Anda di halaman 1dari 5

Hubungan Status Gizi dengan Derajat Dehidrasi Pada Pasien Diare Balita di RSUD Dr.

Soetomo
(Cosariane C Widyaningrum et al.)

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN DERAJAT DEHIDRASI PADA PASIEN DIARE BALITA DI
RSUD DR. SOETOMO

Cosariane Citra Widyaningrum1, Budiono2, Alpha Fardhah Athiyyah2


Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur
Email: cosarianecitra_17@yahoo.com

ABSTRAK

Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena angka kesakitan dan
kematian yang tinggi. Status gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi diare. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status gizi dan derajat dehidrasi pada anak dengan diare,
sehingga dapat meningkatkan gizi dan mengurangi timbulnya diare. Desain penelitian adalah studi cross-
sectional. Data dikumpulkan dari rekam medis pasien yang didiagnosis dengan diare akut yang dirawat inap
di RSUD Dr. Soetomo periode 2010-2012. Status gizi pasien diperoleh dari pengukuran berat badan dan
usia menggunakan Charts Pertumbuhan WHO "Weight to Ages". Ada 125 rekam medis yang memenuhi
syarat untuk penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 54,4% pasien diare berusia kurang dari 12
bulan. Diare dengan dehidrasi sedang hingga berat pada pasien dengan gizi kurang dan gizi buruk (94,1%
yaitu 32 dari 34 pasien) lebih sering terjadi dibandingkan dengan pasien dengan gizi yang cukup hingga
obesitas (71,4% yaitu 65 dari 91 pasien). Kemudian data diuji dengan tes Chi-Square. Jika potensi tersebut
sama, kemungkinan 33% perbedaan yang terjadi antara dehidrasi sedang sampai berat adalah 1,4% (p =
0,014). Ada hubungan yang signifikan antara status gizi dan derajat dehidrasi pada anak di bawah lima
tahun dengan diare di RSUD Dr. Soetomo meskipun status gizi belum tentu menjadi faktor risiko utama.
Kesimpulan yang diperoleh adalah semakin berat status gizi, semakin parah tingkat dehidrasi yang terjadi
pada pasien dengan diare akut.

Kata kunci: status gizi, tingkat dehidrasi, diare

ABSTRACT

Diarrhea disease remains a public health problem in Indonesia, due to its high morbidity and mortality.
Nutritional status is one of the factors affecting diarrhea. The aim of this research is to find out the
relationship between nutritional status and degree of dehydration in children with diarrhea, so as to improve
nutrition and reduce the incidence of diarrhea. The research design is cross-sectional study. The data was
collected from medical records of patients diagnosed with acute diarrhea in Pediatric In-patient Unit of RSUD
Dr. Soetomo during 2010-2012. The nutrition status of the patients was obtained from the measurement of
body weight and age using WHO Growth Charts “Weight to Ages”. There were 125 medical records in this
study and the result of the study revealed that 54,4% patients of diarrhea are less than 12 months old.
Diarrhea with moderate to severe dehydration in patients with undernutrition and poor nutrition ( 94,1%, 32 of
34 patients) is more prevalent than in patient with sufficient nutrition to obesity (71,4%, 65 of 91 patients).
Data collected is then processed with Chi-Square. If the potential is same, the chance of 33% difference
occuring between moderate to severe dehydration is 1,4% (p=0,014). There is a significant correlation
between nutritional status and degree of dehydration in children under five years old with diarrhea in RSUD
Dr. Soetomo although the nutritional status may not necessarily be the main risk factor. In conclusion, the
more serious the nutritional status is, the more severely the degree of dehydration happens in patients with
acute diarrhea.

