(fungsi luhur)
Dan
Patofisiologi migren, TTH,
epilepsy
Lab. Fisiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Malang
1
Sindrom kortikal
Lob frontal
- Hemiparese
- Gaze parese
- Bangkitan kejang motorik
- Afasia motorik
Lob parietal
-sindrom hemisensorik
-bangkitan kejang sensorik
-aleksia,aparaxia
Sindrom kortikal
Lob temporalis
-afasia sensorik
- Defisit memori
- Bangkitan kejang psikomotor
Lob occipitalis
- Agnosia visual
- Hemianopia kontralateral
⚫Lobus limbik
⚫Halusinasi olfaktori
⚫Gangguan radiasi optik
⚫Homonim quadroanopia
⚫ Lesi destruktif pada superior posterior area temporal :
afasia Wernicke
memori
1.Memori sesaat (intermediate memory)
⚫Pasien mengingat informasi bersifat pendek setelah
membaca atau mendengar
⚫Contoh: nomor, kata sederhana
2.Memori jangka pendek ( short memory)
⚫Pasien mengingat suatu list atau nomer agak
komplek
⚫Contoh: alamat rumah, nomer telpon
3.Memori jangka panjang
15
Afasia motorik
⚫Kelancaran : tidak lancer
⚫Pemahaman : baik (tidak terganggu)
⚫Naming : terganggu
⚫Repitition: terganggu
⚫Reading: terganggu
⚫Writing : terganggu ( hemiparese )
16
Afasia sensorik
⚫Kelancaran bicara: lancar
⚫Pemahaman: terganggu
⚫Naming : terganggu
⚫Repetition : terganggu
⚫Reading : terganggu
⚫Writing: terganggu
17
⚫Aleksia : gangguan membaca dan melihat (buta
kata/world blindnes)
⚫Kausa : Lesi girus angularis, atau hubungan kortek
visual
Migren
19
diskirpsin
⚫Sakit kepala berulang dengan manifestasi serangan
- Antara 4 – 72 jam
- Tipe sakit kepala unilaterala
- Pulsating quality
- Intesitas sedang sampai berat
- Memberat dengan aktivitas fisik yang rutin
- Diserta mual muntah dan atau photophobia dan
phonophobia
Perjalanan migren
⚫1/3 px migren mendapat serangan lebih dari 4 hari/bln
⚫6% mendapat serangan lebih dari 14 hari /bulan
⚫Episodik :< 15 headache days/month
⚫Chronik:>= 15 headache /month, selama 3 bulan
⚫Episodik menjadi kronik: chronification
⚫Chronic menjadi episodic
Faktor yang mempengaruhi cronisitas
(chronification)
⚫Faktor comorbid: depresi,
anxietas,obesitas,asma,snoring,adanya sakit kepala lain
⚫Faktor eksogen: stressfull live events,head
injury,caffeine
⚫Faktor karakter sakit kepala individu tsb: frekunsi
serangan,ada nya mual,alodenia
⚫Medikamentosa: MOH,treatment yg tdk efektif
Klasifikasi
∙ 1.1 Migraine without aura
∙ 1.2 Migraine with aura
∙ 1.3 Chronic migraine
∙ 1.4 Complications of migraine
⚫ 1.5 Probable migraine
⚫ 1.6 Episodic syndromes that may be associated with migraine
dx
⚫According to the International Headache Society, the diagnosis of migraine
requires that the patient has experienced at least 5 attacks that fulfill the
following 3 criteria and that are not attributable to another disorder. [1]
- First, the headache attacks must have lasted 4–72 hours (untreated or
unsuccessfully treated).
- -Second, the headache must have had at least 2 of the following
characteristics:
∙ Unilateral location
∙ Pulsating quality
⚫ However, bilateral decrease in rCBF, beginning at the occipital cortex and spreading anteriorly, has
been reported. More recently,
2.Neurovascular theory
⚫] According to this theory, migraine is primarily a neurogenic process with secondary changes
in cerebral perfusion. [12]
⚫ At baseline, a migraineur who is not having any headache has a state of neuronal
hyperexcitability in the cerebral cortex, especially in the occipital cortex.
⚫ Cortical spreading depression
-CSD is a well-defined wave of neuronal excitation in the cortical gray matter that spreads from its
site of origin at the rate of 2-6 mm/min.
⚫This cellular depolarization causes the primary cortical phenomenon or aura phase; in turn, it
activates trigeminal fibers, causing the headache phase. The neurochemical basis of the CSD is the
release of potassium or the excitatory amino acid glutamate from neural tissue. This release
depolarizes the adjacent tissue, which, in turn, releases more neurotransmitters, propagating the
spreading depression.
