Anda di halaman 1dari 50

~ Case Report ~

Stroke Non Hemoragik


Regitha Octaviola
19.650.50.058

Pembimbing:
dr. Christina N.L. Aritonang, Sp.N

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN


PERIODE 04 NOVEMBER - 07 DESEMBER 2019
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2019
1

Tinjauan
Pustaka

2
Definisi
PERDOSSI WHO
Stroke adalah suatu Stroke adalah tanda-tanda klinis
gangguan fungsi saraf akut yang berkembang cepat akibat
secara fokal atau global yang gangguan fungsi otak fokal (atau
disebabkan oleh karena global), dengan gejala-gejala yang
gangguan peredaran darah berlangsung selama 24 jam atau
otak, secara mendadak yang lebih, dapat menyebabkan
menimbulkan gejala dan kematian, tanpa adanya
tanda sesuai dengan daerah penyebab lain selain vaskuler.
fokal di otak yang terganggu.
3
Klasifikasi Stroke Menurut Marshall

Patologi anatomi dan Stadium dan Sistem pembuluh


penyebabnya pertimbangan waktu darah
Stroke Iskemik ◈ TIA - RIND ◈ Sistem karotis
◈ Stroke – in – evolution ◈ Sistem vertebro-basilar
◈ Transient Ischemic
Attack (TIA) ◈ Completed stroke
◈ Trombosis serebri
◈ Emboli serebri
Stroke Hemoragik
◈ Perdarahan intraserebral
◈ Perdarahan
subarachnoid

4
5
Klasifikasi Stroke Iskemik

1. TIA (transient ischemic attack) atau serangan stroke sementara : gejala defisit neurologis
hanya berlangsung kurang dari 24 jam. TIA menyebabkan penurunan jangka pendek dalam
aliran darah ke suatu bagian dari otak. TIA biasanya berlangsung selama 10-30 menit.
2. RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit): gejala defisit neurologi yang akan
menghilang dalam waktu lebih lama dari 24 jam, tetapi gejala akan menghilang tidak lebih
dari 7 hari.
3. Stroke evolution (Progressing Stroke) : kelainan atau defisit neurologi yang berlangsung
secara bertahap dari yang ringan sampai yang berat sehingga makin lama makin berat.
4. Stroke komplit (Completed Stroke) : kelainan neurologis yang sudah menetap dan tidak
berkembang lagi.

6
Patofisiologi
Stroke non hemoragik disebabkan karena
terjadinya penurunan aliran darah atau bahkan terhenti
sama sekali pada area tertentu di otak. Terjadinya
gangguan aliran darah pada otak dapat menyebabkan
gangguan pasokan oksigen dan glukosa. Bila gangguan
pasokan tersebut terjadi hingga melewati batas toleransi
maka dapat mengakibatkan kematian sel.
Gangguan pasokan darah otak dapat terjadi
dimana saja di dalam arteri-arteri yang membentuk
sirkulus willisi serta cabang-cabangnya. Perlu di ingat
bahwa penyumbatan di suatu arteri tidak selalu
menyebabkan infark di daerah otak yang di perdarahi
oleh arteri tersebut dikarenakan masih terdapat sirkulasi
kolateral yang memadai ke daerah tersebut.

7
Proses Patologik yang Sering Mendasari dari Berbagai
Proses yang terjadi diantaranya dapat berupa :
◈ Keadaan penyakit pada pembuluh darah itu sendiri, seperti pada aterosklerosis
dan thrombosis.
◈ Berkurangnya perfusi akibat gangguan aliran darah, misalnya syok.
◈ Gangguan aliran darah akibat embolus infeksi yang berasal dari jantung.
Dari gangguan pasokan darah yang ada di otak tersebut dapat menjadikan
terjadinya kelainan-kelainan neurologi tergantung bagian otak mana yang tidak
mendapat suplai darah, yang diantaranya dapat terjadi kelainan di sistem motorik,
sensorik, fungsi luhur, yang lebih jelasnya tergantung saraf bagian mana yang
terkena.