Keyword: nutritional status, degree of dehydration, diarrhea

PENDAHULUAN contohnya, pada tahun 2010 terjadi Kejadian Luar


Biasa (KLB) diare di 33 kecamatan yang tersebar
Penyakit diare masih merupakan masalah di Indonesia dengan jumlah penderita 4.204 orang
kesehatan masyarakat di negara berkembang dengan kematian 73 jiwa (CFR 1,74%) [1]. Diare
seperti di Indonesia, karena morbiditas dan banyak diderita oleh kelompok umur 6-35 bulan
mortalitas-nya yang masih tinggi. Salah satu karena anak mulai aktif bermain dan berisiko

1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga


2Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
59
Hubungan Status Gizi dengan Derajat Dehidrasi Pada Pasien Diare Balita di RSUD Dr. Soetomo
(Cosariane C Widyaningrum et al.)

terkena infeksi. Sebagian besar anak yang terkena Bahan dan alat penelitian
diare terdeteksi dengan usia dibawah 5 tahun [2].
Menurut Mansjoer, penyebab dari diare pada balita Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah
dikarenakan infeksi seperti virus, bakteri atau data sekunder pasien diare anak. Tidak ada
parasit, malabsorpsi, makanan dan penggunaan bahan biologi dalam penelitian ini.
imunodefisiensi [3]. Lebih dari 90% kasus diare Alat yang digunakan adalah lembar pengumpulan
akut karena agen infeksius [4]. data dan Dokumen Medik Kesehatan (DMK)
Status gizi juga salah satu faktor yang pasien diare anak.
mempengaruhi terjadinya diare, terutama pada
balita. Dengan tidak seimbangnya asupan Cara Kerja
makanan atau gizi, tubuh akan kekurangan
cadangan makanan sehingga terjadi penurunan Data utama yang diperlukan adalah umur dan
metabolisme yang dapat menyebabkan sistem berat badan pasien untuk mengetahui status gizi
imun menurun [5][6]. Tubuh rentan terserang anak tersebut. Status gizi subjek penelitian dapat
infeksi penyakit dan dapat terjadi bila balita digolongkan dengan menggunakan nilai Z-Score
menderita diare [5]. WHO 2010 Weight for Ages Boys Birth to 5 years
Seperti yang telah disebutkan diatas, peneliti dan Weight for Ages Girls Birth to 5 years. Hasil
tertarik untuk mengetahui hubungan status gizi pengukuran dikatagorikan menjadi 4 kelompok:
dengan derajat dehidrasi pada diare anak usia 1. Jika Z-Score < -3,0 kategori gizi buruk
dibawah 5 tahun di IRNA Anak RSUD Dr. Soetomo 2. Jika Z-Score > -3,0 s/d < -2,0 kategori gizi
Surabaya periode 2010-2012 sehingga informasi kurang
yang akan didapatkan diharapkan dapat 3. Jika Z-Score > -2,0 s/d < 2,0 kategori gizi baik
menurunkan angka kejadian diare pada anak-anak 4. Jika Z-Score > 2,0 kategori gizi lebih
dan membantu meningkatkan gizi seimbang.
Berdasarkan hasil penghitungan Z-Score subjek
penelitian digolongkan kembali yang bertujuan
METODE PENELITIAN untuk mempermudah melihat hasil pengolahan
data. Penulis mengelompokkan menjadi 2
Rancangan studi dan populasi kelompok yaitu status gizi buruk-kurang dan status
gizi cukup-lebih-obesitas.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross-
sectional dengan menggunakan rekam medik. Analisis data
Populasi penelitian ini adalah semua pasien usia
dibawah 5 tahun dengan diagnosis primer diare Data yang terkumpul diolah menggunakan
yang pernah dirawat di IRNA Anak RSUD Dr. distribusi frekuensi dan persentase. Kemudian
Soetomo Surabaya tahun 2010-2012. Sampel data dianalisis dengan Chi-Square Test
penelitian diambil dengan metode simple random menggunakan program SPSS versi 15.
sampling. Sampel dipilih berdasarkan kriteria
inklusi.
HASIL
Kriteria inklusi:
- Anak berusia < 5 tahun Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Soetomo
- Pasien dengan diagnosis utama diare Surabaya dengan menggunakan data sekunder
- Pasien rawat inap di RSUD Dr. Soetomo tahun yaitu rekam medis pasien. Pengumpulan data
2010-2012 sampel penelitian dimulai pada bulan Februari
- Rekam medis tersedia sampai April 2014. Sampel yang diperoleh
- Terdapat data status dehidrasi sebanyak 125 subjek penelitian pasien diare
- Terdapat data berat badan berusia kurang dari 5 tahun selama periode 2010-
2012 dan memenuhi kriteria inklusi.
Variabel penelitian
Tabel 1. Distribusi Persentase Umur Pasien Diare
Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah Akut di IRNA Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya
status gizi sebagai variabel bebas dan diare Periode 2010-2012
dengan derajat dehidrasi sebagai variabel terikat. Kategori Jumlah Persentase (%)
Bayi (>28 hari – <12 bulan) 68 54,4
Balita ( 12 bulan – 60 bulan) 57 45,5
Total 125 100,0

60
Hubungan Status Gizi dengan Derajat Dehidrasi Pada Pasien Diare Balita di RSUD Dr. Soetomo
(Cosariane C Widyaningrum et al.)

