Anda di halaman 1dari 8

Safitri DH : Gambaran Asupan Energi Dan Protein Pada Pasien Anak Yang Tidak Berdiet

Khusus Di Ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi

GAMBARAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN PADA PASIEN ANAK YANG


TIDAK BERDIET KHUSUS DI RUANG MELATI 2 RSUD DR. MOEWARDI

Dwi Herlianti Safitri

Jurusan Gizi Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Banjarmasin


Jl.Haji Mistar Cokrokusumo No.1 A Banjarbaru 70714
e-mail : wewesafitri@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Kegiatan dari pelayanan gizi di rumah sakit salah satunya menyajikan
makanan kepada pasien yang bertujuan untuk penyembuhan dan pemulihan kesehatan pasien.
Anak-anak merupakan kelompok yang memerlukan zat gizi yang cukup untuk proses
pertumbuhan dan perkembangan. Asupan zat gizi dapat dilakukan dengan evaluasi sisa
makanan dari rumah sakit dan asupan makanan luar RS.
Tujuan : Mengetahui gambaran asupan energi dan protein pada pasien anak yang tidak
berdiet khusus di ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi.
Metode : Jenis penelitian bersifat deskriptif kualitatif dengan desain penelitian cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien anak di ruang Melati 2 RSUD
Dr. Moewardi. Sampel diambil secara purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan di
ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 14 - 16 November 2016.
Hasil : Didapatkan 8 responden di ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi dengan umur 1-3
tahun dan 4-6 tahun terbanyak (37,5%), jenis kelamin terbanyak laki-laki (62,5%), asupan
energi sebagian besar baik (62,5%) dan asupan protein sebagian besar baik Tercukupinya
asupan energi sebagian besar responden dikarenakan asupan ini merupakan gabungan dari
asupan makanan rumah sakit dan luar rumah sakit.
Kesimpulan : Asupan energi dan protein sebagian besar baik yaitu 62,5% dan 75%.
Kata Kunci : Asupan energi dan protein, Anak, Tidak Berdiet Khusus

ABSTRACT

Background : The activities of nutrition services at the hospital one of them serving food to
patients aimed at healing and recovery of the patient's health. Children are the group that
needs adequate nutrition for growth and development. Nutrient intake can be done with the
evaluation of leftovers from the hospital and outside the hospital food intake.
Objectives : To overview of energy and protein intake in pediatric patients who are not
special diet in Melati 2 Hospital Dr. Moewardi.
Methods : The study is a qualitative descriptive cross sectional study design. The population
in this study were all patients of children in Melati 2 Hospital Dr. Moewardi. Sample was
taken by purposive sampling. This research was conducted in Melati 2 Hospital Dr.
Moewardi on November 14 to 16, 2016.
Results : There were 8 respondents in Melati 2 Hospital Dr. Moewardi age 4-6 years 1-3
years and most (37.5%), sex Most men (62.5%), energy intake was mostly good (62.5%) and
protein intake is mostly good inadequate energy intake due to the intake of most respondents
is a combination of food intake the hospital and outside the hospital.
Conclusion : The intake of energy and protein are mostly good, namely 62.5% and 75%.
Keywords : Energy and protein intake, Kids, Not Dieting Special
Safitri DH : Gambaran Asupan Energi Dan Protein Pada Pasien Anak Yang Tidak Berdiet
Khusus Di Ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi

PENDAHULUAN 25%, maka dalam waktu yang lama akan


Pelayanan gizi di rumah sakit menyebabkan defisiensi zat-zat gizi karena
adalah pelayanan yang diberikan dan kekurangan zat gizi (Renaningtyas, 2004
disesuaikan dengan keadaan pasien dalam Marwah, 2015). Hal ini didukung
berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan oleh penelitian Allison (1998) dalam
status metabolisme tubuh. Salah satu Fadilah (2013), yang menyatakan bahwa
kegiatan dari pelayanan gizi di rumah sakit akan terjadi penurunan status gizi selama
yaitu menyajikan makanan kepada pasien dirawat sebesar 40% apabila pasien
yang bertujuan untuk penyembuhan dan menyisakan makanan 30 – 40%.
pemulihan kesehatan pasien. Pemberian Selain sisa makanan yang
makanan yang memenuhi gizi seimbang diperlukan untuk mengetahui asupan zat
serta habis termakan oleh pasien gizi pasien di RS, asupan makanan luar RS
merupakan salah satu cara untuk juga diperhitungkan karena sebagai
mempercepat penyembuhan dan penyumbang gizi dalam menu sehari-hari
memperpendek hari rawat inap. yang disediakan RS, terutama bila asupan
Anak-anak tergolong kelompok makanan dari menu utama (pagi, siang,
yang memerlukan zat gizi yang cukup sore) masih kurang (Semedi dkk., 2013).
karena sedang mengalami proses Menurut penelitian Semedi dkk. (2013)
pertumbuhan dan perkembangan yang menyatakan bahwa tingkat kecukupan energi
relatif pesat (Prastuti, 2005). Apabila dan protein makanan luar RS untuk energi
asupan makanan rendah dan berlangsung dengan kisaran 0,28% – 34,5% dan tingkat