8
Faktor Risiko
Tidak dapat dimodifikasi Dapat dimodifikasi B. MINOR
- Usia A. MAYOR - Hiperkolesterol
- Hipertensi - Hematokrit tinggi
- Jenis kelamin - Penyakit jantung - Obesitas
- Herediter - Sudah ada manifestasi - Kadar asam urat tinggi
aterosklerosis secara klinis - Kadar fibrinogen tinggi
- Ras - Diabetes mellitus
- Polisitemia
- Riwayat stroke
- Perokok

9
10
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. P. Fisik
3. P. Penunjang

11
SIRIRAJ SCORE

( 2,5 x derajat kesadaran ) + ( 2 x vomitus ) + ( 2 x nyeri kepala ) + ( 0,1 x


tekanan diastolik ) – ( 3 x petanda ateroma ) – 12

SS > 1 : Stroke Hemoragik


-1 < SS < 1 : perlu konfirmasi CT Scan
SS < -1 : Stroke Non Hemoragik

12
Algoritma Gadjah Mada
13
◈ Dasar diagnosis dari stroke dapat ditegakkan melalui anamnesa,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan penunjang.
◈ Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
◈ Brain Imaging : MRI (bila diperlukan) atau CT-Scan
◈ Vascular Imaging : MRA, CTA, atau carotid ultrasound (bila diperlukan)
◈ Laboratorium : Pemeriksaan kimia darah lengkap, elektrolit, ureum,
kreatinin, asam urat, fungsi hati (SGOT/SGPT/CPK), aPTT, profil lipid
(kolesterol total, trigliserida, LDL, HDL, gula darah sewaktu, HbA1c,
troponin).
◈ EKG
◈ Echocardiography (bila curiga terdapat kardioemboli)
14
Penatalaksanaan

◈ Pengobatan Umum
(Breathing, Blood, Bowel, Bladder, Brain)
◈ Pengobatan Khusus
(Trombolisis, Antikoagulan, Anti agregasi trombosit,
Neuroprotekto, Anti edema)
◈ Rehabilitasi
(Fisioterapi, Speech therapy)

15
Fase Akut (hari ke 0 – 14 sesudah onset penyakit)
Sasaran pengobatan pada fase ini adalah menyelamatkan neuron yang
menderita jangan sampai mati dan agar proses patologik lainnya yang
menyertai tidak mengganggu atau mengancam fungsi otak. Tindakan dan
obat yang diberikan harus menjamin kecukupan perfusi darah ke otak.
Karena itu dipelihara fungsi optimal.
- Respirasi : jalan napas harus bersih dan longgar
- Jantung : harus berfungsi baik, bila perlu pantau EKG
- Tekanan darah : dipertahankan pada tingkat optimal, dipantau jangan
sampai menurunkan perfusi otak
- Gula darah : kadar gula yang tinggi pada fase akut tidak boleh
diturunkan secara drastis, terutama bila pasien memiliki diabetes mellitus
kronis
- Balans cairan: bila pasien dalam keadaan gawat atau koma balans
16 asam basa darah harus dipantau.
cairan, elektrolit, dan
Penggunaan obat untuk memulihkan aliran darah dan metabolisme otak yang menderita di
daerah iskemi (ischemic penumbra) masih menimbulkan perbedaan pendapat. Obat-obatan yang
sering dipakai untuk mengatasi stroke iskemik akut:
◈ Terapi Trombolitik: Penggunaan rt-PA (Recombinant Tissue Plasminogen Activator)
◈ Antikoagulan: Warfarin dan heparin
◈ Anti Oedema Otak: gliserol 10% melalui infus 1gr/kgBB/hari selama 6 jam atau dapat diganti
dengan manitol 10%.
◈ Citicolin
◈ Piracetam: Piracetam adalah bahan psikotropik yang meningkatkan secara langsung efisien
dari fungsi otak dalam hal proses kognitif, yang berkaitan dengan proses belajar, memori,
pikiran dan kesadaran dalam keadaan deficit maupun normal, namun tanpa efek sedasi atau
stimulant
◈ Nimodipin: Obat golongan calcium channel antagonist, memiliki efek neuroprotektor dalam
mencegah deficit neurologis iskemik dan keluaran yang buruk pada perdarahan subaraknoid
karena rupture. Dosis yang digunalan 60 mg per oral setiap 4 jam selama 21 hari.
17
Fase Pasca Akut
Setelah fase akut berlalu, sasaran pengobatan dititik-beratkan pada tindakan rehabilitasi
penderita, dan pencegahan terulangnya stroke.
◈ Rehabilitasi
Stroke merupakan penyebab utama kecacatan pada usia di atas 45 tahun, maka yang paling
penting pada masa ini adalah upaya membatasi sejauh mungkin kecacatan penderita, fisik
dan mental, dengan fisioterapi, terapi wicara, dan psikoterapi.
◈ Terapi preventif
Tujuannya untuk mencegah terulangnya atau timbulnya serangan baru sroke,dengan jalan
antara lain mengobati dan menghindari faktor-faktor resiko stroke seperti:
⬥ Mengontrol tekanan darah pada penderita hipertensi
⬥ Mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus
⬥ Menghindari faktor risiko stroke, seperti rokok, alkohol, obesitas, dll

