Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PRAMUBOGA


DI INSTALASI GIZI RSUD Dr. MOEWARDI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
Badan Penyelenggaraan Makanan Institusi Rumah Sakit
Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi

Disusun oleh :
Fitria Fasha
NIM P07131213131
\

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
GIZI
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di negara-negara maju, kesehatan dan keselamatan kerja selalu
menjadi isu penting yang telah dimasukkan ke dalam undang-undang
ataupun aturan-aturan yang mengikat. Pihak-pihak yang terlibat dalam
lingkaran kerja pun secara konsisten menjalankan aturan yang telah
diterapkan dengan penuh kesadaran. Sebaliknya, di negara-negara
berkembang, isu kesehatan dan keselamatan kerja nampaknya masih
menjadi hal yang kurang diperhatikan. Walaupun Indonesia telah memiliki
undang-undang tentang keselamatan kerja, namun pelaksanaannya belum
menjadi prioritas yang kadang-kadang diabaikan oleh perusahaan maupun
instansi seperti Rumqh Sakit yang merupakan tempat yang sangat rentan
terhadap kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat disebabkan oleh
kondisi lingkungan yang tidak aman dan sehat, bencana, peralatan yang
tidak memenuhi syarat, dan perilaku yang tidak aman dari pekerja. Salah
satu penyebab perilaku yang tidak aman ini adalah kurangnya pengetahuan
dan pemahaman dalam mewujudkan kesehatan dan keselamatan kerja.
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan yang bergerak di bidang
pelayanan jasa kesehatan dengan tujuan utama memberikan pelayanan jasa
terhadap masyarakat sebagai usaha meningkatkan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Menurut Depkes RI (2007), rumah sakit sebagai salah
satu institusi kesehatan mempunyai peran penting dalam melaksanakan
upaya kesehatan secara berdaya guna, dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan
secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta
melaksanakan upaya rujukan. Rumah sakit merupakan salah satu
pelayanan jasa yang dalam melakukan aktivitasnya tidak boleh lepas dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Dali munthe, 2007). Pada
setiap proses pelayanan kesehatan di rumah sakit, terdapat faktor- faktor
penting pendukung pelayanan yang saling berkaitan satu dengan yang lain.
Faktor- faktor tersebut meliputi pasien, tenaga kerja, mesin, lingkungan
kerja, cara melaku kan pekerjaan serta proses pelayanan kesehatan itu
sendiri. Faktor - faktor tersebut juga dapat memberikan dampak positif
maupun dampak negatif terhadap semua komponen yang terlibat dalam
proses pelayanan kesehatan yang berakhir dengan timbulnya kerugian
(Puslitbag IKM FK, UGM 2000).Instalasi gizi adalah unit fungsional di
rumah sakit.
Instalasi gizi bertujuan untuk memberikan makanan yang bermutu,
bergizi, higiene dan sanitasi yang baik pada instalasi gizi yang sesuai
dengan standar kesehatan bagi pasien, sekaligus untuk mempercepat
proses penyembuhan pasien. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
penting diterapkan manajemen dalam penyelenggaraan makanan sehingga
menghasilkan makanan yang bermutu dan kebersihan makanan yang
memenuhi syarat kesehatan (Rachmat, R Hapsara Habbit, 2004).
Manajemen penyelenggaraan makanan sendiri sebenarnya berfungsi
sebagai sistem dengan tujuan untuk menghasilkan makanan yang
berkualitas baik. Fungsi-fungsi manajemen dalam gizi institusi mencakup
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan (Mukrie,
1990).
Di dalam kegiatan sehari-hari dalam melakukan aktivitas, kita
sering tidak menduga akan mendapatkan resiko kecelakaan pada diri kita
sendiri. Banyak sekali masyarakat yang belum menyadari akan hal ini.
Sehingga diperlukan cara untuk mencegah agar tidak terjadi kecelakaan
yang tidak diinginkan. Selain pemberian peringatan diri dan pengertian
kepadapara pekerja, tentu dibutuhkan alat penunjang untuk mengurangi
resiko terjadi kecelakaan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di instalasi gizi
masih banyak pengolah makanan yang masih tidak menggunakan APD
lengkap, seperti tidak menggunakan masker, sarung tangan saat menjamah
makanan, tidak menggunakan alas kaki yang tertutup.
Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan maka
dibutuhkan alat pelindung diri (APD). Alat Pelindung Diri (APD) adalah
seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi
seluruh/sebagian tubuh terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja. APD juga merupakan kelengkapan yang wajib
digunakan saat bekerja sesuai kebutuhan untuk menjaga keselamatan
pekerja itu sendiri dan orang disekelilingnya.
Dari latar belakang diatas maka kami akan melakukan pendidikan
dan pelatihan kepada para pengolah makanan di instalasi gizi mengenai
alat pelindung diri.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan diharapkan semua peserta
mampu memahami dan menerapkan pentingnya menggunakan Alat
Pelindung Diri di instalasi gizi.
2. Tujuan khusus
a. Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan peserta pelatihan
mampu menyebutkan tentang tujuan penggunaan Alat Pelindung
Diri.
b. Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan peserta pelatihan
mampu menyebutkan tentang penggunaan Alat Pelindung Diri.
c. Setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan peserta pelatihan
mampu dan mau menggunakan Alat Pelindung Diri yang sesuai.