dalam jangka waktu yang relatif panjang, kecukupan protein dengan kisaran 0.41% -
37.28%, sehingga sumbangan energi dan
anak akan mengalami defisiensi energi dan
protein dari makanan luar RS mempunyai
protein dan juga berpengaruh pada
tingkat asupan ≤ 20%.
pertumbuhan dan perkembangan anak
Tujuan penelitian ini adalah
(Swarth, 2001).
mengetahui gambaran asupan energi dan
Untuk mengetahui asupan zat gizi
protein pada pasien anak yang tidak
pasien dapat dilakukan dengan melakukan
berdiet khusus di ruang Melati 2 RSUD
evaluasi terhadap sisa makanan (Barker,
Dr. Moewardi.
2011). Sisa makanan dikatakan tinggi atau
banyak jika pasien meninggalkan makanan
METODE PENELITIAN
> 25%. Pasien yang tidak menghabiskan
Jenis penelitian yang digunakan
makanan atau memiliki sisa makanan >
bersifat deskriptif kualitatif dengan desain
Safitri DH : Gambaran Asupan Energi Dan Protein Pada Pasien Anak Yang Tidak Berdiet
Khusus Di Ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi

penelitian cross sectional. Populasi dalam 2016 didapatkan 8 responden di ruang


penelitian ini adalah semua pasien anak di Melati 2 RSUD Dr. Moewardi.
ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi.  Distribusi responden berdasarkan
Sampel diambil secara purposive sampling umur
dengan kriteria inklusi yaitu : pasien anak Tabel 1. Distribusi frekuensi
responden berdasarkan umur
yang tidak berdiet khusus dalam bentuk
di ruang Melati 2 RSUD Dr.
nasi dan pasien anak berusia 1-18 tahun Moewardi
sedangkan kriteria ekslusi yaitu : pasien Umur n %
anak mendapatkan tambahan susu dari RS, 1-3 tahun 3 37,5
4-6 tahun 3 37,5
pasien anak berdiet khusus, pasien anak 7-12 tahun 2 25
pulang selama penelitian berlangsung, 13-18 tahun 0 0
Jumlah 8 100
pasien anak yang berpuasa dan pasien Data Terolah, November (2016)
berganti diet ke khusus.
 Distribusi responden berdasarkan jenis
Tempat penelitian ini dilaksanakan
kelamin
di ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi.
Tabel 2. Distribusi frekuensi
Dan dilaksanakan pada tanggal 14 - 16 responden berdasarkan jenis
kelamin di ruang Melati 2
November 2016.
RSUD Dr. Moewardi
Data Asupan Energi dan Protein
diperoleh dengan cara menjumlahkan Jenis Kelamin n %
Laki-laki 5 62,5
asupan makanan energi dan protein dari Perempuan 3 37,5
asupan makanan RS dan asupan makanan Jumlah 8 100
Data Terolah, November (2016)
luar RS dibagi dengan kebutuhan energi
dan protein dikali 100%. Hasil asupan  Distribusi responden berdasarkan

energi tersebut dikategorikan sebagai asupan energi

berikut : Tabel 3. Distribusi frekuensi


responden berdasarkan
 Lebih : > 110 % Kebutuhan asupan energi di ruang Melati
2 RSUD Dr. Moewardi
 Baik : 80 – 110 % Kebutuhan
 Kurang : < 80 % Kebutuhan Asupan Energi n %
(WNPG, 2004) Lebih 0 0
Baik 5 62,5
Kurang 3 37,5
HASIL Jumlah 8 100
Data Terolah, November (2016)
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan pada tanggal 14 - 16 November
Safitri DH : Gambaran Asupan Energi Dan Protein Pada Pasien Anak Yang Tidak Berdiet
Khusus Di Ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi

 Distribusi responden berdasarkan penyembuhan dan memperpendek


asupan protein lama rawat inap (Chima, at al, 1997
Tabel 4. Distribusi frekuensi dalam Semedi dkk., 2013).
responden berdasarkan
Asupan energi responden yang
asupan protein di ruang
Melati 2 RSUD Dr. berasal dari makanan rumah sakit
Moewardi
kurang (100%) atau rata-rata sebesar
Asupan Protein n % 55,75% dengan kisaran 40,69% -
Lebih 2 25 70,66%. Hal ini sejalan dengan
Baik 6 75
Kurang 0 0 penelitian Semedi dkk. (2013) bahwa
Jumlah 8 100 tingkat kecukupan energi yang berasal
Data Terolah, November (2016)
dari makanan RS rata-rata 76,5%
dengan kisaran 51,8% - 93,2%.
PEMBAHASAN
Kurangnya asupan energi dari
1. Asupan Energi
makanan rumah sakit pada responden
Berdasarkan hasil penelitian
disebabkan karena banyaknya sisa
yang dilakukan selama tiga hari di
makanan yang terdapat pada makanan
ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi
pokok, lauk hewani dan sayur yang
didapatkan bahwa asupan energi
disajikan rumah sakit yaitu >25%.
responden sebagian besar baik yaitu
Menurut Renaningtyas (2004) dalam
62,5%. Tercukupinya asupan energi
Marwah (2015) bahwa pasien
sebagian besar responden dikarenakan
seharusnya menghabiskan makanan
asupan ini merupakan gabungan dari
yang sudah disajikan. Jika pasien tidak
asupan makanan rumah sakit dan luar
menghabiskan makanannya, berarti
rumah sakit. Hal ini sejalan dengan
asupan makan pasien tidak adekuat.
penelitian Semedi dkk. (2013) bahwa
Nasi merupakan salah satu
tingkat kecukupan energi di RSUD
makanan yang banyak meninggalkan
Sunan Kalijaga Demak dikatakan
sisa dari pasien anak yang
baik, walaupun persentase tersebut
kemungkinan besar memengaruhi
merupakan gabungan tingkat
asupan energi. Menurut Riskesdas
kecukupan makan RS dan luar RS
(2010) nasi merupakan penyumbang
sehingga kebutuhan gizi pasien
kalori hingga 44 persen dari total
terpenuhi. Pemenuhan makanan/ zat
asupan kalori per orang per hari.
gizi yang cukup akan memegang
Banyaknya sisa makanan pokok atau
peranan penting dalam proses
Safitri DH : Gambaran Asupan Energi Dan Protein Pada Pasien Anak Yang Tidak Berdiet
Khusus Di Ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi

nasi disebabkan nasi yang disajikan sesuai dengan lidah mereka saat
merupakan porsi untuk orang dewasa makan di rumah. Sehingga tidak
dan anak lebih menyukai tekstur nasi jarang mereka mengkonsumsi
yang pulen atau lembek sehingga makanan dari luar seperti sup ayam
mudah untuk dikunyah. Kemudian untuk menggantikan asupan dari
lauk hewani, nabati dan sayur juga rumah sakit yang memiliki cita rasa
berkontribusi terhadap asupan kalori yang gurih dan sesuai dengan
meskipun relatif kecil. Apabila lauk makanan di rumah.
hewani, nabati dan sayur yang Asupan energi dari makanan
dikonsumsi sedikit maka asupan kalori rumah sakit dapat tercukupi dengan
yang diterima juga sedikit dan adanya asupan energi dari makanan
ditambah dengan asupan kalori dari luar rumah sakit. Asupan energi
nasi yang juga sedikit sehingga responden yang berasal dari luar
menyebabkan asupan energi menjadi makanan rumah sakit rata-rata
kurang. menyumbang sebesar 30,74% dengan
Lama perawatan juga kisaran 17,16% - 42,10%. Hal ini
memengaruhi asupan makanan yang sependapat dengan Semedi dkk.
kurang dari makanan rumah sakit, hal (2013) tingkat kecukupan energi
ini dikarenakan pasien yang sudah makanan luar RS rata-rata 6,5%
lama dirawat cenderung hapal dengan kisaran 0,28 – 34,5%. Asupan
terhadap menu makanan, jenis energi responden ini diperhitungkan
masakan, rasa dan sebagainya dengan makanan dari luar rumah sakit,
sehingga jika dalam pengolahan karena menurut penelitian Semedi
kurang bervariasi akan menimbulkan dkk. (2013) asupan makanan luar RS
rasa bosan, akibatnya nafsu makan sebagai penyumbang gizi dalam menu
berkurang dan makanan yang sehari-hari yang disediakan RS,
disajikan tidak dihabiskan (Moehyi, terutama bila asupan makanan dari
1995 dalam Marwah 2015). menu utama (pagi,siang, sore) masih
Cita rasa mempengaruhi sisa kurang.
makanan dan menyebabkan asupan 2. Asupan Protein
makanan yang kurang karena rata-rata Berdasarkan hasil penelitian
makanan yang diberikan seperti lauk yang dilakukan selama tiga hari di
dan sayur tidak memiliki rasa yang ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi
Safitri DH : Gambaran Asupan Energi Dan Protein Pada Pasien Anak Yang Tidak Berdiet
Khusus Di Ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi

didapatkan bahwa asupan protein mengatakan bahwa kecukupan energi


responden sebagian besar baik yaitu dan protein pada anak membutuhkan
75%. Tercukupinya asupan protein lebih banyak untuk tiap kilogram berat
responden dikarenakan asupan protein badannya, karena sebagian dari
ini merupakan gabungan dari asupan makanan tersebut harus disediakan
makanan rumah sakit dan luar rumah untuk pertumbuhan dan pertukaran
sakit. Hal ini sejalan dengan penelitian energi lebih aktif, serta
Semedi dkk. (2013) bahwa tingkat mempertahankan kesehatan yang
kecukupan protein di RSUD Sunan optimal. Khususnya anak-anak
Kalijaga Demak dikatakan baik, ditentukan lebih besar lagi dalam
walaupun persentase tersebut memperhatikan kebutuhan asupan
merupakan gabungan tingkat protein.
kecukupan makan RS dan luar RS Asupan protein responden
sehingga kebutuhan gizi pasien yang berasal dari makanan rumah
terpenuhi. sakit sebagian besar kurang (75%)
Asupan protein yang baik juga atau rata-rata sebesar 73,25% dengan
disebabkan karena standar porsi yang kisaran 58,57%-110,58%. Hal ini
diberikan oleh rumah sakit merupakan sejalan dengan penelitian Semedi dkk.
standar porsi untuk orang dewasa, (2013) bahwa tingkat kecukupan
sehingga asupan yang dimakan protein yang berasal dari makanan RS
responden kemungkinan besar rata-rata 76,1% dengan kisaran
melebihi kebutuhan individu. Protein 50,6%-96,3%. Dalam tingkat
yang diberikan rumah sakit untuk kecukupan protein masih kurang dari
kelas III yaitu 76,20 gram per hari, 80% (Roedjito, 1998 dalam Semedi
sedangkan protein yang dibutuhkan dkk., 2013). Namun dengan adanya
anak-anak sekitar 26-66 gram per hari. perhitungan dari makanan luar rumah
Protein merupakan zat gizi sakit, maka asupan protein sebagian
yang sangat diperlukan untuk besar baik bahkan melebihi dari
pemulihan kondisi serta penyusunan kebutuhan, karena asupan protein
kembali jaringan-jaringan tubuh yang responden dapat menyumbang rata-
rusak sebagai akibat dari terjadinya rata 35,86% atau dengan kisaran
disfungsi organ. Nurisah (1992) dalam 19,06%-57,85%.
Pratiwi dan Setyawati (2014)
Safitri DH : Gambaran Asupan Energi Dan Protein Pada Pasien Anak Yang Tidak Berdiet
Khusus Di Ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi

Kurangnya asupan protein dari DAFTAR PUSTAKA


makanan rumah sakit disebabkan Almatsier S. 2004. Penuntun Diet Edisi
Baru. Jakarta : PT. Gramedia
karena tingginya sisa makanan dari
Pustaka Utama
bahan yang mengandung tinggi
Aritonang I. 2014. Penyelenggaraan
protein seperti lauk hewani dan lauk
Makanan, Manajemen Sistem
nabati. Selain itu kurang menariknya Pelayanan Gizi Swakelola dan
Jasaboga di Instalasi Gizi Rumah
asupan makanan yang diberikan pihak
Sakit. Yogyakarta: PT Leutika
rumah sakit kepada pasien anak Books.
seperti makanan lauk hewani dan lauk
Asihana S. 2016. Gambaran Sisa Makanan
nabati yang sebagian besar lauk Pasien Anak Yang Mendapatkan
Diet Makanan Biasa Di Ruang
tersebut diolah dengan cara digoreng,
Melati 2 Rsud Dr. Moewardi.
dibumbu gulai dsb. Poltekkes Semarang. Semarang.
Sama halnya dengan rasa yang
Djamaluddin, dkk. 2005. Analisis zat gizi
dihasilkan juga mempengaruhi asupan dan biaya sisa makanan pada
pasien dengan makanan biasa.
makanan yang dikonsumsi dimana
Jurnal Gizi Klinik Indonesia 1.3
makanan yang disajikan tidak berasa 108-112.
atau hambar, penampilan yang kurang
Dwiyanti dkk. 2004. Pengaruh Asupan
menarik yang menyebabkan anak Makanan Terhadap Kejadian
Malnutrisi Di Rumah Sakit. Jurnal
tidak mau makan. Sedangkan anak-
Gizi Klinik Indonesia, Volume 1
anak lebih menyukai makanan yang No.1..http://ijcn.or.id/. Diakses
pada 26 November 2016.
memiliki bentuk dan makanan
berwarna, dan makanan yang sedang Fadilah O. 2013. Gambaran Sisa Makanan,
Kontribusi Zat Gizi Dan Baiya
populer (Penuntun Diet Anak, 2015).
Makan Pasien Rawat Inap Di
RSUD Salatiga. Naskah Publikasi.
Fakultas Ilmu Kesehatan
KESIMPULAN
Universitas Muhammadiyah
Berdasarkan hasil penelitian yang Surakarta. Surakarta
dilakukan selama tiga hari di ruang Melati
FKUI. 2015. Penuntun Diet Anak Edisi ke
2 RSUD Dr. Moewardi didapatkan bahwa 3. Badan Penerbit FKUI : Jakarta
Kemenkes RI, 2013. Pedoman Pelayanan
asupan energi dan asupan protein
Gizi Rumah Sakit (PGRS). Jakarta
responden sebagian besar baik yaitu 62,5% : Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan
Ibu dan Anak.
dan 75%.
Marwah. 2015. Hubungan Penampilan
Terhadap Sisa Makanan Diet
Diabetes Mellitus Di Ruang Rawat
Safitri DH : Gambaran Asupan Energi Dan Protein Pada Pasien Anak Yang Tidak Berdiet
Khusus Di Ruang Melati 2 RSUD Dr. Moewardi

Inap Melati 3 RSUD Dr.


Moewardi. Poltekkes Banjarmasin
Jurusan Gizi. Banjarmasin.

Pratiwi HL dan Setyawati VAV. 2014.


Hubungan Asuan Energi Dan Protein
Dengan Status Gizi Anak 1-5 Tahun
Di Posyandu Lestari IV Desa
Kalipucangwetan Kecamatan
Welahan Kabupaten Jepara Tahun
2014. Fakultas Kesehatan
Universitas Dian Nuswantoro
Semarang. Semarang

Priyanto OH, 2009. Faktor yang


Berhubungan Terjadinya Sisa
Makanan pada Pasien Rawat Inap
Kelas 3 di RSUD Kota Semarang.
Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Diponogoro.

RSCM dan PAGI. 2008. Penuntun Diet


Anak Edisi ke 7. PT. Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta

Semedi, dkk. 2013. Hubungan Kepuasan


Pelayanan Makanan Rumah Sakit
Dan Asupan Makanan Dengan
Perubahan Status Gizi Pasien
(Studi di RSUD Sunan Kalijaga
Kabupaten Demak). Jurnal Gizi
Indonesia Vol.2 No.1. Demak.

Supariasa, I.D.N. dkk. 2002. Penilaian


Status Gizi. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Wiliam PG, Walton K, 2011. Plate Waste


in Hospitals and Strategies for
Change. European e-journal of
Clinical Nutrition and Metabolism.
6(6), e235-41.

Anda mungkin juga menyukai