FTT 1 0,8
Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat dilihat bahwa Gizi buruk 1 0,8
54,4% subjek penelitian yang terdiagnosis diare Gizi buruk + CTEV 1 0,8
akut adalah pasien berusia antara 28 hari sampai KDS + 1 0,8
kurang dari 12 bulan. Pada penelitian, hasil Bronchopneumoni
distribusi jenis kelamin diperoleh laki-laki berjumlah KDS + faringitis akut 1 0,8
74 pasien atau sekitar 59,2%. Dan sebanyak KDS + gizi kurang 1 0,8
40,8% adalah perempuan. Status gizi yang Obesitas 1 0,8
dikategorikan berdasarkan Z-Score didapatkan gizi Obstruksi ileus paralitik 1 0,8
cukup sebanyak 86 (68,8%) subjek penelitian, gizi Meningokel 1 0,8
kurang 25 (20%), gizi buruk 9 (7,2%), obesitas 4 Phimosis 1 0,8
(3,2%) dan yang terendah gizi lebih yaitu 1 (0,8%). Pneumonia 1 0,8
Status epilepticus +
encephalopathy 1 0,8
S. Sepsis + obesitas 1 0,8
Tidak ada komplikasi 87 69,6
Total 125 100, 0

Pada penelitian ini ditemukan komplikasi (Tabel 2)


pasien diare akut, hasil yang diperoleh ada 7
(5,6%) subjek penelitian dengan gizi kurang. 5
(4%) dengan kejang demam sederhana (KDS).
Dan komplikasi dengan bronchopneumoni juga
encephalopathy masing-masing terdata 3 (2,4%).

Gambar 1. Distribusi Persentase Status Gizi


Tabel 3. Hubungan Status Gizi dengan Derajat
Pasien Diare Akut di IRNA Anak RSUD Dr.
Dehidrasi pada Diare Anak
Soetomo Surabaya Periode 2010-2012
Diare Akut
Berdasarkan gambar 1 di atas, status gizi akan Status Dehidrasi Harga
Jumlah
digolongkan oleh penulis menjadi 2 kelompok yaitu Gizi Sedang- Non- p
kelompok status gizi buruk-kurang 34 (27,2%) Berat Ringan
subjek penelitian dan status gizi cukup-lebih- Buruk- 34
2 (5,9)
obesitas 91 (72,8%). Pada kejadian pasien diare Kurang 32 (94,1) (100,0)
akut rawat inap RSUD Dr. Soetomo didapatkan Cukup- 0,014
26
derajat dehidrasi terbanyak adalah dehidrasi Lebih- 65 (71,4) 91
(28,6)
sedang 88 (70,4%) subjek penelitian, dehidrasi Obesitas (100,0)
ringan 20 (16%), dehidrasi berat 9 (7,2%) dan non 28 125
dehidrasi 8 (6,4%). Jumlah 97 (77,6) (22,4) (100,0)

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Komplikasi Pasien Berdasarkan tabel 3 di atas, bila dihubungkan
Diare Akut di IRNA Anak RSUD Dr. Soetomo antara status gizi pasien dengan diagnosis diare
Surabaya Periode 2010-2012 akut berstatus dehidrasi maka akan didapatkan
Komplikasi Jumlah Persentase (%) hasil terbanyak yaitu 65 pasien rawat inap yang
Gizi kurang 7 5,6 terdiagnosis diare akut dehidrasi sedang hingga
KDS 5 4,0 berat dengan status gizi cukup-lebih-obesitas.
Bronchopneumoni 3 2,4 Didapatkan 2 pasien rawat inap dengan status gizi
Encephalopathy 3 2,4 buruk hingga kurang terdiagnosis diare akut non
KDK 2 1,6 dehidrasi hingga ringan. Dan angka kejadian
Anemia defisiensi besi 1 0,8 terjadinya diare akut dehidrasi sedang-berat pada
Anemia hipokromik 1 0,8 pasien status gizi buruk-kurang (94,1%) lebih
mikrositer tinggi daripada status gizinya cukup-lebih-obesitas
Developmental delay 1 0,8 (71,4%). Dapat dinyatakan bila status gizi buruk-
Developmental delay + 1 0,8 kurang dan cukup-lebih-obesitas sama-sama
faringitis akut berpotensi mengalami diare akut dehidrasi sedang
Developmental delay + 1 0,8 hingga berat, maka terdapat kemungkinan sebesar
gizi kurang 0,014 (1,4%) untuk memperoleh beda terjadinya

61
Hubungan Status Gizi dengan Derajat Dehidrasi Pada Pasien Diare Balita di RSUD Dr. Soetomo
(Cosariane C Widyaningrum et al.)

diare akut dehidrasi sedang hingga berat sebesar dikatakan Sutoto menjelaskan bahwa interaksi
33% (p = 0,014). Hasil rasio prevalensi (RP) diare dan gizi kurang merupakan “lingkaran setan”.
sebesar 1,318 dengan interval kepercayaan 95% Berat dan lamanya diare sangat dipengaruhi oleh
antara 1,1 sampai 1,5 menunjukkan bahwa status status gizi penderita dan diare yang diderita oleh
gizi yang diteliti dapat mempengaruhi angka anak dengan kekurangan gizi [10]. Hal ini dapat
kejadian diare meskipun belum tentu merupakan disebabkan oleh karena beberapa kemungkinan
faktor resiko utama. yaitu pengukuran status gizi yang didapatkan dari
BB/U, BB pasien yang diteliti diambil mutlak dari
perhitungan saat anak masuk rawat inap, bukan
PEMBAHASAN pengukuran BB anak saat masuk IRD/UGD. Atau
mungkin dikarenakan pada pasien dengan gizi
Terjadinya penyakit yang diderita oleh seseorang cukup-lebih-obesitas tersebut tubuh merasa
umumnya berkaitan dengan umur. Seperti yang memiliki cadangan lebih yang dapat
dikatakan oleh Yusuf, dapat dilihat kaitan antara mengkompensasi dengan mengeluarkan racun
umur dan daya tahan tubuh, pada orang dewasa melalui defikasi encer (diare) terus menerus
jauh lebih tinggi daya tahan tubuhnya daripada sehingga tidak terkontrol, memberat dan
anak-anak terutama bayi [7]. Baik resiko maupun membutuhkan observasi lebih lanjut. Tidak
terkena penyakit diare dengan dehidrasi yang dipungkiri juga adanya faktor perancu lainnya.
diderita lebih besar karena rentannya daya tahan
tubuh harus lebih diperhatikan [8]. Pada diare cair akut, balita dapat kehilangan cukup
banyak cairan yang dibutuhkan oleh tubuh dan
Pada anak yang berumur hingga dua tahun mengakibatkan terjadi kompensasi tubuh dalam
