaiamana tahapan proses
perencanaan menu?
3. Apakah ada siklus menu?
PERENCANAAN MENU
4. Apakah bahan yang digunakan ditakar
terlebih dahulu?
5. Apakah dalam perencanaan menu yang
dibuat memperhatikan peralatan dan
perlengkapan dapur yang tersedia?
B. PEMBELIAN BAHAN MAKANAN
VARIABEL PERTANYAAN
1. Berapa banyak jumlah konsumen?
2. Siapa yang melakukan pembelian
bahan makanan?
3. Dengan cara apa pembelian bahan
makanan yang dilaksanakan?
PEMBELIAN BAHAN
4. Apakah menggunakan spesifikasi
MAKANAN
bahan makanan dalam pembelian?
5. Bagaimana prosedur pembelian bahan
makanan?
6. Apakah ada waktu tertentu dalam
pembelian bahan makanan?
VARIABEL PERTANYAAN
1. Siapakah yang melaksanakan persiapan
bahan makanan?
2. Kapan dilaksanakan persiapan untuk
bahan makanan segar?
PERSIAPAN BAHAN
3. Kapan dilaksanakan persiapan untuk
MAKANAN
bahan makanan kering?
4. Apakah ada pembagian waktu
persiapan bahan makanan segar dan
kering?
1. Berapa orang yang bertugas
melakukan proses pengolahan
makanan?
2. Kapan dilaksanakan proses
pengolahan bahan makanan?
3. Teknik apa saja yang digunakan dalam
proses pengolahan makanan?
4. Apakah dalam melakukan pengolahan
makanan menggunakan pakaian kerja
(penutup kepala, celemek, sarung
tangan)?
5. Apakah sebelum melakukan
PENGOLAHAN BAHAN pengolahan makanan terlebih dahulu
MAKANAN mencuci tangan?
6. Apakah bila Anda mencicipi atau
menyentuh makanan menggunakan
sendok?
7. Apakah Anda merokok bila sedang
bekerja?
8. Apakah pada waktu bekerja anda
memakai asesoris seperti cincin,
kalung, anting, dan jam tangan?
9. Apakah dalam pengolahan makanan
menggunakan resep?
10. Berapa kali anda mengganti celemek
yang digunakan?
OBSERVASI
No. PERNYATAAN YA
Peralatan yang tersedia lengkap seperti alat mekanik dan √
1.
peralatan masak.
Bahan makanan yang akan diolah dalam keadaan segar, √
2.
tidak busuk, tidak layu
Ruang produksi jauh dari sumber pencemaran seperti √
toilet umum, pabrik bahan kimia, unit usaha yang banyak
3.
menghasilkan debu, dan gas buangan dan sumber
pengotor lainnya
4. Kondisi tempat produksi bersih dan bebas dari sampah √
Peralatan produksi terbuat dari bahan yang kuat, tidak
5. berkarat, mudah dibongkar pasang sehingga mudah
dibersihkan
Semua peralatan produksi berfungsi dengan baik dan √
6.
selalu dalam keadaan bersih
Peralatan produksi dicuci dengan menggunakan air yang √
7.
mengalir atau dibilas minimal 2 x bila air tidak mengalir
Alat yang telah dicuci dikeringkan menggunakan lap yang √
8.
bersih
Sebelum digunakan, alat disimpan dalam tempat yang √
9.
bersih
10. Pakaian penjamah yang digunakan dalam keadaan bersih √