⚫
oligemia
3.oligemia
⚫Positron emission tomography (PET) scanning demonstrates that blood flow is moderately
reduced during a migrainous aura, but the spreading oligemia does not correspond to
vascular territories. The oligemia itself is insufficient to impair function. Instead, the flow is
reduced because the spreading depression reduces metabolism.
⚫Although CSD is the disturbance that presumably results in the clinical manifestation of
migraine aura, this spreading oligemia can be clinically silent (ie, migraine without aura).
Perhaps a certain threshold is required to produce symptoms in patients having aura but not in
those without aura.
4.Trigeminovascular system
⚫Activation of the trigeminovascular system by CSD stimulates nociceptive neurons on
dural blood vessels to release plasma proteins and pain-generating substances such as
calcitonin gene-related peptide, substance P, vasoactive intestinal peptide, and neurokinin A.
⚫The resultant state of sterile inflammation is accompanied by further vasodilation, producing
pain.
⚫ According to Moulton et al, altered descending modulation in the brainstem has been
postulated to contribute to the headache phase of migraine; this leads to loss of inhibition or
enhanced facilitation, resulting in trigeminovascular neuron hyperexcitability
terapi
⚫Migraine treatment involves acute (abortive) and preventive
(prophylactic) therapy. Patients with frequent attacks usually
require both. Measures directed toward reducing migraine triggers
are also generally advisable.
⚫ Acute treatment aims to reverse, or at least stop, the progression
of a headache that has started.
⚫ Preventive treatment, which is given even in the absence of a
headache, aims to reduce the frequency and severity of the
migraine attack, make acute attacks more responsive to abortive
therapy, and perhaps also improve the patient's quality of life
Moderate Severe Extremely Severe
Rizatriptan Almotriptan
Sumatriptan Frovatriptan
Zolmitriptan Eletriptan
Frovatriptan Ergotamine
Methysergide
Flunarizine
MAOIs
High efficacy
CGRP inhibitors
Second line Botulinum toxin
Cyproheptadine
Unproven efficacy Gabapentin
35
- Nyeri kepala : rasa nyeri atau tidak enak pada bagian
atas kepala dari orbita sampai ke oksipital
- Tension type headache: rasa nyeri dalam seperti tertekan
berat atau terikat erat,umunya bilateral yang pada
awalnya timbul secar episodik dan terikat dengan stress
dan berkembang nyaris muncul setiap hari dalam bentuk
kronis tanpa ada lagi kaitan psikologis yang jelas
- Sinonim :muscle contraction headache,psycomyogenic
headache
- 90% populasi pernah mengalami TTH
Etiologi
1.Disfungsi oromandibuler
2.Strees psikogenik
3.Anxietas
4.Depresi
5.Stress otot
6.Kelebihan obat pereda nyeri
⚫ Gambaran klinis
- Adanya nyeri kepala
- Tanpa adanya kelainan yang jelas selain kontraksi otot berlebihan
- Nyeri terasa bilateral, denga terlokalisir di kepala bagian depan,
temporal,belakang kepala,leher,punggung atas, bisa pula disertai
gangguan tidur (kronis)
- Tidak berdenyut
- Muncul perlahan selama beberapa jam kemudian terus
berlangsung selama beberapa hari
- Nyeri kepala seperti diikat,ditekan kuat
- Keluhan membaik dengan kompres hangat atau masage
Klasifikasi
1.TTH episodik infrequent
2.TTH episodik yang frequent
3.TTH kronik
4.Probable tension type headache
Diagnosa
1.TTH infrequent
a.Paling tidak terdapat 10 episode serangan dengan rata-rata < 1hari/bulan (< 12 hari/tahun)
dan memenuhi kriteria B-D
b.Nyeri kepala berlangsung 30 mnt sampai 7 hari
c.Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas:
1.Lokasi bilateral
2.menekan/mengikat
3.Intensitas ringan atau sedang
4.Tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga
d.Tidak didapatkan:
1.Mual dan muntah
2.Lebih dari 1 keluhan : foto fobia atau fonofobia
f.Tidak terkait dengan kelainan lain