18
Komplikasi
1. Edema serebral dan peningkatan tekanan intrakranial
Edema serebral yang cukup luas dan peningkatan tekanan intrakranial yang cukup tinggi
dapat menyebabkan herniasi atau kompresi batang otak.
2. Kejang
Kejang biasanya muncul dalam 24 jam pertama paska stroke dan biasanya parsial dengan atau
tanpa berkembang menjadi umum. Kejang berulang terjadi pada 20-80% kasus.
3. Transformasi Hemoragik
Beberapa penelitian menduga pada hampir semua kejadian infark selalu disertai komponen
perdarahan berupa petekie. Dengan menggunakan CT-scan, sekitar 5% dari kejadian infark
dapat selanjutnya berkembang menjadi transformasi perdarahan. Lokasi, ukuran dan etiologi
stroke dapat mempengaruhi terjadinya komplikasi ini.

19
2

Laporan Kasus

20
1. Identitas Pasien

Nama : Ny. S
Umur : 75 tahun
Alamat : Kampung Melayu
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SD
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status : Menikah
Tanggal Masuk : 10 November 2019

21
2. Anamnesis

Autoanamnesis
Keluhan Utama : Lemah separuh badan sejak 3 jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD RSU UKI dengan keluhan lemah separuh badan sejak 3 jam
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan dirasakan pada separuh badan sebelah kanan.
Keluhan juga dirasakan mendadak dan terus menerus sampai pasien kesulitan untuk
duduk maupun berdiri. Pasien mengatakan keluhan dirasakan saat pasien makan
siang. Selain itu pasien juga merasakan mual. Muntah disangkal, sakit kepala
disangkal, rasa berputar disangkal, kejang disangkal, gangguan penglihatan disangkal,
dan penurunan kesadaran disangkal. Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang
sama sebelumnya.
22
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 15 tahun yang lalu, terkontrol Amlodipine
10mg.
Riwayat Penyakit dalam Keluarga :
Kelurga pasien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus, dan
stroke.
Riwayat Kebiasaan Pribadi :
Kegiatan pasien sehari-hari biasanya mencuci dan mengepel rumah, tidur-tiduran,
dan pasien tidak rutin berolahraga. Pasien tidak meminum alkohol dan tidak
merokok.

23
3. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Umum
Kesadaran umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis, GCS: E4M6V5
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Suhu : 36.7 C
Respirasi rate : 18x/menit
Nadi : 98x/menit
SpO2 : 97%

24
Pemeriksaan Umum

Umur klinis : 70
Stigmata : Tidak ada
Kulit : Sawo matang
Turgor : Baik
KGB : Tidak teraba membesar.
Kuku : Tidak sianosis
Pembuluh darah : Tidak ada pelebaran Pembuluh Darah
- Arteri karotis : Palpasi kanan dan kiri : denyut +/+
- Auskultasi : Bruit (-)

25
Pemeriksaan Fisik Neurologis
1. Rangsang Meningeal
Kaku kuduk : (-)
Kuduk kaku : (-)
Kernig : (-/-)
Laseque : >70◦ / >70◦
Brudzinsky I : (-/-)
Brudzinsky II : (-/-)

26
2. Nervus Cranialis
N.I Olfactorius N. III, IV, VI Occulomotorius,
Penciuman : Tidak dilakukan Trochlearis, Abducens
Sikap bola mata : Di tengah
N.II Opticus Ptosis : (-/-)
Visus : 1/60 – 1/60 Strabismus : (-/-)
Lihat warna : Tidak buta Nistagmus : (-/-)
warna Eksoftalmus : (-/-)
Kampus : Luas Enoftalmus : (-/-)
Funduskopi : Tidak Diplopia : (-/-)
dilakukan Deviasi konjugae : (-/-)

