Anda di halaman 1dari 24

Farmakoterapi II

Stroke

Kelompok 4
Vicky Amalia
192521619

Nasrawati
Our 192521595
team 4
Nur Aenun
192521599

Resky Ramadhan
192521606
2. Patofisiologi

1. Definisi
Stroke
3. Tanda &
Gejala Klinis

Pokok Stroke 4. Diagnosis

Bahasan 5. Pengobatan

Penyelesaian
Kasus (SOAP)

6. Evaluasi
Hasil Terapi
Menurut WHO, stroke adalah suatu keadaan dimana ditemukan tanda-
tanda klinis yang berkembang cepat berupa defisit neurologik fokal
dan global yang dapat memberat dan berlangsung lama selama 24 jam
atau lebih dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vascular.
Definisi Stroke adalah penyakit serebrovaskular (pembuluh darah otak) yang
ditandai dengan gangguan fungsi otak karena adanya kerusakan atau
Stroke kematian jaringan otak akibat berkurang atau tersumbatnya aliran
darah dan oksigen ke otak. Aliran darah ke otak dapat berkurang
karena pembuluh darah otak mengalami penyempitan, penyumbatan,
atau perdarahan karena pecahnya pembuluh darah tersebut
Klasifikasi
Stroke
berdasarkan jenis stroke (Permana, 2018) :
a. Stroke iskemik
Infark serebri diawali dengan terjadinya penurunan Cerebral Blood Flow (CBF) yang
menyebabkan suplai oksigen ke otak dan berkurang. Nilai kritis CBF adalah 23 ml/100
gr/menit dengan nilai normal 50 ml/100 gr/menit. Penurunan CBF di bawah nilai normal
dapat menyebabkan infark. Suatu penelitian menyebutkan bahwa nilai CBF pada pasien
dengan infark adalah 4,8-8,4 ml/100 gr/menit. Patofisilogi stroke iskemik terbagi menjadi
vaskular dan metabolisme.

Patofisiologi
b. Stroke hemorhagik
Dibagi menjadi 2 :
Perdarahan intraserebral
Perdarahan masuk ke parenkim otak akibat pecahnya arteri penetrans yang
merupakan cabang dari pembuluh darah superficial dan berjalan tegak lurus menuju
Stroke
parenkim otak yang dibagian distalnya perdarahan dan penggunaan antikoagulan
seperti heparin, hipertensi kronis serta aneurisma
Perdarahan subaraknoid
Lokasi perdarahan umumnya terletak pada daerah ganglia basalis, pons, serebelum
dan thalamaus. Perdarahan pada ganglia basalis sering meluas hingga mengenai
kapsula internal dan kadang-kadang ruptur ke dalam rongga subaraknoid.
Proses patologik yang mendasari mungkin salah satu dari
berbagai proses yang terjadi di dalam pembuluh darah yang
memperdarahi otak. Patologinya dapat berupa :
• Keadaan penyakit pada pembuluh itu sendiri, seperti
pada aterosklerosis dan trombosis, robeknya dinding
pembuluh, atau peradangan.
• Berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah, Patofisiologi
misalnya syok atau hiperviskositas darah.
• Gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi Stroke
yang berasal dari jantung atau pembuluh ekstrakranium
atau Ruptur vaskular di dalam jaringan otak atau ruang
subaraknoid.
Faktor
Terjadinya

Stroke
Hipertensi
• Diabetes Mellitus
• Gangguan aliran darah sepintas
• Hiperkolesterol dan Merokok
• Usia
• Jenis Kelamin
• Ras/Etnis
• Riwayat Keluarga
a. Stroke iskemik
1. Transient ischemic attack (TIA) Timbul hanya sebentar selama
beberapa menit sampai beberapa jam dan hilang sendiri dengan atau
Tanda & tanpa pengobatan. Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama,
memperberat atau malah menetap.
Gejala 2. Reversible Ischemic Neurogic Difisit (RIND) Gejala timbul lebih
dari 24 jam.
3. Progressing stroke atau stroke inevolution Gejala makin lama makin
Stroke berat (progresif) disebabkan gangguan aliran darah makin lama
makin berat
4. Sudah menetap atau permanen
b. Stroke hemoragik
Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dengan daerah otak yang
terkena.
1. Lobus parietal, fungsinya yaitu untuk sensasi somatik, kesadaran
menempatkan posisi.
2. Lobus temporal, fungsinya yaitu untuk mempengaruhi indra dan
Tanda & memori
3. Lobus oksipital, fungsinya yaitu untuk penglihatan
4. Lobus frontal, fungsinya untuk mempengaruhi mental, emosi, fungsi
Gejala fisik, intelektual.