TTH frequent
a.Paling tidak terdapat 10 episode serangan dalam 1-15 hari/bulan selama
paling tidak 3 bulan (12-180 hari/tahun) dan memenuhi kriteria b-d
B.Nyeri kepala berlangsung 30 menit sampai 7 hari
c.Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas:
1.Lokasi bilateral
2.menekan/mengikat
3.Intensitas ringan atau sedang
4.Tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga
d.Tidak didapatkan:
1.Mual dan muntah
2.Lebih dari 1 keluhan : foto fobia atau fonofobia
e.Tidak terkait dengan kelainan lain
TTH kronik
a.Nyeri kepala timbul ≥ 15 hari/bulan,berlangsung > 3 bulan (≥ 180
hari/tahun) dan juga memenuhi kriteria b-d
b.Nyeri kepala berlangsung beberapa jam atau terus menerus
c.Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas:
1.Lokasi bilateral
2.menekan/mengikat
3.Intensitas ringan atau sedang
4.Tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga
d. Tidak didapatkan:
1.Lebih dari satu : fotofobia,fonofobia,atau mual ringan
2.Mual sedang atau berat maupun muntah
e.Tidak ada kaitan dengan penyakit lain
patofis
⚫ Iskemi dan meningkatnya kontraksi otot-otot di kepala dan leher
diduga penyebab TTH
⚫ Riset terbaru membuktikan peningkatan substansi endogen di
otot trapezius penderita tipe frequent episodic TTH. Juga
ditemukan nitric oxide sebagai perantara (local mediator) TTH
⚫ Mekanisme myofascial perifer berperan penting pada TTH
episodik,
⚫ sedangkan pada TTH kronis terjadi sensitisasi central nociceptive
pathways dan inadequate endogenous antinociceptive circuitry.
⚫ Sensitisasi jalur nyeri (pain pathways) di sistem saraf pusat karena
perpanjangan rangsang nosiseptif (prolonged nociceptive stimuli)
dari jaringan-jaringan miofasial perikranial tampaknya
bertanggung-jawab untuk konversi TTH episodik menjadi TTH
kronis
gbr
TATALAKSANA
⚫Simtomatik
- Lebih efektif bila diberikan segera setelah kejadian
TTH
- Bisa dengan NSADs, paracetamol, atau kombinasi
- Terapi simtomatik diberikan sebanyak 2-3 kali per
minggu dan maksimal 2 dosis per hari
- Terapi preventif di berikan pada pasien dengan
peningkatan frekuensi dan durasi nyeri kepala atau
penderita dengan disabilitas
Tx farmakologi
⚫Paracetamol dosis 1000mg atau aspirin dosis 1000mg
⚫NSADs : ibuprofen 800mg,sodium naproxen
825mg,lumiracoxib (200mg at 400mg),diklofenak
12,5mg dan 25mg
⚫Metamizole 500mg / 1000mg
⚫Kombinasi analgesic, cafein dan sedative atau
transquiliser cukup efektif
Tx profilaksis
⚫Diberikan pada TTH kronik dan frekuens episodic
TTH,dengan memperhatikan komorbid (depresi/cemas)
⚫Diberikan pada kasus disabilitas akibat nyeri kepala > 4
hari /bln atau tidak ada respon terhadap tx simtomatik
⚫Tx dikatakan efektif bila mengurangi frekuensi serangan
atau derajat keparahan minimal 50%
⚫Dalam tx profilak perlu identifikasi factor pencetus dan
factor yg menguranginya
⚫Tx ini idealnya berbasis tunggal yg di titrasi pada dosis
rendah yg efektif dan di toleransi dengan baik
Obat untuk profilaksis;
1.Amitriptilin (antidepresan), dosis 10-25mg
2.Mirtazapin 30mg
3.Venlafaxin 150mg
4.maprotilin75mg
Tx non farmakologi
⚫EMG biofeedback
⚫Cognitif behaviour therapy
⚫Latihan relaksasi
⚫Akupuntur dan blok saraf
EPILEPSI
50
Epilepsi
Definisi secara konseptual
• Kelainan otak yang ditandai dengan kecenderungan untuk menimbulkan
bangkitan epileptik yang terus menerus dengan konsekuensi
neurobiologis,kognisi,psikologi,sosial
Definisi praktis
52
Penegakan diagnosa epilepsi
1. Memastika kejang epileptik atau non epileptik
2. Memastikan kejang /bangkitan epileptik tersebut unprovoked
3. Memastikan adanya bangkitan unprovoked tersebut berulang
minimal 24 jam
4. Menentukan bentuk kejang /bangkitan epilepsi
5. pemeriksaan fisik untuk menemukan defisit neurologi
6. pemeriksaan EEG
7. pemeriksaan pencitraan otak, terutama kejang yang muncul pertama
usia dewasa
Terapi epilepsi
Tujuan tx epilepsi Waktu memulai tx
58