27
Pergerakan bola mata
N. V Trigeminus
Lateral kanan : Baik
Lateral kiri : Baik Motorik
Atas : Baik Buka-tutup mulut : (+)
Bawah : Baik Gerak rahang ke lateral : (+)
Berputar : Baik Menggigit: M. Maseter : (+/+)
M. Temporal : (+/+)
Sensorik
Pupil
Rasa raba : (+/+)
Bentuk : Bulat, isokor diameter
Rasa nyeri : (+/+)
3mm/3mm
Rasa suhu : Tidak dilakukan
RCL : +/+
Refleks kornea : (+/+)
RCTL : +/+
Refleks maseter: (+/+)
Refleks akomodasi : +/+
28
N. VII Fasialis N. VIII Vestibulocochlearis
Sikap wajah saat istirahat : ◈ Vestibularis
Asimetris Vertigo : (-)
Angkat alis : (+/+) Nistagmus : (-)
Kerut dahi : (+/+)
◈ Koklearis
Lagoftalmus : (-/-)
Suara berisik : Tidak dapat dinilai
Menyeringai : SNL mendatar
Gesekan jari : Tidak dapat dinilai
di kanan
Test rinne : (+/+)
Rasa 2/3 depan lidah : Tidak
Test webber : Tidak ada
dilakukan
lateralisasi
Fenomena chovstek : Tidak
Test swabach : Sama dengan
dilakukan
pemeriksa
29
N. XI Aksesorius
N. IX, X Glossofaringeus, Vagus Mengangkat bahu : (+/+)
Arcus faring : Simetris Menoleh : (+/+)
Pallatum mole : Intak
Disfoni : (-)
N. XII Hipoglossus
Rhinolali : (-)
Sikap lidah dalam mulut :
Disfagia : (+)
Ditengah
Batuk : (+)
Julur lidah : Lidah deviasi ke
Menelan : (+)
kanan
Refleks faring : (+)
Atrofi : (-)
Refleks okulokardiak: Tidak dilakukan
Tremor: (-)
Reflek sinus caroticus: Tidak dilakukan
Fasikulasi : (-)
Tenaga otot lidah : Lemah
30
3. Motorik
Gerakan spontan abnormal Derajat kekuatan otot 3333 5555
Kejang : (-) 3333 5555
Tetani : (-) Tonus otot
Tremor : (-) Lengan : Hipotonus/Hipotonus
Khorea : (-) Tungkai : Hipotonus/Hipotonus
Atestosis : (-)
Balismus : (-) Berdiri
Diskinesia : (-) Jongkok-berdiri : Tidak dilakukan
Mioklonik : (-) Jalan: -Langkah baik: Tidak dilakukan
- Lenggang tangan: Tidak
dilakukan
Trofi otot
Diatas tumit: Tidak dilakukan
Lengan : Eutrofi / Eutrofi Jinjit : Tidak dilakukan
Tungkai : Eutrofi / Eutrofi
31
4. Koordinasi

◈ Statis ◈ Dinamis
Duduk: Tidak dilakukan Telunjuk hidung : (+)
Berdiri: Tidak dilakukan Jari-jari : (+)
Tes Romberg: Tidak Tremor intens : (-)
dilakukan Disdiadokokinessis : (-)
Tes Romberg dipertajam : Menulis: Tidak dapat dinilai
Tidak dilakukan Dismetri : (-)
Rebound Phenomenon: (-)
Tumit lutut : Tidak dapat dinilai
Disatria : (+)
32
5. Refleks ◈ Refleks patologis
Babinski : (-/-)
Chaddock : (-/-)
◈ Refleks Tendo
Oppenheim: (-/-)
Biceps : (+/++)
Gordon : (-/-)
Triceps: (+/++)
Schaeffer : (-/-)
Brachioradialis : (+/++)
Rossolimo : (-/-)
Brachioulnaris : (+/++)
Mendel Bechtrew : (-/-)
KPR : (+/++)
Hoffman Trommer: (-/-)
APR : (+/++)
Gonda : (-/-)
Klonus kaki: (-/-)
Klonus lutut: (-/-)
33
6. Sensibilitas 7. Vegetatif

◈ Eksteroseptif
Rasa raba : (+/+) Miksi : Baik
Rasa nyeri : (+/+) Defekasi : Baik
Rasa Suhu : Tidak dapat Salivasi : Normosaliva
dinilai Sekresi keringat :
Normosekresi
◈ Propioseptif
Fungsi seks : Tidak
Rasa sikap : Tidak
dilakukan
dilakukan
Rasa getar : Baik