Stroke Stroke dapat mempengaruhi fungsi tubuh. Adapun beberapa


gangguanyang dialami pasien yaitu :
1) Pengaruh teradap status mental: tidak sadar, confuse
2) Pengaruh secara fisik: paralise, disfagia, gangguansentuhan dan
sensasi, gangguan penglihatan, hemiplegi (lumpuh tubuh sebelah).
3) Pengaruh terhadap komunikasi: afasia (kehilangan bahasa), disartria
(bicara tidak jelas).
Siriraj Stroke Score (2,5 X Derajat Kesadaran) + (2 X muntah) + (2 X sakit
kepala) + (0,1 X tekanan darah diastol) – (3 X ateroma) – 12 .

Diagnosis

Skor: < -1 : curiga stroke non perdarahan . -1 s/d 1 : ragu-ragu , ≥ 1 : curiga stroke
perdarahan.
Pemeriksaan klinis yang dapat digunakan untuk menegaskan adanya stroke, yaitu:
• Diagnosa secara umum, dimungkinkan pasien tidak bisa menjelaskan tentang
penyakitnya dengan baik, sehingga untuk informasi secara umum dapat
ditanyakan pada keluarga pasien.
• Test laboratorium (peningkatan faktor pembekuan akibat kekurangan protein C
dan antiphospolipid antibody).
• Test penunjang lainnya :
TTE (Transthoracic achocardiogram) CT Scan (Computerized tomoghraphy)
MRI (Magnetic Resonance Imaging) TCD (Transcranial doppler)
Diagnosis
 Computerized Tomography Scan
Untuk menentukan perdarahan atau penyumbatan atau massa di dalam
otak. Di samping itu juga bisa untuk menentukan lokasi dan ukuran
lesi.
 Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Dapat memberikan hasil gambar yang lebih detail dibanding CT Scan,
tetapi waktu yang dibutuhkan lebih lama. Selain itu biaya juga lebih
mahal
Pemeriksaan  Carotid Doppler ultrasound
Untuk melihat apakah ada penyempitan atau penurunan alirah darah,
Penunjang terutama pada arteri carotis.
 EKG
Untuk mengevaluasi fungsi jantung sehingga dapat diketahui apakah
ada gangguan pada jantung yang dapat merupakan sumber emboli.
 Tes darah
Darah rutin, sedimentation rate, dan C-reactive protein dapat
diusulkan. Kadar elektrolit atau fungsi ginjal juga dapat
dipertimbangkan.
Lanjutan…
FARMAKOLOGI
Terapi Farmakologi Stroke Iskemik :
Agen Trombolitik
Merupakan pengobatan yang efektif untuk stroke iskemik dengan mekanisme kerja meningkatkan
trombolisis dengan mengkonversi plasminogen menjadi plasmin yang menurunkan fibrin dan fibrinogen.
Contoh : π-PA (recombinant tissue Plasminogen Activator)
Agen Antiplatelet
Antiplatelet bekerja dengan cara mengurangi agregasi platelet, sehingga dapat menghambat pembentukan
trombus pada sirkulasi arteri. Contoh : Aspirin, Klopidogrel, Dipiridamol, Cilostazol
Agen Antikoagulan
Penggunaan utama antikoagulan adalah untuk mencegah pembentukan trombus atau memecah trombus
yang sudah terbentuk di sisi vena dengan aliran yang lambat, dimana trombus terdiri dari jaringan fibrin
dengan trombosit dan sel darah merah. Contoh : Warfarin dan Heparin
Agen Neuroprotektif
Merupakan pengobatan dengan tujuan memperbaiki aliran darah otak serta metabolisme regional di daerah
iskemia otak. Obat-obat ini misalnya: citicoline, pentoxifylline, dan piracetam. Penggunaan obat-obat ini melalui
beberapa percobaan klinik dianggap bermanfaat.

Pengobatan
FARMAKOLOGI
Terapi Farmakologi Stroke Hemoragik
Target pengobatan pada stroke perdarahan adalah untuk mengatasi vasokonstriksi atau kontraksi dari pembuluh
darah arteri, yang mana vasokonstriksi tersebut timbulnya secara perlahan dan mencapai puncaknya pada hari ke-
5 sampai ke-10, karena itu masih bisa dicegah sebelum hari ke-5. Terpai khusus stroke perdarahan yaitu tindakan
bedah atau dengan obat. Dalam hal ini untuk mengatasi kontraksi arteri (vasospasme) sehingga diameter atau
lumen arteri melebar atau terbuka kembali (vasodilatasi).
Kalsium kanal bloker (nimodipine) dianjurkan untuk mengurangi tingkat keparahan. Nimodipine diberikan
dengan dosis 60 mg setiap 4 jam dan dilanjutkan selama 21 hari.

NON FARMAKOLOGI :
Mengontrol kadar gula dalam darah.
Mengontrol kadar kolesterol.
Mengontrol tekanan darah dalam batas normal.
Pemberian nutrisi yang sesuai.
Konsumsi sayuran dan buah, serta minum mengandung oksigen.

Pengobatan
Alogaritma
Terapi
Sumber
Kasus
Pasien datang ke IGD RSUD dr. Sayidiman dengan keluhan kelemahan anggota
gerak dan bicara pelo, keluhan muncul mendadak 1 hari SMRS saat pasien
bangun tidur. Gejala penyerta lainya mual dan muntah (-), demam (+), sesak
nafas (+) makan berkurang, suara grog-grog, BAK (+) lewat kateter dan BAB
(-). Menurut pengakuan keluarga pasien memiliki riwayat stroke sudah sejak 4
tahun yang lalu,stroke tanpa perdarahan bagian dektra, dan memiliki riwayat
hipertensi terkontrol. Dan satu minggu yang lalu pasien jatuh terpleset Pada
pemeriksaan didapatkan kondisi umum tampak lemah, sopor, E2V2M4, berat
badan pasien 60 kg, tinggi badan 165 cm, tekanan darah 184/103 mmHg, nadi
Contoh 121x/menit, respiratory rate 24x/menit dengan SpO2 96%, suhu 37,8oC.
Pemeriksaan fisik thorax didapatkan ronkhi (+/+). Pada pemeriksaan status
Kasus neurologis ekstremitas atas dan bawah kanan mengalami kelemahan anggota
gerak, kekuatan otot lateralisasi kanan dan refleks fisiologi meningkat pada
bagian kanan. Pemeriksaan penunjang darah lengkap didapatkan hasil angka
leukosit (AL) 12,73/mm3,HGB 18,6 g/dl, GDS 118 Mg/dl, serum creatinin 1,23.
Gambaran CT-Scan Tampak lesi hipodense batas sebagaian tegas di corona
radiata kiri kesan subacute ischemic infarct di corona radiata kiri.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Ka
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Usia : 60 tahun
Alamat : Dadi 11/06 Magetan
Keluhan utama Kelemahan anggota gerak sisi kanan dan bicara pelo.
Riwayat penyakit sekarang Pasien datang ke IGD RSUD dr. Sayidiman dengan keluhan
kelemahan anggota gerak dan bicara pelo, keluhan muncul mendadak 1 hari SMRS saat pasien
bangun tidur. Gejala penyerta lainya mual dan muntah (-), demam (+), sesak nafas (+) makan
berkurang, suara grog-grog, BAK (+) lewat kateter dan BAB (-). Menurut pengakuan keluarga

Contoh pasien memiliki riwayat stroke sudah sejak 4 tahun yang lalu, stroke tanpa perdarahan bagian
dektra, riwayat hipertensi terkontrol. Dan satu minggu yang lalu pasien jatuh terpleset.
Riwayat penyakit dahulu:
Kasus 1) Riwayat alergi : tidak ada
2) 2) Riwayat diabetes mellitu: tidak ada
3) 3) Riwayat penyakit paru kronis : tidak ada
4) 4) Riwayat penyakit jantung: tidak ada
5) 5) Riwayat hipertensi: (+) muncul saat pertama terkena stroke
6) 6) Riwayat penyakit hati : tidak ada
7) 7) Riwayat penyakit ginjal: tidak ada
8) 8) Riwayat asma:tidak ada
Riwayat penyakit Keluarga
1) Riwayat sakit serupa : kakak kandung pasien riwayat stroke
2) Riwayat HT : disangkal
3) Riwayat DM : disangkal
Riwayat kebiasaan
4) Riwayat merokok: disangkal
5) Riwayat minum alcohol : disangkal
6) Riwayat konsumsi obat penenang: disangkal
7) Riwayat konsumsi narkotika: disangkal

Contoh
Kasus
Subjektif
Pasien mengalami keluhan kelemahan anggota gerak kanan dan bicara pelo. Dirasakan setelah
bangun tidur secara tiba-tiba. Gejala penyerta lainya mual dan muntah (-), demam (+), sesak
nafas (+) makan berkurang, suara grog-grog, BAK (+) lewat kateter dan BAB (-). Menurut
pengakuan keluarga pasien memiliki riwayat stroke sudah sejak 4 tahun yang lalu,stroke tanpa
perdarahan bagian dektra, dan memiliki riwayat hipertensi terkontrol. Dan satu minggu yang
lalu pasien jatuh terpleset

Objektif
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil keadaan umum pasien sedang dengan

Contoh kesadaran sopor GCS E2V2M4, TD 184/103 mmHg, RR 24 x/menit, HR 121 x/menit, suhu
tubuh 37,8°C dan SpO2 96%. Pada pemeriksaan fisik thoraks pada palpasi didapatkan

Kasus
fremitus dada kanan dan kiri sama, perkusi sonor dan pada auskultasi suara tambahan Ronkhi
(+). Pemeriksaan neurologi motorik didapatkan kekuatan otot lateralisasi dextra, refleks
fisiologis pada ektremitas dektra mengalami peningkatan. Pada pemeriksaan penunjang,
dilakukan pemeriksaan darah lengkap, gula darah sewaktu, foto rontgen thorax, EKG dan
CTScan. Pada pemeriksaan darah lengkap tampak leukositosis dan GDS dalam batas normal.
Pada pemeriksaan foto rontgen thorak tak tampak infiltrat, pemeriksan CTSCAN didapatkan
Tampak lesi hipodense batas sebagaian tegas di corona radiata kiri, lesi hipodense multiple
lacunar di capsula eksterna kanan, anterior limb capsila interna kiri, corona radiata kiri.
DIAGNOSIS KERJA / ASSESMENT
Diagnosis Klinis : Hemiparase dextra
Diagnosis Topis :Subacute ischemic infarct di corona radiata kiri
Diagnosis Etiologi : SNH recurrent, pneumonia

Plan
● INF NaCL 0,09% 18tpm
● Nebul Ventolin
● O2 NRM 10 lpm
● Inj Nicardipin 12 cc

Contoh ● Inj. Piracetam 3g/8 jam


● Inj. citicolin 250 mg/12 jam
● Inj. Ceftriaxon 1 g/ 8 jam
Kasus ● Inj. paracetamol 1 g/8jam
● Sucralfat syr 3x CTH II
KESIMPULAN Pada kasus ini, pasien didiagnosis kerja:
Diagnosis Klinis: Hemiparase dextra
Diagnosis Topis : Subacute ischemic infarct di corona radiata kiri
Diagnosis Etiologi : SNH recurrent, pneumonia .
Penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Thanks
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by
Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai