Anda di halaman 1dari 3

Overview Case 2

Tn. M (65 tahun)

KU: ke IGD karena mengeluh lemah pada anggota gerak kanan mendadak sejak 24 jam yang
lalu  Mengalami hemiparesis
Hemiparesis adalah kondisi ketika salah satu sisi tubuh, dari kepala hingga kaki, mengalami
kelemahan sehingga sulit digerakkan. Kondisi ini umumnya dialami oleh penderita stroke dan
harus segera ditangani karena bisa menyebabkan kelemahan permanen dan kelumpuhan.

RPS
• Saat keluhan terjadi pasien sedang mengambil air wudhu untuk sholat subuh
• Mulut mencong dan bicara pelo: pada kondisi ini, seseorang akan sulit mengeluarkan
kata-kata dengan jelas karena adanya gangguan bicara atau kelemahan otot-otot yang
berfungsi untuk bicara, yang dalam istilah medisnya adalah Disarthria
• Tidak ada nyeri kepala dan penurunan kesadaran
• Baru pertama kali alami keluhan seperti ini
RPD
Diabetes Militus dan Hipertensi sejak 5 tahun, jarang kontrol ke dokter dan minum obat: bisa
jadi faktor risiko terjadinya thrombosis yang menyebabkan kekurangan suplai oksigen pada
otak, salah satu etiologi paling sering pada stroke iskemik.
RPSos
Perokok sejak 40 tahun yang lalu: faktor risiko juga deh pokoknya.
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran: compos mentis

• TD: 170/90 mmHg (hipertensi derajat 2)


• IMT: 31,9 (obesitas)
• Hemiparesis dextra flaccide
• Paresis N. VII dextra: dilakukan pemeriksaan N. facialis. Pada kondisi ini, seseorang
akan sulit mengeluarkan kata-kata dengan jelas karena adanya gangguan bicara atau
kelemahan otot-otot yang berfungsi untuk bicara, yang dalam istilah medisnya adalah
Disarthria

• Paresis N. XII dextra: dilakukan pemeriksaan N. hypoglossus (mulut mencong)


Dapat dijumpai penurunan skor GCS, kelumpuhan saraf kranial, kelemahan motorik, defisit
sensorik, gangguan otonom, maupun gangguan neurobehavior.
Biasanya dilakukan pemeriksaan neurologis dengan menggunakan The National Institutes of
Health Stroke Scale (NIHSS)

Pemeriksaan Penunjang
GDS: 315 mg/dl

 CT scan + CT angiografi/MRI + MRA otak


 EKG
 Doppler carotis
 Transcranial Doppler
 Lab : hematologi rutin, gula darah sewaktu, fungsi ginjal (ureum, kreatinin), activated
partial thrombin time (APTT), waktu prothrombin (PT), INR, gula darah puasa dan 2
jam PP, HbA1C, profil lipid, C-reactive protein, laju endap darah, dan pemeriksaan
atas indikasi seperti enzim jantung (troponin, CKMB), serum elektrolit, analisis
hepatik dan pemeriksaan elektrolit
 X-foto toraks
 Urinalisa
 Echokardiografi
 DSA serebral

Hipotesis
Stroke hemoragic  harusnya dibedain pake imaging (beda di etiologi nanti pokoknya
keliatan deh klo pake ct/mri)
Stroke-like syndrome  ga kuat bingung udah ngantuk nnti pagi cari lagi
Transient Ischemic Attack  biasanya within 24h udah resolve sendiri, tapi emg bisa jadi
warning untuk stroke.
Semua gejalanya mirip, cuma bisa dibedain dari pemeriksaan.
Diagnosis
Stroke Ischemic
Penatalaksanaan
Tujuan dari penatalaksanaan stroke secara umum adalah menurunkan morbiditas dan
menurunkan tingkat kematian serta menurunnya angka kecacatan.
• Tata laksana umum

1. Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan

2. Stabilisasi hemodinamik

3. Pengendalian tekanan intrakranial

4. Pengendalian kejang, jika diperlukan


5. Analgetik dan antipiretik, jika diperlukan

6. Gastroprotektor, jika diperlukan

7. Manajemen nutrisi

8. Pencegahan thrombosis vena dalam (DVT) dan emboli paru dengan


pemberian heparin atau LMWH

• Tata laksana spesifik

1. Trombolisis intravena: Alteplase dosis 0,6 – 0,9 mg/kgBB pada stroke iskemik
onset < 6 jam
2. Terapi endovaskuler: Trombektomi mekanik pada stroke iskemik dengan
oklusi karotis interna atau pembuluh darah intracranial onset < 8 jam
3. Manajemen hipertensi: Nikardipin, ARB, ACE-inhibitor, Ca antagonis, beta
bloker, diuretik
4. Manajemen gula darah: insulin, obat anti diabetik oral
5. Pencegahan stroke sekunder: antiplatelet, antikoagulan
6. Neuroprotector: Citicolin, Piracetam, Pentoksifilin
7. Terapi rehabilitasi medik

• Tata laksana intervensi/operatif

1. Carotid endarterectomy, sesuai indikasi


2. Carotid artery stenting, sesuai indikasi
3. Stenting pembuluh darah intrakranial, sesuai indikasi

• Edukasi identifikasi & pengendalian faktor risiko stroke

Anda mungkin juga menyukai