34
8. Fungsi Luhur/Kognitif 9. Tanda-tanda Regresi

◈ Memori : Baik ◈ Refleks menghisap : (-)


Bahasa : Dapat Refleks menggigit : (-)
dimengerti Refleks memegang : (-)
Afek dan emosi : Serasi Snout reflex : (-)
Visuopasial : Tidak
dilakukan
10. Palpasi Saraf Tepi
Eksekutif : Tidak
dilakukan ◈ N. Ulnaris : Tidak teraba
MMSE : Tidak membesar
dilakukan N. Auricularis magnus :
Tidak teraba membesar

35
Resume
Pasien wanita usia 75 tahun datang ke IGD RSU UKI dengan
keluhan lemah separuh badan sebelah kanan sejak 3 jam SMRS.
Keluhan dirasakan mendadak dan terus menerus sampai pasien
kesulitan untuk duduk maupun berdiri. Pasien mengatakan
keluhan dirasakan saat pasien makan siang. Mual (+), muntah
disangkal, sakit kepala disangkal, rasa berputar disangkal, kejang
disangkal, gangguan penglihatan disangkal, dan penurunan
kesadaran disangkal. Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang
sama sebelumnya. Riwayat HT (+) sejak 15 tahun yang lalu
terkontrol amlodipine 10mg.
36
Resume
Pemeriksaan Fisik ditemukan:
Kesadaran umum: Tampak Sakit Sedang Rangsang Meningeal : (-)
Kesadaran : Composmentis, Refleks Fisiologis : (++/++)
GCS: E4M6V5
Refleks Patologis : (-/-)
Tekanan darah : 160/100 mmHg
Suhu : 36.7 C N. VII: SNL mendatar di kanan

Respirasi rate : 18x/menit N. XII: Lidah deviasi ke kanan


Nadi : 98x/menit N. IX, X: Disfagia (+), Disatria (+)
SpO2 : 97% Motorik: Hemiparese dextra

37
Diagnosa

◈ Klinis : Hemiparese dextra, Parese N.VII dextra


tipe sentral, Parese N.XII dextra tipe sentral
◈ Topis : Korteks cerebri
◈ Etiologi : CVD Non-Hemoragik

38
SIRIRAJ SCORE

( 2,5 x 0 ) + ( 2 x 0 ) + ( 2 x 0 ) + ( 0,1 x 100 ) – ( 3 x 1 ) – 12 =


0 + 0 + 0 + 10 – 3 – 12 = -5

Stroke Non Hemoragik

39
Algoritma Gadjah Mada
40
Pemeriksaan Lab
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Elektrolit
Natrium 147 H mmol/L 136 – 145
Kalium 3.6 mmol/L 3.5 – 5.1
Clorida 110 mmol/L 99 – 111
Darah Rutin
Hemoglobin 11.9 L g/dl 12 – 14
Leukosit 8.8 ribu/uL 5 – 10
Hematokrit 34.9 L % 37 – 43
Trombosit 235 ribu/uL 150 – 400
Kimia Klinik

Gula Darah Sewaktu 112 mg/dl < 200


Ureum 41 mg/dL 15 – 45
Creatinin 0.98 H mg/dl 0.60 – 0.90
Asam Urat 3.3 mg/dL 2.4 – 7.0
41
CT Scan non Kontras

◈ Kesan :
Lacunar Infark,
Multiple biparietalis.
Brain atrophy.

42
Tatalaksana Prognosis
IVFD : II RL/24 jam Ad vitam : Dubia ad bonam
Diet : NGT SV 5x150 cc/hari Ad sanationam : Dubia ad bonam
Mm : - Citicolin 2x500mg (IV) Ad fungsionam : Dubia ad bonam
- Asam Folat 2x1mg (PO)
- Aspilet 1x80mg (PO)
- Sucralfat syr 3x1C (PO)
- Clopidogrel 1x75mg (PO)