C. Manfaat
Hasil pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran diri pada pegawai pramuboga khususnya pada bidang
penyelenggaraan makanan di institusi Rumah Sakit Dr. Moewardi.
BAB II
RENCANA PELAKSANAAN PELATIHAN

A. Peserta
Seluruh pegawai pramuboga instalasi gizi RSUD Dr.Moewardi
B. Narasumber
Pelatih dari pendidikan dan pelatihan “Penggunaan Alat Pelindung Diri
Yang Benar Pada Tenaga Pramuboga” adalah Fitria Fasha (Mahasiswa D-IV
Jurusan Gizi Poltekkes Banjarmasin).
C. Waktu dan Tempat
Hari : Selasa, 22 November 2016
Waktu : 08.00 WIB – 11.30
Tempat : Instalasi Gizi RSUD Dr. Moewardi
D. Materi
*Terlampir
E. Jadwal Pelaksanaan Pelatihan dan Susunan Acara
Tabel 1. Pelatihan dan Susunan Acara Pendidikan dan Pelatihan “Penggunaan
Alat Pelindung Diri Yang Benar Pada Tenaga Pramuboga”
Kegiatan Pelatihan Waktu
Pembukaan 08.00-08.40
Pre Test 08.40-09.00
Penyampaian Materi 09.00-10.00
Istirahat 10.00-10.30
Demonstrasi 10.30-10.40
Praktik 10.40-11.00
Post Test 11.00-11.15
Penutup 11.15-11.30

F. Metode Diklat
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
4. Praktek
G. Proses Pelatihan
Proses pendidikan dan pelatihan diawali dengan pembukaan untuk
mengenal satu sama lain antara pelatih dan peserta, dilanjutkan pre test yang
bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan pegawai pramuboga,
kemudian penyampaian materi yang disampaikan oleh Mahasiswa Gizi
Jurusan Gizi Poltekkes Banjarmasin selama kurang lebih 20 menit dan
istirahat selama 20 menit untuk shalat dan makan. Acara selanjutnya yaitu
demonstrasi dari materi teori sebelumnya dan praktik dengan waktu 10 menit
dan 30 menit. Setelah itu dilakukan post test untuk mengukur tingkat
keberhasilan program diklat tersebut selama 10 menit dan selama 10 menit
acara pendidikan dan pelatihan diakhiri dengan penutupan untuk mengakhiri
semua kegiatan.

H. Media
Leaflet
I. Perlengkapan Atau Peralatan
1. Celemek
2. Hairnet/ Topi Korpus
3. Sandal kodok
4. Masker
5. Sarung tangan

J. Evaluasi Pelaksanaan
Evaluasi yang akan di lakukan oleh pelaksana pelatihan yakni dengan
melakukan post test yang di lakukan secara spontan dengan melakukan tanya
jawab kepada pegawai pramuboga yang mengikuti diklat dan melihat
pengaplikasian hasil diklat yang diberikan oleh narasumber dalam mencuci
tangan yang benar setiap sebelum memasuki wilayah pengolahan.
1. Daftar kehadiran
a. Jumlah peserta : 10 orang
b. Peserta yang hadir : 100%
2. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan oleh pelatih adalah :
a. Jika hasil evaluasi kegiatan pelatihan ini baik maka akan di
sampaikan kepada ahli gizi sebagai bahan pertimbangan untuk
peningkatan mutu penyelenggaraan makanan.
b. Jika hasil evaluasi kegiatan pelatihan kurang baik akan dilakukan
pengkajian faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilan
kegiatan pelatihan kepada pegawai pramuboga.

K. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


1. Kegiatan Pokok
Kegiatan pokok yang dilakukan dalam pendidikan dan pelatihan untuk
penggunaan APD di Instalasi Gizi RSUD D.Moewardi yaitu memberikan
motivasi kepada pramuboga bahwa pentingnya pengunaan APD.
2. Rincian Kegiatan
A Materi Dasar T P Waktu
Pengertian 1 - 5 menit
penggunaan APD
Dasar hukum 5 menit
penggunaan APD
B Materi Inti
Tujuan penggunaan 1 - 5 menit
APD
Manfaat penggunaan 1 - 5 menit
APD
Pengenalan alat APD 1 - 10 menit
Penggunaan alat - 1 20 menit
APD
C Materi Penunjang
Evaluasi - 1 10 menit
Jumlah seluruhnya 60 menit
BAB IV
PENUTUP

Demikian proposal kegiatan ini penulis buat, segala bantuan dan


dukungan, sangat penulis harapkan demi suksesnya kegiatan ini. Penulis juga
terbuka untuk menerima segala saran dan kritik yang membangun sehingga dapat
memperlancar jalannya kegiatan. Semoga kegiatan yang akan penulis laksanakan
nantinya dapat berjalan dengan lancar. Atas perhatian dan kerjasamanya penulis
ucapkan terima kasih.

Surakarta, November 2016

Penulis
Lampiran I
Materi Pelatihan

A. Pengertian APD
Alat Pelindung Diri adalah seperangkat alat keselamatan yang digunakan
oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau seabagian tubuhnya dari
kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap
kecelakaan dan penyakit akibat kerja (Tarwaka, 2008).Alat Pelindung diri
merupakan suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang
dalam pekerjaan yang berfungsi mengisolasi tenaga kerja dari bahaya di tempat
kerja (Milos Nedved dan Imamkhasani, 1991).Perlindungan tenaga kerja melalui
usaha-usaha teknis pengamanan tempat, peralatan dan lingkungan kerja adalah
sangat perlu di utamakan.Namun kadangkadang keadaan bahaya masih belum
dapat dikendalikan sepenuhnya, sehingga digunakan alat-alat pelindung diri.
Alat pelindung haruslah enak dipakai, tidak mengggangu kerja dan
memberikan perlindungan yang efektif (Suma’mur, 2009). Suma’mur (1996)
menunjukkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian alat pelindung
diri, yaitu:
a. Pemeliharaan alat pelindung diri
Alat pelindung diri yang akan digunakan harus benar-benar sesuai
dengan kondisi tempat kerja, bahaya kerja dan tenaga kerja sendiri agar
benar-benar dapat memberikan perlindungan semaksimal mungkin pada
tenaga kerja.
b. Ukuran harus tepat
Adapun untuk memberikan perlindungan yang maksimum pada
tenaga kerja, maka ukuran alat pelindung diri harus tepat. Ukuran yang tidak
tepat akan menimbulkan gangguan pada pemakaiannya.
c. Cara pemakaian yang benar
Sekalipun alat pelindung diri disediakan oleh perusahaan, alat-alat ini
tidak akan memberikan manfaat yang maksimal bila cara memakainya tidak
benar. Tenaga kerja harus diberikan pengarahan tentang :
1) Manfaat dari alat pelindung diri yang disediakan dengan potensi bahaya
yang ada.
2) Menjelaskan bahaya potensial yang ada dan akibat yang akan diterima
oleh tenaga kerja jika tidak memakai alat pelindung diri yang diwajibkan.
3) Cara memakai dan merawat alat pelindung diri secara benar harus
dijelaskan pada tenaga kerja.
4) Perlu pengawasan dan sanksi pada tenaga kerja menggunakan alat
pelidung diri.
5) Pemeliharaan alat pelindung diri harus dipelihara dengan baik agar tidak
menimbulkan kerusakan ataupun penurunan mutu.
6) Penyimpaan alat pelindung diri harus selalu disimpan dalam keadaan
bersih ditempat yang telah tersedia, bebas dari pengaruh kontaminasi.

B. Dasar Hukum Yang Mewajibkan Pentingnya Alat Pelindung Diri


Berikut ini adalah beberapa dasar hukum mengenai kewajiban
pentingnya alat pelindung diri:
1. Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
a. Pasal 3 ayat (1) butir f: Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat untuk memberikan APD
b. Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan
menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD.
c. Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban
dan atau hak tenaga kerja untuk memakai APD.
d. Pasal 14 butir c: Pengurus diwajibkan menyediakan APD secara
cuma-cuma
2. Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981 tentang Kewajiban
MelaporPenyakit Akibat Kerja
Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan alat
pelindung diri dan wajib bagi tenaga kerja untuk menggunakannya
untuk pencegahan penyakit akibat kerja.

3. Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982 tentang Pelayanan


Kesehatan Tenaga Kerja
Pasal 2 butir I menyebutkan memberikan nasehat mengenai
perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat pelindung
diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan di
tempat kerja.
C. Ketentuan pemilihan alat pelindung diri
Berdasarkan cara dan aspek-aspek diatas, maka perlu
diperhatikan pula beberapa kriteria dalam pemilihan alat pelindung diri
sebagai berikut (Tarwaka, 2008)
a. Alat pelindung diri harus dapat memberikan perlindungan yang
adekuat
terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya-bahaya yang dihadapi oleh
tenaga kerja.
b. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak
menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.
c. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel.
d. Bentuknya harus cukup menarik.
e. Alat pelindung tahan lama untuk pemakaian yang lama.
f. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya,
yang dikarenakan bentuknya yang tidak tepat atau karena salah dalam
penggunaanya.
g. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada.
h. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan presepsi sensoris
pemakaiannya.
i. Suku cadangnya mudah didapat guna mempermudah
pemeliharaannya.
j. Alat pelindung diri yang dipilih harus sesuai dengan standar yang
ditetapkan dan sebagainya.

D. Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri


Jenis-jenis alat pelindung diri berdasarkan fungsinya terdiri dari
beberapa macam. Alat pelindung diri yang digunakan tenaga kerja sesuai
dengan bagian tubuh yang dilindungi, antara lain :
a. Alat Pelindung Kepala
Digunakan untuk melindungi rambut terjerat oleh mesin yang
berputar, melindungi makanan dari kejatuhan rambut tenaga masak
serta untuk melindungi kepala dari terbentur benda tajam atau keras,
b. AlatPelindung Pernafasan
Alat pelindung jenis ini digunakan untuk melindungi
pernafasan dari resiko paparan gas, uap, debu, atau udara
terkontaminasi atau beracun, korosi atau yang bersifat
rangsangan.Masker digunakan untuk mengurangi paparan debu atau
partikel-partikel yang lebih besar masuk ke dalam saluran pernafasan
serta menghindari kontaminasi yang dihasilkan dari pernafasan
terhadap makanan yang diolah.
c. Pakaian Pelindung badan
Digunakan untuk melindungi seluruh atau bagian tubuh dari
percikan api, suhu panas atau dingin, cairan bahan kimia. Pakaian
pelindung diruang pengolahan dapat berbentuk celemek yang
menutupi sebagian tubuh pemakainya yaitu mulai daerah dada sampai
lulut atau overall yaitu menutupi suluruh bagian tubuh.Celemek dapat
terbuat darikain dril, kulit, plastik PVC/polyethyline, karet, asbes atau
kain.

d. Alat Pelindung Kaki


Digunakan untuk melindungi kaki dan bagian lainnya dari
benda-benda keras, benda tajam, logam/kaca, larutan kimia, benda
panas, kontak dengan arus listrik atau pun kemungkinan kejatuhan
makanan yang panas.Bahan dari alat pelindung kaki ini dapat terbuat
dari plastic atau karet yang menutup semua permukaan kaki.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan APD


Faktor yang dapat mempengaruhi pemakaian APD dapat dibagi
menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal
Merupakan faktor-faktor yang terdapat pada pengguna
APD tersebut dalam hal ini adalah karyawan. Faktor internal
meliputi :
1) Kurangnya kesadaran akan pentingnya penggunaan APD
2) Kurangnya pemahaman mengenai APD
3) Kurangnya rasa peduli akan keselamatan kerja pemakai serta
menjaga kualitas mutu makanan
4) Tidak mengetahui peraturan mengenai pentingnya memakai
APD
b. Faktor eksternal
Merupakan faktor yang ada di sekitar pengguna APD
tersebut dalam hal ini faktor eksternal merupakan lingkungan.
Faktor eksternal meliputi:
1) Kurangnya pengawasan mengenai pemakaian APD
2) Tidak adanya peraturan yang kuat mengenai keharusan
pemakaian APD
3) Lingkungan kerja yang sudah biasa tidak menggunakan
APD
4) Tidak tersedianya kelengkapan APD di lingkungan kerja
5) APD tidak nyaman untuk digunakan.

F. Gambar Contoh Alat Pelindung Diri


a. Alat pelindung kepala

b. Alat pelindung pernafasan


c. Alat pelindung badan

d. Alat pelindung kaki


Lampiran 2
Soal Pre Test dan Post Test

1. Apa pengertian APD ?


2. Sebutkan jenis-jenis APD !
3. Bagaimana cara pemakaian APD yang benar !
Lampiran 3
POSTER CARA MENCUCI TANGAN YANG BENAR

6 Langkah Mencuci Tangan Yang Benar


Lampiran 4

HASIL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN PRAMUBOGA

Anda mungkin juga menyukai