dikatakan oleh Widowati pada penelitiannya waktu singkat dan cepat yaitu dehidrasi [1].
merupakan umur yang rentan menderita diare Dijelaskan bahwa dehidrasi yang tidak diatasi
karena rotavirus. Mendukung pernyataan Widowati dengan sebaik-baiknya akan berakibat kematian
sebelumnya, pada penelitian ini pasien anak yang dan dehidrasi yang dialami pada anak terutama
terdiagnosis diare akut sebanyak 54,4% berumur bayi sangat memiliki resiko yang besar [8].
lebih dari 28 hari hingga kurang dari 12 bulan. Semakin berat dehidrasi semakin besar resiko
Paling banyak berumur 8 bulan yaitu 14 pasien yang akan didapat. Berdasarkan penelitian
(11,2%). Dikatakan pula, karena mulai didapatkan pasien diare paling banyak mengalami
menurunnya kadar antibodi yang diperoleh melalui diare dengan dehidrasi sedang (70,4%). Turunnya
ASI dan berkembangnya sistem motorik anak yaitu volume cairan karena dehidrasi mengakibatkan
meningktnya aktivitas fase oral seperti perfusi jaringan berkurang dan meningkatkan nadi
memasukkan benda-benda yang dipegang ke sebagai kompensasi jantung menyeimbangkan
dalam mulut membuat rentan terkena infeksi kondisi tubuh [7].
rotavirus pada umur 6 hingga 23 bulan [9].
Berdasarkan hasil penelitian, semakin berat status
Berdasarkan penelitian Yusuf, antara jenis kelamin gizinya akan semakin berat pula diare akut dengan
laki-laki dan perempuan (48,1% : 51,9%) tidak dehidrasinya. Hal ini didukung Primayani, bahwa
memberikan perbandingan yang jauh berbeda, laporan yang didapat adanya hubungan timbal
kejadian diare tidak terpengaruhi oleh hal tersebut balik antara diare dan malnutrisi. Terjadinya
[7]. Begitu pula dilihat dari kasus KLB diare di perubahan status nutrisi yang dikarenakan infeksi
Indonesia pada tahun 2010 juga menyatakan hal melalui penurunan asupan makanan dan absorpsi
sama bahwa penyakit diare merupakan penyakit usus, pengikatan katabolisme, dan sekuestrasi
yang tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin [1]. Dari nutrisi guna sintesa jaringan dan pertumbuhan.
hasil penelitian ini juga didapatkan jenis kelamin Serta terbukanya predisposisi pada terjadinya
yang perbedaannya tidak signifikan yaitu laki-laki infeksi oleh karena malnutrisi memberi efek negatif
59,2% (74 pasien) dan perempuan 40,8% dapat pertahanan mukosa [11].
dinyatakan bahwa jenis kelamin tidak
mempengaruhi kejadian diare. Tetapi tidak Seperti yang dikatakan Guerrant bahwa malnutrisi
dipungkiri pada kasus tertentu mungkin jenis menyebabkan peningkatan frekuensi kejadian dan
kelamin mempengaruhi penyakit [7]. durasi kesakitan diare, yaitu 37% pada frekuensi
kejadian, dan 73% pada durasi kesakitan diare
Disebutkan pada hasil sebelumnya, status gizi [12]. Dijelaskan dengan status gizi yang kurang,
pasien rawat inap dengan diare akut lebih banyak keluaran cairan dan tinja lebih banyak sehingga
tercatat gizinya cukup-lebih-obesitas 72,8% anak akan menderita dehidrasi berat [10]. Hal ini
dengan mayoritas gizi cukup sebanyak 86 pasien diperkuat pula pada penelitian ini dengan
(68,8%). Berbanding terbalik dengan yang menggunakan uji Chi-Square bernilai 0,014.

62
Hubungan Status Gizi dengan Derajat Dehidrasi Pada Pasien Diare Balita di RSUD Dr. Soetomo
(Cosariane C Widyaningrum et al.)

Signifikansi (p) yang bernilai kurang dari 0,05


menunjukkan bahwa adanya hubungan bermakna.
Rasio prevalensi (RP = 1,318) dengan interval DAFTAR PUSTAKA
kepercayaan 95% antara 1,1 sampai 1,5
menunjukkan bahwa status gizi yang diteliti belum 1. Kemenkes RI. [Buletin Jendela Data dan
tentu merupakan faktor resiko utama, dapat Informasi Kesehatan]. Ed Triwulan II. 2011.
dikarenakan adanya penyakit penyerta 48,2% Jakarta. Available at:
yang juga dapat memperberat kondisi diare yang http://www.depkes.go.id/downloads/Buletin%20
diderita. Diare_Final(1).pdf , accessed on Juni 15th
2013. Indonesia
2. Dennehy. Acute Diarrheal Disease in Children:
KESIMPULAN Epidemiology, Prevention, and Treatment.
Amerika. 2005. Available at:
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan http://www.med.wright.edu/sites/default/files/m
yang bermakna antara status gizi subjek penelitian edu/Archived/2012/M3/Clerkships/Pediatrics/R
dengan derajat dehidrasi pada anak yang eading/Acute_diarrhea_children_IDCNA.pdf ,
menderita diare. Jika potensi terjadinya kejadian accessed on Juni 29th 2013.
tersebut sama, kemungkinan 33% perbedaan yang 3. Mansjoer A. [Kapita Selekta Kedokteran]. Ed 3
terjadi antara dehidrasi sedang sampai berat (2): 874-876. 2000. Jakarta : Media
adalah 1,4%. Semakin berat status gizinya, Aesculapius. Indonesia.
semakin parah tingkat dehidrasi yang terjadi pada 4. Ahlquist DA, and Camilleri M. Diarrhea and
pasien dengan diare akut. Status gizi yang diteliti Constipation. In: Harrison’s Principles Of
dapat mempengaruhi angka kejadian diare namun Internal Medicine 16th ed. 2005. New York:
belum tentu merupakan faktor resiko utama McGraw Hill. 224-233.
dikarenakan adanya penyakit penyerta yang juga 5. Santoso S and Lies A. [Kesehatan dan Gizi].
dapat memperberat kondisi diare yang diderita. 2004. Jakarta: Rineka cipta 1: 123-126.
Penelitian serupa perlu dilaksanakan dengan Indonesia
memperbaiki kriteria variabel dan teknik 6. Guarino A, De Marco G. Persistent Diarrhea. In
pengambilan data dengan jumlah subjek yang : Walker WA. Et al, editors. Pediatric
lebih banyak dan beberapa variabel dipastikan Gastrointestinal Disease Pathophysiology,
waktu pengambilannya sama sehingga didapatkan Diagnosis, Management. 4th. 2004. Ontario:
hasil penelitian yang lebih lengkap dan akurat Decker Inc. P. 180-91.
serta lebih representatif. Diharapkan bagi orang 7. Yusuf, Sulaiman. [Profil Diare di Ruang Rawat
tua baik penderita maupun yang tidak untuk Inap Anak]. 2011. In: Sari Pediatri 13(4): 265-
diberikan edukasi yang tepat dalam penanganan 270. Indonesia
diare secara dini dalam keluarga juga 8. Rudolph JA, Rufo PA. Diarrhea. Dalam: Benson
pencegahannya agar tidak terjadi diare berulang. JB, Haith MM, penyunting. Disease and
Pemberian edukasi juga dilakukan untuk para disorder in infancy and early childhood. First
calon ibu dan ibu yang sudah memiliki anak agar Ed Elsevier. 2004. San Diego. p.133.
dapat memberikan gizi yang tepat, sesuai dengan 9. Widowati T, et al. [Diare Rotavirus pada Anak
umur anak tersebut. Penyuluhan tumbuh dan Usia Balita]. 2012. In: Sari Pediatri 13(5): 340-
kembang anak yang sesuai didukung juga dengan 5. Yogyakarta. Indonesia
pengukuran dan pengecekan kesehatan rutin 10. Sutoto. [Pemberantasan Penyakit Diare Dalam
anak-anak usia dibawah 5 tahun. Repelita V]. Departemen Kesehatan RI. 1992.
Jakarta. Indonesia
11. Primayani D. [Status gizi pada pasien diare
UCAPAN TERIMA KASIH akut di ruang rawat inap anak RSUD SoE
Kabupaten Timor tengah Selatan NTT]. 2009.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Alpha In: Sari Pediatri 11: 90-3. Indonesia
Fardhah Athiyyah, dr., Sp.A (K) dan Budiono, dr., 12. Guerrant RL, Schorling JB, McAuliffe JF, de
M.Kes. selaku dosen pembimbing; Prof. Dr. Agung Souza MA. Diarrhea as a cause and an effect
Pranoto, dr., M.Sc., Sp.PD., K-EMD, FINASIM of malnutrition: diarrhea prevents catch-up
selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas growth and malnutrition increases diarrhea
Airlangga; Prof. Dr. Nancy Margarita Rehatta, dr., frequency and duration. 1992. Am J Trop Med
SpAn., KIC selaku Koordinator Modul Integrasi Hyg. 47:28-35.
KBK; Dr. Florentina Sustini, dr., M.S., selaku
Penanggung Jawab Modul Penelitian.

63

Anda mungkin juga menyukai