43
FOLLOW UP PASIEN (11/11/19)
S O A P
Lemah KU : TSS D/ IVFD: II RL/24 jam
separuh Kes : C4M6V5 Klinis: Hemiparese Diet: NGT SV
badan kanan, TD : 168/81 mmHg dextra 5x150cc/hari
bicara tidak HR : 89x/menit Topis: Korteks Citicolin 2x500mg
jelas, mual RR : 20x/menit serebri (PO)
muntah (-), Suhu : 37 C Etiologi: CVD Non Asam folat 2x1mg
nyeri kepala (- SpO2: 98% Hemoragik (PO)
) Rg. Meningens (-) Aspilet 1x80mg
Ref. Fisio ++/++ (PO)
Ref. Patologis -/- Sucralfat syr 3x1C
N. VII: SNL mendatar di Clopidogrel 1x75mg
kanan
N. XII: Lidah deviasi ke
kanan
N. IX, X: Disfagia (+),
Disatria (+)
Motorik: Hemiparese
dextra 44
FOLLOW UP PASIEN (12/11/19)
S O A P
Lemah KU : TSS D/ IVFD: II RL/24 jam
separuh Kes : C4M6V5 Klinis: Hemiparese Diet: NGT SV
badan kanan, TD : 160/80 mmHg dextra 6x150cc/hari
bicara masih HR : 79/menit Topis: Korteks Citicolin 2x500mg
tidak jelas RR : 21x/menit serebri (PO)
Suhu : 36.4 C Etiologi: CVD Non Asam folat 2x1mg
SpO2: 98% Hemoragik (PO)
Rg. Meningens (-) Aspilet 1x80mg (PO)
Ref. Fisio ++/++ Sucralfat syr 3x1C
Ref. Patologis -/- (PO)
N. VII: SNL mendatar di Clopidogrel 1x75mg
kanan Simvastatin 1x20mg
N. XII: Lidah deviasi ke (PO)
kanan Inj. Ceftriaxone
N. IX, X: Disfagia (+), 1x2gr (IV)
Disatria (+) Paracetamol
Motorik: Hemiparese 3x500mg (PO)
dextra 45
46
FOLLOW UP PASIEN (13/11/19)
S O A P
Pasien masih merasa KU : TSS D/ IVFD: II RL/24 jam
lemah separuh badan Kes : C4M6V5 Klinis: Hemiparese Diet: NGT SV
kanan dan bicara TD : 158/74 mmHg dextra 6x150cc/hari
sudah jelas. HR : 77x/menit Topis: Korteks Citicolin 2x500mg
RR : 20x/menit serebri (PO)
Suhu : 36.5 C Etiologi: CVD Non Asam folat 2x1mg
SpO2: 97% Hemoragik (PO)
Rg. Meningens (-) Aspilet 1x80mg
Ref. Fisio ++/++ (PO)
Ref. Patologis -/- Sucralfat syr 3x1C
N. VII: SNL mendatar di (PO)
kanan Clopidogrel 1x75mg
N. XII: Lidah deviasi ke Simvastatin 1x20mg
kanan (PO)
N. IX, X: Disfagia (+), Inj. Ceftriaxone
Disatria (+) 1x2gr (IV)
Motorik: Hemiparese
dextra 47 Tes makan per-oral
FOLLOW UP PASIEN (14/11/19)
S O A P
Pasien masih KU : TSS D/ IVFD: II RL/24 jam
merasa lemah Kes : C4M6V5 gg Diet: NGT SV
dan bicara TD : 139/76 mmHg Klinis: Hemiparese 6x150cc/hari
sudah jelas. HR : 87x/menit dextra Citicolin 2x500mg (PO)
RR : 20/menit Topis: Korteks serebri Asam folat 2x1mg (PO)
Suhu 36.5 Etiologi: CVD Non Aspilet 1x80mg (PO)
Hemoragik Sucralfat syr 3x1C (PO)
Pemeriksaan neurologis: Clopidogrel 1x75mg
Rg. Meningens (-) Simvastatin 1x20mg
Ref. Fisio ++/++ (PO)
Ref. Patologis -/- Inj. Ceftriaxone 1x2gr
N. VII: SNL mendatar di kanan (IV)
N. XII: Lidah deviasi ke kanan
N. IX, X: Disfagia (+), Disatria NGT dilepas hari ini
(+) Rawat jalan
Motorik: Hemiparese dextra

48
Any questions?
Thanks!

49
Daftar Pustaka
Diah Mutiarasari. Ischemic Stroke: Symptoms, Risk Factors, and Prevention Medika
Tadulako, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1 Januari 2019, hal. 60-73
Misbach, Jusuf. 1999. STROKE Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen. Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Perdossi (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia). 2011. Guideline Stroke. Edisi Revisi.
Jakarta.
Sofwan, Rudianto. 2010. Stroke dan Rehabilitasi Pasca-Stroke. Jakarta: PT Bhuana Ilmu
Populer.
Ginsberg, Lionel. 2005. Lecture Notes Neurologi. Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai