A. PENGERTIAN
Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus di tangani
secara tepat dan cepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak
yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi
pada siapa saja dan kapan saja. Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya
iskemia akibat emboli dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama
beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun
terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema
sekunder. (Arif Muttaqin, 2008)
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit neurologis
mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak. Istilah stroke
biasanya digunakan secara spesifik untuk menjelaskan infark serebrum (Nurarif &
Hardhi, 2015).
B. ETIOLOGI
Stroke terjadi saat trombus menutup pembuluh darah, menghentikan aliran darah
ke jaringanotak yang disediakan oleh pembuluh dan menyebabkan kongesti dan
radang. Trombosis initerjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi
sehingga menyebabkan iskemia jaringanotak yang dapat menimbulkan oedema
dan kongesti di sekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pada orang tua yang
sedang tidur atau bangun tidur.Hal ini dapat terjadi karena penurunanaktivitas
simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan
iskemiaserebral.Tanda dan gejala neurologis seringkali memburuk pada 48 jam
setelah trombosis.
2. Embolisme cerebral
Emboli serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian
tubuhyang lain) merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan
darah, lemak dan udara.Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung
yang terlepas dan menyumbat sistemarteri serebral.Emboli tersebut berlangsung
cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik
3. Iskemia
Gejala yang paling sering dijumpai pada penderita umumnya dikelompokan atas 4
macam :
1. Gangguan neurologis.
2. Gangguan psikologis.
3. Keadaan kebingungan.
4. Reaksi depresif
D. PATOFISIOLOGI
Menurut (Muttaqin, 2008) Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area
tertentu di otak. Luasnya infark hergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan
besarnya pembuluh daralidan adekdatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang
disuplai oleh pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah
(makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal (trombus, emboli, perdarahan, dan
spasme vaskular) atau karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan pant dan
jantung). Aterosklerosis sering sebagai faktor penyebab infark pada otak. Trombus
dapat berasal dari plak arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area yang stenosis,
tempat aliran darah mengalami pelambatan atau terjadi turbulensi Trombus dapat
pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran darah.
Trombus mengakihatkan iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah
yang bersangkutan dan edema dan kongesti di sekitar area. Area edema ini
menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu sendiri. Edema dapat
berkurang dalam beberapa jam atau kadang-kadang sesudah beberapa hari.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Muttaqin (2008), pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan ialah sebagai
berikut :
1. Laboratorium
2. Foto Thorax
Dapat memperlihatkan keadaan jantung. Serta mengidentifikasi kelainan paru
yang potensial mempengaruhi proses manajemen dan memperburuk prognosis.
3. Angiografi serebral
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti perdarahan
arteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari sumber perdarahan seperti
aneurisma atau malformasi vaskular.
4. Lumbal pungsi
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada carran lumbal
menunjukkan adanya hernoragi pada subaraknoid atau perdarahan pada
intrakranial. Peningkatan jumlah protein menunjukkan adanya proses inflamasi.
Hasil pemeriksaan likuor merah biasanya dijumpai pada perdarahan yang masif,
sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likuor masih normal
(xantokrom) sewaktu hari-hari pertama.
5. CT scan.
Pemindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi henatoma,
adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, dan posisinya secara pasti. Hasil
pemeriksaan biasanya didapatkan hiperdens fokal, kadang pemadatan terlihat di
ventrikel, atau menyebar ke permukaan otak.
6. MRI
MRI (Magnetic Imaging Resonance) menggunakan gelombang magnetik untuk
menentukan posisi dan besar/luas terjadinya perdarahan otak. Hasil pemeriksaan
biasanya didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari hemoragik.
7. USG Doppler
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistem karotis).
8. EEG
Pemeriksaan ini berturuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari
jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.
G. PENATALAKSANAAN
g) Rehabilitasi neurologic
H. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis
kelamin, pendidikan,alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam
MRS, nomor register, dandiagnosis medis.
b. Keluhan utama Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongau kesehatan
adalah kelemahananggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat
berkomunikasi, dan penurunantingkat kesadaran.
c. Riwayat penyakit sekarang Serangan stroke hemoragik sering kali berlangsung
sangat mendadak, pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi
nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejangsampai tidak sadar, selain gejala
kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otakyang lain.Adanya
penurunan atau perubahan pada tingkat kesadaran disebabkan perubahan didalam
intrakranial. Keluhan perubahan perilaku juga umum terjadi. Sesuai
perkembangan penyakit, dapat terjadi letargi, tidak responsif, dan konia.
f. Pengkajian psikososiospiritual
g. Pemeriksaan Fisik
j. Status mental
k. Fungsi Intelektual
brain damage yaitu kesulitan untuk mengenal persamaan dan perbedaan yang
tidak begitu nyata.
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
5. Menurunkan
terjadinya komplikasi
5. Mengetahui
perkembangan
mobilisasi klien sesudah
latihan ROM
3. Resiko kerusakan Tissue integrity : 1. Anjurkan pasien 1. Kulit bisa lembap dan
integritas kulit b.d skin and mucous untuk menggunakan mungkin merasa tidak
faktor resiko : membranes pakaian yang bisa istirahat atau perlu
lembap longgar untuk bergerak
Kriteria Hasil :
2. Hindari kerutan 2. Menurunkan
1. Integritas kulit
pada tempat tidur terjadinya resiko infeksi
yang baik bisa di
pada bagian kulit
pertahankan 3. Jaga kebersihan
kulit agar tetap 3. Cara pertama untuk
2. Tidak ada
bersih dan kering mencegah terjadinya
luka/lesi pada
infeksi
kulit 4. Mobilisasi pasien
(ubah posisi pasien) 4. Mencegah terjadinya
3. Mampu
setiap dia jam sekali komplikasi selanjutnya
melindungi kulit
dan 5. Monitor kulit 5. Mengetahui
mempertahankan akan adanya perkembangan terhadap
kelembapan kulit
dan perawatan kemerahan terjadinya infeksi kulit
alami
6. Kolaborasi 6. Menurunkan resiko
pemberian antibiotik terjadinya infeksi
sesuai indikasi
https://lifepack.id/apa-itu-stroke-non-hemoragik/
http://www.rsannisa.co.id/artikel/kesehatan/seputar-stroke-non-haemorrhagic
http://eprints.undip.ac.id/46789/3/Masayu_Prakasita_22010111140160_Lap.KTI_Bab2.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2096/1/KTI%20NUSATIRIN.pdf
http://eprints.umpo.ac.id/6185/3/BAB%202.pdf
https://imgv2-2-f.scribdassets.com/img/document/228960451/original/
751f458049/1622816319?v=1